Anda di halaman 1dari 14

MENGETAHUI DAN MEMAHAMI STRATEGI PENGUJIAN

HIPOTESIS RATA-RATA DUA POPULASI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Harun, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Savira Rahmasari (22112251070)
2. Siti Aisyah (22112251073)
3. Amalia Mustafa (22112251098)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang materi penyajian, variasi, dan jenis data dalam
mata kuliah statistika yang diampu oleh Prof. Dr. Harun, M.Pd.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 26 Maret 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengujian Dua Sampel Independen ........................................................... 3
B. Pengujian Data Berpasangan...................................................................... 4
C. Latihan-latihan Analisis ............................................................................. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai banyak hal yang dapat
dideskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus
diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa.
Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data. Hal ini sejalan
dengan pendapat Maulana (2016: 2) statistik merupakan disiplin ilmu yang penting,
ilmu yang berkaitan dengan cara pengumpulan data, penyajian data, diagram atau
grafik, pengolahan data. Dengan demikian ukuran statistika memiliki beberapa
macam ukuran-ukuran. Seperti ukuran gejala pusat yang meneliti setiap pusat
gejala dari data dan ukuran gejala letak merupakan yang meneliti letak gejala yang
dibutuhkan dalam sebuah data.

Untuk memperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian.


Penelitian didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langkah-langkah
pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, tentunya perlu
mengadakan hal menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang ingin diteliti.
Pernyataan dugaan atau pernyaaan sementara dapat disebut dengan hipotesis.
Hipotesis merupakan pernyataan hubungan antara variabel dengan variabel, yang
bersifat sementara atau bersifat dugaan. Hipotesis juga dapat dinyatakan dalam
kalimat lain yaitu pernyatan hubungan antara dua variabel atau lebih, yang bersifat
sementara atau dugaan (Ansori & Iswati, 2017: 47). Seringkali dalam suatu
penelitian akan diselidiki apakah suatu metode baru memberikan hasil yang lebih
baik dari metode lama, atau dua pendekatan dalam memberikan hasil yang sama.

Dengan demikian, upaya dalam mengatasi masalah tersebut, dapat


diselesaikan dengan menggunakan pengujian hipotesis rata-rata dua populasi.
Pengujian hipotesis rata-rata dua populasi merupakan suatu pengujian dua hipotesis

1
yang masing-masing hipotesis tersebut berasal dari dua populasi yang berbeda serta
independen. Pengujian ini dapat digunakan saat akan membandingkan apakah
proporsi pada populasi pertama lebih kecil, sama atau besar dibandingkan proporsi
pada populasi kedua (Elfrianto & Lesmana, 2022: 46). Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan membahas terkait pengujian dua sampel independent, pengujian
data berpasangan, dan latihan analisis pengujian hipotesis rata-rata dua populasi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengujian dua sampel independent?
2. Bagaimana pengujian pada data data berpasangan?
3. Bagaimana cara menghitung analisis pengujian hipotesis rata-rata dua
populasi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengujian dua sampel independent.
2. Untuk mengetahui pengujian data pada data berpasangan?
3. Untuk mengetahui cara menghitung analisis pengujian hipotesis rata-rata dua
populasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengajuan Dua Sampel Independen

Seringkali dalam suatu penelitian akan diselidiki apakah suatu metode baru
memberikan hasil yang lebih baik dari metode lama atau dua pendekatan dalam
memberikan hasil yang sama. Masalah seperti ini dapat diselesaikan dengan
melakukan pengujian rata-rata dua populasi. Berikut ini adalah tabel untuk uji rata-
rata dua populasi yang memuat hipotesis, statistic uji dengan asumsi variansi, dan
daerah kritis, yaitu daerah penolakan H0.

Uji Rata-Rata Dua Populasi

3
Catatan

Asumsi yang harus dipenuhi adalah masing-masing sampel independent


dan diambi dari populasi berdistribusi normal. Untuk n = m statistic uji yang ke dua
dan ke tiga adalah sama, sehingga tidak perlu diuji apakah variansi sama atau tidak.
Uji kesamaan variansi dapat dilakukan dengan uji Levence yang sudah tersedia di
SPSS.

Contoh

Suatu sampel acak berukuran n = 25 diambil dari populasi normal dengan


simpangan baku σ1 = 5,2 mempunyai rata-rata 𝑥̅1 = sampel kedua berukuran m =
36 diambil dari populasi yang lain dengan simpangan baku σ1 = 3,4 mempunyai
rata-rata 𝑥̅1 = uji hipotesis H0: μ1- μ2 = 0 dan Ha: μ1- μ2 ˃ 0 dengan taraf signifikan
0,05.

