Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

APLIKASI ANALISIS KUANTITATIF

STATISTIK NON PARAMETRIK DAN MENGAPLIKASIKAN DALAM


ANALISIS DATA
“Uji Ranking Sampel Independen Mann-Whitney dan Metode Cochan”

Dosen Pengampu : I Kadek Apriada, SE., M.Si

Disusun Oleh:
Ni Kadek Juliantari (2002612010881)
Putu Dedi Aditya Pramana (2002612010894)
Arif Rahman Hakim (2002612010895)
Putu Okki Anjeli (2002612010907)
Ni Kadek Rosa Dwiyanti Parwata (2002612010909)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “STATISTIK NON
PARAMETRIK DAN MENGAPLIKASIKAN DALAM ANALISIS DATA”.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas kelompok dari Bapak Dosen I Kadek
Apriada, SE., M.Si, makalah ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca
serta bagi kami.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen pada kuliah Aplikasi Analisis
Kuantitatif yang sudah mempercayakan tugas ini kepada kami, sehingga sangat membantu kami
untuk memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang sedang ditekuni.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuannya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari makalah ini.

Badung, 15 Februari 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Uji Man dan Whitney...............................................................................5
2.1.1 Sampel Kecil................................................................................5
2.1.2 Sampel Besar...............................................................................8
2.2 Uji Cochran.............................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................13
3.2 Saran.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

3
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Uji rank Mann-Whitney adalah salah satu bentuk pengujian dalam analisis statistika non
parametrik, di mana pengujian digunakan untuk menguji kesamaan distribusi dua populasi
yang saling bebas dengan asumsi distribusi dari kedua populasi adalah kontinu. Pengujian
dilakukan terhadap sampel-sampel yang diambil dari kedua populasi yang saling bebas
dengan teknik sampling tertentu. Salah satu faktor melakukan penyampelan adalah factor
biaya dan ketersediaan waktu. Pada uji rank Mann-Whitney proses pengambilan sampel dari
kedua populasi dilakukan dalam satu kali pengambilan. Mann dan Whitney (dalam Suprierr
dan Hewett, 1976) memperkenalkan uji rank Mann Whitney dua tahap di mana proses
pengambilan sampel terhadap kedua populasi dilakukan dalam dua tahap, hal ini
dimaksudkan selain dapat mereduksi ukuran sampel dari data yang akan dianalisis dapat juga
menghemat waktu dan biaya. Proses penyampelan tahap kedua dilakukan jika hipotesis
pengujian pada tahap pertama ditolak atau diterima, tetapi jika mengahasilkan keputusan
dilanjutkan maka dilakukan pengambilan sampel tahap kedua.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari metode Man dan Whitney?
2. Bagaimana pengujian metode Man dan Whitney dalam analisis data?
3. Apa pengertian dari metode Cochran?
4. Bagaimana pengujian metode Cochran dalam analisis data?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian metode Man dan Whitney.
2. Untuk mengetahui pengujian metode Man dan Whitney dalam analisis data.
3. Untuk mengetahui pengertian dari metode Cochran.
4. Untuk mengetahui pengujian metode Cochran dalam analisis data.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Uji Man and Whitney
2.1.1 Sampel Kecil
Metode Man and Whitney digunakan untuk menguji beda dua rata-rata untuk
sampel yang independen. Misalnya untuk membandingkan rata-rata kelompok sampel
A dengan jumlah pengamatan sebanyak n dengan kelompok sampel B yang jumlah
pengamatannya sebanyak m. Data yang akan dibandingkan dibuatkan rankingnya
secara keseluruhan, yaitu dari ke-1 sampai dengan ke-(n₁+n₂). Ranking dibuat dari
yang skornya terkecil ke skor yang lebih besar. Kemudian ranking dari masing-masing
kelompok sampel dijumlahkan. Asumsi yang mendasari teori statistik ini adalah
dimana sampel yang diambil dari masing-masing populasi adalah random dan
variabelnya adalah kontinyu. Data yang nilainya sama diperkenankan, dan skala
pengukuran yang diperlukan minimal ordinal. Apabila ada nilai yang sama, maka
rankingnya dirata- ratakan. Setelah diranking, total rangking minimal sama dengan
nol, maksimal jumlahnya sama dengan (n₁ x n₂) dan rata-rata = (n₁ x n₂)/2, serta
dengan standar deviasi
𝜎𝑟 = √𝑛₁ 𝑛₂ (𝑛₁ + 𝑛₂ + 1) /12
Langkah-langkah pengujiaannya adalah sebagai berikut:
1) Formulasi hipotesis
a. (uji dua arah)
H0 : μ1 = μ1 H1
: μ1 ≠ μ2
b. ( uji satu arah )
H0 : μ1 ≤ μ2 dimodifikasi H0 : μ2 ≥ μ1
H1 : μ1 > μ2 H 1 : μ2 < μ1
c. (uji satu arah )
H0 : μ1 ≥ μ2 H1
: μ1 < μ2
2) Tentukan tingkat signifikansi yang diinginkan, misalnya 0,05, 0,01 dan seterusnya
pada n tertentu.
3) Kriteria pengujian
Untuk menentukan daerah kritis pada sampel kecil, digunakan tabel khusus Man
and Whitney
a. Test satu sisi
Ho diterima bila T hitung ≥ T Wα
Ho ditolak bila T hitung < T Wα
b. Test dua sisi apabila perbedaan arah tidak dinyatakan
Ho diterima apabila T hitung ≥ T W₁- α/2
Ho ditolak apabila T hitung < T W₁-α/2
4) Perhitungan
S = ∑𝑛 𝑖=1
𝑅(𝑋𝑖)
5
Dimana:

