Disusun Oleh:
Kelas A / Kelommpok 8
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian dalam bidang ilmu-ilmu: keeagamaan, sosial, termasuk bidang
pendidikaaan dan kebudayaan, memilki puluhan tawaran metodologis.1 Pada
hakekatnya, penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terdiri
dari fakta, konsep, generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat
memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Masalah
penelitian dapat timbul karena adanya kesulitan yang mengganggu kehidupan
manusia atau semata-mata karena dorongan ingin tahu sebagai sifat naluri manusia.
Dan semua itu diperlukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan
pengetahuan yang benar. Kebenaran yang dipegang teguh dalam penelitian adalah
kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang bersifat relatif, bukan kebenaran yang
sempurna dan bersifat mutlak.
Kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar sebagai
penyempurnaan pengetahuan sebelumnya telah dilaksanakan oleh para peneliti dan
ilmuwan dalam ilmunya masing-masing. Secara akumulatif, pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi, dan teori-teori yang telah
dihasilkan dari berbagai penelitian itu merupakan sumbangan penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang.
Berdasarkan pendekatannya, penelitian dibedakan menadi dua macam yaitu
kualitatif dan kuantitatif. Keduanya memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur
penelitian yang berbeda. Pembahasan yang akan dikaji di dalam makalah ini adalah
penelitian kualitatif menggunakan Grounded Research/Grounded Theory. Yang di
awali dengan mengemukakan pengertian, latar belakang Grounded Research/
Grounded Theory, ciri-ciri Grounded Research/Grounded Theory, tipe-tipe dalam
Grounded Research/Grounded Theory, prosedur pelaksanaan Grounded Research/
Grounded Theory, dan tantangan yang dihadapi para peneliti dalam menggunakan
studi Grounded Research/Grounded Theory.
1
Wayan Suwendra, Metodologi Peneliitian Kualitatif (Bandung: Nilacakra, 2018), hlm. X.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Grounded Research/ Grounded Theory?
2. Apa yang melatarbelakangi munculnya Grounded Research/ Grounded Theory?
3. Apa saja ciri-ciri Grounded Research/ Grounded Theory?
4. Bagaimana tipe-tipe dalam Grounded Research/ Grounded Theory?
5. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Riset Grounded Theory?
6. Apa saja tantangan yang dihadapi para peneliti dalam menggunakan studi
Grounded Theory?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami maksud dari Grounded Research/ Grounded Theory.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi kemunculan
Grounded Research/ Grounded Theory.
3. Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri Grounded Research/ Grounded Theory.
4. Mahasiswa bisa mengetahui tipe-tipe Grounded Research/ Grounded Theory.
5. Mahasiswa dapat mengetahui prosesdur pelaksanaan Grounded Research/
Grounded Theory.
6. Mahasiswa mampu mengetahui tantangan yang ada di dalam Grounded Research/
Grounded Theory.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Warul Walidin dkk., Metodologi Penelitian Kualitatif dan Gronded Theory (Banda Aceh: FTK Ar-Raniry Press,
2015), hlm. 157.
kumpulan data dan pembandingannya dengan kategori baru disebut metode
analisis data komparatif konstan.
Peneliti mengawali dengan Coding Terbuka (Open Coding) yakni
mengodekan data untuk kategori informasi utamanya. Dari coding ini muncullah
Coding Aksial dimana penelitinya mengidentifikasi satu kategori coding terbuka
untuk dijadikan fokus yang disebut fenomena “inti” dan kemudian menciptakan
kategori seputar fenomena inti tersebut. Strauss dan Corbin (1990) merumuskan
berbagai tipe dari kategori-kategori yang diidentifikasi di fenomena inti, tipe-tipe
itu diantaranya: Kondisi Kausal (faktor penyebab fenomena inti tersebut), Strategi
(tindakan yang dilakukan dalam merespon fenomena inti), Kondisi Kontekstual,
Kondisi Pengganggu (faktor situasional yang luas maupun spesifik yang
mempengaruhi strategi), dan Konsekuensi (hasil dari strategi tersebut). Kategori
ini berkaitan dengan fenomena inti dalam model visual yang disebut paradigma
Coding Aksial kemudian tahap terakhir adalah Coding Selektif yang penelitiannya
mengambil model dan mengembangkan proposisi/ hipotesis. Teori yang
dikembangkan oleh peneliti kemudian diartikulasikan dibagian akhir studi dan
dapat ditulis dalam berbagai bentuk seperti narasi, gambar visual atau serangkaian
hippotesis/ proposisi.
Dalam pembahasan mengenai grounded theory, Strauss dan Corbin membawa
model tersebut selangkah lebih maju untuk mengembangkan Matriks Kondisional.
Matriks ini adalah rangkaian dari lingkaran konsentris yang luas yang diberi label
mulai dari individu, kelompok, organisasi hingga komunitas, daerah, bangsa dan
dunia global. Pengembangan matriks kondisional sebagai alat pengodean untuk
membantu peneliti membuat hubungan antara kondisi makro dan mikro yang
mempengaruhi fenomena tersebut. Namun matriks ini jarang digunakan karena
peneliti lebih memilih mengakhiri studi mereka dengan teori yang dikembangkan
dalam coding selektif.
