Dosen Pembimbing:
Dr. Muhammad Habibi M.Pd
Disusun Oleh:
Amenlia Fitri 12210923495
Asiah 12210922386
Putri astrik anggraini 12210921701
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................2
C. Tujuan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori......................................................................................3
1. Definisi............................................................................3
2. Peran Teori......................................................................4
3. Fungsi Teori....................................................................6
B. Pengembangan Hipotesis......................................................9
1. Ciri-Ciri Hipotesis.........................................................10
2. Kegunaan Hipotesis......................................................12
3. Jenis-Jenis Hipotesis.....................................................12
D. Tinjauan Pustaka.................................................................15
B. Saran...................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penelitian merupakan kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari teori. Penelitian harus selalu disandarkan pada teori-teori
yang relevan, tidak hanya pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
teori atau keterkaitan teori, bahkan penelitian yang bertujuan untuk
mengungkap atau menciptakan teori baru sekalipun, harus tetap berpijak
kepada teori-teori yang telah ada sebelumnya. (Susilana, t.t.)
Setiap penelitian harus memiliki landasan teori yang kuat. Secara
eksplisit teori-teori yang melandasi suatu penelitan harus dijelaskan dalam
laporan, yakni dalam bab tersendiri tentang landasan teori. Mengingat
pentingnya teori untuk melandasi kegiatan penelitian, diperlukan
kemampuan para peneliti untuk memahami dan memaparkan teori yang
digunakannya sebagai landasan. Melalui pengkajian terhadap berbagai teori
yang ada, peneliti diharapkan mampu menemukan dan merumuskan
landasan teori secara tepat.(Susilana, t.t.)
Salah satu contoh konkret pentingnya teori dalam kegiatan penelitian
adalah untuk perumusan hipotesis. Sebagai jawaban sementara atas hasil
penelitian, hipotesis harus dirumuskan dengan benar. Jawaban-jawaban
sementara tersebut tentunya tidak dirumuskan secara asal, melainkan
dirumuskan dengan bersandarkan pada teori-teori yang telah ada. Dengan
kata lain hipotesis hanya akan dapat dirumuskan dengan tepat jika peneliti
telah mengkaji teori secara benar. (Susilana, t.t.)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep dasar teori?
2. Bagaimana pengembangan hipotesis?
3. Bagaimana ciri-ciri, kegunaan dan jenis-jenis hipotesis?
1
2
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep dasar teori
2. Mengetahui pengembangan hipotesis
3. Mengetahui ciri-ciri, kegunaan dan jenis-jenis hipotesis
4. Mengetahui bentuk perumusan hipotesis
5. Mengetahui menggali dan merumuskan hipotesis
6. Mengetahui cara menguji hipotesis
7. Mengetahui Pengertian kerangka berfikir
BAB II
PEMBAHASAN
A Teori
1. Definisi Teori
Istilah teori telah banyak diungkap oleh beberapa ahli. Sukmadinata
menyatakan bahwa “teori merupakan suatu set atau sistem pernyataan (a set
of statement) yang menjelaskan serangkaian hal”. 1 Teori merupakan abstraksi
dari pengetahuan pengertian atau hubungan dari proporsi atau dalil. Menurut
Kerlinger dalam Nazir menyatakan bahwa teori adalah sebuah set konsep
atau construct yang berhubungan satu dengan yang lainnya, suatu set dari
proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dan fenomena.2
Menurut Sukmadinata ada tiga kelompok karakteristik utama sistem
pernyataan suatu teori. Pertama, pernyataan dalam suatu teori bersifat
memadukan (unifying statement). Kedua, pernyataan tersebut berisi kaidah-
kaidah umum (universal preposition). Ketiga, pernyataan bersifat neramalkan
(predictive statement). Rose dalam Sukmadinata menyatakan bahwa
karakteristik pernyataan (set of statement) tersebut meliputi definisi, asumsi,
dan kaidah-kaidah umum. Dalam rumusan yang lebih kompleks, teori ini juga
menyangkut hukum-hukum, hipotesis, dan deduksi-deduksi yang logis-
sistematis. Teori harus mampu menjangkau ke depan, bukan hanya
menggambarkan apa adanya tetapi mampu meramalkan (prediktif) apa yang
akan terjadi atas suatu hal. Teori adalah alur logika atau penalaran, yang
merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara
sistematis dan saling berkaitan yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
yang timbul antara beberapa variabel yang di observasi.3
Nazir menyatakan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika ingin
mengenal teori. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:4
1
Sukmadinata, N.S., 1999, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya., hal
17
2
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia, hal 19
3
Sukmadinata, Ibid. hal 17-18
4
Nazir Ibid. hal. 19
3
4
1). Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri atas konstrak (construct)
yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur- unsur
dalam set tersebut secara jelas pula.
