Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

LANDASAN TEORI KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Penidikan yang dibina oleh

Dr. Mohammad Ilyas, M.Pd

Disusun Oleh :

Indah Ayu Mawarni 1605115136

Ridha Nabila 1805115035

Rina Rusaeny 1805115037

Meiroshe Sianturi 1805115047

Muzadi Nurhalim Fatihah 1805115054

Eka Nurjanah 1805115057

Desy Ramadhani 1805115110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2020
ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat yang berlimpah, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Landasan Teori Kerangka Berfikir dan
Pengajuan Hipotesis“ tepat pada waktunya. Selesainya makalah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :

1. Dr. Mohammad Ilyas, M.Pd, dosen pengampu mata kuliah yang telah
memberikan tugas, petunjuk kepada kami sehingga termotivasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
2. Orang tua, karena telah memfasilitasi penyusun untuk membuat makalah ini.
3. Teman – teman yang mendukung dan memdoakan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam
sistematika maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari rekan – rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya, bagi pembaca umumnya, dalam memberikan informasi tentang landasan
teori kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis.

Samarinda, 14 September 2020

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Teori.............................................................................................3
B. Tingkatan dan Fokus Teori.............................................................................5
C. Kegunaan Teori dalam Penelitian..................................................................6
D. Deskripsi Teori...............................................................................................8
E. Kerangka Berfikir...........................................................................................11
F. Hipotesis.........................................................................................................14

BAB III PENUTUP.................................................................................................24

A. Kesimpulan ...................................................................................................24
B. Saran...............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat
besar dalam penelitian adalah teori. Suatu landasan teori dari suatu penelitian
tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan
pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting adalah tulisan itu berdasarkan
riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh kesimpulan – kesimpulan atau
pendapat – pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada pendapat baru.
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses
penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori – teori, konsep – konsep, dan
generalisasi – generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan
teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono,
2010:52). Landasan teori itu perlu ditagakkan agar penelitian itu mempunyai
dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba – coba (trial and error).
Adanya landasar teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian ini merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data.
Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan
dipelajari. Dengan penguasaan metode penelitian yang mantap, diharapkan para
tenaga pengajar dapat menyertakan metode – metode penelitian dalam bidang
yang sedang diajarkan.
Didalam makalah ini disajikan bagian dari materi metode penelitian tersebut,
yakni tentang landasan teori, kerangka berfikir dan hipotesis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teori ?
2. Apa saja tingkatan dan fikus pada teori?
3. Apakah kegunaan teori dalam penelitian?
4. Bagaimana deskripsi dari teori?
5. Apa yang dimaksud dengan kerangka berfikir?

1
2

6. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori
2. Untuk mengetahui tingkatan dan fokus pada teori
3. Untuk mengetahui kegunaan teori dalam penelitian
4. Untuk mengetahui deskripsi dari teori
5. Untuk mengetahui makna kerangka berfikir
6. Untuk mengetahui makna hipotesis

D. Manfaat
Penulis dan pembaca mendapatkan informasi lebih mendalam lagi mengenai
landasan teori kerangka berfikir dan pengajuan hipotsis dalam Metodologi
Penelitian Pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori

Untuk memahami apakah makna teori sebenarnya sudah banyak ahli dari
berbagai bidang ilmu yang mengemukakan mengenai makna teori. Adapun makna
teori yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:

1. Glaser dan Straus (1967)


Teori berasal dari sebuah data yang diperoleh dengan cara analisis dan
sistematis melalui metode komparatif.
2. Snelbecker (1974)
Dalam penggunaan secara umum teori berarti sejumlah proposisi-proposisi
yang terintegrasi secara sintaktik (artinya: kumpulan proposisi ini mengikuti
aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang
satu dengan proposisi yang lain dan juga pada data yang diamati) dan yang
digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa peristiwa yang
diamati.
3. Marx dan Goodson (1976)
Teori adalah aturan menjelaskan proposisi yang berkaitan dengan
Beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari:
a. Hubungan-hubungan yang dapat diamati diantara kejadian-kejadian
(yang diukur).
b. Mekanisme atau struktur yang diduga mendasari hubungan-hubungan.
c. Hubungan-hubungan yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang
dimaksudkan untuk data dan yang diamati tanpa adanya manifestasi
hubungan empirik apapun secara langsung.
4. McLaughlin (1988)

