merupakan metode pendekatan kualitatif yang digunakan untuk menemukan dimensi-dimensi baru yang berasal dari proses sosial dari berbagai fenomena kehidupan manusia. Metode ini dikembangkan untuk mempelajari fenomena sosial kehidupan manusia yang berasal dari perspektif interaksi simbolis (Glaser & Straus, 1967 dalam Afiyanti & Rachmawati, 2014) Grounded Theory (GT)
Interaksi simbolis artinya memperlajari interaksi antar
manusia dan berusaha untuk memahami perilaku dan bahasa individu dengan memberikan makna dari simbol- simbol kehidupan untuk pemikiran dan tindakan mereka. Artinya interaksi simbolis menekankan bahwa para individu berada dalam suatu proses yang kontinyu yang dapat diinterpretasikan dan didefinisikan karena mereka bergerak dari satu situasi ke situasi lainnya. Dasar Pendekatan Grounded Theory (GT)
Metode ini merupakan salah satu area “field research”
yang mewajibkan peneliti melakukan penelitiannya pada lokasi alamiah/ di alam terbuka. Tujuan utama metode ini untuk menghasilkan suatu konsep baru, hipotesis, teori baru atau suatu alur proses sosial yang langsung berasal dari data yang dihasilkan dari berbagai pengalaman partisipan. Karakteristik Dasar Pendekatan Grounded Theory (GT) Sebagai suatu bentuk metodologi penelitian kualitatif grounded theory memiliki perbedaan dengan metode penelitian lainnya (Glaser & Straus, 1967 dalam Afiyati & Rachmawati, 2014) yaitu : Memiliki tujuan utama menghasilkan konsep, hipotesis, atau teori Pengumpulan data dan analisa data yang dihasilkan lebih terstruktur Peneliti memiliki tidak banyak asumsi tentang terori-teori yang sudah ada sehingga tidak mempengaruhi dalam mengembangkan dan memunculkan teori-teori baru yang akan di hasilkan Karakteristik Dasar Pendekatan Grounded Theory (GT) Peneliti memiliki tidak banyak asumsi tentang terori-teori yang sudah ada sehingga tidak mempengaruhi dalam mengembangkan dan memunculkan teori-teori baru yang akan di hasilkan Hasil analisis dan konseptualisasi di hasilkan melalui proses inti dari mengumpulkan data yang disertai melakukan perbandingan konstan (constan comparison) yaitu setiap bagian data yang muncul dibandingkan dengan konsep dan konstruk yang ada untuk diidentifikasi hubungan-hubungannya dan proses inti tersebut dapat memperkaya kategori-kategori yang telah terbentuk Karakteristik Dasar Pendekatan Grounded Theory (GT) Pengumpulan data dan analisa data yang dihasilkan lebih terstruktur Bagian data dari semua jenis data di seleksi dengan proses sampling teoritis, yaitu keputusan peneliti menentukan smaple berikutnya untuk diambil Hasil studi grounded theory berupa konseptualisasi dari hipotesis, konsep atau teori baru. Pendekatan Dalam Grounded Theory (GT) Glaserian Grounded Theory : pendekatan ini lebih objektif. Data terpisah dari partisipan dan periset. Pendekatan ini berfokus pada komponen teori yaitu proses, kategori, dimensi dan properti dan pada pengembangannya interaksi komponen tersebut menghasilkan teori dalam bentuk diagram yang menggambarkan hubungan antar konsep dan kategori Straussian GT : pendekatan ini lebih mempertimbangkan pengembangan konsep yang lebih abstrak dan penjelasan yang memungkinkan interaksi antara data dan peneliti pada saat analisis. Teori adalah produk dari refleksi, diskusi, dan telaah teks yang rinci, dibentuk dari memo dan koding yang padat. Pendekatan Dalam Grounded Theory (GT) Dimensional Analysis : pendekatan generasi ketiga yang dikembangkan berdasarkan analisis komparasi, dimensional yang disajikan dalam pendekatan yang lebih menggambarkan kehidupan sosial yang utuh dibandingkan pendekatan lainnya. Construktivist GT : pendekatan ini kontras dengan pendekatan Glaserian dan Straussian. Pendekatan ini disajikan lebih interpretatif pada data maupun analisisnya yang tercipta akibat interaksi peneliti dengan partisipan Situasional Analisis : pendekatan yang berfokus pada situasi baik secara konteks, orang, dan hubungan di antara mereka, maupun aksi dan interaksinya. Pendekatan ini lebih mengarah pada penelitian etnografi Masalah Penelitian Pada Pendekatan Grounded Theory (GT) Para peneliti grounded theory memiliki asumsi bahwa semua konsep yang berkenaan dengan fenomena yang diteliti belum dapat diidentifikasi dengan jelas, setidaknya pada populasi atau pada tempat penelitian dilakukan atau hubungan antarkonsep yang akan diteliti masih belum banyak dipahami dan belum diketahui (Afiyanti & Rachmawati, 2014). Substansi perumusan masalah dalam metode grounded theory bersifat umum yaitu masih dalam bentuk pertanyaan yang