2). Teori menjelaskan hubungan antarvariabel atau antarkonstrak (construct)
sehingga pandangan yang sistematis dari fenomena- fenomena yang
diterangkan oleh variabel dengan jelas kelihatan.
3). Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel
mana yang berhubungan dengan variabel mana.
2. Peran Teori
Teori merupakan alat dari ilmu (tool of science). Nazir menyatakan
bahwa sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan sebagai berikut.5
1). Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara
memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat
abstraksinya.
Teori sebagai orientasi utama dari ilmu. Fungsi pertama dari teori
adalah memberi batasan terhadap ilmu dengan cara memperkecil
jangkauan (range) dari fakta yang akan dipelajari. Karena banyak
fenomena yang dapat dipelajari dari berbagai aspek, maka teori
membatasi aspek mana saja yang akan dipelajari dari suatu fenomena
tertentu. Misalnya permainan bola kaki, dapat dipelajari dari berbagai
aspek, seperti dari aspek fisik, dari aspek ekonomi (penawaran dan
permintaan terhadap bola kaki), dari aspek kimia, aspek sosiologi, dan
sebagainya. Dengan adanya teori, maka jenis fakta mana yang relevan
dengan aspek tertentu dari fenomena dapat dicari dan ditentukan.
2). Teori memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana
mana fenomena-fenomena yang relevan disistematiskan,
diklarifikasikan, dan dihubung-hubungkan.
Teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi. Tugas dari ilmu juga
mengembangkan sistem klasifikasi dari struktur konsep. Dalam
pengembangan tersebut, ilmu memegang peranan penting, karena
5
Nazir Ibid. hal. 19-20
5
3. Fungsi Teori
Sukmadinata menyatakan bahwa minimal ada tiga fungsi teori yang
sudah disepakati oleh para ilmuwan, yaitu:6
(1) Mendeskripsikan;
(2) Menjelaskan; dan
(3) Memprediksi.
Lebih lanjut Sukmadinata menyatakan bahwa untuk usaha
mendeskripsikan, menjelaskan, dan membuat prediksi, para ahli terus
mencari dan menemukan hukum-hukum tersebut. Melalui proses demikian
mungkin terjadi di dalam suatu “set kejadian”, semua hukum dan
interelasinya dapat dinyatakan dan teori itu telah berkembang menjadi
hukum yang lebih tinggi. Para ahli teori mencari hubungan baru dengan
menggabungkan beberapa “set kejadian” menjadi suatu “set kejadian yang
baru yang lebih universal”. Hal itu mendorong pencarian dan pengkajian
selanjutnya, untuk menemukan hukum- hukum baru dan
hubunganhubungan baru dalam suatu teori baru. Fungsi yang lebih besar
dari suatu teori adalah melahirkan teori baru.7
Terkait dengan fungsi teori baru, Sukmadinata menguraikan tentang
proses pembentukan suatu teori atau bagaimana proses berteori
berlangsung, melalui beberapa langkah sebagai berikut:8
Pertama, pendefinisian istilah merupakan hal yang sangat penting
dalam berteori, terutama berkenaan dengan kejelasan atau ketepatan
penggunaan istilah yang telah didefinisikan.
