Anda di halaman 1dari 4

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari oleh filsafat positivisme yang

menekankan pada fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi


objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan
statistik, struktur dan percobaan terkontrol.1
Penelitian kuantitatif juga merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free).
Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas.
Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telh diuji validitas
dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal
yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam
penelaahan muncul adanya bias itu, penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik
ilmiah yang sesungguhnya.2

Penelitian kuantitatif menggunakan data yang berupa angka-angka dengan berbagai klasifikasi,
di antaranya berbentuk nilai rata-rata, persentase, nilai maksimum, dan lain-lain. Data tersebut
merupakan bukti yang dipergunakn untuk menguji hipotesis dengan menunjukan perbedaan,
perbandingan, hubungan antara data yang satu denggan data yang lain. Pengolahan data
dlakukan secara matematis dengan menggunakan hubungan rumus statistika yang sesuai dengan
sifat jenis data.3
Penelitian Kuantitatif menggunakan Metode Kuantitatif. Metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai
metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu konkrit/empiris,
obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena
dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan sebagai IPTEK baru. Metode ini disebut
metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggnakan statistik.4
Pendekatan atau metode kuantitatif lazim digunakan dalam disiplin ilmu-ilmu sains dan eksakta,
namun metode kuantitatif juga banyak digunakan dalam penelitian pendidikan.
Dalam penelitian kuantitaif pada ilmu sosial atau pendidikan, tugas peneliti adalah menguji
adalah menguji suatu teori-teori pendidikan dengan cara membuat hipotesa-hipotesa, membuat
instrumen membuat hipotesis, dan menguji hipotesisnya.5

Langkah-langkah Melakukan Penelitian Kuantitatif


Langkah atau proses Penelitian Kuantitatif dapat dilihat dalam skema di bawah ini.

Gambar skema Proses Penelitian Kuantitatif di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah, namun masalah yang dibawa peneliti kuantitatif
dan kualitatif berbeda. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus
sudah jelas, sedangkan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.
Setelah masalah diidentifikasi dan dibatasi, maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan.
Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Pertanyaan ini akan
dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi, teori dalam
penelitian kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut. Jawaban
terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis, maka
hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara tersebut, selanjutnya akan dibuktikan
kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Bila
populasi terlalu luas, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka
peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka sampel yang diambil adalah sampel yang

representatif, dengan teknik random sampling.


Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat. Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrumen
penelitian. Dalam ilmu-ilmu alam, teknik, dan ilmu empirik lainnya, instrumen penelitian seperti
termometer untuk mengukur suhu, timbangan untuk mengukur berat semuanya sudah ada,
sehingga tidak perlu membuat instrumen. Tetapi dalam penelitian sosial, sering instrumen yang
akan digunakan untuk meneliti belum ada, sehingga peneliti harus membuat atau
mengembangkan sendiri. Agar instrumen dapat dipercaya, maka harus diuji validitas dan
reliabilitasnya.
Setelah instrumen diuji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur
variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti. Instrumen untuk pengumpulan data dapat berbentuk
test dan non-test. Untuk instrumen yang berbentuk non-test, dapat digunakan sebagai kuesioner,
pedoman observasi dan wawancara. Dengan demikian teknik pengumpulan data selain berupa
test dalam penelitian ini dapat berupa kuesioner, observasi dan wawancara.
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan
statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif.
Statistik inferensial ini dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti
menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang diambil secara
random.
Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat
menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram
lingkaran, dan pictogram). Pembahasan terhadap haslil penelitian merupakan penjelasan yang
mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan
berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasakan data yang telah terkumpul.
Jadi kalau rumusan masalah ada lima, maka kesimpulannya juga ada lima. Karena peneliti
melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk
memberikan saran-saran. Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan.
Saran yang diberikan harus berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Apabila hipotesis penelitian yang diajukan tidak terbukti, maka perlu dicek apakah ada yang
salah dalam penggunaan teori, instrumen, pengumpulan, analisis data, atau rumusan masalah
yang diajukan.6
Referensi
1

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2005) hlm 53.
2
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif. (Bandung: Pustaka Setia, 2002)hlm 35.
3
Mahmudi, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2011)hlm 29.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta CV, 2006)
hlm 07.

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2005) hlm 61.
6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta CV, 2006)
hlm 30-32.

Anda mungkin juga menyukai