memberikan kebebasan dalam menggali berbagai fenomena secara luas maupun secara spesifik, namun belum sampai pada penegasan atas variabel apa saja yang berhubungan dengan ruang lingkup permasalahan dan variabel yang apa saja yang tidak berhubungan. Masalah Penelitian Pada Pendekatan Grounded Theory (GT) Perumusan masalah dalam riset grounded theory disusun secara bertahap. Rumusan masalah pada tahap awal sebelum dilakukan pengumpulan data adalah bersifat lebih luas atau umum dengan maksud rumusan masalah tersebut digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan mengumpulkan data. Setelah data yang bersifat umum telah dikumpulkan, kemudian rumusan masalahnya semakin dipersempit dan lebih berfokus pada sifat data yang dikumpulkan dengan maksud sebagai pedoman dalam menyusun teori Masalah Penelitian Pada Pendekatan Grounded Theory (GT)
Ciri-ciri dari rumusan masalah dalam riset grounded theory
adalah: Berorientasi pada pengidentifikasian fenomena yang diteliti, Berorientasi pada proses dan tindakan, dan Mengungkapkan secara tegas mengenai objek yang akan diteliti Masalah Penelitian Pada Pendekatan Grounded Theory (GT) Sebagai contoh, suatu pertanyaan penelitian tentang “Bagaimana dan apa saja proses yang dilakukan oleh ibu hamil yang mengalami komplikasi jantung dalam merawat dan memelihara kehamilannya sehingga dapat menghasilkan kelahiran bayi yang sehat?”
Pertanyaan penelitian seperti ini masih belum jelas dan
tidak langsung dapat dijawab dengan pendekatan kuantitatif, tetapi pertanyaan-pertanyaan seperti ini dapat diselesaikan melalui perspektif partisipan dan data-data lainnya dengan pendekatan grounded theory (Afiyanti & Rachmawati, 2014). Sampel Pada Pendekatan Grounded Theory (GT) Penelitian Grounded theory menggunakan teknik purposive sampling. Sampel ditetapkan dengan karakteristik tertentu dengan tujuan untuk merinci kekhususan yang ada dengan rumusan konteks yang unik. Proses pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan dua metode yaitu observasi dan wawancara mendalam (depth interview). Bentuk data yang paling sering digunakan peneliti adalah hasil wawancara karena data ini lebih mampu mengungkapkan pengalaman responden dalam kata-kata mereka sendiri. Sampel Pada Pendekatan Grounded Theory (GT) Dalam Grounded theory, masalah sampel penelitian tidak didasarkan pada jumlah populasi, melainkan pada keterwakilan konsep yang beragam bentuknya. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan cara penyampelan teoritik, yaitu penyampelan yang dilakukan dengan cara memilih data-data atau konsep-konsep yang terbukti berhubungan dengan dan mendukung secara teoritik teori yang sedang disusun Penentuan sampel/subyek dalam penelitian Grounded theory tidak dapat direncanakan dari awal. Subyek-subyek yang diteliti secara berproses ditentukan dilapangan, ketika pengumpulan data berlangsung. Cara penyampelan inilah yang disebut dalam penelitian kualitatif sebagai snow bowl sampling. Pengumpulan Data Pada Pendekatan Grounded Theory (GT) Pada dasarnya instrumen pengumpul data penelitian Grounded theory adalah peneliti sendiri. Dalam proses kerja pengumpulan data itu, ada 2 (dua) metode utama yang dapat digunakan secara simultan, yaitu observasi dan wawancara mendalam (depth interview). Pada grounded theory sangat ditekankan untuk menggali data perilaku yang sedang berlangsung (life history) untuk melihat prosesnya serta ditujukan untuk menangkap hal- hal yang bersifat kausalitas. Seorang peneliti Grounded theory selalu mempertanyakan “mengapa suatu kondisi terjadi?”, “apa konsekwensi yang timbul dari suatu tindakan/reaksi?”, dan “seperti apa tahap-tahap kondisi, tindakan/reaksi, dan konsekwensi itu berlangsung”?. Pengumpulan Data Pada Pendekatan Grounded Theory (GT) Ketentuan umum dalam Grounded theory adalah melakukan penyampelan hingga pemenuhan teoritik bagi setiap kategori tercapai. Maksudnya, penyampelan dihentikan apabila; Tidak ada lagi data baru yang relevan, Penyusunan kategorinya telah terpenuhi; dan Hubungan antar kategori sudah ditetapkan dan dibuktikan. Pengambilan sample teoritis dilakukan secara kontinu sampai dihasilkan kesempurnaan teoritis (data saturation) yaitu dihasilkannya teori subtantif dari data yang dihasilkan (Afiyanti & Rachmawati, 2014). Contoh Hasil Penelitian dengan Pendekatan Grounded Theory (GT)
Juliastusi. D. Setyowati., & Afiyanti, Y. (2008).
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi pada Ibu Grande Multipara di Kabupaten Tangerang: Studi grounded theory. Jurnal Keperawatan Indonesia.