Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN
“ Kerangka Teori dan Konsep Penelitian”

Dosen Mata Kuliah :


Fitri Andayani, S.KM., M.Sc.PH
Kuat Prabowo, S.KM., M.Kes
Nur Alfi Syahri, S.KM
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
1. Anggun Fortuna Dewi P21335118009
2. Nadia Sri Wahyuni P21335118041
3. Novi Febriyani P21335118045
4. Pasca Tri Hajnowo P21335118049
5. Puty Langkyshaw P21335118051
6. Vara Monica Irianto P21335118069

TINGKAT 3 PRODI D-IV B KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643 Fax.
021.7397769 E-mail: info@poltekkesjkt2.ac.id
Website: http://poltekkesjkt2.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pengelolaan Radiasi
Lingkungan yang berjudul “Kerangka Teori dan Konsep Teori ”. Kami juga turut berterima
kasih kepada Ibu Fitri Andayani, S.KM., M. Sc.PH. selaku Dosen mata kuliah Metode
Penelitian yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai kerangka teori dan konsep teori . Kami menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sesuatu yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Akhir kata kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Jakarta, 18 Februari 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
A. Pendahuluan............................................................................................................................- 1 -
B. Pengertian Landasan Teori....................................................................................................- 2 -
C. Macam Landasan Teori..........................................................................................................- 5 -
D. Penyusunan Kerangka Teori..................................................................................................- 7 -
E. Kerangka Konsep Penelitian................................................................................................- 10 -
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................- 14 -

ii
A. Pendahuluan
Penelitian pada hakekatnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terdiri dari
fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami
fenomena an memecahkan masalah yang dihadapinya. Masalah penelitian dapat timbul
karena adanya kesulitan yang mengganggu kehidupan manusia atau semata-mata karena
dorongan ingin tahu sebagai sifat naluri manusia.

Sudah dipahami bersama bahwa penelitian merupakan proses mencari pemecahan


masalah melalui prosedur ilmiah. Tahap-tahap yang harus dilalui menurut prosedur ilmiah
bukan hanya dapat dilakukan di laboratorium saja, tetapi juga mencari kajian pustakanya
atau teorinya. Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan dari pengetahuan
yang sudah ada. Pada semua ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai penelitiannya
dengan cara menggali apa-apa yang sudah ada (Arikunto, 2010).

Kajian teori memuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu teori-teori. Uraian teori
yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi makna
teori tersebut atau dalam bentuk kutipan dari tulisan orang lain. Teori-teori itu harus
relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan landasan teoritis
ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, bukan sekedar
perbuatan coba-coba. Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.

Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat teori-teori dan hasil-hasil
penelitian yang berasal dari studi kepustakaan yang memiliki fungsi sebagai kerangka
teori untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian. Landasan teori juga sering disebut
kerangka teori.

Kerangka teori terdiri dari konsep beserta definisi dan referensi untuk literatur ilmiah
yang relevan, teori yang digunakan untuk studi atau penelitian. Kerangka teoritis harus
menunjukkan pemahaman tentang teori dan konsep yang relevan dengan topik penelitian
kita dan yang berhubungan dengan bidang pengetahuan yang lebih luas yang sedang
dipertimbangkan.

1
Kerangka teori memperkuat penelitian dengan cara berikut:

1. Pernyataan eksplisit asumsi teoritis memungkinkan pembaca untuk mengevaluasi


penelitian secara kritis.
2. Kerangka teoritis menghubungkan peneliti dengan pengetahuan yang ada. Dipandu
oleh teori yang relevan, peneliti memiliki dasar untuk menyusun hipotesis dan
memilih metode penelitian.
3. Mengartikulasikan asumsi teoritis dari studi penelitian yang memaksa peneliti untuk
menjawab pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana. Ini memungkinkan peneliti
untuk bertransisi secara intelektual dari hanya menggambarkan suatu fenomena yang
telah diamati untuk menggeneralisasi tentang berbagai aspek dari fenomena itu.
4. Memiliki teori membantu peneliti mengidentifikasi batasan generalisasi tersebut.
Kerangka kerja teoritis menetapkan variabel kunci mana yang memengaruhi
fenomena yang diteliti dan menyoroti kebutuhan untuk memeriksa bagaimana
variabel kunci itu mungkin berbeda dan dalam kondisi apa.
5. Berdasarkan sifat aplikatifnya, teori yang baik dalam ilmu-ilmu sosial bernilai
karena justru memenuhi satu tujuan utama: untuk menjelaskan makna, sifat, dan
tantangan yang terkait dengan suatu fenomena, sering dialami tetapi tidak dijelaskan
di dunia tempat kita hidup, sehingga kita dapat menggunakan pengetahuan dan
pemahaman itu untuk bertindak dengan cara yang lebih terinformasi dan efektif.