6
𝑛(𝑛+
T=S- 2 R₁ = Ranking kelompok pertama

Berdasarkan asumsi bahwa distribusi yang dimiliki uji Man and Whitney ini
adalah simetris, maka untuk lebih efisien hasil T yang digunakan adalah yang lebih
sedikit atau yang lebih kecil. Untuk mengetahui bahwa T tersebut lebih sedikit atau
lebih banyak, maka dibandingkan dengan rata-ratanya (𝑈𝑇), yaitu 𝜇𝑇= (n₁n₂)/2.
Bila T adalah jumlahnya lebih besar dari 𝑈𝑇 maka T yang lebih kecil atau sebut
saja T' = (n₁n₂) - T.
5) Kesimpulan
Untuk uji satu sisi, terlebih dahulu periksa ranking rata-rata (mean rank) masing-
masing kelompok apakah sesuai dengan yang diharapkan kemudian bandingkan
hasil T hitung dengan nilai T kritis (sesuai dengan kriteria pengujian), Tolak/terima
Ho dan buat kesimpulan.

Contoh :
Seorang peneliti menduga bahwa profitabilitas BPR sangat dipengaruhi oleh
lokasinya atau potensi daerahnya. Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Antaka dan
Bahama pada tahun tertentu dengan mengambil sampel masing-masing sebanyak 10 di
Kabupaten Antaka dan 12 BPR di Kabupaten Bahama, yang mana profitabilitasnya
adalah sebagai berikut:
Sampel Profitabilitas BPR
A B
1 28 30
2 52 32
3 32 31
4 29 43
5 38 47
6 32 51
7 50 37
8 27 44
9 42 31
10 30 42
11 33
12 42
Apakah rata-rata profitabilitas BPR pada dua kabupaten tersebut berbeda?
Gunakan tingkat keyakinan 95 persen.
Jawab:
1) Formulasi hipotesis
Ho : μ₁ = μ₂ → rata-rata profitabilitas BPR di Kabupaten Antaka dan Bahama
adalah sama.
H₁ : μ₁ ≠ μ₂ → rata-rata profitabilitas BPR di Kabupaten Antaka dan Bahama tidak

7
sama.
2) Tingkat keyakinan 95 persen, untuk n₁ = 10 dan n₂ = 12 pengujian dua sisi,
maka dari diperoleh Twα/2 = 30.
3) Kriteria pengujian
Ho diterima apabila T hitung ≥ 30
Ho ditolak apabila T hitumg < 30
4) Perhitungan

