Anda di halaman 1dari 17

HAKIKAT DAN PROSEDUR PENELITIAN GROUNDED

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Matakuliah Metodologi Penelitian Kualitatif


yang dibina oleh Bapak Dr. H. Sueb, M.Kes pada hari Selasa, 08 Oktober 2019

Disusun oleh:
Kelompok 7
Dhiah Fajrianti Sigarra (190341864419)
Haryatin Nurul Afifah (190341864411)
Kelas: B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN BIOLOGI
OKTOBER 2019
HAKIKAT DAN PROSEDUR PENELITIAN GROUNDED

Sueb1, D. F. Sigarra2, H.N. Afifah3


1Dosen Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang
2Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang
sueb.fmipa@um.ac.id, dhiafajrianti.sigarra@gmail.com, haryafifa@gmail.com

Abstrak
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan penelitian grounded theory yang menjadi dasar
dalam memungkinkan untuk menhasilkan suatu teori baru tentang fenomena dalam penelitian
kualitatif yang didasarkan pada data penelitian yang telah diperoleh. Tujuan penulisan makalah ini
untuk mengkaji hakikat penelitian grounded theory dan implikasinya dalam penelitian kualitatif.
Metode pengumpulan data adalah studi literasi. Data yang diperoleh dikompulasi, dianalisis, dan
disimpulkan sehingga mendapatkan kesimpulan mengenai grounded theory. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa grounded theory merupakan salah satu cara untuk menghasilkan teori baru,
jika teori yang telah ada selama ini belum mampu menjawab fenomena yang muncul pada masa
sekarang ini. Melalui pemilihan rancangan grounded theory yang tepat, diantaranya prosedur
sistematis, emergent design, dan pendekatan konstruktivistik. Sebagaimana berlaku untuk desain
kualitatif, pengumpulan data dalam penelitian grounded theory adalah berbasis lapangan, fleksibel,
dan cenderung berubah selama penyelidikan. Wawancara biasanya memainkan peran utama dalam
pengumpulan data, tetapi pengamatan, dokumen, catatan sejarah, rekaman video, dan hal lain yang
berpotensi relevan dengan pertanyaan penelitian juga dapat digunakan. Satu-satunya batasan
adalah bahwa data yang dikumpulkan harus mencakup perspektif dan suara orang-orang yang
diteliti.

Kata Kunci: Grounded theory, penelitian kualitatif, rancangan grounded theory .

Abstract
The writing of this paper aims to explain research based on theory which is the basis for
producing new theories about phenomena in qualitative research that are based on research data
that have been obtained. The purpose of this research paper is to examine the nature of research
based on the theory and its implications in qualitative research. The data collection method is a
literacy study. The data obtained is compiled, analyzed, and concluded so that conclusions are
obtained based on grounded theory. The results of this study state that grounded theory is one way
to produce new theories, if existing theories have not been able to answer the phenomena that
arise at the present time. . Regarding qualitative design, data collection in grounded theory
research is field-based, flexible, and easy to change during implementation. Interviews usually
play a major role in data collection, but observations, documents, historical records, video
recordings, and other matters relevant to research questions can also be used. The only limitation
is that the data collected must complement the perspectives and voices of those who agree.

Keywords: Grounded theory, qualitative research, grounded design.