3
4

Teori adalah cara penafsiran terhadap kenampakan (generalisasi), cara


penilaiannya dan penyatuannya; kerapatan itu adalah yang dihasilkan melalui
penelitian.
5. KBBI (1977)
Pengertian teori yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), sebagai berikut:
a. Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai
suatu peristiwa (kejadian).
b. Teori adalah asas pada hukum umum yang menjadi dasar suatu
kesenian atau ilmu pengetahuan.
c. Teori adalah pendapat cara, aturan melakukan sesuatu.
6. Jonathan Turner
Teori dalam ilmu sosial adalah penjelasan sistematis tentang hukum-
hukum dan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati, yang berkaitan dengan
aspek khusus dari kehidupan manusia.
7. Neuman
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang
berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematis melalui spesifikasi
hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena.
8. Djojosuroto Kinayati & M.L.A Sumaryati
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep.

Kata teori sendiri memiliki arti yang berbeda-beda pada setiap bidang
pengetahuan, hal itu tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara
umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta/fenomena yang satu
dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas secara umum dapat ditarik kesimpulan
bahwa suatu teori adalah suatu konseptualitas antara asumsi, konstruk, dan
5

proposisi untuk menerangkan suatu fenomena yang diperoleh melalui proses


sistematis, dan harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak maka itu bukan teori.

B. Tingkatan dan Fokus Teori

Numun ( 2003 ) mengemukakan tingkatan teori ( level of history )


menjadi tiga yaitu, micro, meso, dan macro. Micro level theory : small
slices of time, space, or a number of people. The concept are usually not
very abstract. Meso – level theory : attempts to link macro and miro.
Levels or to operate at an intermediate level. Contoh teori organisasi dan
gerakan sosial, atau komunitas tertentu. Macro level theory : concerns the
operation of larger aggregates such as social institutions, entire culture
systems, and whole societies. It uses more concepts that are abstract.

Selanjutnya focus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori subtantif,


teori formal, dan middle range theory. Substantive theory is developed for
a specific area of social concern, such as delinquent gangs, strikes,
diforce, or ras relation. Formal theory is developed for a broad
conceptual area in general theory. Such as deviance, socializication. Or
power. Middle range theory are slightly more abstract than empirical
generalization or specific. Middle range theory is principally used in
sociology to guide empirical inquiry.

Teori yang digunkan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji


melalui pengumpulan data adalah teori subtantif, karena teori ini lebih
fokus berlaku untuk obyek yang akan diteliti. Selanjutnya, Numan
mengatakan bahwa fokus teori dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
teori substantif, teori formal, dan teori pertengahan (antara):

1. Teori substantif adalah pengembangan dari hal-hal yang khusus, seperti: aksi
pemogokan kerja, kelompok anak nakal, perceraian, atau pertentangan antar
golongan.
6

2. Teori formal adalah konsep yang global di dalam ilmu umum, seperti
penyimpangan – penyimpangan dalam bidang sosial dan kekuasaan.
3. Teori pertengahan (antara) adalah sedikit lebih abstrak. Bentuknya dapat
formal. Biasanya digunakan didalam ilmu sosiologi.

C. Kegunaan Teori dalam Penelitian

Kegunaan atau fungsi teori dalam penelitian secara umum mempunyai


tiga fungsi yaitu:

1. Untuk menjelaskan (explanation) yang digunakan memperjelas dan


mempertajam ruang lingkun, atau konstruk variable yang akan diteliti.
2. Untuk meramalkan (prediction) yang digunakan memprediksi, memandu
serta menemukan fakta untuk merumuskan hipotesis dan menyusun
instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan
pernyataan yang bersifat prediktif.
3. Untuk pengendalian (control) yang digunakan mencandra dan membahas
hasil penelitian, sehingga selanjutnya untuk memberikan saran dalam
pemecahan masalah.

Menurut Nanag Martono, teori dalam penelitian mempunyai kegunaan


atau fungsi sebagai berikut:

1. Memberikan pola dalam proses interpretasi data

Teori menyediakan berbagai argumentasi yang dapat digunakan untuk


menganalisis atau memberikan pengiran atas hasil penelitian yang telah
diolah. Argumentasi akan lebih kuat apabila di dukung dengan teori yang ada.

2. Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya.


3. Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk
menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang kan dilakukan.
4. Menyajikan kerangka
7

Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah


konsep atau variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi Studi
yang dilakukan serta memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik
dengan hasil penelitian kita, sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan.

5. Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari


temuan yang diperoleh dari suatu penelitian (Martono, 2011).

Dalam metode penelitian kuantitatif, teori berguna sebagai dasar


penelitian untuk diuji. Oleh karena itu, sebelum mulai kegiatan
pengumpulan data, peneliti menjelaskan teori secara komprehensif. Uraian
mengenai teori ini dipaparkan dengan jelas dan rinci pada desain
penelitian. Teori menjadi kerangka kerja (framework) untuk keseluruhan
proses penelitian, mulai bentuk dan rumusan pertanyaan atau hipotesis
hingga prosedur pengumpulan data. Peneliti menguji atau memverifikasi
teori dengan cara menjawab hipotesis atau pertanyaan penelitian yang
diperoleh dari teori. Hipotesis atau pertanyaan penelitian tersebut
mengandung variabel untuk ditentukan jawabannya. Karena itu, metode
penelitian kuantitatif berangkat dari teori.

Berdasarkan proses penelitian, dalam penelitian kuantitatif, teori


memiliki kegunaan untuk memperjelas persoalan, menyusun hipotesis,
menyusun instrumen dan pembahasan hasil analisis data. Penelitian
dengan paradigma kuantitatif sebetulnya ialah mencari data untuk
dibandingkan dengan teori. Sebaliknya, metode penelitian kualitatif
berangkat dari lapangan dengan melihat fenomena atau gejala yang terjadi
untuk selanjutnya menghasilkan atau mengembangkan teori. Jika dalam
metode penelitian kuantitatif teori berwujud dalam bentuk hipotesis atau
definisi sebagaimana dipaparkan sebelumnya, maka dalam metode
penelitian kualitatif teori berbentuk pola (pattern) atau generalisasi
naturalistic (naturalistic generalization). Karena itu, pola dari suatu
fenomena bisa dianggap sebagai sebuah teori. Kalau begitu apa kegunaan
8

teori dalam metode penelitian kualitatif? Teori dipakai sebagai bahan pisau
analisis untuk memahami persoalan yang diteliti.

Dengan teori, peneliti akan memperoleh inspirasi untuk bisa memaknai


persoalan. Memang teori bukan satu-satunya alat atau bahan untuk melihat
persoalan yang diteliti. Pengalaman atau pengetahuan peneliti sebelumnya
yang diperoleh lewat pembacaan literatur, mengikuti diskusi ilmiah,
seminar atau konferensi, ceramah dan sebagainya bisa dipakai sebagai
bahan tambahan untuk memahami persoalan secara lebih mendalam. Teori
dipakai sebagai informasi pembanding atau tambahan untuk melihat gejala
yang diteliti secara lebih utuh. Karena tujuan utama penelitian kualitatif
adalah untuk memahami gejala atau persoalan tidak dalam konteks
mencari penyebab atau akibat dari sebuah persoalan lewat variabel yang
ada melainkan untuk memahami gejala secara komprehensif, maka
berbagai informasi mengenai persoalan yang diteliti wajib diperoleh.
Informasi dimaksud termasuk dari hasil-hasil penelitian sebelumnya
mengenai persoalan yang sama atau mirip.

Berdasarkan proses penelitian, kegunaan teori dalam penelitian


kualitatif ialah untuk memperkuat peneliti sebagai human instrument,
sehingga peneliti memiliki skill untuk menggali data penelitian secara
lengkap, mendalam serta mampu melakukan konstruksi temuannya ke
dalam tema dan hipotesis. Karena itu, dalam penelitian kualitatif, peneliti
mencari teori untuk menjelaskan data penelitian yang diperoleh.

D. Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian istematis


tentang teori (dan bukan ekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan
hasil – hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa
jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan
tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada
9

jumlah variabel yang diteliti. Bila didalam suatu penelitian terdapat 3


variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu
dideskripsikan ada 4 kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenan
dengan 3 variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu,
semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori
yang perlu dikemukakan.

