Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATRIKULASI

Oleh :
Teguh Setiawan
1624051009

MAGISTER TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BNT, BNJ DAN DUNCAN

Landasan Teori
Analisis data yang telah dilakukan akan menghasilkan kesimpulan apakah Ho atau H1
yang diterima setelah dilakukan uji F, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
perlakuan yang dicobakan.
H0 : 1 = 2 = 3 = 4 .= n
H1 : 1 2 3 4 . n (atausekurang-kurangnya ada sepasang yang tidak
sama)
Jika Ho diterima berarti semua perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang sama,
tetapi jika H1 yang diterima berarti paling sedikit terdapat sepasang nilai tengah perlakuan
yang berbeda. Untuk mengetahui pasangan perlakuan mana yang mempunyai nilai tengah
yang berbeda tersebut, maka perlu dilakukan pengujian lanjutan untuk mengetahui perbedaan
diantara nilai tengah perlakuan tersebut. Pengujian tersebut diistilahkan dengan uji lanjutan
atau biasa juga disebut uji pembanding berganda.
Untuk melakukan uji lanjutan, digunakan beberapa jenis uji lanjutan. Setiap jenis uji
lanjutan memerlukan kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi sehingga pengunaannya
tidak boleh sembarang. Beberapa jenis uji lanjutan yang dapat digunakan antara lain: uji Beda
Nyata Terkecil (BNT), uji Beda Nyata Jujur (BNJ), uji Student Neumans Keuls (SNK), uji
Duncans Multiple Range Test (DMRT), uji Dunnets, uji Scheffe, dan lain-lain. Untuk
menentukan jenis uji lanjutan yang sesuai maka harus diperhatikan apakah uji yang akan
digunakan adalah untuk perbandingan yang bersifat terencana atau tidak. Perbandingan
terencana adalah perbandingan yang memang direncanakan sebelum data suatu percobaan
diperoleh atau sebelum percobaan dilakukan, sedangkan perbandingan tidak terencana adalah
perbandingan yang dilakukan setelah data diperoleh.

2.1.1 Uji Beda Nyata Jujur


Uji beda nyata jujur (BNJ) sering juga disebut uji Turkey (Honestly Significant
Difference = HSD). Uji BNJ digunakan untuk membandingkan seluruh pasangan rata-rata
perlakuan setelah uji Analisis Ragam di lakukan. Penggunaan uji ini sangat sederhana karena
hanya menggunakan satu nilai untuk menguji semua kombinasi perlakuan yang akan
dibandingkan seperti halnya pada uji BNT. Syarat uji BNJ ukuran kelompok semuanya harus
sama (atau direratakan secara rerata harmonik). Kriteria uji BNJ yaitu apabila setiap
perlakuan mempunyai ulangan yang sama yaitu r, maka formula untuk perhitungan nilai BNJ
pada taraf nyata adalah:


BNJ =q (p, dbgalat).

Notasi yang digunakan :


p : banyak perlakuan
dbgalat : derajat bebas galat
: taraf signifikansi
r : banyak kelompok
, : rerata perlakuan

Jika | | BNJ maka terdapat perbedaan yang signifikan pada selisih rerata
perlakuan.Nilai q dilihat pada tabel Tukey dimana p adalah jumlah perlakuan dan db adalah
derajat bebas galat.

Untuk menggunakan uji BNJ ini, atribut yang kita perlukan adalah :
1. Data rata-rata perlakuan,
2. Taraf nyata,
3. Jumlah perlakuan,
4. Derajad bebas (db) galat,
5. Tabel Tukey untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan.

2.1.2 Uji Beda Nyata Terkecil


Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-rata perlakuan)
dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S) dari hasil sidik ragam.

Uji BNT merupakan prosedur pengujian perbedaan diantara rata-rata perlakuan yang
paling sederhana dan paling umum digunakan. Metode ini diperkenalkan oleh Fisher (1935),
sehingga dikenal pula dengan Metoda Fishers LSD [Least Significant Difference]. Untuk
menggunakan uji BNT, atribut yang kita perlukan adalah nilai kuadrat tengah galat (KTG),
taraf nyata, derajat bebas (db) galat, dan tabel t-student untuk menentukan nilai kritis uji
perbandingan.
Dalam penggunaan uji ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Gunakan uji LSD apabila uji F dalam Analisis Ragam signifikan
2. Prosedur LSD akan mempertahankan taraf nyata 0.05 hanya jika pembandingan
semua kombinasi pasangan nilaitengah perlakuan 3 perlakuan
3. Gunakan uji LSD untuk pembandingan terencana tanpa memperhatikan banyaknya
perlakuan. Misalnya apabila kita ingin membandingkan semua rata-rata perlakuan
dengan kontrol, uji LSD dapat digunakan meskipun lebih dari 3 perlakuan.

a. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :


1) Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya
adalah berbeda nyata (* atau **).
2) Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke
yang kecil atau sebaliknya).
3) Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji,
selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I
dengan II, rangking II dengan III, dst.
4) Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNT .
5) Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan
bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda
nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka.
dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda
nyata).
6) Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip
disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji

Asumsi Uji Lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT)


|(
1 )|
2 =

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dibedakan menjadi dua rumus, yaitu :
Apabila jumlah ulangan sama

2
= ;

Apabila jumlah ulangan tidak sama


1 1
= ; ( + )
1 2

Keterangan :
= nilai t tabel
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
r = jumlah ulangan
n1 = jumlah baris
n2 = jumlah kolom

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Uji Beda Nyata Terkecil


- Kelebihan :
Uji Beda Nyata Terkecil sangat cocok digunakan apabila pengujian nilai tengah
perlakuan yang akan dibandingkan sebelumnya telah direncanakan
- Kekurangan :
Tingkat ketepatan uji BNT akan berkurang jika digunakan untuk menguji semua
kemungkinan pasangan nilai tengah perlakuan (melakukan pembanding yang tidak
terencana).

2.1.3 Uji Perbandingan Ganda Duncan


Uji perbandingan ganda duncan atau sering disebut juga sebagai uji jarak ganda
duncan ( DMRT) merupakan suatu rancangan percobaan untuk mengetahui jenis terbaik
berdasarkan rankingnya. Uji ini dilakukan karena adanya perbedaan nyata pada hasil
analisis varians. Uji ini juga dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan dari
pemberian perlakuan yang dilakukan uji F. Uji Duncan didasarkan pada sekumpulan
nilai beda nyata yang ukurannya semakin besar, tergantung pada jarak di antara pangkat-
pangkat dari dua nilai tengah yang dibandingkan. Dapat digunakan untuk menguji
perbedaan di antara semua pasangan perlakuan yang mungkin tanpa memperhatikan
jumlah perlakuan.

Uji Duncan juga digunakan untuk melihat adanya pengaruh antar perlakuan yang
diuji yang dikenal dengan istilah Duncan Multiple Range Test (DMRT) memiliki nilai
kritis yang tidak tunggal tetapi mengikutiurutan rata rata yang dibandingkan. Nilai
kritis uji Duncan dinyatakan dalam nilai :

= (,,)

Keterangan :

DMRT : wilayah nyata terkecil Duncan


p : Nomor urutan rata rata dari nilai terkecil (p= 2,3,4...,t)
KTG : Kuadrat Tengah Galat
r : Ulangan
(,,) : Nilai wilayah Duncan
: Taraf nyata
v : Derajat galat
Untuk menggunakan uji ini, atribut yang diperlukan adalah:

1. data rata-rata perlakuan


2. tarafnyata
3. jumlah perlakuan
4. derajat bebas (db) galat
5. tabel Duncan untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan.
Perlu diketahui bahwa uji DMRT ini dilakukan hanya apabila hasil analisis ragam
minimal berpengaruh nyata.

Uji Duncan ini berbeda dengan uji BNT atau BNJ. Pada Uji BNT maupun BNJ,
perbandingan terhadap nilai rata-rata perlakuan hanya menggunakan satu nilai
pembanding, sedangkan pada Uji Duncan nilai pembandingnya sebanyak P 1 atau
tergantung banyaknya perlakuan. Artinya apabila perlakuan anda berjumlah 10, maka
nilai pembandingnya sebanyak 9.

Langkah-langkah Analisis

Untuk menggunakan uji perbandingan berganda Duncan, langkah-langkah analisis yang


dilakukan adalah:
1. Menganalisis variansi terlebih dahulu . Apabila H0 ditolak atau terdapat pengaruh
perlakuan maka uji perbandingan ganda Duncan dapat dilanjutkan.
2. Menentukan nilai jarak (R) sebanyak p - 1 berdasarkan data jumlah perlakuan Hitung
wilayah nyata terpendek untuk wilayah dari berbagai nilai tengah. Nilai R ini didapat
dari tabel nilai kritis uji perbandingan Duncan.
3. Menghitung nilai kritis atau nilai baku dari DMRT untuk masing-masing perlakuan.
4. Menentukan perbedaan pengaruh antar perlakuan. Untuk ini kita menggunakan
kodifikasi dengan huruf.
5. Menentukan Perlakuan Terbaik.