Kedua, klasifikasi yaitu pengelompokkan informasi-informasi yang
relevan dengan kategori-kategori yang sejenis. Klasifikasi juga
merupakan pengelompokkan fakta dan generalisasi ke dalam
kelompok-kelompok yang homogen, tetapi tidak menjelaskan interelasi
antarkelompok atau interreaksi antara fakta dengan generalisasi dalam
suatu kelompok.
6
Sukmadinata, Op-Cit. hal 20
7
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
8
Sukmadinata, Op-Cit. hal 21
7
9
Nazir Ibid. hal. 93
9
B. Pengembangan Hipotesis
Margono menyatakan bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo
(hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedang tesis berarti
pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya
masih sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Hipotesis
memang baru merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang
diajukan. Ia mungkin timbul sebagai dugaan yang bijaksana dari si peneliti atau
diturunkan (deduced) dari teori yang telah ada.10
Pada bagian lain, Margono pun mengungkapkan pengertian lainnya
tentang hipotesis. Ia menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin atau
paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik, hipotesis adalah pernyataan
mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya melalui data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan
pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. Di
dalam hipotesis itu terkandung suatu ramalan. Ketepatan ramalan itu tentu
tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketepatan landasan teoritis
dan generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika
melakukan telaah pustaka.11
Mengenai pengertian hipotesis ini, Nazir menyatakan bahwa hipotesis
tidak lain dari jawaban sementara terhadap permasalahn penelitian, yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Menurutnya, hipotesis menyatakan
hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita Kegiatan Belajar 2 Hipotesis
pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai
suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan
merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah
keterangan sementara dari hubungan fenomena- fenomena yang kompleks.
Trelease memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu keterangan
sementara sebagai suatu fakta yang dapat diamati”. Sedangkan Good dan
10
Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta :Rineka Cipta.,hal 80
11
Margono, Ibid, hak. 67
10
Scates menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang
dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-
fakta yang diamati ataupun kondisi- kondisi yang diamati, dan digunakan
sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya. Kerlinger
menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari
hubungan antara dua atau lebih variabel. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan
masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat tanya. Hipotesis
merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan
tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.12
1. Ciri-Ciri Hipotesis
Menurut Nazir hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:13
a. Hipotesis harus menyatakan hubungan.
Hipotesis harus merupakan pernyataan terkaan tentang
hubungan-hubungan antarvariabel. Ini berarti bahwa hipotesis
mengandung dua atau lebih variabel variabel yang dapat diukur
ataupun secara potensial dapat diukur. Hipotesis menspesifikasikan
bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan. Hipotesis yang
tidak mempunyai ciri di atas, sama sekali bukan hipotesis dalam
pengertian metode ilmiah.
b. Hipotesis harus sesuai dengan fakta.
Hipotesis harus cocok dengan fakta. Artinya, hipotesis harus
terang. Kandungan konsep dan variabel harus jelas. Hipotesis harus
dapat dimengerti, dan tidak mengandung hal-hal yang
metafisik. Sesuai dengan fakta, bukan berarti hipotesis baru diterima
jika hubungan yang dinyatakan harus cocok dengan fakta.
c. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan
tumbuhnya ilmu pengetahuan.
Hipotesis juga harus tumbuh dari dan ada hubunganya
12
Nazir, Hal 151
13
Nazir. Hal 152
11
2. Kegunaan Hipotesis
14
Nazir, Loc Cit, hal. 153
12
c. Hipotesis Asosiatif
Sugiyono menyatakan bahwa hipotesis asosiatif adalah
suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih.16
5. Menggali dan Merumuskan Hipotesis
Menurut Nazir (2005: 154) dalam menggali hipotesis, si peneliti
harus:
a. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin
dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang
ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan;
b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang
tempat- tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu
sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki;
c. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan
dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan
bidang yang bersangkutan.