Deskripsi teori yang paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap


variabel – variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup,
kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan
diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

Teori – teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan


penelitian dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai
teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel – variabel penelitian
yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi pengertian maupun
kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa
peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.

Untuk menguasai teori, maupun generalisasi – generalisasi dari hasil


penelitian, maka penelitian harus rajin membaca. Orang harus membaca
dan membaca, dan menelaah yang dibaca itu setuntas mungkin agar ia
dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah – langkah
berikutnya. Membaca merupakan keterampilan yang harus dikembangkan
dan dipupuk (Sumadi Suryabrata, 1996).

Untuk dapat membaca dengan baik, maka peneliti harus mengetahui


sumber – sumber bacaan. Sumber – sumber bacaan dapat berbentuk buku
– buku teks, kamus, ensiklopedia, jornal ilmiah dan hasil – hasil
penelitian. Bila peniliti tidak memiliki sumber – sumber bacaan sendiri,
maka dapat melihat dari perpustakaan, baik perpustakaan lembaga formal,
maupun perpustakaan pribadi.
10

Sumber bacaan yang baik harus memenuhi 3 kriteria, yaitu


relevansi, klengkapan, dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah,
penelitian ini justru menggunakan sumber – sumber bacaan lama).
Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti
dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan
banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi
waktu. Makin baru sumber yang digunakan, maka akan semakin mutakhir
teori.

Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan
diteliti, tetapi masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil
penelitian yang relevan dengan apa yang akan diteliti dapat dilihat dari :
permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, analisis, san kesimpulan.
Misalnya peneliti yang terdahulu, melakukan penelitian tentang tingkat
penjualan jenis kendaraan bermotor di Jawa Timur, dan peneliti berikutnya
meneliti di Jawa Barat. Jadi hanya berbeda lokasi saja. Peneliti yang kedua
ini dapat menggunakan referensi hasil penelitian yang pertama.

Langkah – langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori


adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.


2. Cari sumber – sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah,
laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak – banyaknya dan
yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang akan diteliti. (Untuk referensi yang berbentuk laporan
penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat
penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan, analisis, kesimpulan
dan saran yang diberikan).
11

4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi
yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan topik – topik yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber – sumber bacaan yang dikutip
atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus
dicantumkan.

E. Kerangka Berfikir
1. Pengertian kerangka berfikir
Menurut Husain dan Purnomo alam bukunya Metodologi Penelitian Sosial
menjelaskan bahwa kerangka berfikir ialah penjelasan sementara terhadap
gejala yang menjadi objek permasalahn kita, atau argumentasi kita dalam
merumuskan hipotesis. Untuk merumuskan hipotesis, maka Husain
melanjutkan bahwa argumentasi kerangka berfikir menggunakan logika
deduktif (untuk metode kuantitatif) dengan memekai pengetahuan ilmiah
sebagai premis-premis dasarnya.
Selain Husain dan Purnomo beberapa ahli juga telah mendeskripsikan
mengenai kerangka berfikir, diantaranya yaitu: Kerangka berfikir menurut
Widayat dan Amrullah ( 2002 ) seperti dikutip Masyhuri bahwa kerangka
berfikir atau juga yang di sebut sebagai kerangka konseptual merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
berfikir juga menjelaskan sementara terhadap gejala yang menjadi masalah
( objek ) penelitian.
Sedangkan menurut Purnomo (1998 ), bahwa kerangka berfikir
menjelaskan gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berfikir
disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan.
12

Kerangka berfikir juga merupakan argumentasi kita dalam merumuskan


hipotesis.argumentasi itu harus analisis, sistematiss, dan menggunakan teori
yang relevan.
Secara umum Kerangka Berfikir merupakan konseptuan mengenai
bagaimana satu teori berhubungan di antara beberapa faktor yang telah di
identifikasikan penting terhadap masalah penelitian. Dalam kerangka
pemikiran, penelitian harus menguraikan konsep atau variabel penelitian
secara lebih terinci. Tidak hanya mendefinisikan variabel, tetapi juga
menjelaskan keterkaitan di antara variabel. Dalam menguraikan pemikirannya
peneliti tidak sekedar memfokuskan variabel penelitiannya saja tetapi juga
harus menghubungan konsep penelitian dalam kerangka yang lebih luas lagi.

