Oleh :
Teguh Setiawan
1624051009
Landasan Teori
Analisis data yang telah dilakukan akan menghasilkan kesimpulan apakah Ho atau H1
yang diterima setelah dilakukan uji F, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
perlakuan yang dicobakan.
H0 : 1 = 2 = 3 = 4 .= n
H1 : 1 2 3 4 . n (atausekurang-kurangnya ada sepasang yang tidak
sama)
Jika Ho diterima berarti semua perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang sama,
tetapi jika H1 yang diterima berarti paling sedikit terdapat sepasang nilai tengah perlakuan
yang berbeda. Untuk mengetahui pasangan perlakuan mana yang mempunyai nilai tengah
yang berbeda tersebut, maka perlu dilakukan pengujian lanjutan untuk mengetahui perbedaan
diantara nilai tengah perlakuan tersebut. Pengujian tersebut diistilahkan dengan uji lanjutan
atau biasa juga disebut uji pembanding berganda.
Untuk melakukan uji lanjutan, digunakan beberapa jenis uji lanjutan. Setiap jenis uji
lanjutan memerlukan kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi sehingga pengunaannya
tidak boleh sembarang. Beberapa jenis uji lanjutan yang dapat digunakan antara lain: uji Beda
Nyata Terkecil (BNT), uji Beda Nyata Jujur (BNJ), uji Student Neumans Keuls (SNK), uji
Duncans Multiple Range Test (DMRT), uji Dunnets, uji Scheffe, dan lain-lain. Untuk
menentukan jenis uji lanjutan yang sesuai maka harus diperhatikan apakah uji yang akan
digunakan adalah untuk perbandingan yang bersifat terencana atau tidak. Perbandingan
terencana adalah perbandingan yang memang direncanakan sebelum data suatu percobaan
diperoleh atau sebelum percobaan dilakukan, sedangkan perbandingan tidak terencana adalah
perbandingan yang dilakukan setelah data diperoleh.
BNJ =q (p, dbgalat).
Jika | | BNJ maka terdapat perbedaan yang signifikan pada selisih rerata
perlakuan.Nilai q dilihat pada tabel Tukey dimana p adalah jumlah perlakuan dan db adalah
derajat bebas galat.
Untuk menggunakan uji BNJ ini, atribut yang kita perlukan adalah :
1. Data rata-rata perlakuan,
2. Taraf nyata,
3. Jumlah perlakuan,
4. Derajad bebas (db) galat,
5. Tabel Tukey untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan.
Uji BNT merupakan prosedur pengujian perbedaan diantara rata-rata perlakuan yang
paling sederhana dan paling umum digunakan. Metode ini diperkenalkan oleh Fisher (1935),
sehingga dikenal pula dengan Metoda Fishers LSD [Least Significant Difference]. Untuk
menggunakan uji BNT, atribut yang kita perlukan adalah nilai kuadrat tengah galat (KTG),
taraf nyata, derajat bebas (db) galat, dan tabel t-student untuk menentukan nilai kritis uji
perbandingan.
Dalam penggunaan uji ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Gunakan uji LSD apabila uji F dalam Analisis Ragam signifikan
2. Prosedur LSD akan mempertahankan taraf nyata 0.05 hanya jika pembandingan
semua kombinasi pasangan nilaitengah perlakuan 3 perlakuan
3. Gunakan uji LSD untuk pembandingan terencana tanpa memperhatikan banyaknya
perlakuan. Misalnya apabila kita ingin membandingkan semua rata-rata perlakuan
dengan kontrol, uji LSD dapat digunakan meskipun lebih dari 3 perlakuan.
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dibedakan menjadi dua rumus, yaitu :
Apabila jumlah ulangan sama
2
= ;
Keterangan :
= nilai t tabel
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
r = jumlah ulangan
n1 = jumlah baris
n2 = jumlah kolom
Uji Duncan juga digunakan untuk melihat adanya pengaruh antar perlakuan yang
diuji yang dikenal dengan istilah Duncan Multiple Range Test (DMRT) memiliki nilai
kritis yang tidak tunggal tetapi mengikutiurutan rata rata yang dibandingkan. Nilai
kritis uji Duncan dinyatakan dalam nilai :
= (,,)
Keterangan :
Uji Duncan ini berbeda dengan uji BNT atau BNJ. Pada Uji BNT maupun BNJ,
perbandingan terhadap nilai rata-rata perlakuan hanya menggunakan satu nilai
pembanding, sedangkan pada Uji Duncan nilai pembandingnya sebanyak P 1 atau
tergantung banyaknya perlakuan. Artinya apabila perlakuan anda berjumlah 10, maka
nilai pembandingnya sebanyak 9.