PENDAHULUAN

Perkembangan teori yang menekankan arti pentingnya tindakan individual


masyarakat dan maraknya metode baru dalam ilmu sosial. Itulah metode yang
dewasa ini dikenali dan disebut sebagai rumpun keluarga metode kualitatif. Apa
pun variannya, metode kualitatif itu dikembangkan atas dasar keyakınan
epistemologis bahwasanya realitas simbolis yang kualitatif serta cenderung
subjektif dalam tindakan/aksi manusia itu, yang tentu saja juga non-empiris
sifatnya, tidaklah akan mungkin didatakan dan dianalisis begitu saja dengan
menggunakan inetode konvensional yang telah ada dan dipakai orang selama ini.
Salah satu metode yang termasuk dalam bilangan keluarga metode
kualitatif adalah metode grounded theory. Inilah metode yang dikembangkan oleh
Barney Glaser dan Anselm Strauss pada pertengahan dasawarsa 1960-an, dan
muncul dalam karya bersama mereka Awareness of Dying (1965) dan The
Discovery of Grounded Theory (1967) [1]. Grounded theory memungkinkan
peneliti untuk menghasilkan suatu teori yang luas tentang fenomena kualitatif
“grounded” yang didasarkan pada datanya. Sebagai sebuah prosedur rancangan
skematik, rancangan ini menarik perhatian beragam dari para peneliti. Secara
khusus untuk melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap alam empiris yang
konon juga objektif, diterbitkan mula-mula, dikembangkan para pakar di
lingkungan sains alam dan sains hayat (dan yang ada yang diawali dengan
berbagai modifikasi, telah dicoba oleh para pakar dari ilmu sosial) [2].
Grounded theory memberikan metode dan proses untuk menganalisis data
mentah dan menyusun teori [3]. Tujuannya adalah untuk menemukan apa yang
terjadi dalam konteks sosial tertentu dan bagaimana individu memecahkan apa
yang mereka anggap sebagai masalah dan menjadi perhatian utama peneliti [4].
Jadi peneliti secara sistematis menganalisis data empiris dan berdasarkan analisis
ini, membangun konsep dan teori. Tujuan dari setiap penelitian sosial itu bukanlah
hanya menguji teori (bersarankan data kuantitatif atau yang dikuantifikasi sedapat
mungkin), melainkan 'membangun teori' berdasarkan informasi kualitatif tentang
dunia simbolis masyarakat (yang diperoleh lewat berbagai interpretasi dari
tindakan serta interaksi yang merefleksikan alam subjektivitas warga masyarakat)
[1].
Grounded theory digunakan ketika membutuhkan teori atau penjelasan
luas tentang suatu proses. Grounded theory menghasilkan suatu teori ketika teori
yang sudah ada tidak menangani permasalahan atau para partisipan yang
direncanakan untuk diteliti, oleh karena suatu teori itu "grounded" (didasarkan)
pada data. Teori tersebut akan memberikan penjelasan yang lebih baik dibanding
suatu teori yang dipinjam "dari yang sudah ada" karena teori itu akan cocok
dengan situasinya, benar- benar bekerja secara praktis, sensitif terhadap individu-
individu dalam suatu ranah (setting), dan dapat merepresentasikan seluruh
kompleksitas yang benar-benar ditemukan dalam prosesnya [2].
Rancangan ini dikembangkan oleh sosiolog Barney G. Glaser dan
mendiang Anselm L Strauss di University of Califormia San Francisco Medical
Center pada akhir 1960-an. Dari perspektif induktif, menghasilkan teori dari
perspektif partisipan dalam penelitian. Kemudian dengan riwayat dan tradisi kuat
di bidang penelitian lapangan kualitatif, melatar belakangi pada pentingnya
penelitian lapangan, artinya, mendatangi partisipan dan mendengarkan dengan
baik ide dari mereka. Memperkenalkan bentuk grounded theory yang lebih
preskriptif, dengan kategori yang telah ditetapkan sebelumnya dan dengan
memperhatikan tentang validitas dan reliabilitas [2]. Uraian berikut memaparkan
pokok strategi penelitian guna menemukan grounded theory.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini sebagai berikut:
1. Apa definisi dari penelitian Grounded theory?
2. Bagaimana tipe rancangan penlitian Grounded theory?
3. Apa saja ciri khusus kunci penelitian Grounded theory?
4. Bagaimana langkah melaksanakan penelitian Grounded theory?
5. Bagaimana cara mengevaluasi penelitian Grounded theory?
Tujuan
Adapun tujuan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian Grounded theory
2. Untuk menjelaskan tipe rancangan penelitian Grounded theory
3. Untuk menyebutkan ciri khusus kunci penelitian Grounded theory
4. Untuk menjelaskan langkah pelaksanaan penelitian Grounded theory
5. Untuk menjelaskan cara mengevaluasi penelitian Grounded theory
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Grounded Theory