Dalam kerangka berfikir, hal inti yang perlu dikemukakan ialah hubungan
antara variabel yang diteliti dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Mengemukakan bagaimana hibungan variabel bebas dan variabel
terikatnya, hubungan ini harus memperoleh pengakuan atau dukungan
secara ilmiah.
b. Harus ada penjelasan gamblang mengapa kita memikirkan hubungan
tersebut berlaku. Cara yang paling mudah ialah mengutip kesimpulan
dari penelitian orang lain yang relevan dengan variabel penilitian yang
dikaji.
c. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan
penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan
mengenai apa hubungan akan positif atau negatif.

Kerangka berfikir dapat berupa kerangka teori dan kerangka penalaran


logis. Kerangka teori tersebut merupakan uraian ringkas tentang teori yang
digunakan dan cara menggunakan teori tersebut dalam menjawab pertanyaan
penelitian. Kerangka berfikir bersifat operasional, yang diturunkan dari satu
atau beberapa teori, atau dari pernyataan-pernyataan yang logis.
13

Apabila kerangka berfikir berupa kerangka teori, tugas peneliti dalam


tahap ini adalah menyistematisasikan teori-teori yang berkembang untuk
digunakan dalam penelitian tersebut.

2. Penyusunan dalam Kerangka Berfikir


a) Dua bentuk penyusunan kerangka pemikiran yaitu :
1) Kerangka pemikiran memuat teori dalil konsep-konsep yang Akan
dijadikan dasar dalam penelitian. Variabel penelitian dijelaskan
secara mendalam dan relevan dengan permasalahan penelitian,
sehinga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan
penelitian.
2) Kerangka pemikiran tidsk lagi memuat dalil-dalil teori dan konsep-
konsep tetapi hanya merupakan sintesis teori dalil dan konsep yang
dijadikan dasar dalam penelitian dan digambarkan dalam bentuk
hubungan variabel yang di gunakan dalam penelitian, namun
variabelnya tidak dijelaskan secara mendalam.

Kerangka pemikiran dikatakan baik apabila dapat mengidentifikasi


variabel yang penting yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan
secara logis mampu menjelaskan keterkaitan antar variabel.

b) Teknis Penyusunan Kerangka Berfikir


Agar Kerangka Berfikir dapat dipahami dan diterima oleh pembaca,
maka kerangka berfikir sebaiknya harus dibuat sendiri oleh peneliti dan
bukan orang lain, yakni dengan memberikan argumentasi berdasarkan
teori dan penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi dengan objek
yang diteliti. Beberapa unsur dalam kerangka berfikir yaitu konsep,
proporsi, variabel, teori, hipotesa dan definisi operasional.
Agar sajian kerangka berfikir dapat diterima secara ilmiah, maka
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Merumuskan konsep-konsep.
2) Merumuskan proporsi.
14

3) Merumuskan variabel-variabel yang akan diteliti.


4) Merelevasikan teori yang dipakai dengan objek masalah.
5) Mempersiapkan rancangan hipotesis yang disusun.
6) Membuat devinisi operasional.

c) Kesalahan Penggunaan Teori pada Kerangka Berfikir


Terdapat beberapa kesalahan umum dalam menggunakan landasan
teori yaitu:
1) Peneliti melakukan penyajian ulang yang tergesa-gesa terhadap
kepustakaan semenjak dimulainya proses penelitian.
2) Terlalu mengandalkan sumber-sumber data sekunder.
3) Hanya memusatkan perhatian kepada penemuan-penemuan
penelitian yang dibacanya dalam jurnal penelitian, hingga
mengabaikan informasi berharga seperti metode, pengukurannya,
dan sebagainya.
4) Mengabaikan hasil-hasil penelitian, ataupun teori-teori yang
terdapat dalam surat kabar, majalah popular.
5) Gagal menetapkan batasan-batasan masalah dalam menerapkan
keputusan.
6) Mencatat data biografi tidak benar dan tidak dapat dipakai sebagai
referensi yang sebenarnya dibutuhkan.
7) Terlalu banyak mencatat bahan-bahan bacaan yang sebenarnya
tidak relevan dengan masalah yang diteliti.

F. Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian
yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
15

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,


di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik dengan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis,
tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut
akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis
statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas.
Selanjutnya hipotesis statistik itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika
penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik. Dalam
suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis
statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan terdapat
hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik. Ingat bahwa hipotesis
itu berupa 'awaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan
diuji ini dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil).
Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan
hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan
kehandalannya. Untuk lebih mudahnya membedakan antara hipotesis enelitian
dan hipotesis statistik, maka dapat dipahami melalui gambar 3.3 dan 3.4 berikut:

Data dikumpulkan dari

POPULASI populasi, kesimpulan

PENELITIAN berlaku untuk populasi

Gambar 3.3 Penelitian Populasi, tidak ada hipotesis statistik


16

Contoh Hipotesis Penelitiannya:


1. Kemampuan bahasa Asing murid-murid SLTA itu rendah (hipotesis
deskriptif untuk populasi, hipotesis ini sering tidak dirumuskan dalam
penelitian sosial).
2. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara Sekolah Negeri dan
Swasta. (hipotesis komparatif, untuk populasi).
3. Ada hubungan positif antara penghasilan orang tua dengan ketersediaaan
fasilitas belajar anak. (hipotesis asosiatif, Untuk populasi).

Pada gambar 3.3 di atas yang diteliti adalah populasi, sehingga


hipotesis statistiknya tidak ada. Yang ada hanya hipotesis penelitian
Dalam pembuktiannya tidak ada istilah “signifikansi” (taraf kesalahan atau
taraf kepercayaan).
Selanjutnya perhatikan pula gambar 3.4 berikut, yaitu penelitian yang
menggunakan sampel. Pada penelitian ini untuk mengetahui keadaan
pepulasi, sumber datanya menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut. Jadi yang dipelajari adalah data sampel. Dugaan apakah data
sampel itu dapat diberlakukan ke populasi, dinamakan hipotesis statistik.
Pada gambar 3.4 di terdapat hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Hipotesis statistik diperlukan untuk menguji apakah hipotesis penelitian
yang hanya diuji dengan data sampel itu dapat diberlakukan untuk
populasi atau tidak. Dalam pembuktian ini akan muncul istilah
signifikansi, atau taraf kesalahan atau kepercayaan dari pengujian.
Signifikan artinya hipotesis penelitian yang telah terbukti pada sampel itu
(baik deskriptif, komparatif maupun asosiatif) dapat diberlakukan ke
populasi. Contoh hipotesis penelitian yang mengandung hipotesis statistik:
1. Ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar dalam sampel dengan
populasi. Prestasi belajar anak paling tinggi dengan nilai 6,5 (hipotesis
deskriptif, sering tidak dirumuskan dalam penelitian).
17

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara semangat belajar anak dari


keluarga petani dan nelayan (hipotesis komparatif, petani dan nelayan
adalah sampel).
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kerajinan belajar dengan
prestasi belajar anak pada sekolah A. (hipotesis asosiatif/hubungan; data
dari sekolah A diambil dengan sampel) Ada hubungan positif artinya, bila
anak rajin belajar, maka prestasi beajar akan tinggi.

Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan


hipotesis nol. Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan
hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negatif. Dalam statistik juga
terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis alternatif
(hipotesis alternatif tidak sama dengan hipotesis kerja). Dalam kegiatan
penelitian, yang diuji terlebih dulu adalah hipotesis penelitian terutama
pada hipotesis kerjanya. Bila penelitian akan membuktikan apakah hasil
pengujian hipotesis itu signifikansi atau tidak, maka diperlukan hipotesis
statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis ini
adalah statistik inferensial. Statistik yang bekerja dengan data populasi
adalah statistik deskriptif.

POPULASI Keadaan
Reduksi populasi tiidak
PENELITIAN
diketahui

Generalisasi yang Data dikumpulkan


bersifat hipotek dari sampel
kesimpulan berlaku
SAMPEL untuk populasi

Gambar 3.4 Penelitian bekerja dengan data sampel, ada hipotesis statistik

Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang
menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel, dan data populasi.
18

