Anda di halaman 1dari 19

Tugas Mata Kuliah

‘’Riset Keperawatan & Metodologi Penelitian’’

RANCANGAN/DESAIN PENELITIAN

Kelompok II
Kelas Regular B (Semester VI)

1. Ayu Asgar Panaogi (21606033)


2. Sulfiana Eka Saputri (21606054)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
2019/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,taufik,hidayah serta karunia-Nya kepada kami,sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Riset
Keperawatan dan Metodologi Penelitian. Dan alhamdulillah selesai tepat pada
waktunya dengan judul “Desain./Rancangan Penelitian ‘Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, 21 Juni 2019


DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………….…………………......… i
DAFTAR ISI ……………………………………….…………………………....ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang…………………………………………….…...................1
b. Rumusan Masalah………………………………………………………...1.
c. Tujuan Penulisan………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

a. Pegertian Desain Penelitian……………………………….……….……..2


b. Jenis Desain Penelitian……………………………………..…………….3
c. Pemilihan Rancangan/Desain Penelitian…………………….…………...7
d. Contoh Aplikasi Jenis Desain Penelitian…………….……….…..............9

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan……………………………………………….......................15
b. Saran…………………………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya, Pemilihan dan penetapan rancangan yang dipakai


untuk penelitian perlu dilakukan setelah perumusan hipotesis
penelitian.Hal ini penting karea rancangan penelitian pada dasarnya
merupakan strategi untuk mendapatkan data yang yang dibutuhkan untuk
keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian
dan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel
yang berpengaruh dalam penelitian. Dengan demikian desain penelitian
pada hakekatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebaga pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pegertian Desain Penelitian?
2. Apa Saja Jenis Desain Penelitian?
3. Bagaimana Cara Pemilihan Rancangan/Desain Penelitian?
4. Apa Saja Contoh Aplikasi Jenis Desain Penelitian?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pegertian Desain Penelitian?
2. Untuk Mengetahui Jenis Desain Penelitian?
3. Untuk Mengetahui Cara Pemilihan Rancangan/Desain Penelitian?
4. Untuk Mengetahui Contoh Aplikasi Jenis Desain Penelitian?
BAB II

PEMBAHASAN

DESAIN PENELITIAN/RANCANGAN PENELITIAN

A. Pegertian Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun


sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Dalam pegertian yang luas desain
penelitian mencakup berbagai hal yang dilakukan peneliti, mulai dari identifikasi
masalah,rumusan hipotesis,operasionalisasi hipotesis,cara pengumpulan
data,sampai pada akhirnya pada analisis data. Dalam pegertian lebih sempit desain
penelitian mengacu pada jenis penelitian yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan penelitian, oleh karena itu desain berguna sebagai pedoman untuk
mencapai tujuan penelitian.

Dengan demikian maka pada hakekatnya desain penelitian merupakan


suatu wahana untuk mencapai tujuan penelitian,yang juga berperan sebagai
rambu-rambu yang akan menuntun peneliti dalam seluruh proses penelitian.
Dalam garis besarnya, desain penelitian mempunyai 2 kegunaan yang sangat
penting dalam proses penelitian, yakni:

 Merupakan sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap


pertanyaan penelitian
 Merupakan alat bagi peneliti untuk mengontrol dan mengendalikan
berbagai variable yang berpengaruh pada suatu penelitian

Menurut Buns & Groves (1991:261) ada beberapa pertayaan yang perlu
dikaji pada bagian penentuan rancangan penelitian,seperti tersebut dibawah ini:
 Apakah tujuan utama penelitian untuk menjelaskan variable dan kelompok
berdasarkan situasi penelitian,menguji suatu hubungan, atau menguji
sebab akibat pada situasi tertentu?
 Apakah suatu perlakuan(treatment) akan digunakan?
 Jika ya, apakah treatment akan dikontrol oleh peneliti?
 Apakah sample akan dilakukan pra-test sebelum treatment ?
 Apakah sample akan diseleksi secara random?
 Apakah sample akan diteliti sebagai satu grup/dibagi menjadi beberapa
grup?
 Berapa besarnya grup yang akan diteliti?
 Berapa jumlah masing-masing grup?
 Apakah tiap-tiap grup akan dikontrol?
 Apakah tiap grup akan diberi tanda secara random?
 Apakah pengukuran variabelnya akan diulang?
 Apakah menggunakan pengumpulan data cross-sectional atau cross time?
 Apakah variable sudah diidentifikasi?
 Apakah data yang dikumpulkan memiliki banyak variable?
 Strategi apa yang digunakan untuk mengontrol variable yang bervariasi?
 Strategi apa yang digunakan untuk membandingkan suatu variable/grup?
 Apakah suatu variable akan dikumpulkan secara singkat/multiple?

