Anda di halaman 1dari 23

PERANCANGAN PERCOBAAN

PENGAPLIKASIAN METODE DUNCAN’S MULTIPLE RANGE TEST DALAM


PEMECAHAN MASALAH DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Disusun Oleh:
Syakira Khannur (H1091211028)
Nirwani (H1091211035)
Nevil Sesilisvana (H1091211046)
Setio Kusumo Wati (H1091211048)
Leanna Belva Callista (H1091211050)
Dian Robbiati (H1091211061)
Dea Oktitannia (H1091211062)

PROGRAM STUDI STATISTIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................... 3
2.1 Uji Duncan ..................................................................................................................... 3
2.2 Langkah-Langkah Uji Duncan ....................................................................................... 3
BAB III METODE PENULISAN ............................................................................................ 5
3.1 Teknik Pengumpulan Data atau Informasi .................................................................... 5
3.2 Analisis dan Pengolahan Data ....................................................................................... 5
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6
4.1 Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) ...................................................... 6
4.2 Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan SPSS ................................ 9
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 21

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rancangan percobaan adalah sederetan uji baik itu menggunakan statistika deskriptif
maupun statistila inferensia guna mengubah peubah input yang merupakan respon dari
percobaan (Mattjik dan Sumertajaya, 2000). Dalam percobaan terdapat beberapa istilah yang
sering digunakan seperti perlakuan dan ulangan. Perlakuan dan ulangan dalam percobaan
menghasilkan suatu kepastian atau pengaruh dari sesuatu yang sedang dianalisis. Dari analisis
tersebut, akan ada kesimpulan dan deskripsi dari data guna mengambil keputusan sesuai
dengan analisis yang dilakukan. Pengambilan keputusan pada analisis varian (ANOVA) hanya
akan menyatakan H0 diterima atau ditolak. Untuk menentukan kombinasi mana yang
mempresentasikan Ha, maka diperlukan analisis lanjutan yang dikenal dengan istilah multiple
comparisons. Salah satu contoh dari analisis lanjutan ini yaitu uji Duncan.

Uji Duncan disebut juga uji lanjutan dari RAK dan RAL yang akan dilakukan
berdasarkan sekumpulan nilai beda nyata yang ukurannya semakin besar dan tergantung pada
jarak antara pangkat-pangkat dari 2 nilai tengah yang dibandingkan. Uji Duncan digunakan
untuk menguji perbedaan antara semua pasangan perlakuan yang mungkin tanpa
memperhatikan jumlah perlakuan. Perlu adanya uji Duncan untuk mengetahui secara detail
grup data mana yang berbeda secara signifikan.

Perlu diketahui bahwa uji lanjut ini dapat digunakan hanya jika analisis Anova
signifikan atau terdapat perbedaan signifikan diantara grup tersebut. Jika pada anova tidak
signifikan (α > 0.05) maka tidak perlu dilakukan uji lanjut karena kesimpulannya sudah
berakhir pada tidak adanya perbedaan yang signifikan antara grup tersebut. Artinya semua
kelompok data dinyatakan sama. Meminta atau memaksa untuk uji lanjut hanya akan
memberikan kesan bahwa anda belum paham terhadap teori rancangan percobaan.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Uji Duncan

Uji Duncan atau biasanya disebut uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) adalah
uji lanjutan untuk mengetahui nilai tengah mana saja yang sama dan nilai tengah mana saja
yang tidak sama ketika pengujian kehomogenan beberapa nilai tengah memberikan hasil
menolak hipotesis nol dan menerima hipotesis alternatif. Uji Duncan digunakan untuk menguji
perbedaan di antara untuk menguji perbedaan di antara semua pasangan perlakluan yang
mungkin tanpa memperhatiak jumlah perlakuan. Uji Duncan biasanya digunakan apabila
perlakuan yang dibandingkan lebih dari 3. Uji ini bisa digunakan untuk uji lanjutan dari uji
RAL dan RAK.