2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN FAKTORIAL, RAL, RAKL DAN RBSL


Definisi Percobaan Faktorial
Percobaan faktorial adalah suatu percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua
kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor. Dalam melakukan percobaan
faktorial, tetap menggunakan rancangan dasar RAL (Rancangan Acak Lengkap), RAK
(Rancangan Acak Kelompok), dan RBSL (Rancangan Bujur Sangkar Latin). Tujuan dari
percobaan faktorial adalah untuk melihat interaksi antara faktor yang kita cobakan, yaitu:
a. Adakalanya kedua faktor saling sinergi terhadap respons (positif), namun juga
keberadaan salah satu faktor justru menghambat kinerja dari faktor lain (negatif)
b. Adanya kedua mekanisme tersebut cenderung meningkatkan pengaruh interaksi
antar kedua faktor.
Interaksi mengukur kegagalan dari pengaruh salah satu faktor untuk tetap sama pada
setiap taraf faktor lainnya atau secara sederhana.
Keuntungan faktorial diantaranya sebagai berikut.
a. Lebih efisien dalam menggunakan sumber-sumber yang ada
b. Informasi yang diperoleh lebih komprehensif karena kita bisa mempelajari pengaruh
utama dan interaksi
c. Hasil percobaan dapat diterapkan dalam suatu kondisi yang lebih luas karena kita
mempelajari kombinasi dari berbagai faktor.
Kerugian faktorial diantaranya sebagai berikut.
a. Analisis Statistika menjadi lebih kompleks
b. Terdapat kesulitan dalam menyediakan satuan percobaan yang relatif homogen
c. Pengaruh dari kombinasi perlakuan tertentu mungkin tidak berarti apa-apa sehingga
terjadi pemborosan sumber daya yang ada.
(Setiawan, 2009)

2.1.2 Struktur Data dan Model Linier Faktorial dari Tiga Faktor dengan RAK

Tabel 2.1 Data Pengamatan RBSL


Faktor B
Faktor A
Faktor B 1 2 b
1 Y111, Y112, ..., Y121, Y1b1,
Y11n Y122, Y1b2,
..., Y12n ..., Y1bn
2 Y211, Y212, ..., Y221, Y2b1,
Y21n Y222, Y2b2,
..., Y22n ..., Y2bn

a Ya11, Ya12, ..., Ya1n Ya21, Yab1,


Ya22, ..., Yab2, ...,
Ya2n Yabn

Model linier faktorial dari tiga faktor dengan RAK adalah sebagai berikut.
Yijkl K l A i B j C k (AB) ij (AC) ik

(BC) jk (ABC) ijk ijkl (2.1)

dimana i = 1,2,....,a
j = 1,2,....,b
k = 1,2,....,c
l = 1,2,....,r
Keterangan :
Yijkl = Nilai pengamatan (respons) dari kelompok ke-l, yang
memperoleh taraf ke-i dari faktor A, taraf ke-j dari faktor B, dan
taraf ke-k dari faktor C
= Nilai rata-rata yang sesungguhnya
Kl = Pengaruh aditif dari kelompok ke-l
Ai = Pengaruh aditif dari taraf ke-i faktor A
Bj = Pengaruh aditif dari taraf ke-j faktor B
Ck = Pengaruh aditif dari taraf ke-k faktor C
(AB)ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B
(AC)ik = Pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke-k faktor C
(BC)jk = Pengaruh interaksi taraf ke-j faktor B dan taraf ke-k faktor C
(ABC)ijk = Pengaruh interaksi antara taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B,
dan taraf ke-k faktor C
ijkl = Pengaruh galat percobaan pada kelompok ke-l yang memperoleh
taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B, dan taraf ke-k faktor C.
2.1.3 Asumsi
Seperti halnya dengan rancangan lain, pada faktorial dari tiga faktor dengan RAK
juga perlu menggunakan asumsi sebagai berikut.
a. A B C
i
i
j
j
k
k (AB) ij (AB) ij (AC) ik (AC) ik
i j i k

(BC) jk (BC) jk (ABC) ijk


j k i

(ABC) ijk (ABC) ijk 0 (2.2)


j k

b. ijk = NI(0,2) (2.3)