Penyusunan desain perlu pertimbangan yang matang dan rinci


sebagaimana tersebut diatas.Semakin hati-hati dalam berpikir secara
rinci,desain penelitian akan semakin kuat.

B. Jenis Desain Penelitian

Menurut Wilson Diers (1979) jenis desain keperawatan dibedahkan menjadi 4


yaitu:

1. Deskriptif,penelitian bertujuan untuk menjelaskan,memberi suatu


nama,sittuasi atau fenomena dlam menemukan ide baru
2. Faktor yang berhubungan (relationship).Penelitian ini dlaksanakan untuk
mengembangkan hubungan antar variabel dan menjelaskan hubungan yang
dtemukan .penelitian ini juga disebut penelitian tahap kedua setelah suatu
fenomena dtemukan.hubungan tersebut tidak selau memiiki mekanisme
yang menjelaskan (secara ko-insiden/kebetulan timbul bersamaan).Desain
yang sering digunakan adalah cros sectional
3. Faktor yang berhubungan (asosiasi).Penelitian ini diesbyt juga explanatory
,bertujuan untuk menentukan faktor apakah yang terjadi sebelum atau
bersamaan tanpa adanya suatu intervensi dari peniliti.Desain yang
dipergunakan bisa menggunakan cross-sectional
4. Causa (pengaruh).Penelitian ini ditunjukkan umtuk menguju pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.

Karakteristik desain pengaruh causa)adalah sebagai berikut:

 Intesitas VI (variabel independen)menentukan intesitas VD (dosis)


 Dapat dijelaskan mekanisme perubahannya
 (terapi) bukan sebagi (causian)
 Jenis desain yang dipergunakan adalah eksperimental

1) True Experimental(satu kelompok tidak dilakukan intervensi)


2) Quasy Experimental(sau kelompok dilakukan itervensi sesuai dengan
metode yang dikehendaki,kelompok lannya dilakukan seperti biasannya
3) Pre-experimental :post only;pre-post.satu kelompok dilakukan intervensi
X dan kelompok lainnya dilakukan intervensi Y.

Secara umum ,penelitian dapat diklasifikasikan menjadi (1) Non-


eksperimen dan (2)Experimen .Penjelasan dibawah ini akan menguraikan
mengenai dua kategori desain yang sering digunakan dalam penelitian
keperawatan:

1. Desain Non-eksperimen
Desain penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif bertujuan untuk me(memaparkan)peristiwa-peristiwa
urgen yang terjadi pada masa kini.Deskripsi peristiwa dilakukan secara
sistematik dan lebih menekankan pada data faktual daripada
penyimpulan.Fenomena disajikan secara apa adadanya tanpa manipulasi
dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa
fenomena tersebut bisa terjadi,oleh karena itu penelitian jenis ini tidak
perlu ada adanya suatu hipotesis.Hasil penelitian deskriftif sering
digunakan atau dialanjutkan dengan melakukan penelitian analitik.
Hubungan antar variabel diindetifikasi untuk menggambarkan secara
keseluruhan suatu peristiwa yang sedang diteliti,tetapi pengujian mengenai
tipe dan tingkat hubungan bukan merupakan tujuan utama dari suatu
penelitian deskriftif.untuk menghindari bias dalam suatu penulisan
dilakukan dengan (1) menghubungkan antar akonsep dan operasional
defisi variabel(2) seleksi sampel dan besarna sampel(3)instrumen yang
valid dan reliabel dan (4)prosedur pengambilan data dengan adanya suatu
kontrol lingkungan.
a. Desain peneliti studi kasus

Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup


pengkajian satu unit studi secara intensif misalnya satu
pasien,keluarga,kelompok,komunitas atau institusi meskipun jumlah dari
subjek cenderung sedikit ,jumlah variabel yang sangant luas.Oleh karena
itu sangat penting untuk mengetahui semua variabel yang berhubungan
dengan masalah penelitian

