dari
bahasa
dihasilkan lebih dasyat lagi. Reaksi Fusi ini terjadi pada matahari. Energi yang
besar dari hasil reaksi fusi tersebut menyebabkan matahari berpijar.
Ditinjau dari epistemology Matahari adalah objek telaah dalam kajian
metafisika karena tidak ada satu orang pun yang bisa menghitung berapa besar
energi yang dihasilkan oleh matahari, tetapi matahari ada secara fisik, karena
sebagai pusat dari tata surya. Dan di yakini bahwa bumi beredar mengelilingi
matahari. Helium yang dihasilkan membuat matahari berpijar dasyat sehingga
dapat menerangi bumi pada siang hari. Kita mengenal ada cahaya infra merah dan
ultra violet berasal dari matahari, itu berasal dari pijaran Helium.
Contoh lain, bom atom yang dijatuhkan Negara sekutu di Jepang pada PD
II adalah bom dengan kekuatan inti Plutonium. Saat bom dengan berat ribuan kilo
tersebut menyentuh tanah maka terjadilah reaksi pembelahan inti. Yang berbahaya
dalam hal ini adalah radiasinya bukan inti atom Plutonium yang terkandung. Saat
terjadi pembelahan inti (reaksi fisi), reaksi akan menghasilkan partikel radioaktif
(Nukleotida), seperti Alpha () atau Helium, Beta (), Gamma(), dan lainlainnya. Radiasi partikel-partikel tersebutlah yang berbahaya. Seperti contoh,
penemu inti uranium sebagai unsur radioaktif adalah Merry Curry, yang akhir
hayatnya pun dikarenakan radiasi dari partikel radioaktif itu sendiri.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang sekarang sedang
digalakkan, merupakan perluasan dari Kimia Nuklir. Energi yang dihasilkan saat
pemecahan inti dapat ditangkap dalam suatu reaktor yang dinamakan reaktor
nuklir. Dengan pengembangan pengetahuan dibuatlah suatu pembangkit yang bisa
menampung ribuan elektron Volt (eV) energi. Sebagian besar orang Indonesia
berpikir bahwa PLTN adalah berbahaya dan bermanfaat bagi kehidupan khalayak
banyak. Pada dasarnya ketakutan tersebut tidak beralasan, karena yang
dibayangkan hanyalah yang negatifnya saja.
dan
diferensiasi.
Dengan
pengembangan
ilu
organ
atau
jaringan
untuk
menggantikan
organ
atau
jaringan
yang
rusak. Mengingat
fakta bahwa
seldapat
dimanipulasi untuk
meniru jenis
sel lain, ini dapat memberikan cara baru untuk mengobati penyakit seperti
kanker dan Alzheimer. Kloning juga menawarkan harapan kepada orang yang
membutuhkan transplantasi
organ. Orang
orang
yang
membutuhkan
transplantasi organ untuk bertahan hidup akibat suatu penyakit sering menunggu
bertahun-tahun untuk donor mendapatkan donor yang cocok.
Dengan teknologi kloning maka pasien tidak perlu menunggu lama untuk
donor transplantasi organ tersebut.
d. Menolong atau menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan
Manfaat yang tidak kalah penting adalah bahwa kloning manusia dapat
membantu/menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan. Secara
medis infertilitas dapat digolongkan sebagai penyakit, sedangkan secara
psikologis ia merupakan kondisis yang menghancurkan, atau membuat
frustasi. Salah satu bantuan ialah menggunakan teknik fertilisasi in vitro. (in
vitro fertilization = IVF). Namun IVF tidak dapat menolong semua pasangan
infertil. Misalnya bagi seorang ibu yang tidak dapat memproduksi sel telur
atau seorang pria yang tidak dapat menghasilkan sperma, IVF tidak akan
membantu.
Dalam hubungan ini, maka teknik kloning merupakan hal yang
revolusioner sebagai pengobatan infertilitas, karena penderita tidak perlu
menghasilkan sperma atau telur. Mereka hanya memerlukan sejumlah sel
somatik dari manapun diambil, sudah memungkinkan mereka punya turunan
yang mengandung gen dari suami atau istrinya.
e.
b) Kloning pada hewan dan manusia masih dipertentangkan karena akibat yang
ditimbulkan seperti contohnya: resiko kesehatan terhadap individu hasil
kloning. Beberapa kalangan berpendapat bahwa kloning manusia dapat
disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau ras baru dengahn tujuan yang
bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Lagipula, kloning pada mamalia
belum sepenuhnya sempurna.
Dapat dilihat dari domba Dolly yang menderita berbagai penyakit dan
berumur pendek.. Setelah hidup hanya 6 tahun (umur domba biasanya
mencapai 11-12 tahun), Dolly mati muda disebabkan penyakit paru-paru yang
biasanya menyerang domba-domba yang lanjut usia. Dolly juga mengidap
penyakit arthritis, mengerasnya sendi-sendi dan engsel tulang, lagi-lagi
penyakit yang biasa ditemukan pada domba yang sudah mulai uzur. Penelitian
sesudah kematiannya, menunjukkan bahwa Dolly memiliki telomer yang lebih
pendek daripada domba normal seusianya. Telomer adalah bagian yang
melindungi ujung-ujung kromosom (bundelan rantai DNA) yang memendek
setiap kali sebuah sel membelah, atau boleh dikatakan setiap saat individu itu
bertumbuh. Individu hasil kloning sel-selnya diperoleh dari induknya. Ini
berarti umur sel-sel hasil kloning pun sama dengan umur sel-sel induknya.
Oleh karena itu, individu hasil kloning pun akan memiliki umur sama dengan
induknya. Dolly dikloning dari domba yang berusia 6 tahun dan hasil
penelitian ini seolah-olah menunjukkan bahwa tubuh Dolly sudah berumur 6
tahun pada saat dilahirkan.
c) Terjadi kekecauan kekerabatan dan identitas diri dari klon maupun induknya.
Klon atau individu hasil cloning akan diangggap sebagai kopian dari individu
lain yang dianggap sebagai induknya karena memiliki sifat yang sama dengan
induknya. Sehinggga terjadi kekacauan apakah status klon tersebut adalah anak
atau merupakan kembaran dari individu aslinya (Kusmaryanto, 2001).
d) Teknik yang dipakai dalam kloning manusia dianggap tidak aman dan efektif.
Hal ini justru dapat merendahkan martabat manusia karena resiko kerusakan
masih sangat tinggi. Hal ini tidak etis karena hasil yang akan dicapai dengan
program itu masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan resiko kerusakan
yang dihasilkan oleh teknik kloning tersebut.
e) Ketidakadilan Sosial. Biaya yang dibutuhkan dalam kloning tentu akan sangat
besar, dan hanya orang-orang kayalah yang mampu membuat kloning. Hal ini
tentu akan semakin memperlebar jurang antara orang kaya dan orang miskin
f)
Melanggar hak untuk dikandung secara natural. Setiap individu memiliki hak
untuk dikandung secara natural oleh ibunya. Dalam kloning, terbentuknya
embrio terjadi dibawah rekayasa manusia (tidak secara natural), dan terjadi
tidak di dalam rahim seorang perempuan