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya
dalam penelitian. Oleh karena itulah maka peneliti dituntut
kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas.
Borg dan Gall (Arikunto, 2002: 66) mengajukan adanya persyaratan
untuk hipotesis, yaitu:17
1). Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2). Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara
dua atau dua lebih variabel.
3). Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh
para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
18
Furchan, Loc. Cit, hal 130-131
15
sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang penelitian yang berkaitan, memungkinkan
peneliti menetapkan batas‐ batas bidang penelitiannya.
2. Pemahaman teori dalam suatu bidang memungkin peneliti itu
menetapkan masalah dalam perspektifnya.
3. Melalui pengkajian pustaka yang relevan, para peneliti dapat
mengetahui prosedur dan instrument mana yang telah terbukti
berguna atau tidak.
4. Studi yang cermat terhadap bahan pustaka yang relevan dapat
menghindarkan terjadinya pengulangan studi sebelumnya secara tak
sengaja.
5. Pengkajian pustaka yang berkaitan menempatkan peneliti pada
posisi yang lebih baik untuk menafsirkan arti pentingnya hasil
penelitiannya sendiri.
6. Ide‐ide tentang variable yang menyatakan penting dan tidak penting
dalam bidang kajian tertentu.
7. Informasi tentang kegiatan yang dilakukan dan dapat diterapkan
secara berarti.
8. Status kegiatan dalam hal‐hal yang berkaitan dengna kesimpulan dan
hipotesis.
9. Kebermaknaan hubungan antara variable‐variabel yang telah dipilih
dalam penelitian dan keinginan untuk membuat jadwal sementara.
10. Sebagai dasar untuk menetapkan koteks suatu masalah.
11. Sebagai dasar untuk menetapkan tentang pentingnya suatu masalah
penelitian.
Tinjauan pustaka apa saja yang dapat digunakan?. Ada dua kategori
sumber pustaka yang digunakan baik tercetak maupun elektronik yaitu
primary sources dan secondary sources. Primary sources adalah sumber
pustaka utama yang dipertimbangkan untuk harus digunakan contohnya
seperti : jurnal ilmiah, majalah ilmiah, hasil seminar dan workshop,
makalah dan penelitian lainnya atau sumber pustaka utama ini terkait
17
A. Kesimpulan
Teori adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu
dengan yang lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu
pandangan sistematis dan fenomena.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoretis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat
kebenarannya. Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1)
hipotesis harus menyatakan hubungan; (2) hipotesis harus sesuai dengan
fakta; (3) hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan
tumbuhnya ilmu pengetahuan; (4) hipotesis harus dapat diuji; (5) hipotesis
harus sederhana; dan (6) hipotesis harus bisa menerangkan fakta.
B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca pada umumnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022).
Metode penelitian kualitatif studi pustaka. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 6(1), 974-980.
Ahmad, Furchan. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta :
Pustaka Belajar. Hal.115
Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktek. Edisi revisi.
Jakarta: PT Rineka Cipta. hal.
Azhari, M. T., Al Fajri Bahri, M. P., Asrul, M. S., & Rafida, T. (2023). Metode
penelitian kuantitatif. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2006). Metode Riset Bisnis (9 ed., Vol.
1). Mc Graw Hill/Irwan.
Darmalaksana, W. (2020). Metode penelitian kualitatif studi pustaka dan studi
lapangan. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Darna, N., & Herlina, E. (2018). Memilih metode penelitian yang tepat: bagi
penelitian bidang ilmu manajemen. Jurnal Ekonologi Ilmu
Manajemen, 5(1), 287-292.
Gumilang, G. S. (2016). Metode penelitian kualitatif dalam bidang bimbingan dan
konseling. Jurnal fokus konseling, 2(2).
Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta :Rineka Cipta.,hal 80
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia, hal 19
Sugiyono, S., & Lestari, P. (2021). Metode penelitian komunikasi (Kuantitatif,
kualitatif, dan cara mudah menulis artikel pada jurnal internasional).
19