Langkah-langkah Analisis
2.1.2 Struktur Data dan Model Linier Faktorial dari Tiga Faktor dengan RAK
Model linier faktorial dari tiga faktor dengan RAK adalah sebagai berikut.
Yijkl K l A i B j C k (AB) ij (AC) ik
dimana i = 1,2,....,a
j = 1,2,....,b
k = 1,2,....,c
l = 1,2,....,r
Keterangan :
Yijkl = Nilai pengamatan (respons) dari kelompok ke-l, yang
memperoleh taraf ke-i dari faktor A, taraf ke-j dari faktor B, dan
taraf ke-k dari faktor C
= Nilai rata-rata yang sesungguhnya
Kl = Pengaruh aditif dari kelompok ke-l
Ai = Pengaruh aditif dari taraf ke-i faktor A
Bj = Pengaruh aditif dari taraf ke-j faktor B
Ck = Pengaruh aditif dari taraf ke-k faktor C
(AB)ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B
(AC)ik = Pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke-k faktor C
(BC)jk = Pengaruh interaksi taraf ke-j faktor B dan taraf ke-k faktor C
(ABC)ijk = Pengaruh interaksi antara taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B,
dan taraf ke-k faktor C
ijkl = Pengaruh galat percobaan pada kelompok ke-l yang memperoleh
taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B, dan taraf ke-k faktor C.
2.1.3 Asumsi
Seperti halnya dengan rancangan lain, pada faktorial dari tiga faktor dengan RAK
juga perlu menggunakan asumsi sebagai berikut.
a. A B C
i
i
j
j
k
k (AB) ij (AB) ij (AC) ik (AC) ik
i j i k
2.
b. Efek dari baris
H0 : 1 = 2 = = i = 0 untuk i = 1, 2, , r
H1 : minimal ada satu i 0
Tolak H0 jika Fhitung > F(r-1, (r-1)(r-2))
a. Efek dari kolom
H0 : 1 = 2 = = j = 0 untuk j = 1, 2, , r
H1 : minimal ada satu j 0
Tolak H0 jika Fhitung > F(r-1, (r-1)(r-2))
Untuk percobaan menggunakan k perlakuan dengan ulangan yang sama untuk
baris ke-i dan kolom ke-j, maka data pengamatan RBSL disajikan dalam tabel berikut.
Y 2
i ..
JKB i 1
FK (2.4)
r
t
Y
j 1
2
. j.
(2.5)
JKK FK
r
r (2.6)
Y..2k
JKP FK
k 1 (2.7)
r
JKG JKT JKB JKK JKP (2.8)
JKB JKB
KTB (2.9)
DBbaris (r 1)
JKK JKK
KTK (2.10)
DBkolom (r 1)
JKP JKP
KTP (2.11)
DBperlakua n (r 1)
JKG JKG
KTG
DBgalat (r 1)( r 2) (2.12)
KTB
Fhitungbaris (2.13)
KTG
KTK (2.14)
Fhitungkolom
KTG
KTP (2.15)
Fhitung perlakuan
KTG
Keterangan :
r = Banyaknya dari masing-masing perlakuan ke-k, baris ke-i, dan kolom ke-j
Yijk2 = Nilai kuadrat total dari baris ke-i, kolom ke-j, dan perlakuan ke-k
(n 1 1) S i2
S p2 i 1
(2.12)
N a
q
02 2,3026 (2.13)
c
a
q ( N a ) log S p2 (ni 1) log S i2 (2.14)
i 1
1 a 1 1
c 1 (2.15)
3(a 1) i 1 (ni 1) ( N a)
maka keputusannya tolak H0 jika 02 ( , 1) . Oleh karena itu, perlu dilakukan uji
i 1 j 1
(Levene, 1960).