Sampel BPR Profitabilitas Wilayah BPR Rank Total Rank


BPR Profibilitas
1 28 Antaka 2,0
2 52 Antaka 22,0
3 32 Antaka 9,0
4 29 Antaka 3,0
5 38 Antaka 13,0
6 32 Antaka 9,0
7 50 Antaka 20,0
8 27 Antaka 1,0
9 42 Antaka 15,0
10 30 Antaka 4,5 98,5
11 30 Bahama 4,5
12 32 Bahama 9,0
13 31 Bahama 6,5
14 43 Bahama 17,0
15 47 Bahama 19,0
16 51 Bahama 21,0
17 37 Bahama 12,0
18 44 Bahama 18,0
19 31 Bahama 6,5
20 42 Bahama 15,0
21 33 Bahama 11,0
22 42 Bahama 15,0 154,5

Total ranking adalah = 98,5 + 154,5 = 253,0. Hal ini dapat dikontrol dengan total
rangking = (n₁ x n₂) (n₁ + n₂ + 1)/2 = 253,0 2 (x n₂)/2
T = S - n₁ (n₁ +1)/2 T
= 98,5 - (10)(11)/2 T
= 98,5 - 55
T = 43,5

8
5) Oleh karena T terkecil yang jumlahnya 43,5 yang lebih besar dari T tabel yang
besarnya 30, maka Ho diterima. Ini berarti bahwa rata-rata tingkat profitabilitas
BPR pada Kabupaten Antaka dan Bahama tidak berbeda nyata.

2.1.2 Sampel Besar


Untuk sampel yang besar atau sampelnya yang lebih besar dari 20, maka
diberlakukan dalil limit sentral, sehingga pengujian dapat menggunakan pendekatan
kurva normal. Perbedaannya dengan analisis sampel kecil adalah terletak pada
perhitungan dan kriteria pengujiannya.
Perhitungannya:
Z=
𝑇− 𝜇𝑐 S = ∑𝑖=1 𝑅( 𝑋 𝑖 )
𝜎𝑐

Keterangan :
T = S - n₁(n₁ x n₂)/2 𝜇𝑟 = (n₁n₂)/2 ;

R₁ = Ranking kelompok yang terkecil 𝜎𝑟 = √𝑛₁𝑛₂ (𝑛₁ + 𝑛₂ + 1) /12


Kriteria pengujian:
a. Test satu sisi apabila
Ho diterima bila z hitung ≥ -Z α
Ho ditolak bila Z hitunz < -Z α
b. Test dua sisi apabila perbedaan arah tidak dinyatakan
Ho diterima bila z hitung ≥ -Z α/2
Ho ditolak bila Z hitung < -Z α/2
Contoh
Adanya persaingan yang agak ketat, bisnis minimart di kota disinyalir kurang
menguntungkan dibandingkan dengan di desa. Di pihak lain, meskipun persaingan
kurang ketat di perdesaan, dengan tingkat daya beli konsumen yang rendah, volume
penjualan bisnis minimart di desa rendah, sehingga tingkat profitabilitasnya mungkin
rendah. Untuk menjawab dugaan tersebut diambil sampel random 15 bisnis palen-palen
kecil di desa dan 20 di kota. Profitabilitasnya adalah sebagai beikut:
Di Desa Di Kota
33 31 25 54
42 66 38 29
28 47 32 65
29 51 50 30
41 34 26 27
32 52 42
53 37 30
29 44 31
62 36 43
30 63 45

9
Dengan alpa 5 persen, uji apakah ada perbedaan profitabilitas bisnis palen-palen
kecil di kota dan di desa.
Jawab:
1) Formulasi hipotesis
Ho : μ₁ = μ₂ → tidak terdapat perbedaan profitabilitas bisnis palen-palen kecil di
kota dan di desa.
H₁ : μ₁ ≠ μ₂ → terdapat perbedaan profitabilitas bisnis palen-palen kecil di kota
dan di desa.
2) Alpa 5%, uji dua sisi, z = - 1, 96
3) Kriteria pengujian
Ho diterima apabila z hitung ≥ - 1
,96 Ho ditolak apabila z hitung < -
1,96
4) Perhitungan
Di Desa Di Kota
No Profitabilitas Ranking No Profitabilitas Ranking
Sampel Sampel
3 28 4 16 25 1
4 29 6 20 26 2
8 29 6 30 27 3
10 30 9 27 29 6
11 31 11,5 29 30 9
6 32 13,5 32 30 9
1 33 15 33 31 11,5
15 34 16 18 32 13,5
5 41 20 24 36 17
2 42 21,5 22 37 18
13 47 26 17 38 19
14 51 28 31 42 21,5
7 53 30 34 43 23
9 62 32 23 44 24
12 66 35 35 45 25
19 50 27
21 52 29
26 54 31
25 63 33
28 65 34
273,5 356,5
T = S - n₁(n₁ x n₂)/2 T’ = n₁n₂ - T
T = 273, 5 - 15(15 + 1) / 2 T T’ = 300 – 153,5
= 153,5 T’ = 146.5