2.1.4 Hipotesis, Statistik Uji, dan Daerah Kritis
Hipotesis yang digunakan dalam faktorial dari tiga faktor dengan RAK adalah
sebagai berikut.
1. H0 : (ABC)ijk = 0
H1 : minimal ada satu (ABC)ijk 0
KT(ABC)
Statistik uji : Fhit
KTG
Daerah kritis : Tolak H0 jika Fhitung > F(;db ABC;

2.
b. Efek dari baris
H0 : 1 = 2 = = i = 0 untuk i = 1, 2, , r
H1 : minimal ada satu i 0
Tolak H0 jika Fhitung > F(r-1, (r-1)(r-2))
a. Efek dari kolom
H0 : 1 = 2 = = j = 0 untuk j = 1, 2, , r
H1 : minimal ada satu j 0
Tolak H0 jika Fhitung > F(r-1, (r-1)(r-2))
Untuk percobaan menggunakan k perlakuan dengan ulangan yang sama untuk
baris ke-i dan kolom ke-j, maka data pengamatan RBSL disajikan dalam tabel berikut.

2.1.2 ANOVA ( Analisys Of Variance)


Berdasarkan Tabel 2.1, maka dapat dibuat analisis ragam atau ANOVA sebagai
berikut.
Y...2
FK (2.2)
r2
r
JKT Y
i , j , k 1
2
ijk FK (2.3)

Y 2
i ..
JKB i 1
FK (2.4)
r
t

Y
j 1
2
. j.
(2.5)
JKK FK
r
r (2.6)
Y..2k
JKP FK
k 1 (2.7)
r
JKG JKT JKB JKK JKP (2.8)
JKB JKB
KTB (2.9)
DBbaris (r 1)
JKK JKK
KTK (2.10)
DBkolom (r 1)
JKP JKP
KTP (2.11)
DBperlakua n (r 1)
JKG JKG
KTG
DBgalat (r 1)( r 2) (2.12)

KTB
Fhitungbaris (2.13)
KTG
KTK (2.14)
Fhitungkolom
KTG
KTP (2.15)
Fhitung perlakuan
KTG
Keterangan :
r = Banyaknya dari masing-masing perlakuan ke-k, baris ke-i, dan kolom ke-j
Yijk2 = Nilai kuadrat total dari baris ke-i, kolom ke-j, dan perlakuan ke-k

Yi..2 = Nilai kuadrat dari setiap baris ke-i

Y. 2j. = Nilai kuadrat dari setiap kolom ke-j

Y..k2 = Nilai kuadrat dari setiap perlakuan ke-k


db = Nilai derajat bebas
Fhitung=Nilai yang digunakan untuk mengukur hipotesis, ditolak atau diterima
dengan kuadrat tengah perlakuan dibagi kuadrat tengah galat.
Berdasarkan analisis di atas, maka tabel analisis ragam adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2 ANOVA RBSL (Rancangan Bujur Sangkar Latin)
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhitung
Variasi Bebas (db) Kuadrat (JK) Tengah (KT)
Baris r-1 JKB KTB KTB/KTG
Kolom r-1 JKK KTK KTK/KTG
Perlakuan r-1 JKP KTP KTP/KTG
Galat (r-1)(r-2) JKG KTG
Total r2-1 JKT
(Gaspersz, 1995).
2.1.3 Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians merupakan uji perbedaan antara dua kelompok. Namun yang
membedakan ialah bukan mean kelompok tetapi varians kelompok. Semua karakteristik
populasi dapat bervariasi antara populasi satu dengan populasi lainnya. Pengujian atau
membuat hipotesis akan terkait dengan kondisi varians diantara dua kelompok tersebut
maka dilakukan uji Barlett dan dapat dituliskan sebagai berikut.
H0: = = ... =

H1: minimal ada satu yang tidak sama, i = 1,2n


Statistik uji :
a

(n 1 1) S i2
S p2 i 1
(2.12)
N a
q
02 2,3026 (2.13)
c
a
q ( N a ) log S p2 (ni 1) log S i2 (2.14)
i 1
1 a 1 1
c 1 (2.15)
3(a 1) i 1 (ni 1) ( N a)

maka keputusannya tolak H0 jika 02 ( , 1) . Oleh karena itu, perlu dilakukan uji

Levenes sehingga keputusannya terima H0..