Rancangan grounded theory adalah suatu prosedur kualitatif sistematis
yang digunakan untuk menghasilkan teori yang menjelaskan, di tingkat konseptual
luas, suatu proses, tindakan, atau interaksi tentang suatu topik substantif [2].
Penelitian grounded adalah penelitian untuk membangun teori, dan tidak hanya
berhenti pada pemenuhan data mentah belaka. Itulah sebabnya dalam penelitian
kualitatif yang membahas teori tentang pemborosan teori harus dilakukan pada
data itu, kegiatan-kegiatan pengumpulan data, analisis data, dan pembangkitan
sensitivitas teori haruslah dilaksanakan secara berbarengan [1].
Tujuan utama dari grounded theory adalah untuk memulai dengan data dan
menggunakannya untuk mengembangkan teori. Istilah grounded mengacu pada
gagasan bahwa teori yang muncul dari penelitian ini berasal dari dan berakar pada
data yang telah dikumpulkan di lapangan daripada diambil dari literatur penelitian.
Studi grounded theory sangat membantu ketika teori terkini tentang suatu
fenomena tidak memadai atau tidak ada [5].

B. Tipe Rancangan Grounded Theory


Kita dapat melihat bahwa perspektif tentang pelaksanaan penelitian
grounded theory telah berbeda tergantung penganjur pendekatannya. Akan tetapi,
tiga rancangan dominan terlihat (Hood, 2007): prosedur sistematis yang beraliansi
dengan Strauss dan Corbin (1998) dan Corbin dan Strauss (2008), rancangan yang
lahir kemudian yang diasosiasikan dengan Glaser (1992), dan pendekatan
konstruktivistik yang di didukung oleh Charmaz (1990, 2000, 2006) [2].
1. Rancangan Sistematis
Rancangan sistematis untuk grounded theory digunakan secara luas di
bidang penelitian pendidikan, dan dikaitkan dengan prosedur taat-asas dan
terperinci yang diidentifikasi oleh Strauss dan Corbin pada 1990 dan
mengelaborasi edisi kedua dan ketiga teknik dan prosedur untuk mengembangkan
grounded theory (1998).). Rancangan sistematis dalam grounded theory
menekankan penggunaan langkah analisis data yang berupa coding terbuka,
aksial, dan selektif serta pengembangan suatu paradigma logis atau gambar visual
dari teori yang dihasilkan [2].
Dalam definisi ini, ada tiga frasa coding (pengodean). Pada frasa pertama,
open coding (pengodean terbuka), pakar grounded theory membentuk kategori
awal informasi tentang fenomena yang diteliti dengan mensegmentasikan
informasi. Peneliti mendasarkan kategori pada seluruh data yang terkumpul,
seperti wawancara, observasi, dan memo atau catatan peneliti. Biasanya, peneliti
mengidentifikasi kategori dan subkategori seperti yang terlihat dalam penelitian
grounded theory yang dilaksanakan [2].
Fase kedua axial coding (pengodean aksial), pakar grounded theory
memilih suatu kategori open coding, memosisikannya di tengah proses yang
tengah dieksplorasi (sebagai fenomena inti) dan setelah itu mengaitkan kategori
lain dengannya. Fase ini melibatkan penggambaran suatu diagram, yang disebut
coding paradigm (paradigma pengodean), yang memotret hubungan antara
kondisi kausal, strategi, kondisi kontekstual dan intervening, dan konsekuensi.
Anda dapat melihat enam kategori informasi:
a. Causal conditions (kondisi kausal). Ketegori kondisi yang memengaruhi
kategori inti.
b. Context (konteks). Kondisi spesifik yang memengaruh strategi.
c. Core category (kategori inti). Ide fenomena yang sentral bagi sasoid.
d. Intervening conditions (kondisi intervening). Kondisi kon- tekstual umum
yang memengaruhi strategi .
e. Strategies (strategi). Tindakan atau interaksi tertentu yang diakibatkan
oleh/dihasilkan dari fenomena inti.
f. Consequences (konsekuensi/akibat). Hasil penerapan strategi.
Fase ketiga coding terdiri atas selective coding (pengodean selektif).
Dalam selective coding, pakar grounded theory menulis suatu teori dari saling
hubungan di antara kategori dalam model axial coding. Di tingkat dasar, teori ini
menyediakan penjelasan abstrakuntuk proses yang sedang diteliti dalam
penelitian. Dalam sebuah alur cerita [2].
2. Emerging Design
Creswell [2] menyatakan bentuk penelitian grounded theory teridi atas
bebrapa ide utama, yakni:
a. GT ada di tingkat konseptual paling abstrak, dan bukan tingkat yang paling
tidak abstrak seperti yang ditemukan dalam presentasi data visual,
misalnya paradigma coding.
b. Teori didasarkan pada data, tidak dipaksa menjadi kategori.
c. GT yang baik harus memenuhi 4 kriteria sentral: fit (cocok), work
(bekerja), relevance (relevan), dan modifiability (dapat dimodifikasi).
Pendekatan emerging grounded theory, prosedurnya adalah dengan menghasilkan
kategori engan memeriksa data, memperluas kategori menjadi kategori yang
semakin sedikit jumlahnya, membandingkan data dengan kategori yang timbul,
dan menulis suatu teori tentang beberapa proses yang terlibat.
3. Rancangan Konstruktivistis
Pendekatan konstruktivistis diartikulasikan sebagai posisi filosofis. Secara
keseluruhan fokusnya adalah pada makna yang diletakkan oleh partisipan dalam
suatu penelitian. Ia lebih tertarik pada pandangan, nilai, keyakinan, perasaan,
asumsi, dan ideologi individu daripada mengumpulkan fakta dan mendeskripsikan
tindakan. Menggunakan strategi-strategi yang lebih fleksibel untuk menjelaskan
pandangan, nilai-nilai, kepercayaan, perasaan, asumsi, dan ideologi individu
sewaktu mereka menjalani sebuah fenomena atau proses [2].
Desain ini dilakukan dengan cara menjelaskan perasaanperasaan masing-
masing partisipan sewaktu mereka menjalani sebuah fenomena, juga menjelaskan
keyakian dan nilai-nilai peneliti tapi mencegah kategori-kategori yang telah
ditentukan, sebagaimana halnya terjadi dalam desain sistematik. Laporan
penelitian ditulis terutama dalam bentuk penjelasan yang logis serta, secara
mendalam, mengupas asumsi-asumsi dan makna yang diungkapkan masing-
masing partisipan yang diteliti [2].