Desain dari studi kasusu tergantung dari keadaan kasus terapi


setiap tetap mempertimbangkan waktu.riwayat dan pola perilaku
sebelumnya biasnya dikaju secar rrinci.Keuntungan yang besar dari desain
ini adalah pengkajiian secara rinci meskipun jumlah dari responden
sedikit,sehingga akan didaptakn gambaran satu uniyt subjek secara
jelas.Misalnya studi kasus tentang asuhan keperatan pasien dengan Infarc
Myocard Acute pada hari pertama serngan di RS,penelitian akan mengkaji
variabel yang sangat luas dari kasus diatas mulai dari menentukan masalah
bio-psiko-sosio-spritual

b. Desain penelitian survey


Survey adalah suatu desain yang digunkan untuk menyediakan
informasi yang berhubungan dengan pravelensi,distribusi dan hubungan
antar variabel dalam suatu populasi.pada survey,tidak ada
intervensi.Survey mengumpulkan infomasi dari tindakan
seseorang,pengetahuan,kemauan,pendapat,perilaku,dan nilai.Terdapat 3
metode yang sering digunakan dalam mengumpulkan data survey
(1)interview malaui telepon,(2)interview langsung-tatap muka dan
(3)tanya jawab dengan penyebaran questionarire melalui surat.keuntungan
dari survey ini adalah dapat menjaring responden secar luas dan dapat
memperoloeh berbgai informasi
2. Desain studi korelasional(hubungan /Asosoasi)
Penelitian korelasional mengakji hubungan antar variabel.Peneliti dapat
mencari,menjelaskan suatu hubungan ,memperkirakan,menguji berdasrkan
teori yang ada.Sampel perlu mewakili seluruh rentang nilai yang
ada.penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif
antar variabel.Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa
variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel lain,dengan demikian
dalam rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan paling tidak
dua variabel.contoh penelitian deskriftif korelasional dalam keperawatan
meneliti tantang hbungan antara dukungan sosial dan kecemasan pasien ca
cervix yang menjalani radioterapi
3. Desain studi komporatif
Istilah desain penelitiaan non-eksperimen:komporatif dalam ilmu
keperawatan sering digunakan pada penelitian klinis maupun
komunitas.Jenis desain ini mempunyai makna yang hampir saa dengan
yang dilakukan dalam epidemiology,yang dikenal istilah kohort dan kasus
kintrol .desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap
pengaruh (efek) pada kelompok subjek tanpa adanya suatu
perlakukan/rekayasa dari peneliti.
a. Kohort

Menurut sastroasmoro&Ismail (1995)istilah cohort berasal dari


romawi kuno yang berarti sekelompok tentara yang maju berbaris dimedan
pernag.Jenis penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi non—
eeksperimental yang mengkaji antara variabel independen (faktor
resiko)dan variabel dependen (efek/kejadian penyakit).pendekatan yang
digunakan pada rancangan penelitian kohort adalah pendekatan waktu
secara longitudinal .

b. Kasus kontrol(case-kontrol)

Jenis penelitian ini merupakan kebaikan dari penelitian


kohort,dimana penelitu melakukan pengukuran pada variabel dependen
terlebih dahulu(efek,misalnya asthma bronchiale)sedangkan variabel
independen ditelusuri secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya
faktor (variabel independen)yang berperan misalnya minum susu buatan
sebagai kontrol pada jenis penelitian kasus-kontrol ,dipilih kelompok
subjekk yang berasal dari populasi yang karakteristiknya sama dengan
kasusu dan hanya berbeda dalam hal terdapatnya penyakit atau
kelainan(ashma bronchiale)

C. Pemilihan Rancangan/Desain Penelitian

Pemilihan dan penetapan rancangan yang dipakai untuk penelitian


perlu dilakukan setelah perumusan hipotesis penelitian.Hal ini penting
karea rancangan penelitian pada dasarnya merupakan strategi untuk
mendapatkan data yang yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian
hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat
untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh
dalam penelitian. Dengan demikian desain penelitian pada hakekatnya
merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah
ditetapkan dan berperan sebaga pedoman atau penuntun peneliti pada
seluruh proses penelitian.