Dalam statistika, uji Levenes adalah statistika inferensial yang digunakan untuk menilai
kesetaraan varians pada sampel yang berbeda. Beberapa prosedur statistik umum
mengasumsikan bahwa varians dari populasi sampel yang berbeda dari yang diambil
adalah sama. Uji Levenes menilai asumsi ini. Ini tes hipotesis nol bahwa varians
populasi adalah sama (homogenitas variansi). Jika P_value hasil uji Levenes adalah
kurang dari beberapa nilai kritis (biasanya 0,05) perbedaan diperoleh varians sampel
tidak mungkin terjadi berdasarkan random sampling. Dengan demikian, hipotesis nol
varians sama ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara varians dalam
populasi.
Prosedur yang biasanya mengasumskan homogeitas ragam termasuk analisis varians dan
t-tes. Satu keuntungan dari uji Levenes adalah bahwa tidak memerlukan normalitas data
yang mendasarinya. Uji Levenes sering digunakan sebelum perbandingan berarti. Ketika
uji Levenes adalah signifikan, prosedur dimodifikasi digunakan yang tidak menganggap
kesetaraan varians.
Statistik uji:
k
( N k ) N i ( Z i. Z .. ) 2
W i 1
k Ni
(2.16)
(k 1) ( Z ij Z i. ) 2

i 1 j 1

dengan W= hasil pengujian


k = jumlah kelompok yang berbeda di mana sampel milik
N = jumlah sampel
Ni = jumlah sampel pada kelompok-i
= nilai dari sampel j dari kelompok-i

(Levene, 1960).
2.1.4 Uji Perbandingan Ganda
1. Uji Perbandingan Ganda 1(Uji LSD)
Uji BNT merupakan prosedur pengujian perbedaan diantara ratarata perlakuan yang
paling sederhana dan paling umum digunakan. Metode ini diperkenalkan oleh Fisher
(1935), sehingga dikenal pula dengan Metode Fishers LSD (Least Significant
Difference). Untuk menggunakan uji LSD, atribut yang kita perlukan adalah nilai kuadrat
tengah galat (KTG), taraf nyata derajat bebas (db) galat, dan tabel t-student untuk
menentukan nilai kritis uji perbandingan.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut.
a. Gunakan uji LSD apabila uji F dalam Abalisis Ragam Signifikan.
b. Prosedur LSD akan mempertahankan taraf nyata 0.05 hanya jika
perbandingan semua kombinasi pasangan nilai tengah perlakuan 3 perlakuan.
c. Gunakan uji LSD untuk pembandingan terencana tanpa memperhatikan banyaknya
perlakuan.
Apabila setiap perlakuan mempunyai ulangan yang sama yaitu n, maka perhitungan nilai
LSD adalah sebagai berikut.

2 KTG
LSD t / 2, N k (2.17)
r
Sedangkan untuk ulangan yang tidak sama adalah sebagai berikut.

1 1
LSD t / 2, N k KTG (2.18)
r r
i j

Kesimpulan: i j LSD maka tolak H0 (berbeda nyata)

i j LSD maka terima H0 (tidak berbeda nyata).

2. Uji Perbandingan Ganda 2 (Uji Tukey)


Uji Tukey atau sering juga disebut uji beda nyata jujur, diperkenalkan oleh Tukey (1953).
Prosedur pengujiannya mirip dengan LSD, yaitu mempunyai satu pembanding dan
digunakan sebagai alternatif pengganti LSD apabila kita ingin menguji seluruh pasangan
rata-rata perlakuan tanpa rencana. Uji Tukey digunakan untuk membandingkan seluruh
pasangan rata-rata perlakuan setelah uji analisis ragam dilakukan.
Rumus yang digunakan untuk mencari uji Tukey adalah sebagai berikut.

KTG
q ( k , f ) (2.19)
e
r
dengan
q(k,fe) = nilai dari tabel studentized range statistic
k = jumlah perlakuan
fe = derajat bebas galat
r = jumlah kelompok
Kesimpulan: i j HSD maka tolak H0 (berbeda nyata)

i j HSD maka terima H0 (tidak berbeda nyata).