B. Pengertian Landasan Teori


Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep dan proposisi yang telah disusun rapi
dan sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori akan
menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. Penyusunan
landasan teori yang baik dan benar dalam sebuah penelitian menjadi hal yang  penting
sebab landasan teori menjadi sebuah pondasi serta landasan dalam penelitian tersebut.

Landasan teori juga dapat didefinisikan sebagai teori yang relevan yang digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberikan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan
penyusunan instrumen penelitian.

Teori merupakan pisau analisis/ paradigma yang digunakan untuk mengupas masalah
yang terjadi dimeja penelitian, jadi teori ibaratnya pisau untuk membelah sebuah roti, jika

2
dapat menggunakan pisau yang tepat, dan menggunakannya secara tepat pula, maka
hasilnya akan memuaskan.

Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi,
dan proposisi yang di susun secara sistematis (Sugiyono, 2012).

Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya
hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah
fenomena. Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian sosial. Secara khusus, teori
adalah seperangkat konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan
hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci hubungan sebab-akibat yang
terjadi (Sardar, 1996). Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka
kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk
melakukan beberapa tindakan selanjutnya.

Mark membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini
berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:

1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang di mulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.

2. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.

3. Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori
kembali mempengaruhi data (Sugiyono, 2012).

Tiga hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut tentang teori
adalah:

1. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan
secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas

2. Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari
fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas

3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling


berhubungan.

3
Kegunaan atau fungsi teori dalam penelitian secara umum mempunyai tiga fungsi yaitu:

1. Untuk menjelaskan (explanation) yang digunakan memperjelas dan mempertajam


ruang lingkup, atau konstruk variable yang akan diteliti.

2. Untuk meramalkan (prediction) yang digunakan memprediksi, memandu serta


menemukan fakta untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian,
karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.

3. Untuk pengendalian (control) yang digunakan mencandra dan membahas hasil


penelitian, sehingga selanjutnya untuk memberikan saran dalam pemecahan masalah.

Menurut Nanag Martono, teori dalam penelitian mempunyai kegunaan atau fungsi
sebagai berikut:

1. Memberikan pola dalam proses interpretasi data


Teori menyediakan berbagai argumentasi yang dapat digunakan untuk
menganalisis atau memberikan penafsiran atas hasil penelitian yang telah diolah.
Argumentasi akan lebih kuat apabila di dukung dengan teori yang ada.
2. Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya
3. Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk menjelaskan
hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan
penelitian yang akan dilakukan.
4. Menyajikan kerangka
Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep atau
variabel.
Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi yang dilakukan serta memberikan
informasi bagi orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian kita, sehingga ia dapat
melakukan studi lanjutan.
5. Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari temuan yang
diperoleh dari suatu penelitian (Martono, 2011).

Menurut Snelbecker ada tiga kegunaan teori dalam penelitian yaitu Pertama, sebagai
pensistematiskan temuan-temuan penelitian. Kedua, sebagai pendorong untuk menyusun
hipotesis. Dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban serta
membuat ramalan-ramalan atas dasar penemuan. Ketiga, sebagai penyaji penjelasan dalam

4
menjawab pertanyaan (Sardar, 1996). Jika dijabarkan ada beberapa kegunaan teori dalam
penelitian yaitu:

1. Sebagai penyusun generalisasi atas fakta-fakta

2. Menjadi kerangka orientasi untuk pengumpulan, pengolahan, dan analisa data

3. Pembuat prediksi terhadap fenomena baru yang akan terjadi

4. Pengawas lowongan dalam pengetahuan dengan cara deduksi

5. Sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian

6. Sebagai kerangka penalaran logis.

C. Macam Landasan Teori


Berikut ini perbedaan teori yang digunakan dalam penelitian kualitatif, kuantitatif, dan
metode campuran, yaitu:

1. Teori dalam penelitian kuantitatif


Sebelum membahas teori kuantitatif, peneliti perlu memahami variabel-variabel dan
jenis-jenisnya yang akan digunakan dalam membangun teori.  Variabel
penelitian merujuk pada karakteristik atau atribut seoarng individu atau suatu
organisasi yang dapat diukur atau diobservasi.
Jenis-jenis variabel yang biasanya digunakan dalam penelitian antara lain sebagai
berikut;
 Variabel bebas atau independen
 Variabel terikat atau dependen
 Variabel intervening atau mediating
 Variabel moderating
 Variabel kontrol
 Variabel counfounding atau spurious.
Teori dalam penelitian kuantitatif (theory in quantitative research) merupakan
seperangkat gagasan konstrak (atau variabel) yang saling berhubungan, yang
berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antarvariabel
(biasanya dalam konteks magnitude atau direction).