C. Ciri Khusus Kunci Penelitian Grounded Theory


Grounded theory dapat memasukkan suatu pendekatan sistematis, suatu
emerging design yang fleksibel, danpenggunaan kode aktif untuk menangkap
pengalaman partisipan. Ciri khusus yang digunakan para peneliti grounded theory
dalam rancangan mereka menurut Creswell [2], sebagai berikut.
1. Pendekatan Proses
Proses dalam penelitian grounded theory adalah urutan tindakahn dan interaksi
diantara banyak orang dan kejadian yang bersangkutan dengan suatu topik.
2. Pengambilan Sampel Teoritis
Banyak peneliti grounded theory cenderung menggunakan wawancara,
mungkin dianggap sebagai cara terbaik untuk menangkap pengalaman
partisipan dengan kalimat mereka sendiri. Pakar grounded theory mengambil
sampel secara teoritis, dengan menggunakan suatu prosedur yang melibatkan
pengumpulan dan analisis data simultan dan sekuensi.
3. Analisis Data Komparatif Konstan
Perbangdingan konstan adalah prosedur analisis data induktif (dari spesifik ke
umum) dalam penelitian grounded theory untuk menghasilkan dan
menghubungkan kategori dengan cara membandingkan insiden dalam data
dengan insiden lain, insiden dengan kategori, dan kategori satu dengan
kategori lainnya.
4. Kategori Inti
Diantara kategori utama yang diderivasi dari data, pakar grounded theory
memilih suatu kategori inti sebagai fenomena sentral untuk teori. Kategori ini
adalah sesuatu yang dapat menjadi pusat atau tema utama dari prosesnya.
5. Pembuatan Teori
Teori dalam penelitian grounded theory adalah penjelasan atau pemahaman
abstrak mengenai proses tentang suatu topik subtantif yang didasarkan pada
data. Oleh karena teori itu dekat dengan datanya, maka ia tidak memiliki daya
aplikasi atau cakupan yang luas.
6. Memo
Menulis memo merupakan salah satu alat dalam penelitian grounded
theoryyang menyediakan dialog terus menerus dengan diri sendiri tentang
teori yang muncul. Memo adalah catatan yang ditulis peneliti di sepanjang
proses penelitian untuk mengelaborasi ide tentang data dan kategori yang
dikode.
D. Langkah-Langkah Melaksanakan Penelitian Grounded Theory
Adanya beragam tipe prosedur grounded theory yaitu sistematis,
emerging, dan kostruktifistik, peneliti dapat terlibat dalam prosedur alternatif
untukn melaksanakan penelitian grounded theory. Pendekatan yang diambil akan
berbentuk penelitian sistematis karena terdiri atas langkah yang dapat
diidentifikasi dengan mudah, sehingga digunakan untuk penelitian grounded
theory, dan menyediakan prosedur yang berguna bagi para peneliti pemula.
1. Memutuskan Apakah Rancangan Grounded Theory Adalah Rancangan
Terbaik untuk Menjawab Permasalahan Penelitian
Rancangan grounded theory tepat jika kita ingin mengembangka atau
memodifikasi teori, menjelaskan proses, dan mengembangkan abstraksi umum
tentang interaksi dan tindakan banyak orang, la menawarkan macropicture
(gambar makro) situasi pendidikan, bukan mikroanalisis terperinci. Oleh karena
menghasilkan suatu proses abstrak, rancangan ini tampaknya cocok untuk topik
sensitif, seperti proses coping para perempuan yang pernah dianiaya secara
seksual (Morrow & Smith, 1995) atau situasi permasalahan penelitian apapun
dimana individu perlu dilindungi privasinya. Grounded theory tampaknya juga