(Setiawan, 2009).
2.1.5 Uji Asumsi IIDN
Uji asumsi IIDN (Identik, Independen, dan Distribusi Normal) merupakan uji yang harus
dilakukan apakah data yang digunakan memenuhi ketiga asumsi tersebut dalam
melakukan pengujian. Asumsi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Uji Asumsi Residual Identik
Uji residual identik dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi asumsi
identik. Suatu data dikatakan identik apabila plot residualnya menyebar secara acak dan
tidak membentuk suatu pola tertentu. Nilai variansnya rata-rata sama antara varians satu
dengan yang lainnya.
2. Uji Asumsi Residual Independen
Uji residual independen dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi asumsi
independen. Suatu data dikatakan independen apabila plot residualnya menyebar secara
acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu.
3. Uji Asumsi Residual Distribusi Normal (0, 2 )
Uji residual distribusi normal dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi
asumsi berdistribusi normal di mana datanya menyebar mengikuti garis lurus (linier).
H0: Residual berdistribusi normal
H1: Residual tidak berdistribusi normal
Daerah kritis: Tolak H0 jika D>D(1-,n)
Statistik uji:

D F ( x ) F n ( x)
sup
x 0
(2.21)
Jadi, suatu data dapat dikatakan baik apabila data tersebut memenuhi semua asumsi
IIDN (Anonim, 2009c).
2.2 Tinjauan Non Statistik
2.2.1 Agar-agar
2.2.2 Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal
sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa
dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Macam-macam gula adalah gula batu, gula pasir, gula merah, dan lain-lain. Gula pasir
adalah kristal-kristal gula berukuran kecil yang pada umumnya dijumpai dan digunakan
di rumah. Gula batu adalah gula tebu yang tidak melalui tahap kristalisasi. Gula merah
biasa disebut gula Jawa adalah gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan
dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan (Anonim,
2009a).
2.2.3 Air

Air adalah zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 trilliun kubik tersedia di bumi. Air adalah substansi kimia
dengan rumus kimia H2O artinya satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang
terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa
dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and
temperatur 273,15 K (0C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Anonim, 2011b).

3. TRANSFORMASI DAN CARA MELAKUKANNYA

Efek positif dari melakukan Transformasi Organisasi untuk keberlangsungan


hidup perusahaan

Pandu Soetjitro dalam jurnalnya menyebutkan bahwa transformasi organisasi merupakan


kebutuhan yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan karena adanya faktor eksternal yang
selalu mempengaruhi lingkungan perusahaan1. Tentunya transformasi organisasi dibutuhkan
agar perusahaan dapat tetap hidup atau terus berkelanjutan, beberapa hal positif dari
Transformasi organisasi sehingga perusahaan dapat terus berjalan.

1. Perusahaan dapat bersaing terutama dalam 5 kekuatan yang disebutkan oleh Porter
Persaingan dalam industri, Konsumen, Pesaing potensial, Barang substitusi, dan
Pemasok.

1
Soetjitro, Pandu (2011).TRANSFORMASI ORGANISASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN 4R. Dari
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/vadded/article/view/724
2. Bisnis perusahan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien, menurut Wahyu
Mujarudin dalam jurnalnya perubahan peran dan fungsi sumberdaya manusia dapat
berjalan efektif dan efisien diperlukan transformasi organisasi2.
3. Terciptanya lingkungan perusahaan yang lebih kondusif sehingga karyawan dapat
lebih produktif, karena transformasi organisasi sendiri akan mengubah budaya lama
menjadi budaya yang baru yang membuat lingkungan perusahaan mendukung untuk
karyawan lebih produktif lagi, menurut Brown (1998:227) mengatakan tentang
budaya yang kuat, pertama budaya yang kuat menyelaraskan tujuan para anggota
organisasi, kedua menciptakan motivasi antar anggota organisasi, para anggota
organisasi akan merasa nyaman berkerja diperusahaan sehingga meningkatkan
komitmen serta loyalitas mereka3. Dari penjelasan Brown tersebut dapat kita katakan
transformasi organisasi dapat meningkatkan produktifitas karyawan.
4. Arah dan strategik perusahaan lebih jelas dan terukur,
5. Perubahaan transformasi organisasi mempercepat terciptanya GCG4

Bahaya perusahaan jika tidak melakukan Transformasi Organisasi

Perusahaan-perusahaan yang tidak dapat ber-transformasi akan dapat mengalami kerugian


bahkan pailit, ini dikarenakan perusahaan tidak dapat menyesuaikan lingkungannya sehingga
perusahaan tidak dapat berkembang atau kalah saing, beberapa perusahaan yang tidak dapat
melakukan ini sudah cukup banyak seperti perusahaan kodak, Nokia, Blackberry, Adam Air,
dan masih banyak lagi mereka tergerus oleh para pesaingnya atau tegerus karena ada bang
subtitusi dari produknya atau ada karena utang yang menumpuk. Ini semua di akibatkan
perusahaan tidak dapat ber-Transformasi mengikuti zaman sehingga perusahaan ini
ditinggalkan para konsumennya, maka dari itu tugas berat dari para pemegang kebijakan
perusahaan adalah harus bisa men-trasformasikan perusahaan sehingga perusahaan dapat
terus hidup atau berjalan dan SIDOMUNCUL adalah contoh perusahaan yang dapat
bertransformasi dengan sukses sehingga terus berkembang hingga sekarang.