Yang diuji hipotesis nol karena peneliti tidak berharap ada perbedaan
antara sampel dan populasi atau statistik dan parameter. Parameter adalah
ukuran-ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan statistik di sini
diartikan sebagai ukuran-ukuran yang berkenaan dengan sampel.
1. Bentuk-bentuk Hipotesis
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah
penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan
masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel
mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena
itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif,
komparatif dan asosiatif/hubungan.
Hipotesis deskriptif, adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
deskriptif; hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap
masalah komparatif, dan hipotesis asosiatif adalah merupakan jawaban
sementara terhadap masalah asosiatif/hubungan. Pada butir 2 berikut nanti
diberikan contoh judul penelitian, rumusan masalah, dan rumusan hipotesis.
Rumusan hipotesis deskriptif, lebih didasarkan pada pengamatan
pendahuluan terhadap obyek yang diteliti.
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh:
1) Rumusan Masalah Deskriptif
a) Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK?
b) Seberapa semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi negeri?
2) Hipotesis Deskriptif
Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 6
jam/hari (Ho). Ini merupakan hipotesis nol, karena daya tahan berdiri
karyawan lulusn SMK yang ada pada sampel diharapkan tidak
berbeda secara signifikan dengan daya tahan yang ada pada populasi.
(angka 6 jam/hari merupakann angka hasil pengamatan sementara).
Hipotesis alternatifnya adalah: Daya tahan karyawan took lulusan
19

SMK ≠ 600 jam. “Tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar
atau lebih kecil dari 600 jam.
3) Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel)
Ho : = 6 jam/hari
Ha : 6 jam/hari
: adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir
melalui sampel
Untuk rumusan masalah no. 2) hipotesis nol nya bisa berbentuk
demikian.
a) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri = 75% dari
kriteria ideal yang ditetapkan.
b) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling
sedikit 60% dari kriteria ideal yang ditetapkan (paling sedikit itu
berarti lebih besar atau sama dengan ).
c) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling
banyak 60% dari kriteria ideal yang ditetapkan (paling banyak
itu berarti lebih kecil atau sama dengan).
Dalam kenyataan hipotesis yang diajukan salah satu saja, dan
hipotesis mana yang dipilih tergantung pada teori dan pengamatan
pendahuluan yang dilakukan pada objek. Hipotesis alternatif nya
masing-masing adalah :
a) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri 75%
b) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri 75%
c) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri 75%

Hipotesis statistik adalah ( hanya ada bila berdasarkan data


sampel)
a) Ho : ρ = 75%
Ha : ρ ≠ 75%
b) Ho : ρ ≥ 75% ρ = hipotesis berbentuk prosentase
Ha : ρ >75%
20

c) Ho : ρ ≤75%
Ha : ρ <75%
Teknik statistik yang digunakan untuk menguji ketiga hipotesis
tersebut tidak sama. Cara cara Pengujian Hipotesis akan diberikan
pada bab tersendiri, yaitu pada bab analisis data.

b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi
populasi atau sampel nya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada
waktu yang berbeda.
Contoh :
1) Rumusan Masalah Komparatif
Bagaimanakah pres prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X
bila dibandingkan dengan perguruan tinggi Y ?
2) Hipotesis Komparatif
Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat
dikemukakan tiga model hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut :
Hipotesis nol :
a) Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa
Perguruan Tinggi X dengan Perguruan Tinggi Y; atau terdapat
persamaan prestasi belajar antara mahasiswa Perguruan Tinggi
X dan Y, atau
b) Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar
atau sama dengan Perguruan Tinggi Y (" lebih besar atau sama
dengan)" = paling sedikit).
c) Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih kecil
atau sama dengan Perguruan Tinggi Y (" lebih kecil atau sama
dengan)" = paling besar).
Hipotesis Alternatif :
21

a) Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar (atau


lebih kecil) dari perguruan tinggi Y.
b) Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih kecil dari
pada (<) perguruan tinggi Y.
c) Prestasi belajar mahasiswa Peguruan Tinggi X lebih besar
daripada (≥) perguruan tinggi Y.