2.2 Langkah-Langkah Uji Duncan

Sebelum melakukan uji Duncan maka terlebih dahulu melakukan uji RAL ataupun uji
RAK. Jika pada uji RAL ataupun pada uji RAK hipotesis nol ditolak ataupun hipotesis
alternatif diterima, maka bisa dilanjutkan dengan uji Duncan, berikut ini langkah-langkahnya :

1. Menentukan hipotesis

𝐻0 : µ0 = µ1′ (tidak ada perbedaan nyata terhadap pasangan perlakuan)

𝐻1 : µ0 ≠ µ1′ (ada perbedaan nyata terhadap pasangan perlakuan)

2. Menentukan Taraf Nyata


3. Statistik Uji
a) Untuk ulangan yang sama
Rp = 𝑟(𝑎,𝑝,𝑑𝑏 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡) ((𝑆Ȳ ), dimana p = 2,3, ... t

𝐾𝑇𝐺
Dengan, 𝑟(𝑎,𝑝,𝑑𝑏 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡) = 𝑟𝑝 dan 𝑆Ȳ =√ 𝑟

b) Untuk ulangan yang tidak sama


Rp = 𝑟(𝑎,𝑝,𝑑𝑏 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡) (S)
𝐾𝑇𝐺 1 1
= 𝑟(𝑎,𝑝,𝑑𝑏 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡) √ + 𝑟𝑗
2 𝑟𝑖

𝐾𝑇𝐺 1 1
= 𝑟𝑝 √ 2 𝑟𝑖
+ 𝑟𝑗

3
Dimana :
r = ulangan
t = perlakuan
𝑅𝑝 = wilayah nyata terpendek
𝑟𝑝 = wilayah nyata student
𝑆Ȳ = nilai galat baku dari nilai tengah perlakuan
4. Perhitungan
a. Urutkan nilai rata-rata perlakuan dari yang terkecil sampai terbesar.
b. Menghitung 𝑆Ȳ atau nilai galat baku dari nilai tengah perlakuan untuk
pengulangan yang sama atau menghitung s untuk pengulangan yang
berbeda.
c. Tentukan nilai 𝑟𝑝 dengan menggunakan tabel duncan.
d. Menghitung nilai 𝑅𝑝 .
e. Bandingkan selisih rata-rata antara dua perlakuan yang disusun dari yang
terbesar ke terkecil dengan nilai 𝑅𝑝 .
f. Kriteria pengujian
1) Jika |𝑌𝑖 − 𝑌𝑖−1 | > 𝑅𝑝 maka H0 ditolak (berbeda nyata)
2) .Jika |𝑌𝑖 − 𝑌𝑖−1 | ≤ 𝑅𝑝 maka H0 diterima (tidak berbeda nyata)

g. Kesimpulan

4
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data atau Informasi


Pengumpulan data atau informasi pada penyusunan bahan tulisan ini dilakukan
dengan mengumpulkan sebanyak-banyaknya teori dan informasi dari bahan kepustakaan
yang nantinya akan kami gunakan untuk memecahkan sebuah masalah atau kasus dengan
menggunakan metode Duncan’s Multiple Range Test. Adapun informasi yang kami
gunakan ini kami peroleh dari beberapa buku, jurnal, ataupun artikel yang dapat
dipertanggungjawabkan sumbernya.
3.2 Analisis dan Pengolahan Data
Setelah informasi-informasi yang kami butuhkan sudah cukup untuk mengatasi
permasalah yang ada, kemudian kami memutuskan untuk memfilter dan membatasi
berbagai informasi tersebut, yang selanjutnya kami gunakan sebagai bahan-bahan
kepenulisan ini. Setelah data dan informasi sudah terkumpul, kemudian kami melakukan
analisis penyelesaian kasus dengan menggunakan metode Duncan’s Multiple Range Test,
baik secara manual, maupun dengan bantuan software SPSS dan excel. Berdasarkan hasil
penyelesaian kasus tersebut, nantinya kami dapat menarik kesimpulan terhadap penulisan
ini.