Jawab :

Daerah kritis 𝑍 ˃ 𝑍𝛼 = 𝑍0,05 = 1,645

Perhitungan:

̅ 1−X
X ̅ 2−d0 81−76−0
Z= 2 2
= (5,2)2 (3,4)2
= 4,22
√σ 1+ σ 1 √ +
𝑛 𝑚 25 36

Kesimpulan :

Karena Z = 4,22 ˃ 𝑍0,05 = 1,645, maka H0 ditolak, yang berarti rata-rata populasi
pertama lebih besar daripada rata-rata populasi kedua.

B. Pengujian Data Berpasangan


Uji t sample berpasangan sering kali disebut sebagai paired-sampel t test. Uji t
untuk data sampel berpasangan membandingkan rata-rata dua variabel untuk suatu
grup sampel tunggal. Uji ini menghitung selisih antara nilai dua variabel untuk tiap
kasus dan menguji apakah selisih rata-rata tersebut bernilai nol.

4
Kriteria data untuk uji t sampel berpasangan :
1. Data untuk tiap pasang yang diuji dalam skala interval atau rasio.
2. Data berdistribusi normal.
3. Nilai variannya dapat sama ataupun tidak.
Uji t berpasangan (paired t-test) umumnya menguji perbedaan antara dua
pengamatan. Uji seperti ini dilakukan pada Subjek yang diuji untuk situasi sebelum
dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa (sejenis).
Misalnya ketika kita akan menguji banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi
lotion anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya.
Contoh uji t sampel berpasangan\
1. Sebuah penelitian memiliki tujuan ingin mengetahui apakah terdapat
perbedaan waktu yang dibutuhkan perawat untuk memasang infuse sebelum
dan sesudah mengikuti pelatihan. Karena itu peneliti mengambil sampel acak
terhadap 10 orang perawat. Berikut adalah waktu yang dibutuhkan seorang
perawat saat memasang sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, data berikut
dihitung dalam menit.
Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sebelum 6 8 7 10 9 7 6 7 9 8
Sesudah 5 6 7 8 8 7 5 7 9 7
Jawab :

• Ho: µ1 = µ2
Ha: µ1 ≠ µ2
• Titik kritis uji - nilai t tabel pada α = 0,05 dan df = 9à = 2.26

• Selisih Waktu sebelum dan sesudah


Sebelum 6 8 7 10 9 7 6 7 9 8
Sesudah 5 6 7 8 8 7 5 7 9 7
Selisih 1 2 0 2 1 0 1 0 0 1

5
• d = 8/10
d = 0,8
• Sd = (√10(106) - 64) / 10 (10 -1)
Sd = 3,33
• t-hitung = d / (s/√n)
t-hitung = 0,8 / (3,33/√10) t-hitung = 0,76
• Nilai t-hitung = 0,76 < 2,26 (t-tabel) àHo diterima
• Kesimpulan:
Tidak ada perbedaan waktu yang dibutuhkan perawat untuk
memasang infuse sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah
mengikuti pelatihan.

C. Latihan Analisis Pengujian Hipotesis Rata-rata Dua Populasi


1. Pengujian dua sampel independent
a. Satu sampel acak berukuran n = 25 diambil dari populasi normal dengan
simpangan baku 𝜎 1 = 5,2 mempunyai rata-rata x̄1 = 81. Sampel kedua
berukuran m = 36 diambil dari populasi yang lain dengan simpangan baku
𝜎 1 = 3,4 mempunyai rata-rata x̄1 = 76. Uji hipotesis H0: 𝜇 1 – 𝜇 2 = 0 dan Ha:
𝜇 1 – 𝜇 2 > 0 dengan taraf signifikansi 0,05.
Jawab:
Daerah kritis z > z𝛼 = z0,05 = 1,645
Perhitungan:

Kesimpulan:
Karena z = 4,22 > z0,05 = 1,645, maka H0 ditolak, yang berarti rata-rata
populasi pertama lebih besar daripada rata-rata populasi kedua.