dapat diterapkan tuk individu yang terlatih di bidang penelitian kuantitatif tetapi
ingin mengeksplorasi suatu prosedur kualitatif yang taat-asas dan sistematik.
Contohnya, di bidang pendidikan di mana penelitian kualitatif telah membuat
langkah lambat, misalnya psikologi pendidikan, peneliti berpaling ke grounded
theory sebagai prosedur yang berguna [2].
2. Mengidentifikasi Proses untuk Diteliti
Oleh karena maksud penelitian grounded theory adalah untuk menjelaskan
suatu proses, kita perlu mengidentifikasi di awal, suatu proses tentatif untuk
ditelaah dalam penelitian grounded theory. Proses ini mungkin berubah dan
muncul selama penelitian, tetapi kita perlu memiliki ide tentang proses dalam
langkah ini. Proses ini seharusnya mengikuti secara alamiah dari permasalahan
dan pertanyaan penelitian yang kita coba jawab. Perlu melibatkan banyak orang
yang bertindak atau berinteraksi dengan langkah atau sekuensi yang dapat
diidentifikasi dalam interaksi mereka. Akan membantu untuk menuliskan proses
ini pada awal penelitian, dalam rencana penelitian [2].
3. Mencari Persetujuan dan Akses
Seperti semua penelitian lainnya, kita perlu mendapatkan persetujuan dari
dewan peninjau institusional. Kita juga membutuhkan akses ke individu yang
dapat memberikan insight tentang proses yang direncanakan untuk diteliti. Seperti
penelitian lainnya, langkah ini melibatkan mencari persetujuan untuk
mengumpulkan data, menilai individu terkait maksud penelitian, dan menjamin
perlindungan atas tempat dan partisipan selama melaksanakan penelitian. Jika
berencana untuk menggunakan pendekatan zig-zag untuk pengumpulan dan
analisis data, sulit untuk merencanakan dan persetujuan sebelumnya untuk
mengumpulkan data. Pendekatan ini menyandarkan diri pada pengumpulan data,
menganalisisnya, dan menggunakan informasi ini untuk menentukan langkah
berikutnya dalam pengumpulan data. Jadi, ketika Anda mencari izin untuk
melaksanakan suatu penelitian grounded theory, akan membantu untuk memberi
tahu para peninjau tentang proses ini dan sifat tentatif prosedur pengumpulan
datanya pada awal penelitian [2].
4. Melaksanakan Pengambilan Sampel Teoritis
Konsep kunci dalam pengumpulan data grounded theory adalah
mengumpulkan informasi yang dapat membantu dalam pengembangan suatu teori
(misalnya, individu yang sudah pernah mengalami proses yang sedang diteliti).
Salah satu ciri khusus penelitian groionded theory adalah peneliti mengumpulkan
data lebih dari satu kali dan selalu kembali ke sumber data untuk mendapatkan
lebih banyak informasi di sepanjang penelitian sampai kategori menjadi jenuh dan
teori telah dikembangkan sepenuhnya. Tidak ada time line yang persis untuk
proses ini, dan peneliti perlu membuat keputusan tentang kapan mereka telah
mengembangkan sepenuhnya kategori mereka dan teorinya [2].
5. Mengode data
Proses mengode data terjadi selama pengumpulan data sehingga kita dapat
menentukan data apa yang akan dikumpulkan selanjutnya. Hal ini biasanya
dimulai dengan identifikasi kategori open coding dan menggunakan pendekatan
komparatif konstan untuk saturasi dengan membandingkan data dengan insiden
dan insiden dengan kategori. Jumlah 10 kategori yang masuk akal mungkin sudah
cukup, meskipun jumlah ini bergantung pada sejauh mana basis-data penelitian