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Data berikut ini yang merupakan data hasil pengamatan pengaruh pemupukan P
terhadap bobot polong isi (gram) kedelai. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak
kelompok dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan P terhadap bobot polong isi
kedelai. Data hasil pengamatan adalah sebagai berikut.

Varitas
Perlakuan Total Rata-rata
S1 S2 S3
0.00 kg 𝑃2 𝑂5 /ℎ𝑎 P0 18 18 16 52 17.33
22.50 kg 𝑃2 𝑂5 /ℎ𝑎 P1 20 22 21 63 21.00
45.00 kg 𝑃2 𝑂5 /ℎ𝑎 P2 40 42 41 123 41.00
67.50 kg 𝑃2 𝑂5 /ℎ𝑎 P3 40 32 36 108 36.00
90.00 kg 𝑃2 𝑂5 /ℎ𝑎 P4 30 32 30 92 30.67
112.50 kg 𝑃2 𝑂5 /ℎ𝑎 P5 28 20 20 68 22.67
135.50 kg 𝑃2 𝑂5 /ℎ𝑎 P6 18 30 30 78 26.00
Total 194 196 194 584 27.81

Tentukan nilai tengah treatment yang mana saja yang berbeda signifikan
menggunakan uji Duncan dengan taraf nyata 0,05.

Penyelesaian:
1. Hipotesis
H0 : Pemupukan P tidak berpengaruh terhadap bobot polong isi kedelai.
H1 : Pemupukan P berpengaruh terhadap bobot polong isi kedelai.
2. Anova
Hasil analisis ragam (anova) dari data di atas adalah berikut ini :

SK db JK KT F F Tabel 5%
Kelompok 2 0,38 0,19 0,01 3,88
Perlakuan 6 1305,24 217,54 14,53 3
Galat 12 179,62 14,97
Total 20 1485,24

6
Berdasarkan hasil anova dapat diketahui bahwa F hitung perlakuan (14,53) > F tabel (3,88)
maka H0 ditolak. Artinya pemupukan P berpengaruh terhadap bobot polong isi kedelai dan
dapat dilanjutkan dengan uji Duncan.

3. Selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan


a. Dari tabel Duncan ditentukan nilai jarak atau R dengan db galat = 12 dan taraf nyata
5% dengan banyak parameter adalah P – 1 atau banyak perlakuan – 1, sehingga
banyak parameter = 7 – 1 = 6, yaitu:

P 2 3 4 5 6 7
Nilai jarak,
3,08 3,23 3,33 3,36 3,4 3,42
R(7, 12, 0,05)
b. Kemudian dihitung nilai kritis atau nilai baku dari DMRT untuk masing-masing nilai
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
P dengan menggunakan 𝐷𝑀𝑅𝑇𝛼 = 𝑅(𝑝,𝑣,𝛼) ∙ √ dan diperoleh hasil berikut:
𝑟

P 2 3 4 5 6 7
Nilai jarak
3,08 3,23 3,33 3,36 3,4 3,42
R(7, 12, 0,05)
Nilai DMRT
6,88 7,22 7,44 7,51 7,6 7,64
5%

c. Setelah itu susunlah semua perlakuan berdasarkan nilai rata-rata dari yang terkecil
hingga terbesar

Perlakuan Rata-rata

P0 17,33
P1 21
P2 41
P3 36
P4 30,67
P5 22,67
P6 26

d. Hitung jumlah nilai DMRT + rata-rata. Untuk notasi a diberikan pada nilai rata-rata
yang memiliki rentang 17,33 – 24,21. Notasi b diberikan pada nilai rata-rata dengan
rentang 21 – 28,215. Pada rentang 22,67 – 30,10 ini huruf "c" dapat diabaikan karena
huruf "c" tersebut tidak melewati rentang nilai untuk huruf "b" sehingga pemberian

7
huruf "c" ini dapat diabaikan karena sudah terwakili oleh huruf "b". Karena
sebelumnya huruf "c" sudah diabaikan, notasi selanjutnya akan menggunakan huruf
"c" kembali yaitu pada rentang 26,00 – 33,51. Notasi d diberikan pada nilai rata-rata
dengan rentang 30,67 – 38,26. Notasi e diberikan pada nilai rata-rata dengan rentang
36 – 43,64. Karena perlakuan terakhir dengan rata-rata terbesar sudah mendapatkan
notasi, perhitungan dihentikan.