3) Hipotesis Statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :


a) Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
b) Ho : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2
c) Ho : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2

µ1 = rata – rata (populasi) produkivitivitas karyawan PT.X


µ2 = rata – rata (populasi) produkivitivitas karyawan PT.Y

c. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih.
1) Rumusan Masalah Asosiatif
Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.
2) Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.
3) Hipotesis Statistik
Ho : = 0, 0 berarti tidak ada hubungan.
22

Ha : 0, " tidak sama dengan nol" berarti lebih besar atau kurang(-)
dari nol berarti ada hubungan,
= nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

2. Paradigma penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis.


Pada bab 2 telah disampaikan paradigma penelitian titik dengan
paradigma penelitian itu, peneliti dapat menggunakan Sebagai panduan
untuk merumuskan masalah dan hipotesis penelitian yang, yang
selanjutnya dapat digunakan untuk panduan dalam pengumpulan data dan
analisis. Pada setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan
masalah penelitian, yaitu masalah deskriptif. Berikut ini contoh judul
penelitian paradigma rumusan masalah dan hipotesis penelitian.
a. Judul Penelitian
Hubungan antara gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dengan prestasi
belajar murid. (gaya kepemimpinan adalah variabel independen (X)
dan prestasi kerja adalah variabel dependen (Y).
b. Paradigma Penelitiannya, adalah

X Y

c. Rumusan Masalah
1) Seberapa baik gaya kepemimpinan kepala sekolah yang
ditampilkan Bagaimana X seberapa baik prestasi belajar siswa
bagaimana ye Adakah hubungan yang positif dan signifikan
antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi belajar
siswa Adakah hubungan antara X dan Y ini merupakan rumusan
masalah asosiatif
d. Rumusan Hipotesis Penelitian
1) Gaya kepemimpinan yang ditampilkan Kepala Sekolah (X)
ditampilkan kurang baik, dan nilainya paling tinggi 60% dari
kriteria yang diharapkan.
23

2) Prestasi belajar murid (Y) kurang memuaskan, dan nilainya


paling tinggi 65.
3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan Kepala Sekolah dengan prestasi belajar murid
artinya makin baik kepemimpinan Kepala Sekolah maka akan
semakin baik prestasi belajar murid.
4) Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara
Gol, I, II dan III.
5) Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara guru
Gol, III dan IV.
Untuk bisa diuji dengan statistik, maka data yang akan didapatkan
harus diangkakan. Untuk bisa diangkakan, maka diperlukan instrumen
yang memiliki skala pengukuran titik untuk judul di atas ada dua
instrumen, yaitu instrumen gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dan
prestasi belajar murid.
Untuk judul penelitian yang berisi dua variabel independen atau lebih,
rumusan masalah penelitiannya akan lebih banyak, demikian juga
rumusan hipotesisnya (lihat bagian paradigma penelitian) dan di bagian
analisis data.

Karakteristik Hipotesis yang Baik


a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri perbandingan
keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. (Pada umumnya
hipotesis deskriptif tidak dirumuskan)
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas sehingga tidak menimbulkan
berbagai penafsiran.
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode@metode
ilmiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat
besar dalam penelitian adalah teori. Teori adalah alur logika atau penalaran, yang
merupakan seperangkat konsep, definisi, san proposisi yang disusun secara
sisematis. Teori mempunyai 3 fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation),
meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama
digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk
variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk merumuskan
hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu
merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang
ketiga digunakan mancandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya
digunakan untuk memberikan saran dan upaya pemecahan masalah. Dalam
landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir, sehingga
selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.

B. Saran
Materi ini sangatlah penting untuk dipelajari. Karena, metode penelitian
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipelajari. Dengan
penguasaan metode penelitian yang mantap, diharapkan para tenaga pengajar
dapat menyertakan metode – metode penelitian dalam bidang yang sedang
diajarkan. Selain itu, salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki
peran sangat besar dalam penelitian adalah teori.

24
25

DAFTAR PUSTAKA

Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak.

http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1348/5/138400124_File
%205.pdf

Mahmud.2011.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Masyhuri.2008.Metodelogi Penelitian. Bandung : PT Refika Aditama.

Riase, Usman.2009.Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi: CV Alfabeta.

Sugiyono.2015.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Penerbit Alfabeta

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Literasi Media


Publishing.

Wahyono, Haris. 2005. Makna dan Fungsi Teori dalam Proses Berfikir Ilmiah
dan dalam Proses Penelitian Bahasa. 23 (1): 203-211.
https://media.neliti.com/media/publications/17701-ID-makna-dan-fungsi-
teori-dalam-proses-berpikir-ilmiah-dan-dalam-proses-penelitian.pdf
(diakses tanggal 11 September 2020).

Anda mungkin juga menyukai