2.1.4 Uji Perbandingan Ganda
1. Uji Perbandingan Ganda 1(Uji LSD)
Uji BNT merupakan prosedur pengujian perbedaan diantara ratarata perlakuan yang
paling sederhana dan paling umum digunakan. Metode ini diperkenalkan oleh Fisher
(1935), sehingga dikenal pula dengan Metode Fishers LSD (Least Significant
Difference). Untuk menggunakan uji LSD, atribut yang kita perlukan adalah nilai kuadrat
tengah galat (KTG), taraf nyata derajat bebas (db) galat, dan tabel t-student untuk
menentukan nilai kritis uji perbandingan.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut.
a. Gunakan uji LSD apabila uji F dalam Abalisis Ragam Signifikan.
b. Prosedur LSD akan mempertahankan taraf nyata 0.05 hanya jika
perbandingan semua kombinasi pasangan nilai tengah perlakuan 3 perlakuan.
c. Gunakan uji LSD untuk pembandingan terencana tanpa memperhatikan banyaknya
perlakuan.
Apabila setiap perlakuan mempunyai ulangan yang sama yaitu n, maka perhitungan nilai
LSD adalah sebagai berikut.
2 KTG
LSD t / 2, N k (2.17)
r
Sedangkan untuk ulangan yang tidak sama adalah sebagai berikut.
1 1
LSD t / 2, N k KTG (2.18)
r r
i j
KTG
q ( k , f ) (2.19)
e
r
dengan
q(k,fe) = nilai dari tabel studentized range statistic
k = jumlah perlakuan
fe = derajat bebas galat
r = jumlah kelompok
Kesimpulan: i j HSD maka tolak H0 (berbeda nyata)
(Setiawan, 2009).
2.1.5 Uji Asumsi IIDN
Uji asumsi IIDN (Identik, Independen, dan Distribusi Normal) merupakan uji yang harus
dilakukan apakah data yang digunakan memenuhi ketiga asumsi tersebut dalam
melakukan pengujian. Asumsi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Uji Asumsi Residual Identik
Uji residual identik dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi asumsi
identik. Suatu data dikatakan identik apabila plot residualnya menyebar secara acak dan
tidak membentuk suatu pola tertentu. Nilai variansnya rata-rata sama antara varians satu
dengan yang lainnya.
2. Uji Asumsi Residual Independen
Uji residual independen dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi asumsi
independen. Suatu data dikatakan independen apabila plot residualnya menyebar secara
acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu.
3. Uji Asumsi Residual Distribusi Normal (0, 2 )
Uji residual distribusi normal dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi
asumsi berdistribusi normal di mana datanya menyebar mengikuti garis lurus (linier).
H0: Residual berdistribusi normal
H1: Residual tidak berdistribusi normal
Daerah kritis: Tolak H0 jika D>D(1-,n)
Statistik uji:
D F ( x ) F n ( x)
sup
x 0
(2.21)
Jadi, suatu data dapat dikatakan baik apabila data tersebut memenuhi semua asumsi
IIDN (Anonim, 2009c).
2.2 Tinjauan Non Statistik
2.2.1 Agar-agar
2.2.2 Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal
sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa
dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Macam-macam gula adalah gula batu, gula pasir, gula merah, dan lain-lain. Gula pasir
adalah kristal-kristal gula berukuran kecil yang pada umumnya dijumpai dan digunakan
di rumah. Gula batu adalah gula tebu yang tidak melalui tahap kristalisasi. Gula merah
biasa disebut gula Jawa adalah gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan
dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan (Anonim,
2009a).
2.2.3 Air
Air adalah zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 trilliun kubik tersedia di bumi. Air adalah substansi kimia
dengan rumus kimia H2O artinya satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang
terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa
dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and
temperatur 273,15 K (0C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Anonim, 2011b).
1. Perusahaan dapat bersaing terutama dalam 5 kekuatan yang disebutkan oleh Porter
Persaingan dalam industri, Konsumen, Pesaing potensial, Barang substitusi, dan
Pemasok.
1
Soetjitro, Pandu (2011).TRANSFORMASI ORGANISASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN 4R. Dari
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/vadded/article/view/724
2. Bisnis perusahan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien, menurut Wahyu
Mujarudin dalam jurnalnya perubahan peran dan fungsi sumberdaya manusia dapat
berjalan efektif dan efisien diperlukan transformasi organisasi2.
3. Terciptanya lingkungan perusahaan yang lebih kondusif sehingga karyawan dapat
lebih produktif, karena transformasi organisasi sendiri akan mengubah budaya lama
menjadi budaya yang baru yang membuat lingkungan perusahaan mendukung untuk
karyawan lebih produktif lagi, menurut Brown (1998:227) mengatakan tentang
budaya yang kuat, pertama budaya yang kuat menyelaraskan tujuan para anggota
organisasi, kedua menciptakan motivasi antar anggota organisasi, para anggota
organisasi akan merasa nyaman berkerja diperusahaan sehingga meningkatkan
komitmen serta loyalitas mereka3. Dari penjelasan Brown tersebut dapat kita katakan
transformasi organisasi dapat meningkatkan produktifitas karyawan.