2
Mujarudin, Wahyu (2006). PERUBAHAN PERAN DAN TRANSFORMASI FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY dari
http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen/article/view/180
3
Herminingsih, Anik (2011). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Organisasi. Dari
http://www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/optimal/article/view/443/417
4
Mujarudin, Wahyu (2006). PERUBAHAN PERAN DAN TRANSFORMASI FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY dari
http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen/article/view/180
Pendekatan melakukan Transformasi Organisasi

Menurut Pandu Soetjitro ada empat pendekatan yang dapat dilakukan yaitu 4R (Reframing,
Restructure, Revitaliztion dan Renewal5).

1. Reframing
Reframing merupakan pendekatan yang dilakukan dengan cara melakukan
pergesaran konsep organisasi atau perusahaan karena terkadang suatu
perusahaan dalam perjalanannya terhalang oleh pemikirannya sendiri tentang
bagaimana cara mencapai tujuan, maka Reframing ini akan membuka pola
baru bagaimana tujuan perusahaan dapat tercapai. "Reframing" sendiri
mempunyai 3 unsur seperti (1) mencapai mobilisasi (achieve mobilization), (2)
menciptakan visi (create vision) dan (3) membangun sistem pengukuran (build
a measurement system).
2. Restructure
Restructure berakaitan dengan bentuk atau struktur perusahaan, Restructure
berarti mengubah struktur perusahaan menjadi lebih ideal menghadapi
tantangan yang ada sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik.
3. Revitaliztion
Revitaliztion adalah usaha bagaimana mendorong pertumbuhan perusahaan
dengan melibatkan dan mengkaitkan seluruh elemen perusahaan dengan
lingkungannya.
4. Renewal
Renewal merupkan pendekatan dengan pembaharuan perusahaan atau
organisasi berkaitan dengan unsur SDM karena SDM yang akan dan dapat
menjalankan atau mempercepat transformasi organisasi tersebut karena dari
keahlian SDM perusahaan tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam
pembaharuan ini (Renewal System) ada 3 (tiga) unsur mengikuti (1)
Menciptakan struktur reward (Create a reward structure), (2) Membangun
individu belajar (build individual learning) dan (3) Pengembangan organisasi
(develop the organization).
Dan tentu untuk menunjang pendekataan itu semua dibutuhkan sistem
informasi yang bagus, perusahaan harus memperhatikan itu dan itu pula yang
diperhatikan oleh perusahaan jamu ini(PT SIDOMUNCUL) mereka
menganggarkan 2% dari saham mereka khusus untuk sistem informasi dan
komputerisasi.

Epilog

Dari pemaparan peneliti diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa transformasi
organisasi adalah hal yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan seperti yang
dikatakan oleh Nur sayidah dan Pandu dalam jurnalnya, tentunya dengan tujuan agar
perusahaan dapat terus berjalan karena jika perusahaan tidak melakukan ini maka
akan bernasip sama dengan perusahaan yang gagal bertransformais mengikuti
perkembangan zaman menerut Ulrich (1996) dan Espejo, et.al (1996) "the
competitivelandscape is changing, and newmodels of competitiveness are needed to
deal with the challenges a head", dan agar perusahaan dapat melakukan transformasi
organisasi ini dapat melakukannya dengan 4 pendekatan yaitu 4R
(Reframing,Restructure, Revitaliztion dan Renewal dan tentu dengan didukung oleh
sistem informasi yang sesuai. Maka dari itu transformasi amatlah penting untuk
keberlangsungan hidup perusahaan seperti PT SIDOMUNCUL lakukan.