Perlakuan Rata-rata DMRT + Rata-rata Notasi

P0 17,33 24,21 a
P1 21 28,21485 ab
P5 22,67 30,10 ab
P6 26 33,505234 bc
P4 30,67 38,26 cd
P3 36 43,639256 de
P2 41 e

e. Setelah itu rata-rata perlakuan disusun kembali sesuai dengan perlakuannya.

Perlakuan Rata-rata Notasi

P0 17,33 a
P1 21 ab
P2 41 e
P3 36 de
P4 30,67 cd
P5 22,67 ab
P6 26 bc

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama
berarti tidak berbeda nyata pengaruhnya, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Perlakuan P0 pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan perlakuan P5


terhadap bobot polong isi kedelai.
2. Perlakuan P0 pengaruhnya berbeda nyata dengan perlakuan P2, P3, P4, dan P6 terhadap
bobot polong isi kedelai.
3. Perlakuan P1 dan P5 pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan perlakuan P0, dan
perlakuan P6 terhadap bobot polong isi kedelai.

8
4. Perlakuan P1 dan P5 pengaruhnya berbeda nyata dengan perlakuan P2, P3, dan P4
terhadap bobot polong isi kedelai.
5. Perlakuan P2 pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3 terhadap bobot
polong isi kedelai.
6. Perlakuan P2 pengaruhnya berbeda nyata dengan perlakuan P0, P1, P4, P5, dan P6
terhadap bobot polong isi kedelai.
7. Perlakuan P3 pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan perlakuan P4
terhadap bobot polong isi kedelai.
8. Perlakuan P3 pengaruhnya berbeda nyata dengan perlakuan P0, P1, P5, dan P6 terhadap
bobot polong isi kedelai.
9. Perlakuan P4 pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3 dan perlakuan P6
terhadap bobot polong isi kedelai.
10. Perlakuan P4 pengaruhnya berbeda nyata dengan perlakuan P0, P1, P2, dan P5 terhadap
bobot polong isi kedelai.
11. Perlakuan P6 pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1, P4, dan P5
terhadap bobot polong isi kedelai.
12. Perlakuan P6 pengaruhnya berbeda nyata dengan perlakuan P0, P2, dan P3 terhadap
bobot polong isi kedelai.

4.2 Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan SPSS

Dengan menggunakan bantuan software SPSS, penyelesaian dari permasalahan yang


ada dapat diselesaikan dengan langkah-langkah berikut.

1. Buka aplikasi SPSS yang telah di-instal pada laptop.


2. Klik Variable view. Pada baris pertama, kedua, dan ketiga, secara berurut kita ketik
“perlakuan”, “ulangan”, dan “data”.

Gambar 4.2.1 Tampilan Variable View


3. Klik Data view. Karena pada permasalahan yang ada semua perlakuan memiliki ulangan
yang sama yaitu sebanyak tiga kali, maka pada kolom perlakuan dan ulangan, kita ketik
9
nama perlakuan dan nomor urutannya. Sementara itu pada kolom data kita isi dengan data
sesuai hasil pengamatan.

Gambar 4.2.2 Tampilan Data View


4. Setelah semua data telah terisi, selanjutnya klik Analyze → General Linear Model →
Univariate.

Gambar 4.2.3 Menu Analisis Univariate


5. Kemudian kotak dialog akan muncul seperti pada gambar di bawah berikut.

10
Gambar 4.2.4 Menu Univariate
6. Pada tahap ini, klik Data lalu kita pindahkan ke kolom Dependent Variable. Kemudian,
klik Perlakuan lalu kita pindahkan pula ke kolom Fixed Factors.

