Di susun Oleh:
KELAS 1E
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat petunjuk
kuliah kami.
karena kurangnya ilmu pengetahuan. namun berkat bantuan dan bimbingan dari
belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif
Penulis
ii
RINGKASAN
Teori perkembangan :
1. Teori-teori Psikoanalitis
2. Teori-teori Kognitif
4. Teori Etologis
5. Teori-teori Ekologi
1. Teori korespondensi
2. Teori konsistensi
3. Teori Pragmatisme
4. Teori Religius
5. Teori Performatif
timur” maka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan tersebut bersifat
iii
faktual, atau sesuai dengan fakta yang ada bahwa matahari terbit dari timur dan
2. Teori konsistensi
mati” adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan “bahwa ayam
adalah hewan, dan ayam akan mati” adalah benar pula, sebab pernyataan kedua
3. Teori Performatif
4. Teori Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
5. Teori pragmatis
iv
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori.......................................................................... 3
A. Kesimpulan ................................................................................. 19
B. SARAN ....................................................................................... 19
v
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mencapai tujuan ini, maka realisasi diri atau yang biasanya
disebut “akulturasi diri” adalah sangat penting. Namun tujuan ini tidak pernah
statis. Tujuan dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu
yang tepat untuk dilakukan, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan
dan dari bertambahnya masalah diri manusia itu sendiri muncul lah berbagai
sesuai dengan perspektif pemikiran dan pengalaman pribadi para ahli yang
dari teori-teori sebelumnya. Memang patut diakui bahwa titik pandang (teori)
dalam psikologi tidak ada yang sempurna, sehingga terbuka bagi ilmuwan untuk
1
2
memberikan kritik dan masukan ataupun penyempurnaan dari teori yang sudah
ada. Teori dapat diartikan sebagai model tentang kenyataan yang membantu kita
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
adalah :
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori
yang kita amati dan membuat prediksi. Teori yang baik memiliki hipotesis, yang
merupakan asumsi yang harus diuji, dan juga teori adalah sarana pokok untuk
hubungan dari proposisi atau dalil. Menurut Kerlinger (1973) teori dinyatakan
sebagai sebuah set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan sistematis
dari fenomena.
hipotesis yang lebih tinggi ke dalam jaringan sistematis yang mencoba untuk
sangat berhubungan.
3
4
1. Teori-teori Psikoanalitis
anal, phallic, latency dan genital. Selama tahap phallic, Oedipus Complex
otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu; prakarsa versus rasa bersalah;
tekun versus versus rasa rendah diri; identitas versus kebingungan identitas;
kekecewaan (keputusasaan).
2. Teori-teori Kognitif
sendiri.
4. Teori Etologis
periods) merupakan konsep kunci. Garis besar teori ini mengatakan pada
dasarnya sumber dari semua perilaku social ada dalam gen. ada instink
dikemukakan adalah “genes setting the stage, and society writing the play”.
5. Teori-teori Ekologi
perkembangan yang ada, maka dapat diperoleh suatu rasa konsep teoritis
1. Teori korespondensi
terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu
pendapat) dengan apa yang ditangkap oleh subjek (ide, kesan). Jika ide atau
a. Statemaent (pernyataan)
b. Persesuaian (agreemant)
c. Situasi (situation)
d. Kenyataan (realitas)
e. Putusan (judgements)
dengan kenyataan). Teori ini dianut oleh aliran realis. Pelopornya plato,
aristotels dan moore dikembangkan lebih lanjut oleh Ibnu Sina, Thomas
Aquinas di abad skolatik, serta oleh Berrand Russel pada abad moderen.
8
kebenaran itu. Apa yang diajarkan oleh nilai-nilai moral ini harus diartikan
dengan nilai-nilai moral itu. Bahkan anak harus mampu mengerti hubungan
sebagai nilai standard atau asas normatif bagi tingkah laku. Apa yang ada di
dalam subyek (ide, kesan) termasuk tingkah laku harus dicocokkan dengan
apa yang ada di luar subyek (realita, obyek, nilai-nilai) bila sesuai maka itu
benar.
awal (tua) yang berangkat dari teori pengetahuan Aristoteles, teori ini
Menurut teori ini, kebenaran atau keadaan benar itu apabila ada
pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju oleh pernyataan atau
dengan apa yang ada pada objek, atau pernyataan yang sesuai dengan fakta,
realisme. diantara pelopor teori ini adalah Plato, Aristoteles, Moore, Russel,
2. Teori konsistensi
Teori ini merupakan suatu usaha pengujian (test) atas arti kebenaran.
turut dari satu penyelidik bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen
yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan tempat yang lain.