Unsur-unsur yang terpenting dalam menentukan desain penelitian


mencakup(1)Ada/tidaknya pengobatan,(2) jumlah sampel dalam
populasi,(3) frekuensi dan waktu pengukuran,(40 metode sampling,(5)
instrumen untuk pengumpulan data,dan (6)kontrol yang dipilih untuk
mengendalikan variabel-variabel perancu.

Apakah ada intervensi/rekayasa dari peneliti?

Tidak Ya
k

Deskriftif,Analitik,hubungan,komprasi Eksperimen

Apakah tujuan utama mencari Apakah semua memiki; (1) kelompok


hubungan? kontrol,(2) Randomsasi,(3) pengendalian ketat
pada variabel

Tidakk Ya
Tidak hanya 2 Ya
saja

Desain deskriptif studi Apakah subjek diteliti True-


kasus dan survey sebagai kelompok Quesi-Experimental Experimental

Tidak
ya
Ya Random atau Keompok kontrol

Desain cross-
sectional Pra-experimental
komparatif (cohort
dan case control) -one-shot case study

-One group pre-post test


design

-static group comprasion


D.Contoh Aplikasi Jenis Desain Penelitian

Dari uraian diatas tersirat bahwa tiap jenis desain penelitian mempunyai
karakteristik tertentu, yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan desain untuk
menjawab permasalahan atau pertanyaan peneliti, ataupun menguji hipotesis yang
dirumuskan. Ciri-ciri kelebihan dan kekurangan tiap-tiap desain tersebut akan
diuraikan dalam bab-bab berikut. Pemahaman akan karakteristik,kelebihan dan
kelemahan tiap jenis penelitian diperlukan agar peneliti dapat menentukan desain
yang tepat dipergunakan. Hal ini disebabkan karena secara teoritis setiap jenis
desain dapat dipergunakan untuk menjawab masalah penelitian yang sama,
berikut diberikan contoh penggunaan berbagai jenis desain penelitian untuk
menjawab satu pertanyaan penelitian.

Masalah yang dihadapi adalah:

Seorang dokter anak mengamati bahwa sebagian besar pasien yang telah
menunjukkan gejala asma sebelum berumur 1 tahun, pada anamnesis
ternyata diberi susu formula pada masa neonatus. Padahal diperkirakan
dalam populasi presentase bayi yang mendapat susu formula pada masa
neonatus 50 %. Hal tersebut menimbulkan dugaan bahwa pemberian
formula pada neonates yang rentan akan mempercepat timbulnya
manifestasi asma. Studi literature juga menunjukkan terdapatnya dugaan
bahwa pemberian protein asing dini(susu formula) pada bayi baru lahir yang
rentan akan mempercepat terjadinya manifestasi alergi.

Untuk hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis berikut:

Pemberian susu formula pada masa neonatus (formula dini) berkaitan


dengan peningkatan kejadian asma dibawah usia 1 tahun (asma dini)

Untuk menguji kesahihan hipotesis tersebut,dapat digunakan berbagai jenis


desain, yakni:
 Studi cross sectional , yakni dengan melakukan pemeriksaan satu kali pada
sekelompok bayi dengan atau tanpa asma.
 Studi kasus-kontrol dengan mencari bayi dengan dan tanpa asma.
 Studi kohort,yakni dengan mengamati bayi baru lahir,mencatat yang diberi
formula dini dan yang tidak
 Uji klinis, dengan mengalokasi bayi yang mendapat formula dan yang
tidak.
I. Desain yang paling sederhana adalah studi cross-sectional.
Selama priode tertentu, misalnya 6 bulan, diperiksa semua bayi
yang berumur dibawah 1 tahun pada satu komunitas. Misalnya
pada 1000 bayi, 100 diantaranya memberi gejala asma (dengan
criteria yang telah ditetapkan). Dari ke-100 bayi
tersebut,ternyarta 80 mendapat formula dini, yang 20 lainnya
hanya mendapat ASI.Pada 900 bayi yang tidak menunjukkan
gejala asma, 300 bayi telah diberikan formula dini,600 lainnya
tidak. Lihatlah gambar 6-3 . Dengan demikian
Asma dini