Gambar 4.2.5 Menu Univariate

11
7. Pada Langkah ini, kita akan kembali pada menu Univariate. Klik Model, lalu pada Specify
Model, pilih opsi Custom. Selanjutnya kita pindahkan perlakuan ke kolom Model, lalu klik
Continue.

Gambar 4.2.6 Menu Model

8. Pada Langkah ini, kita akan kembali lagi pada menu Univariate. Klik opsi Plots.

Gambar 4.2.7 Menu Univariate

12
9. Pindahkan perlakuan ke kolom Horizontal Axis. Lalu klik Add untuk menambahkan
perlakuan pada kolom Plot, kemudian klik Continue.

Gambar 4.2.8 Menu Profile Plots

10. Kembali ke menu Univariate lagi, pada tahap ini klik Post Hoc.

Gambar 4.2.9 Menu Univariate

13
11. Setelah klik Post Hoc, pindahkan perlakuan dari kolom Factor(s) ke kolom Post Hoc Tests
For. Kemudian, pada Equal Variances Assumed, klik Duncan. Lalu klik Continue.

Gambar 4.2.10 Menu Post Hoc Multiple Comparisons for Observed Means
12. Kembali ke menu Univariate lagi. Namun, pada langkah kali ini, kita klik OK.

Gambar 4.2.11 Menu Univariate

14
13. Karena kita sudah mengklik OK, maka output SPSS pun akan muncul. Berikut ini kami
sajikan output SPSS uji Duncan yang telah kami analisis.

Between-Subjects Factors
N
Perlakuan P0 3

P1 3
P2 3
P3 3
P4 3
P5 3
P6 3
Gambar 4.2.12 Hasil Output SPSS Uji Duncan

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Data
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected
1305.238a 6 217.540 16.920 .000
Model
Intercept 16240.762 1 16240.762 1263.170 .000
Perlakuan 1305.238 6 217.540 16.920 .000
Error 180.000 14 12.857
Total 17726.000 21
Corrected Total 1485.238 20
a. R Squared = .879 (Adjusted R Squared = .827)
Gambar 4.2.13 Hasil Output SPSS Uji Duncan

15
Data
a,b
Duncan
Subset
Perlakuan N 1 2 3 4 5
P0 3 17.3333
P1 3 21.0000 21.0000
P5 3 22.6667 22.6667
P6 3 26.0000 26.0000
P4 3 30.6667 30.6667
P3 3 36.0000 36.0000
P2 3 41.0000
Sig. .105 .126 .133 .090 .110
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square (Error) = 12.857.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
b. Alpha = 0,05.
Gambar 4.2.14 Hasil Output SPSS Uji Duncan

Adapun plot estimasi marginal means of data, yang mana merupakan plot yang
memvisualisasikan estimasi mean dari variable perlakuan dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 4.2.15 Hasil Output SPSS Uji Duncan

16
14. Memberikan kesimpulan

Data
Duncana,b
Subset
Perlakuan N 1 2 3 4 5
P0 3 17.3333
P1 3 21.0000 21.0000
P5 3 22.6667 22.6667
P6 3 26.0000 26.0000
P4 3 30.6667 30.6667
P3 3 36.0000 36.0000
P2 3 41.0000
Sig. .105 .126 .133 .090 .110
Gambar 4.2.14 Hasil Output SPSS Uji Duncan