dan kompleksitas proses yang dieksplorasi. McCaslin (1993), sebagai contoh,
melaksanakan suatu penelitian grounded theory tentang pertanyaan kompleks
kepemimpinan pada masyarakat pedesaan. Dalam mengeksplorasi pertanyaan
"Apa yang dimaksud kepemimpinan?", ia mengidentifikasi 50 kategori dari
mengobservasi dan mewawancarai individu-individu yang berpartisipasi dalam
program pengembangan kepemimpinan di enam county (provinsi) [2].
Dari open coding, Anda melanjutkan ke axial coding dan pengembangan
suatu paradigma pengodean. Proses ini melibatkan proses yang diidentifikasi,
memilih suatu kategori inti dari berbagai kemungkinan open coding dan
memosisikannya di tengah proses axial coding sebagai kategori inti. Dari sini,
Anda kemungkinan akan kembali ke pengumpulan data atau menganalisis ulang
data Anda untuk mengidentifikasi kondisi kausal, kategori intervening dan
kontekstual, strategi-strategi, dan konsekuensi untuk mengembangkan proses axial
coding. Anda dapat merangkai informasi ini dalam bentuk paradigma coding atau
gambar visual proses dimana Anda menunjukkan arah prosesnya dengan
menggunakan anak panah [2].
6. Menggunakan Selective Coding dan Mengembangkan Teori
Proses coding yang terakhir adalah selective coding. Prosedur ini
melibatkan hubungkan kategori dalam paradigma coding. Hal ini mungkin
membutuhkan keterlibatan pemerhalusan paradigma axial coding dan
menyajikannya sebagai suatu model atau teori tentang prosesnya. Hal ini mungkin
butuh keterlibatan penulisan beberapa proposisi yang menyediakan ide yang dapat
diují untuk penelitian lebih lanjut. Kita dapat menyajikan teori sebagai
serangkaian proposisi atau subproposisi. Tahap ini mungkin juga melibatkan
penulisan suatu cerita atau narasi yang mendeskripsikan antarhubungan di antara
berbagai kategori [2].
7. Memvalidasi Teori Anda
Penting untuk menentukan apakah penjelasan teoretis yang diperoleh
masuk akal bagi partisipan dan menyampaikan dengan akurat berbagai kejadian
dan sekuensi mereka dalam proses. Dalam penelitian grounded theory, validasi
adalah salah satu bagian aktif proses Penelitian (Creswell, 2007). Setelah
mengembangkan suatu teori, pakar grounded theory memvalidasi prosesnya
dengan membandingkannya dengan proses yang sudah ada yang ditemukan dalam
kepustakaan. Di samping itu, para peninjau luar, seperti partisipan dalam proyek
yang menilai grounded theory dengan menggunakan "kanon" ilmu pengetahuan
yang baik, dapat memperkukuh teorinya, termasuk validitas dan kredibilitas
datanya (Strauss & Corbin, 1998) [2].
8. Menulis Laporan Penelitian Grounded Theory
Struktur laporan grounded theory akan bervariasi mulai dari struktur
fleksibel dalam emerging design dan rancangan konstruktivistik sampai struktur
yang lebih berorientasi kuantitatif dalam rancangan sistematik. Dibandingkan
rancangan kualitatif lainnya, seperti etnografi dan penelitian naratif, struktur
penelitian grounded theory itu ilmiah dan mencakup permasalahan, metode,
diskusi, dan hasil. Di samping itu, kadang sudut pandang penulis dalam
pendekatan sistematik adalah orang ketiga dan objektif. Akan tetapi, semua
proyek grounded theory diakhiri dengan teori yang dihasilkan oleh peneliti yang
melaporkan abstraksinya tentang proses yang ditelaahnya [2].