6
b. Suatu perkuliahan statistika diberikan pada dua kelas. Kelas pertama diikuti
12 mahasiswa dengan pembelajaran kooperatif dan kelas lain diikuti 10
mahasiswa dengan pembelajaran konvensional. Pada akhir semester
mahasiswa diberikan ujian dengan soal yang sama untuk kedua kelas. Hasil
ujian pada kelas kooperatif mencapai nilai rata-rata 85 dengan simpangan
baku 4, sedangkan kelas biasa memperoleh nilai rata-rata 81 dengan
simpangan baku 5. Ujilah hipotesis bahwa hasil pembelajaran dengan kedua
metode adalah sama dengan menggunakan taraf signifikansi 10%.
Asumsukan kedua populasi berdistribusi normal dengan variansi sama.
Jawab:
Diketahui x̄1 = 85, S1 = 4, n = 12; x̄2 = 81, S1 = 5, n = 10
Hipotesis:
H0: 𝜇 1 – 𝜇 2 = 0
Ha: 𝜇 1 – 𝜇 2 ≠ 0

Daerah kritis:
T < -t 𝛼 /2,n+m-2 = -t0,05;20 = -1,725 atau t > t 𝛼 /2,n+m-2 = t0,05;20 = 1,725
Perhitungan:

Kesimpulan:
Karena t = 2,07 > 1,725, maka H0 ditolak pada taraf signifikansi 10%. Ini
berarti bahwa kedua pembelajaran memberikan hasil pembelajaran yang
tidak sama (rata-rata hasil pembelajaran kedua metode tidak sama).

7
c. Dengan menggunakan data pada contoh b, ujilah hipotesis bahwa hasil
pembelajaran dengan metode kooperatif lebih baik daripada dengan metode
konvensional dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Asumsikan
kedua populasi berdistribusi normal dengan variansi tidak sama.
Jawab:
Hipotesis:
H0: 𝜇 1 – 𝜇 2 = 0
Ha: 𝜇 1 – 𝜇 2 > 0
Daerah kritis:
Untuk menentukan daerah kritis perlu melakukan perhitungan derajat bebas

Dengan demikian daerah kritis adalah:


t > ta,v = t0,05;17,17 = t0,05;17 = 1,74
Perhitungan:

Kesimpulan:
Karena t = 2,04 > 1,74, maka H0 ditolak pada taraf signifikansi 0,05. Ini
berarti bahwa pembelajaran kooperatif memberikan hasil pembelajaran
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Pengujian data berpasangan
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara
tinggi anak laki-laki pertama dan ayah. Berikut ini adalah data tentang tinggi
anak laki-laki pertama (X) dan tinggi ayah (Y).

8
Tinggi anak (X) Tinggi ayah (Y) W W2
158 161 -3 9
160 159 1 1
163 162 1 1
157 160 -3 9
154 156 -2 4
164 159 5 25
169 163 6 36
158 160 -2 4
162 158 4 16
161 160 1 1
Jumlah 8 106

Jawab:
Hipotesis yang diuji adalah
H0: H0 : 𝜇 w = 0
Ha: 𝜇 w ≠ 0
Dari dua data tersebut diperoleh rata-rata x̄ = 0,8
10(106)−64
Dan simpangan baku sw = √ = √11,07
10.9

Statistik uji:
0,8
t= = 0,762
√11,07/10

Dari table distribusi t, karena t: t0,025; 9 = 2,26. Karena diperoleh thitung < ttabel, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (taraf signifikansi
0,05) antara tinggi ayah dan anak laki-laki pertama.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asumsi yang harus dipenuhi adalah masing-masing sampel independent dan
diambil dari populasi berdistribusi normal. Untuk n = m statistic uji yang ke dua
dan ke tiga adalah sama, sehingga tidak perlu diuji apakah variansi sama atau tidak.
Sedangkan data hasil pretest dan posttest dapat dinyatakan dalam n pasangan (Xi,
Yi), I = 1, …, n, dengan Xi adalah pretest dan Yi adalah posttest.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan. Maka, saran dalam makalah ini
untuk pengujian hipotesis rata-rata dua populasi dengan pengujian untuk dua
sampel yang independent dapat menggunakan rumus yang telah dipaparkan.
Namun untuk menghasilkan data yang lebih akurat dapat menggunakan SPSS. Dan
pengujian untuk dua berpasangan adalah pengujian data hasil pretest dan posttest.

10
DAFTAR PUSTAKA

Siagian, Nalom. (2021). Statistika Dasar: Konseptualisasi dan Aplikasi: CV Kultura


Digital Media. ISBN: 978-623-378-086-5
Statistika: Matrikulasi S2 Program Pascasarjana UNY. (2011). Yogyakarta: UNY.
Anshori, M., & Iswati, S. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya:
Airlangga University Press.
Elfrianto., & Lesmana, G. (2022). Metodologi Penelitian Pendidikan. Meda: UMSU
Press.
Maulana. (2016). STATISTIKA DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN: Konsep Dasar
dan Kajian Praktis. Sumedang: UPI Sumedang Press.
UNY. (2011). Matrikulasi S2 Program Pascasarjana UNY. Yogyakarta: UNY Press.

11

Anda mungkin juga menyukai