2. Gagasan konstruktivis dari Charmaz (2005, 2006).
Charmaz mendukung perspektif konstruktivis sosial yang menekankan pada
ragam dunia lokal, realitas, kompleksitas dari dunia, aksi tertentu, pandangan,
nilai, keyakinan, perasaan, asumsi, dan ideologi dari individidu daripada meetode
penellitian meskipun dia juga mendeskripsikan praktik pengumpulan data,
pengodean data, memoing, dan penggunaan sampling teoritis.
Menurut Charmaz, Grounded Theory Kontruktivis terletak tepat pada
pendekatan interpretatif dalam penelitian kualitatif dengan pedoman yang
fleksibel, fokus pada teori yang akan dikembangkan berdasarkan pandangan
peneliti yang mempelajari tentang pengalaman dalam jaringan, situasi, dan
hubungan yang tertanam dan tersembunyi serta memperlihatkan hierarki
kekuasaan, komunikasi dan kesempatan.
Menurut Charmaz, prosedur Grounded Theory tidak mengecilkan peran
peneliti selama proses tersebut. Tetapi peneliti membuat keputusan tentang
kategori di sepanjang proses tersebut , mengajukan pernyataan tentang data, dan
menjelaskan nilai, pengalaman, dan prioritas pribadi. Setiap kesimpulan yang
dikembangkan oleh para teoritis dasar bersifat sugestif, tidak lengkap dan
inkonklusif.
E. Tantangan
Grounded theory merupakan bentuk penelitian kualitatif dimana peneliti perlu
menyingkirkan ide maupun pengertian teoritis sehingga nantinya teori substantif
analitis dapat muncul. Pendekatan menggunakan studi grounded theory ini bersifat
induktif dan mengembang sehingga ini merupakan pendekatan riset sistematis dengan
langkah yang spesifik dalam analisis data.
Dalam perspektif Corbin dan Strauss (2007), peneliti akan menghadapi
kesulitan dalam menentukan kapan kategori telah jenuh/ kapan teori dapat diperinci,
sehingga pendekatan ini memungkinkan sebagian dari peneliti kualitatif tidak
memiliki fleksibilitas sebagaimana yang diharapkan. Terdapat satu strategi yang
digunakan untuk bergerak kearah pemenuhan (saturasi) yaitu Sampling Diskriminan,
dimana penelitinya mengumpulkan informasi tambahan dari individu atau kelompok
yang berbeda dari sebelumnya untuk diwawancara kemudian ditentukan apakah teori
tersebut tetap benar untuk partisipan tambahan ini. Hasil utama dari studi ini adalah
teori terhadap komponen yang spesifik, komponen spesifik ini merupakan kategori
informasi yang telah ditetapkan dalam teori tersebut, contohnya: fenomena sentral,
kondisi kasual, strategi, kondisi dan konteks, serta konsekuensi.
Dalam kasus ini, perspektif Charmaz (2006) lebih adaptel dan tidak kaku sehingga
dapat digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Grounded research/Grounded Theory adalah metode penelitian kualitatif yang
mencoba mengonstruksi atau merekonstruksi teori atas suatu fakta yang terjadi di
lapangan berdasarkan data melalui analisis induktif. Dan dikembangkan pertama
kali pada tahun 1960-an oleh dua ahli sosiologi, Barney Glaser and Anselm
Strauss. Ciri-cirinya adalah:
1. Grounded theory dibangun dari data tentang suatu fenomena.
2. Penyusunan teori tersebut dilakukan dengan analisis data secara induktif.
3. Agar penyusunan teori menghasilkan teori yang benar disamping harus
dipenuhi 4 (empat) kriteria yaitu: cocok, dipahami, berlaku umum,
pengawasan, juga diperlukan dimilikinya kepekaan teoretik (theoretical
sensitivity) dari si peneliti.
4. Peneliti mempunyai wawasan yang luas.
Menurut Creswell pengumpulan data dalam studi grounded theory merupakan
proses “zigzag”, keluar lapangan untuk memperoleh informasi, menganalisis data,
dan seterusnya. Partisipan yang diwawancarai dipilih secara teoritis –dalam
theoritical sampling- untuk membantu peneliti membentuk teori yang paling baik.
Proses analisis data dalam grounded theory meliputi: pengodean terbuka (open
coding), pengkodean poros (axial coding), pengodean selektif (selective coding),
dan proposition Proses analisis data dalam grounded theory meliputi: pengodean
terbuka (open coding), pengodean poros (axial coding), pengodean selektif
(selective coding).
B. Saran
Dalam memahami makalah yang sangat jauh dari kesempurnaan ini,
Alhamdulillah telah selesai kami susun. Semoga bisa memberi pengetahuan baru
tentang “Grounded Research” kepada semua pembaca makalah ini. Untuk
perbaikan makalah ini, sudi kiranya dosen pembimbing serta para pembaca
memberikan kritik dan saran yang mendukung terhadap makalah ini agar kami
bisa lebih baik di masa yang akan datang. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.
Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih Diantara Lima
Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Walidin, Warul. (2015). Metodologi Penelitian Kuaalitatif dan Grounnded Theory. Banda Aceh: FTK
Ar-Raniry Press.