4. Arah dan strategik perusahaan lebih jelas dan terukur,
5. Perubahaan transformasi organisasi mempercepat terciptanya GCG4
2
Mujarudin, Wahyu (2006). PERUBAHAN PERAN DAN TRANSFORMASI FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY dari
http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen/article/view/180
3
Herminingsih, Anik (2011). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Organisasi. Dari
http://www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/optimal/article/view/443/417
4
Mujarudin, Wahyu (2006). PERUBAHAN PERAN DAN TRANSFORMASI FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY dari
http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen/article/view/180
Pendekatan melakukan Transformasi Organisasi
Menurut Pandu Soetjitro ada empat pendekatan yang dapat dilakukan yaitu 4R (Reframing,
Restructure, Revitaliztion dan Renewal5).
1. Reframing
Reframing merupakan pendekatan yang dilakukan dengan cara melakukan
pergesaran konsep organisasi atau perusahaan karena terkadang suatu
perusahaan dalam perjalanannya terhalang oleh pemikirannya sendiri tentang
bagaimana cara mencapai tujuan, maka Reframing ini akan membuka pola
baru bagaimana tujuan perusahaan dapat tercapai. "Reframing" sendiri
mempunyai 3 unsur seperti (1) mencapai mobilisasi (achieve mobilization), (2)
menciptakan visi (create vision) dan (3) membangun sistem pengukuran (build
a measurement system).
2. Restructure
Restructure berakaitan dengan bentuk atau struktur perusahaan, Restructure
berarti mengubah struktur perusahaan menjadi lebih ideal menghadapi
tantangan yang ada sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik.
3. Revitaliztion
Revitaliztion adalah usaha bagaimana mendorong pertumbuhan perusahaan
dengan melibatkan dan mengkaitkan seluruh elemen perusahaan dengan
lingkungannya.
4. Renewal
Renewal merupkan pendekatan dengan pembaharuan perusahaan atau
organisasi berkaitan dengan unsur SDM karena SDM yang akan dan dapat
menjalankan atau mempercepat transformasi organisasi tersebut karena dari
keahlian SDM perusahaan tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam
pembaharuan ini (Renewal System) ada 3 (tiga) unsur mengikuti (1)
Menciptakan struktur reward (Create a reward structure), (2) Membangun
individu belajar (build individual learning) dan (3) Pengembangan organisasi
(develop the organization).
Dan tentu untuk menunjang pendekataan itu semua dibutuhkan sistem
informasi yang bagus, perusahaan harus memperhatikan itu dan itu pula yang
diperhatikan oleh perusahaan jamu ini(PT SIDOMUNCUL) mereka
menganggarkan 2% dari saham mereka khusus untuk sistem informasi dan
komputerisasi.
Epilog
Dari pemaparan peneliti diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa transformasi
organisasi adalah hal yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan seperti yang
dikatakan oleh Nur sayidah dan Pandu dalam jurnalnya, tentunya dengan tujuan agar
perusahaan dapat terus berjalan karena jika perusahaan tidak melakukan ini maka
akan bernasip sama dengan perusahaan yang gagal bertransformais mengikuti
perkembangan zaman menerut Ulrich (1996) dan Espejo, et.al (1996) "the
competitivelandscape is changing, and newmodels of competitiveness are needed to
deal with the challenges a head", dan agar perusahaan dapat melakukan transformasi
organisasi ini dapat melakukannya dengan 4 pendekatan yaitu 4R
(Reframing,Restructure, Revitaliztion dan Renewal dan tentu dengan didukung oleh
sistem informasi yang sesuai. Maka dari itu transformasi amatlah penting untuk
keberlangsungan hidup perusahaan seperti PT SIDOMUNCUL lakukan.
KEPUSTAKAAN
https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=333877107&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%2
2archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3Af
alse%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D
https://www.scribd.com/document/81935660/FAKTORIAL
https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=346718392&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%2
2archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3Af
alse%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D
https://yudistiadewisilvia.files.wordpress.com/2013/03/makalah-statistik.doc