Berdasarkan gambar di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

a) Pemberian perlakuan P0 jika dibandingkan dengan perlakuan P1 dan P5 terhadap


bobot polong isi kedelai tidak berbeda nyata.
b) Pemberian perlakuan P0 jika dibandingkan dengan perlakuan P6, P4, P3, dan P2
terhadap bobot polong isi kedelai berbeda nyata.
c) Pemberian perlakuan P1 jika dibandingkan dengan perlakuan P5 dan P6 terhadap
bobot polong isi kedelai tidak berbeda nyata.
d) Pemberian perlakuan P1 jika dibandingkan dengan perlakuan P0, P3, P4 dan P2
terhadap bobot polong isi kedelai berbeda nyata.
e) Pemberian perlakuan P5 jika dibandingkan dengan perlakuan P0, P1, dan P6 terhadap
bobot polong isi kedelai tidak berbeda nyata.
f) Pemberian perlakuan P5 jika dibandingkan dengan perlakuan P2, P4, dan P3 terhadap
bobot polong isi kedelai berbeda nyata.
g) Pemberian perlakuan P6 jika dibandingkan dengan perlakuan P1, P5, dan P4 terhadap
bobot polong isi kedelai tidak berbeda nyata.
h) Pemberian perlakuan P6 jika dibandingkan dengan perlakuan P0, P3, dan P2 terhadap
bobot polong isi kedelai berbeda nyata.

17
i) Pemberian perlakuan P4 jika dibandingkan dengan perlakuan P6 dan P3 terhadap
bobot polong isi kedelai tidak berbeda nyata.
j) Pemberian perlakuan P4 jika dibandingkan dengan perlakuan P0, P1, P2, dan P5
terhadap bobot polong isi kedelai berbeda nyata.
k) Pemberian perlakuan P3 jika dibandingkan dengan perlakuan P4 dan P2 terhadap
bobot polong isi kedelai tidak berbeda nyata.
l) Pemberian perlakuan P3 jika dibandingkan dengan perlakuan P0, P1, P5, dan P6
terhadap bobot polong isi kedelai berbeda nyata.
m) Pemberian perlakuan P2 jika dibandingkan dengan perlakuan P3 terhadap bobot
polong isi kedelai tidak berbeda nyata.
n) Pemberian perlakuan P2 jika dibandingkan dengan perlakuan P0, P1, P4, P5 dan P6
terhadap bobot polong isi kedelai berbeda nyata.

18
BAB V

KESIMPULAN

1. Uji Duncan merupakan uji lanjutan yang digunakan untuk menguji perbedaan antara semua
padangan perlakuan yang mungkin tanpa memperhatiakn jumlah pelakuan. Jika pada
ANOVA tidak signifikan (α > 0,05) maka tidak perlu dilakukan uji lanjut karena
kesimpulannya sudah berakhir pada tidak adanya perbedaan yang signifikan antara grup
tersebut.
2. Hasil uji ANOVA pada percobaan diperoleh nilai F hitung perlakuan (14,53) > F table
(3,88) sehingga H0 ditolak, yang berarti pemupukan P berpengaruh terhadap bobot polong
isi kedelai. Sehingga dapat dilakukan uji lanjutan yaitu Uji Duncan.
3. Pada notasi, perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata
pengaruhnya begitu juga sebaliknya perlakuan yang tidak diikuti oleh huruf yang sama
berarti berbeda nyata pengaruhnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Agung (2019). Mengapa Mengunakan Uji Duncan? URL :


https://agungbudisantoso.com/mengapa-menggunakan-uji-duncan/, diakses pada 25
Februari 2023 pukul12.19

Martha, S. Kusnandar, D. (2022). Rancangan Percobaan.

Setiawan,A. (2022) Uji Lanjut Duncan. URL : https://www.smartstat.info/materi/rancangan-


percobaan/perbandingan-rata-rata/uji-lanjut-duncan.html, diakses pada 4 Februari 2023
pukul 10.03

Statistik Untuk Penelitian (2012). URL : http://avstatistik.blogspot.com/2012/10/uji-duncans-


multiple-range-test-dmrt.html, diakses pada 25 Februari 2023 pukul 12.53

Sulistiawati, M. (2015). Perancangan Percobaan. Jurusan Matematika Fakultas MIPA


Universitas Udayana

20
LAMPIRAN

Tabel Duncan Untuk Taraf Nyata 5%

21
LAMPIRAN

Tabel Duncan dengan Taraf Nyata 1%

22

Anda mungkin juga menyukai