E. Cara Mengevaluasi Penelitian Grounded Theory


Kriteria untuk mengevaluasi secara spesifik sebuah penelitian grounded
theory menurut Creswell [2] diantaranya:
1. Mengidentifikasi proses atau tindakan yang diteliti.
2. Peneliti menghasilkan sebuah teori dalam proyek grounded theory.
3. Disepanjang penelitian ada keterkaitan antara data, kategori, dan teorinya.
4. Peneliti menggunakan memo dalam prosedurnya.
5. Laporan grounded theory menampilkan model visual teorinya.
6. Peneliti menggunakan salah satu tipe rancangan grounded theory.
PEMBAHASAN

Khan [6] menyebutkan bahwa penelitian grounded theory adalah salah


satu pendekatan pengumpulan data dalam penelitian kualitatif metode yang benar-
benar didasarkan pada data daripada mencoba memunculkan teori dari data.
Penelitian grounded theory juga dapat didefinisikan sebagai penelitian kualitatif
metode menggunakan seperangkat proses sistematis untuk mengembangkan suatu
terori yang diturunkan secara induktif tentang suatu fenomena. Penelitian ini
cocok digunakan dalam rangka menjelaskan fenomena, proses atau merumuskan
teori umum tentang sebuah fenomena yang tidak bisa dijelaskan dengan teori yang
ada [7]. Contoh dari fenomena tersebut seperti penelitian yang dilakukan oleh
Kim et al [8] yang menggunakan penelitian grounded theory, oleh karena itu
pembahasan berikut akan mengulas penelitian sesuai dengan teori yang telah
dipaparkan.
Tujuan dari penelitian grounded theory adalah teoritisasi data yaitu sebagai
suatu metode penyusunan teori yang berfokus pada tindakan atau interaksi
sehingga sesuai digunakan dalam riset keperilakuan [6] sedangkan menurut
Wolfswinkel et al [9] tujuan menggunakan penelitian grounded theory yakni
untuk mencapai analisis topik yang menyeluruh dan relevan secara teori. Selaras
dengan yang dilakukan dalam penelitian Kim et al [8] yakni bertujuan untuk
memperoleh wawasan tentang faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan dan
minuman lokal di destinasi.
Riset kualitatif dengan menggunakan metode grounded theory dimulai dari
data untuk mencapai suatu teori dan bukan dimulai dari teori atau untuk menguji
suatu teori, sehingga dalam riset grounded theory diperlukan adanya berbagai
prosedur atau langkah-langkah yang sistematis dan terencana dengan baik [6].
Teknik pengumpulan data dalam penelitian Kim et al [8] menggunakan
wawancara sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan snowball
sampling. Wawancara menggunakan in-depth pilot kepada 20 peserta dan direvisi
sebelum digunakan dalam survei lapangan yang terdiri atas 13 pertanyaan.
Terdapat pula wawancara semi terstruktur dengan menggunakan pertanyaan
terbuka yang terstandarisasi. Wawancara dilakukan dengan durasi antara 20
hingga 40 menit dan direkam yang kemudian ditranskrip secara verba ke dalam
teks untuk dianalisis data dan dikodekan secara manual. Rancangan tersebut telah
sesuai dengan rancangan sistematis berupa open coding, axial coding, dan
selective coding.
Ciri khusus dalam penelitian grounded theory menurut Creswell [2]
terbagi menjadi 6 sesuai dengan penjelasan pada kajian pustaka. Adapun dalan
penelitian Kim et al [8] telah memenuhi pendekatan proses yang dapat dibuktikan
dengan urutan tindakan dan interaksi dan kejadian yang bersangkutan yakni
tindakan pengambilan data hingga analisis pada topik tertentu. Pengambilan
sampel teoritis juga menggunakan wawancara pada 20 peserta. Analisis data
komparatif konstan dapat dibuktikan dengan adanya 11 kategori, mulai dari
pengalaman hingga faktor demografis.