𝜇𝑟 = (n₁n₂)/2
𝜇𝑟 = (15)(20)/2

10
𝜎𝑟 = √𝑛₁𝑛₂ (𝑛₁ + 𝑛₂ + 1) /12

𝜎𝑟 = √(15)(20)(15 + 20 + 1) /12
= 30

146,5− 150
Z= 30 = -0.117
5) Oleh karena z hitung sebesar -0,117 atau lebih besar dari -1,96, maka Ho diterima.
Hal ini berarti bahwa profitabilitas bisnis palen-palen kecil di desa dan di kota
tidak berbeda nyata alias sama.

2.2 Uji Cochran


Uji Cochran (Cochran Test) ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel
berpasangan. Uji ini cocok digunakan kalau data berbentuk nominal atau merupakan
informasi ordinal yang terpisah dua (dikotomi). Misalnya jawaban atau hasil observasi
berbentuk ya - tidak, sukses - gagal, terjual - tidak terjual, selanjutnya skor untuk ya = 1 dan
tidak = 0.
Menurut Cochran (1950) seperti yang dikutif Siegel (1994), rumus yang digunakan adalah:
𝑘
𝑘(𝑘−1) ∑ (𝐺𝑖−𝐺)
𝑖=1
Q=
𝑘 ∑𝑁
𝑖=1 𝐿𝑖− 𝑖=1 𝐿𝑖²
∑𝑁

Σ atau o dibaca sigma.


Menurut Siegel (1994), rumus di atas dapat disederhanakan menjadi:

(𝑘−1)[ 𝑘 ∑𝑘 2 𝑘
Q= 𝑗=1 𝐺𝑗 −(∑ 𝑗=1 𝐺 𝑗)²]
𝑘 ∑𝑁 𝑁
𝑗=1 𝐿𝑖 ∑𝑗=1 𝐿𝑖²

Sugiyono (2002) menjelaskan bahwa distribusi sampling Q mendekati distribusi Khi-


Kuadrat sehingga untuk menguji signifikansi harga Qhitung tersebut maka perlu
dibandingkan dengan harga-harga kritis untuk Khi Kuadrat.
Kriteria pengujian atau kaidah keputusan adalah:
Jika Q hitung < harga kritis Khi Kuadrat untuk taraf signifikansi tertentu dan db = k-1
maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika Q hitung ≥ harga kritis Khi Kuadrat untuk taraf signifikansi tertentu dan db = k-1
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Contoh
Ambarwaty (2005) telah melakukan penelitian pada usahatani seledri di Desa Simpang
Pasir, Kecamatan Palaran, Propinsi Kalimantan Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan
11
cara wawancara langsung dengan petani seledri. Jumlah responden dalam penelitian ini
adalah 26 petani.

12
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani seledri menggunakan 3 merk pestisida yaitu
Matador, Tropsin, dan Antracol. Jenis pestisida yang digunakan setiap petani berbeda- beda.
Beberapa petani menggunakan 2 merek pestisida sedangkan petani yang lain ada yang
menggunakan 3 merek pestisida. Data pada Tabel 2.5 menunjukkan penggunaan pestisida
oleh petani seledri. Jika petani menggunakan pestisida merek tertentu diberi skor 1 dan jika
tidak menggunakan pestisida diberi skor 0. Lakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan nyata jenis pestisida (merek Matador, Tropsin, dan Antracol)
yang digunakan oleh petani seledri.
Penyelesaian
Soal ini menguji hipotesis komparatif, sampel related, dan data nominal sehingga
pengujian hipotesis dapat menggunakan Uji Cochran dengan cara perhitungan ditunjukkan
pada Tabel 2.6
(𝑘−1)[ 𝑘 ∑𝑘 𝐺𝑗2−(∑𝑘 𝐺 𝑗)²]
𝑗=1 𝑗=1 (3−1)[3(132+162+152)−(44)2] = 0,58
Q= 𝑁 𝑁 =
𝑘 ∑𝑗=1 𝐿𝑖 ∑𝑗=1 𝐿𝑖² (3)(44)−(84)