Ya Tidak Jumlah

Ya 80 300 380
Formula
Tidak 20 600 620
dini
Jumlah 100 900 1000

Gambar 6.3 . Table 2x2 menunjukan hasil observasi pada studi cross-
sectional terhadap 1000 bayi untuk menentukan hubungan antara
pemberian susu formula dini dengan terjadinya manifestasi asma dini.
Pada contoh ini, resiko relative pemberian formula dini dinyatakan
sebagai rasio pravelens=pravelensi asma dini pada bayi yang diberi
formula dini:pravelens asma dini pada bayi tanpa formula
dini=80/380:20/620=6,53.
Maka dapat dihitung resiko pravelens, yaitu perbandingan antara
pravelens bayi dengan asma yang mendapat formula dini(80/380)
dengan pravelens bayi tanpa asma yang mendapat formula
dini(20/620). Rasio pravelens pada penelitian ini dapat
dihitung=80/380:20/620=6,53

II. Desain kedua yang dapat dipergunakan adalah studi kasus-


kontrol . Misalnya terkumpul 50 bayi yang menunjukkan
manifestasi asma pada umur kurang dari 1 tahun, kelompok ini
merupakan kelompok kasus, yaitu yang mempunyai efek.
Sebagai control dicari 50 bayi kurang dari 1 tahun tanpa asma.
Pada kedua kelompok ditelusuri secara retrospektif dengan
wawancara yang diteliti,apakah bayi sudah diberi susu formula
pada masa neonatus. Dengan demikian diketahui proporsi
subyek yang diberi formula sebelum berumur 1 bulan pada
kelompok kasus dan control. Dari data tersebut dilakukan
analisis dengan menghitung rasio odds. Lihat Gambar 6-4. Bila
dari 50 bayi asma ternyata 37 diantaranya diberikan formula
dini, dan dari 50 bayi tanpa asma sebanyak 18 diberikan
formula dini, maka odds pada kelompok formula dini=37/18
sedangkan odds pada kelompok tanpa formula dini=13/32.
Rasio odds pada studi ini adalah
37/18:13/32=37x32:18x13=5,1
Asma dini
Formul
Ya Tidak Jumlah
dini
Ya 37 18 55
Tidak 13 32 45
G
jumlah 50 50 100
Gambar 6.4 . Table 2x2 menunjukan hasil observasi pada studi
kasus-kontrol. Resiko relative(dinyatakan sebagai rasio odds)
dihitung sebagai berikut: RO=(37x32):(18/13)=5,1.

III. Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan studi kohort


prospektif. Misalnya diamati sejumlah bayi baru lahir(1000
bayi). Sebagian (300 bayi) secara alamiah diberikan susu
formula sebelum usia 1 bulan, sebagian lagi (700 bayi)tidak.
Kedua kelompok tersebut diamati sampai waktu
tertentu,misalnya 1 tahun(asma dini). Bila dari 300 bayi yang
diberi formula dini 100 menderita asma
dini(insidens=100/300), dan dari 700 yang tidak diberi formula
dini 50 menderita asma dini(insidens 50/700), dapat dihitung
rasio insidens atau resiko relative (RR) pemberian formula dini
yakni sebesar 100/300:50/700=4,7(lihat Gambar 6-5).
IV. Jika faktor etika diabaikan (tentu saja tidak dapat dibenarkan ),
desain eksperimental dapat digunakan untuk menguji hipotesis
tersebut. Pada 100 bayi baru lahir dilakukan alokasi acak,50
diberi susu formula dini,50 lainnya tidak. Kemudian efeknya
dilihat sampai bayi berusia 1 tahun. Jadi yang membedakan
studi kohort dengan studi eksprimental adalah adanya
intervensi dari peneliti,siapa yang diberi formula dan siapa
yang tidak. Pada studi kohort peneliti mengelompokkan subyek
yang secara alamiah diberi formula dini dan yang tidak. Bila
dari 50 bayi yang diberi formula dini 10 menderita asma dini,
dan dari 50 bayi tanpa formula dini 6 menderita asma dini,
maka dapat dilakukan uji hipotesis, dalam hal ini adalah uji x2.
Lihatlah

Asma dini

Ya Tidak Jumlah
Ya 100 200 300
Tidak 50 650 700
Formula
Jumlah 150 850 1000
dini

Gambar 6.5, Table 2x2 menunjukkan hasil observasi pada studi


kohort. Resiko relative(RR) dihitung dengan membandingkan
insiden efek(asma dini) pada kelompok dengan faktor resiko
(formula dini) dengan insidens efek pada kelompok tanpa
faktor resiko. RR=100/300:50/700=4,7

Asma dini

Ya Tidak Jumlah
Ya 10 40 50
Formula Tidak 6 44 50
dini Jumlah 16 84 100

Gambar 6-6 . Table 2x2 menunjukkan hasil uji klinis yang


mencari hubungan antara pemberian formula dini dengan
terjadinya asma dini. Dalam desain ini dilakukan uji hipotesis
dengan x2 untuk 2 kelompok independen ,
x2=4,245;df=1;p=0,039.