Teori ini merupakan suatu usah apengujian (test) atas arti kebenaran.
turut dari satu penyelidik bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen
yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan tempat yang lain.
karena itu pemahaman subyek yang satu tentang sesuatu realitas akan
10
mungkin sekali berbeda dengan apa yang ada di dalam pemahaman subyek
lain.
Teori ini dipandang sebagai teori ilmiah yaitu sebagai usaha yang
pengukuran pendidikan.
adalah pendalaman dan kelanjutan yang teliti dan teori korespondensi. Teori
koherensi ini. Logika ini menjelaskan bahwa kesimpulan akan benar, jika
premis-premis yang digunakan juga benar. Teori ini digunakan oleh aliran
Teori ini sudah ada sejak Pra Socrates, kemudian di kembangan oleh
Benedictus Spinoza dan George Hegel. Suatu teori dianggap benar apabila
telah dibuktikan (klasifikasi) benar dan tahan uji. Kalau teori ini
bertentangan dengan data terbaru yang benar atau dengan teori lama yang
benar, maka teori itu akan gugur atau batal dengan sendirinya.
Jadi menurut teori ini, “putusan yang satu dengan putusan yang
lainnya saling berhubungan dan saling menerangkan satu sama lain. Maka
1990:57).
3. Teori Pragmatisme
praktis (ada manfaat secara praktis) seperti yang terdapat secara inheren
dalam pernyataan itu sendiri”, maka menurut teori ini, tidak ada kebenaran
mutlak, universal, berdiri sendiri dan tetap. Kebenaran selalu berubah dan
pendidik sebagai metode project atau medoe problem olving dai dalam
12
supaya manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus
barulah teori itu benar. Yang dapat secara efektif memecahkan masalah
suatu pernyataan, teori atau dalil itu memliki kebanran bila memiliki
4. Teori Religius
budi, rasio, dan reason manusia, maka dalam teori ini lebih mengedepankan
atau kepada kitab suci, dengan demikian suatu hal itu dianggap benar
apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran
mutlak.
kaum religius kebenarn aillahi ini adalah kebenarna tertinggi, dimnaa semua
agama. Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dan koheren
5. Teori Performatif
yang benar adalah apa-apa yang diputuskan oleh pemegang otoritas tertentu
empiris.
sosial yang rukun, kehidupan beragama yang tertib, adat yang stabil dan
sebagainya.
berpikir kritis dan rasional. Mereka kurang inisiatif dan inovatif, karena
yang masyarakatnya masih sangat patuh pada adat, kebenaran ini seakan-
kebenaran.
16
bersifat faktual, atau sesuai dengan fakta yang ada bahwa matahari terbit
kita”, pernyataan tersebut tidak benar sebab tidak ada obyek yang
2. Teori konsistensi
ayam adalah hewan, dan ayam akan mati” adalah benar pula, sebab
pernyataan pertama.
17
3. Teori Performatif
pertama tiap bulan akan menjadi agenda rutin untuk para warga
4. Teori Religius
lebih mengedepankan akal, budi, rasio, dan reason manusia, maka dalam
yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
5. Teori pragmatis
kehidupan manusia.
tercipta alat perontok padi yang dapat digunakan oleh manusia untuk
perontok padi dianggap benar, karena alat tersebut adalah fungsional dan
mempunyai kegunaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
penyelidikan ilmiah itu sendiri. Sedangkan, Teori adalah keyakinan umum yang
membantu kita menjelaskan apa yang kita amati dan membuat prediksi. Teori
yang baik memiliki hipotesis, yang merupakan asumsi yang harus diuji, dan
juga teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam
abstraksi dari pengertian atau hubungan dari proposisi atau dalil. Menurut
Kerlinger (1973) teori dinyatakan sebagai sebuah set dari proposisi yang
mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan
tertentu.
19
20
B. SARAN
penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Harapan dari penulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apa bila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, diharapkan sampaikan kepada
kami.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/muncis/550ec6c9813311b72cbc6530/penerapan-
filsafat-ilmu-dalam-pengembangan-keilmuan
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2004. Teori – Teori psikologi sosial. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
http://mangihot.blogspot.com/2017/01/teori-lengkap-filsafat-dan-ilmu.html
21