4. ASUMSI-ASUMSI DALAM MAKALAH


Beberapa konsep dan pengertian-pengertian yang perlu dipahami antara lain:
a. Obyek Penelitian : Merupakan suatu obyek yang kita teliti karakteristiknya.
Misalnya, penduduk seandainya semua orang yang menempati wilayah tertentu
yang kita teliti.
b. Variabel : Adalah karakteristik dari obyek penelitian yang memiliki nilai
bervariasi. Misalnya, jenis kelamin: laki-laki dan perempuan. Status ekonomi:
tinggi, sedang, rendah.
c. Variabel Bebas/Independent : Dalam hubungan antar dua atau lebih variabel,
variable bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel lainnya.
Misalnya; variabel X dengan variabel Y, yang menggambarkan variabel X
mempengaruhi variabel Y, maka X disebut variabel bebas.
d. Variabel Tak Bebas/Dependent : Dalam hubungan antar dua atau lebih variabel,
variable tak bebas merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Misalnya; variabel X dengan variabel Y, yang menggambarkan variabel Y
dipengaruhi oleh variabel X, maka Y disebut variabel tak bebas.
e. Data : fakta, baik berbentuk kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh melalui pengamatan, misalnya pemilikan lahan petani di suatu desa
cukup tinggi. Data kuantitatif diperoleh melalui pengukuran.
f. Pengukuran : suatu proses kuantifikasi atau mencantumkan bilangan kepada
variabel tertentu. Misalnya, berat badan secara kualitatif bisa dibedakan sebagai
ringan, sedang, atau berat, dan melalui proses pengukuran dengan cara
menimbang kita dapat menyatakan berat badan: 50 kg, 60 kg, 70 kg.
g. Skala Pengukuran : bilangan yang dicantumkan kepada variabel berdasarkan
aturan-aturan yang telah ditentukan dan disepakati. Dikenal 4 macam skala
pengukuran yaitu: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala nominal hanya
dipakai untuk membedakan, skala ordinal mengisyaratkan adanya peringkat, skala
interval menunjukkan adanya jarak yang tetap tetapi tidak memiliki titik nol
mutlak, dan skala rasio memiliki titik nol mutlak.
h. Unit Penelitian : satuan atau unit yang diteliti baik berupa individu maupun
kelompok yang dapat memberikan informasi tentang aspek-aspek yang dipelajari
atau diteliti.
i. Populasi : himpunan yang lengkap dan sempurna dari semua unit penelitian.
Lengkap dan sempurna, artinya harus ada pernyataan sedemikian rupa dalam
mendefinisikannya populasi agar tidak menimbulkan salah pengertian. Misalnya,
kita menyebutkan bahwa populasi adalah peternak ayam. Dalam kaitan ini,
batasan populasi belum bisa menjelaskan; peternak ayam di wilayah mana, apakah
peternak ayam ras, broiler, atau ayam buras. Sehingga lebih baik disebutkan
misalnya , peternak ayam ras di desa X.
j. Populasi Sampel : Misalnya kita ingin meneliti tentang pendapatan petani
tembakau dikabupaten X dengan mengambil 3 kecamatan A, B, dan C di
kabupaten tersebut sebagai tempat penelitian yang dipilih. Populasinya adalah
seluruh petani tembakau yang ada di kabupaten X, sedangkan yang ada di
kecamatan A, B, dan C disebut populasi sampel.
k. Sampel : Adalah himpunan unit penelitian yang memberikan informasi atau data
yang diperlukan dalam penelitian. Jadi, sampel merupakan himpunan bagian dari
populasi. Misalnya dalam contoh di atas petani tembakau yang ada di kecamatan
A, B, dan C merupakan populasi sampel, dan sampelnya adalah hanya petani
tembakau yang terpilih untuk diteliti setelah melalui proses sampling.
l. Sampling : Sampling adalah suatu proses memilih n buah obyek dari sebuah
populasi berukuran N.
m. Validitas : Istilah validitas dipakai berkaitan dengan kriteria hasil pengukuran.
Apakah kategori/skor/nilai yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil
pengukuran? Pada umumnya validitas dipermasalahakan pada pengukuran-
pengukuran non fisik, seperti dalam pengukuran, sikap dan minat.
n. Reliabilitas : Istilah reliabilitas dipakai berkaitan dengan kriteria alat pengukuran
Misalnya untuk mengukur minat, sehingga kita memperoleh angka-angka skor
untuk menyatakan minatnya rendah, minatnya sedang, atau minatnya tinggi, alat
pengukuran yang menghasilkan skor-skornya tersebut sering dipermasalahkan.

KEPUSTAKAAN

https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=333877107&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%2
2archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3Af
alse%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D

https://www.scribd.com/document/81935660/FAKTORIAL

https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=346718392&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%2
2archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3Af
alse%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D

https://yudistiadewisilvia.files.wordpress.com/2013/03/makalah-statistik.doc

Anda mungkin juga menyukai