Harga kritis Khi Kuadrat 5%, db=k-1-3-1-2 adalah 5,99. Hipotesis:


Ho : Jenis pestisida (merek Matador, Tropsin, dan Antracol) yang digunakan oleh petani
seledri yang satu tidak berbeda nyata dengan petani seledri yang lainnya.
H₁ : Jenis pestisida (merek Matador, Tropsin, dan Antracol) yang digunakan oleh
petani seledri yang satu berbeda nyata dengan petani seledri yang lainnya.
Kaidah keputusan:
Q hitung (0,58) < Khi Kuadrat tabel (5,99) maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti jenis
pestisida (merek Matador, Tropsin, dan Antracol) yang digunakan oleh petani seledri yang
satu tidak berbeda dengan petani seledri yang lainnya.
Tabel 2.5. Jenis pestisida yang digunakan petani seledri di Desa Simpang Pasir,
Kecamatan Palaran, Provinsi Kalimantan Timur.
No Responden Merek
Matador Tropsin Antracol
1 0 1 1
2 0 1 1
3 1 0 1
4 0 1 1
5 0 1 0
6 0 1 0
7 1 0 1
8 1 1 0
9 0 1 0
10 0 0 1
11 0 0 1
12 1 0 1

13
13 1 0 1
14 1 0 1
15 1 1 0
16 0 1 0
17 1 1 1
18 0 0 1
19 1 1 1
20 0 1 0
21 0 0 1
22 1 1 0
23 1 0 1
24 0 1 0
25 1 1 0
26 1 1 0
Sumber: Ambarwaty (2005)
Tabel 2.6. Perhitungan untuk Uji Cochran
No Responden Matador Tropsin Antracol 𝐿𝑖 𝐿𝑖²
1 0 1 1 2 4
2 0 1 1 2 4
3 1 0 1 2 4
4 0 1 1 2 4
5 0 1 0 1 1
6 0 1 0 1 1
7 1 0 1 2 4
8 1 1 0 2 4
9 0 1 0 1 1
10 0 0 1 1 1
11 0 0 1 1 1
12 1 0 1 2 4
13 1 0 1 2 4
14 1 0 1 2 4
15 1 1 0 2 4
16 0 1 0 1 1
17 1 1 1 3 9
18 0 0 1 1 1
19 1 1 1 3 9
20 0 1 0 1 1
21 0 0 1 1 1
22 1 1 0 2 4
23 1 0 1 2 4
24 0 1 0 1 1
25 1 1 0 2 4
26 1 1 0 2 4
Jumlah (𝐺𝑖) 13 16 15 44 84
Sumber: Ambarwaty (2005)

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uji Man-Whitney adalah salah satu bentuk pengujian dalam analisis statistika non
parametrik, di mana pengujian digunakan untuk menguji kesamaan distribusi dua
populasi yang saling bebas dengan asumsi distribusi dari kedua populasi adalah kontinu
dan skala pengukuran dari data minimal ordinal. Uji rank Mann-Whitney dua tahap
dianggap lebih efisien dibandingkan uji rank Mann-Whitney karena dapat mereduksi
ukuran sampel sehingga dapat menghemat biaya dan waktu.

3.2 Saran
Diharapkan makalah ini berguna dan menjadi pembelajaran bagi pembaca maupun
penulis karena masih banyak hal yang perlu kita pelajari dalam sistem pengendalian
manajemen dalam suatu perusahaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Karmini. 2020. Statistika Non Parametrik. Samarinda:Mulawarman University Press.


Teti Sofia Yanti. 2007. Uji Rank Mann-Whitney Dua Tahap. Vol.7, No.1, 55-60. Jurnal Statistika
UNISBA

16

Anda mungkin juga menyukai