Nilai rasio pravelens pada studi cross sectional, rasio odds


pada studi kasus control, maupun resiko relative pada studi
kohort menunjukkan berapa kali resiko terjadinya efek pada
kelompok dengan faktor resiko dibanding pada kelompok tanpa
faktor resiko. Misalnya, rasio odds pada contoh sebesar 5,1
menunjukkan bahwa bayi yang diberi formula dini mempunyai
resiko untuk terjadinya asma dini 5,1 kali, ketimbang mereka
yang tidak diberi formula dini. Pada rasio pravelens, rasio odds
serta resiko relative harus dihitung interval kepercayaan 95%
antara 1,5 sampai 13,2 berarti dalam populasi yang diwakili
oleh sample tersebut resiko pemberian formula dini pada
neonatus 95% terletak antara 1,5 sampai 13,2.
Tiap desain diatas mempunyai sisi negative dan positifnya.
Pada umumnya dilihat dari sudut biaya yang paling murah
ialah desain cross sectional , diikuti oleh studi kasus control
,kohort dan paling mahal studi eksprimental. Dilihat dari
kuatnya hubungan sebab-akibat yang diperoleh. Hal yang
sebaiknya terjadi:desain yang memberikan hubungan sebab-
akibat yang terkuat adalah eksprimental, diikuti oleh studi
kohort,kasus control, dan studi cross sectional. Hal ini terutama
oleh karena pada studi eksprimental berbagai jenis variable
yang diukur atau diintervensi dapat dikontrol terhadap
terjadinya bias, baik bias inklusi,bias pengukuran,bias
perancu(confounding bias) dan lain-lain.
Akhir-akhir ini beberapa analisis menyebut bahwa studi
non-eksprimental (biasanya studi kohort atau kasus control)
yang dilakukan dengan baik dengan jumlah subjek yang besar
dapat memberikan hasil yang sebanding dengan studi
eksprimental. Namun hal itu tidak meniadakan batasan umum
bahwa studi intervensi lebih memberikan hasil dengan tingkat
kesahihan yang lebih tinggi daripada desain observasional
analitik. Uraian yang rinci berbagai jenis desain tersebut,
penerapannya dalam penelitian,perlunya dihitung perkiraan
besar sampel dan lain lain
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang
disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk
dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Dalam
pegertian yang luas desain penelitian mencakup berbagai hal yang
dilakukan peneliti, mulai dari identifikasi masalah,rumusan
hipotesis,operasionalisasi hipotesis,cara pengumpulan data,sampai
pada akhirnya pada analisis data. Dalam pegertian lebih sempit
desain penelitian mengacu pada jenis penelitian yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan penelitian, oleh karena itu desain berguna
sebagai pedoman untuk mencapai tujuan penelitian.

Menurut Wilson Diers (1979) jenis desain keperawatan


dibedakan menjadi 4 yaitu:

1. Deskriptif,penelitian bertujuan untuk menjelaskan,memberi


suatu nama,sittuasi atau fenomena dlam menemukan ide baru
2. Faktor yang berhubungan (relationship).
3. Faktor yang berhubungan (asosiasi).
4. Causa (pengaruh).

B. Saran
1. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat
melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan
tidak mempunyai pedoman yang jelas. Sehingga peneliti harus
membuat rancangan dengan baik dan benar.
2. Peneliti diharapkan mampu mencari metode yang tepat bagi
penelitiannya dan relevan dengan penelitian yang diteliti
DAFTAR PUSTAKA

Babbie, E.(1999). The basics of Social Research. Belmont: Wadsworth Pub.


Co.Nursalam(2002).Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Sagung
Seto: Jakarta

Sastroasmoro S & Ismail S (1995). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Jakarta: Binarupa Aksara

Wilson,HS(1993). Introducing Research in Nursing 2nd.


Ed.Redword,California:Addison-Wesley Nursing.

Anda mungkin juga menyukai