SIMPULAN
1. Rancangan grounded theory adalah seperangkat prosedur yang digunakan
untuk menghasilakn secara sistematis suatu teori yang menjelaskan pada
tingkat konseptual yang luas, dari proses tentang suatu topik.
2. Penelitian grounded theory teridi dari tiga tipe rancangan. Prosedur sistematis
melibatkan penggunaan kategori yang sudah ditentukan sebelumnya untuk
saling mengaitkan kategori, diagram visual, dan proposisi atau hipotesis
tertentu untuk mengeksplisitkan hubungan. Emergent design menyandarkan
diri dengan mengeksplorasi suatu proses sosial dasar tanpa kategori yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pendekatan konstruktivistik memfokuskan pada
makna subjektif oleh partisipan, nilai dan keyakinan eksplisit peneliti, dan
kesimpulan sugestif atau tentatif.
3. Penelitian grounded theory dirincikan dalam enam ciri dimana penerapan
rancangan untuk mengeksplorasi suatu proses yang berkaitan dengan topik.
Pengambilan sampel secara teoritis dengan mengunakan suatu prosedur
pengumpulan dan analisis data. Selama analisis data, dilakukan identifikasi
suatu fenomena sentral yang akan menjadi suatu teori. Eksplorasi dilakukan
untuk menghasilkan suatu teori, dan yang pastinya memo ditulis sebagai
catatan untuk peneliti.
4. Langkah pelaksanaan meliputi: memutuskan rancangan terbaik dalam
menjawab masalah penelitian, rancangan terbaik untuk menjawab masalah
penelitian, identfikasi proses, mencari persetujuan dan akses, pengambilan
sampel teoritis, mengode data, menggunakan selective coding dan
mengembangkan teori, memvalidasi teori, dan menulis laporan.
5. Cara mengevaluasi penelitian antara lain: mengidentifikasi proses atau
tindakan yang diteliti, menghasilkan sebuah teori dalam proyek grounded
theory, ada keterkaitan antara data, kategori, dan teorinya, menggunakan
memo dalam prosedurnya, laporan grounded theory menampilkan model
visual teorinya, dan menggunakan salah satu tipe rancangan grounded theory.
DAFTAR RUJUKAN

[1] Suyanto, B. dan Sutinah. 2008. Metode Penelitian Sosial: Berbagai


Pendekatan Alternatif . Jakarta: Kencana.

[2] Creswell, J. 2015. Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan


Evaluasi Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[3] Liu X, Zhou J, Xue Y and Qian S. 2019. Analysis of property management
ecological behavior in China based on the grounded theory: The influencing
factors and the behavior model. Journal of Cleaner Production. 235. 44–56.

[4] Reay, G., Rankin, J. A., and Then, K. L. 2016. Momentary fitting in a
fluid environment: A grounded theory of triage nurse decision making
International Emergency Nursing. 26. 8–13.
[5] Leedy, P. D. and Ormrod, J. E. 2016. Practical Reseaech: Planning and
Design. United States of America: Pearson.

[6] Khan, Shahid N. 2014. Qualitative Research Method: Grounded Theory.


Journal of Bussiness and Managementt. 9(11): 224-233.

[7] Budiasih, I. G. A. Nyoman. 2014. Metode Grounded Thoery dalam Riset


Kualitatif. Jurnal ilmiah akuntansi dan Bisnis. 9(1): 19-27.

[8] Kim, Y. Gug., Eves, A., & Scarles, C. 2009. Building a model of local
food consumption on trips and holidays: A grounded theory approach.
International Journal of Hospitality Management. 28. 423-431.

[9] Wolfswinkel, Joost F., Furtmueller, E. & Wilderom, Celeste P.M. 2013.
Using grounded theory as a method for rigorously reviewing literature. European
Journal of Information Systems. 22. 45-55.

Anda mungkin juga menyukai