PENDAHULUAN
Latar Belakang
mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya
produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan pengendalian
gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan
yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik
secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak
maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau
pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan
efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya
keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya
(Sastroutomo, 2000).
tepat, untuk menjamin pestisida tersebut mencapai sasaran yang dimaksud, selain
factor jenis dosis, dan saat aplikasi yang tepat. Dengan kata lain tidak ada
pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan
2
tepat. Aplikasi pestisida yang tepat dapat didefinisikan sebagai aplikasi pestisida
yang semaksimal mungkin terhadap sasaran yang ditentukan pada saat yang tepat,
dengan liputan hasil semprotan yang merata dari jumlah pestisida yang telah
ditentukan sesuai dengan anjuran dosis. Adapun cara pemakaian pestisida yang
herbisida. Jika dosis rekomendasi tidak diaplikasikan secara merata, karena cara
aplikasi yang tidak benar, maka akan terjadi dua hal yang tidak diinginkan, yaitu:
gulma tidak akan mampu dikendalikan di areal yang teralikasi herbisida dengan
dosis yang lebih sedikit dari dosis rekomendasi dan gulma dan tanaman budidaya
akan mati di areal yang teraplikasi herbisida dengan dosis lebih tinggi dari dosis
aplikasi yang akurat, terlebih dahulu harus ditentukan areal penyemprotan yang
seragam pada areal perlakuan. Hal ini melibatkan pekerjaan kalibrasi dari alat
semprot (sprayer) yang akan dipergunakan dan orang yang akan melakukan
Tujuan Penulisan
kalibrasi pestisida.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan dari paper ini ialah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
setiap alat semprot memiliki perbedaan volume yang keluar. Selain itu faktor
komoditas hortikultura. Alat dan teknik aplikasi sprayer mempunyai kinerja dan
pembuatnya sehingga penerapan teknik aplikasi yang tepat akan membuat alat
lubang nozel (nozel curah), tekanan dalam tangki alat semprot, dan kecepatan
berjalan ( ke depan) aplikator. Ketiga faktor tersebut harus diatur sedemikian rupa
sehingga diperoleh suatu volume larutan herbisida tertentu yang dapat dilepaskan
melalui lubang nozel pada setiap waktu yang dikehendaki (Djojosumarto, 2008).
kemudian akan menyebabkan volume curah yang keluar, dan nozel menyebabkan
perubahan adalah kecepatan jalan, karena setiap orang memiliki kemampuan yang
berbeda-beda, kemudian lebar gawang dan tekanan. Oleh karena itu kalibrasi
banyak larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan. Manfaat
Anda dapat memperhitungkan konsentrasi (bila dosis diketahui) dan dosis (bila
Sprayer adalah alat mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan,
larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer
dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis
(15 liter) dengan bentuk tangki seperti ginjal dan terbuat dari baja galvanis atau
lembaran kuningan yang dapat dibawa dengan cara digendong pada pundak dan
bahu operator. Leher gagang terdapat di bagian bawah tangki yang membuat
dalam kamar udara sehingga ketika nozzle terbuka maka aliran cairan yang kuat
Rabu, 8 November 2017 pada ketinggian ±25 meter diatas permukaan laut.
Adapun bahan yang digunakan adalah air sebagai bahan utama praktikum,
pacak bambu dan tali plastik untuk membatasi lahan yang akan di semprot
Adapun alat yang dipergunakan antara lain ember untuk menampung air,
gelas ukur untuk mengukur volume air, knapsack sprayer untuk menyemprot
penyemprotan.
Pelaksanaan Percobaan
sprayer .
C=
Keterangan:
C = Curah nozzle (l/menit)
G = Lebar gawang (m)
K = Kecepatan aplikasi (m/menit)
V = Volume aplikasi (l/hektar)
L = luas lahan (m2)
8
Hasil
Diketahui : Lebar gawang (G) = 2 meter
Luas lahan (m2) =2mx6m
= 12 m2
Volume air awal = 5000 ml = 5 l
Volume air akhir = 2630 ml = 2,63 l
Jumlah air yang keluar = 5000 ml – 2630 ml
= 2370 ml = 2,37 l
Volume semprot/ha =
10000 x Jumlah air yang keluar
=
Luas lahan
10000 m2 x 2,37 l
= 1975 l/ha
12 m2
Ditanya : C = … l/menit
Penyelesaian : Kecepatan jalan operator (K) =
=
= 5,58 m/menit
Kalibrasi (C) =
2 x 1975 x 5,58
10000
=
Pembahasan
semprot yang dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat mengetahui
berapa banyak larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahanHal ini
Anda dapat memperhitungkan konsentrasi (bila dosis diketahui) dan dosis (bila
pemompaan maka akan memberikan tekanan dalam kamar udara sehingga ketika
nozzle terbuka maka aliran cairan yang kuat dapat berhembus. Hal ini sesuai
sparayer merupakan sprayer berkapasitas empat gallons (15 liter) dengan bentuk
tangki seperti ginjal dan terbuat dari baja galvanis atau lembaran kuningan yang
dapat dibawa dengan cara digendong pada pundak dan bahu operator. Leher
gagang terdapat di bagian bawah tangki yang membuat operator mudah untuk
ketika nozzle terbuka maka aliran cairan yang kuat dapat berhembus.
sebesar 2,2041 L/menit dengan kecepatan jalan operator sebesar 5,58 m2/menit.
penghalang seperti parit dan batang melintang. Selain itu posisi nosel juga sangat
yang konstan yaitu dengan sudut 450 dari permukaan gulma sasaran. Hal ini sesuai
keberhasilan kalibrasi, yaitu ukuran lubang nozel (nozel curah), tekanan dalam
tangki alat semprot, dan kecepatan berjalan ( ke depan) aplikator. Ketiga faktor
10
tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu volume larutan
herbisida tertentu yang dapat dilepaskan melalui lubang nozel pada setiap waktu
yang dikehendaki.
lebar penutupan, pola semprotan, dan pola penyebaran yang dihasilkan. Hal ini
sesuai literatur Sukma dan Yakup (2001) yang menyatakan bahwa Nozzle dibuat
dalam bermacam-macam desain. Setiap tipe butiran cairan yang khas dihasilkan
oleh nozzle yang khas sesuai dengan kebutuhan. Nozzle dapat mengatur
dengan pola semprotan berbentuk bulat (kerucut). Hal ini sesuai literatur Ivan
dikarenakan adanya Drift yaitu bias semprot (butiran droplet yang salah sasaran)
hal ini dapat disebabkan oleh angin. Selain itu, volume semprot yang jauh berbeda
dari seharusnya kemungkinan disebabkan oleh penggunaan alat yang salah. Saat
kecepatan berjalan saat menggunakan nozzle tertentu. Efesiensi bahan juga dapat
Kesimpulan
maka akan memberikan tekanan sehingga nozzle terbuka dan aliran cairan
dapat berhembus
12
luas lahan, lebar gawang dan volume semprot harus teliti agar tidak terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Kuswardani, R.A. 2016. Pestisida dan Teknik Aplikasi. Universitas Medan Area.
Medan.
Lopes, Y.J.D dan Djadani A.K. 2010. Kalibrasi Pestisida dan Alat Semprot
Politeknik Negeri Kupang. Kupang.