5
Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan,
atau alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenoena yang
muncul di dunia.
Lebovitz dan Hagedorn (1971) dalam Creswell (2016) menambahkan definsi teori
dengan gagasan tentang theoretical rationale, yang dimaknai sebagai “usaha
mengetahui bagaimana dan menagapa variabel-variabel dan pernyataan-pernyataan
relasional saling berhubungan satu sama lain”.
Dalam proposal penelitian kuantitatif, peneliti dapat menegaskan teorinya dalam
berbagai bentuk:
 Peneliti menegaskan teori dalam bentuk pernyataan hipotesis-hipotesisi yang
saling berhubungan. Misalnya semakion tinggi pangkat seseorang, semakin kuat
sentralitasnya.
 Peneliti menyatakan teroi dalm bentuk pernyataan “jika-maka” yang
menunjukkan mengapa seseorang harus berharap variabel bebas dapat
mempengaruhi variabel terikat.
 Peneliti menyajikan teori dalam bentuk visual. Bentuk visual ini penting untuk
menerjemahkan variabel-variabel ke dalam gambar visual.

2. Teori dalam penelitian kualitatif


Para peneliti kualitatif menggunakan teori dalam penelitian untuk tujuan-tujuan yang
berbeda:
Dalam penelitian kualitatif, teori seringkali digunakan sebagai penjelasan atas perilaku
dan sikap tertentu. Teori ini bisa jadi sempurna dengan adanya variabel, konstrak,
dan hipotesis penelitian.
Para peneliti kualitatif seringkali menggunakan perspektif teoritis sebagai panduan
umum untuk meneliti gender, kelas, dan ras (atau masalah lain mengenai kelompok
marginal).
Dalam penelitian kualitatif, teori serinkali digunakan sebagai poin akhir penelitian.
Dengan menjadikan teori sebagi poin kahir penelitian, berarti peneliti menerapkan
proses penelitiannya secara induktif yang berlangsung dari data, lalu ke tema-tema
umum, kemudian menuju teori atau model tertentu.

6
Beberapa penelitian kualitatif tidak menggunakan teori yang terlalu eksplisit. Kasus
ini bisa saja terjadi disebabkan 2 hal :
1) Karena tidak ada satu pun penelitian kualitatif yang dilakukan dengan observasi
yang “benar-benar umum”
2) Karena struktur konseptual sebelumnya yang disusun dari teori dan metode
tertentu telah memberikan starting point bagi keseluruhan observasi (Schwandt,
1993 dalm Creswell, 2016).
3) Teori dalam penelitian metode campuran
Teori dalam penelitian metode campuran dapat diterapkan secara deduktif, seperti
dengan pengujian atau verifikasi teori kuantitatif atau secara induktif, seperti dengan
pemunculan teori atau pola kuantitatif. Selain itu, ada beberapa cara unik yang
memasukkan sebuah teori ke dalam penelitian metode campuran dimana peneliti
mengumpulkan, menganalisis, dan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif
menggunakan rancangan metode campuran yang berbeda.
Kerangka kerja ini menggunakan 2 bentuk, yang keduanya muncul dalam literatur
metode campuran selama lebih dari 5-10 tahun belakangan ini.
 Menggunakan kerangka kerja ilmu sosial
Teori ilmu sosial dapat menjadi kerangka kerja yang menyeluruh untuk penelitian
metode campuran. Teori ilmu pengetahuan sosial dapat diambil dari beragam
teori yang dijumpai dalm ilmu sosial seperti kepemimpinan, ekonomi, ilmu
politik, pemasaran, perubahan perilaku, adopsi atau difusi teori-teori ilmu sosial
apapun.
 Menggunakan kerangka kerja transformatif
Penggunaan dan akseptabilitas teori-teori transformatif dalam penelitian metode
campuran semakin banyak berkembang dalam dekade terakhir ini. Dorongan ini
berasal dari karya Mertens (2003, 2009) dalam Creswell (2016), yang tidak hanya
menyampaikan tujaun utama teori ini tapi juga bagiaman tujuan ini digunakan
menjadi proses penelitian umum dan metode campuran.

D. Penyusunan Kerangka Teori


Kerangka Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep
atau variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi yang dilakukan serta
memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian kita, sehingga

7
ia dapat melakukan studi lanjutan. Kerangka Teori adalah hubungan antar konsep
berdasarkan studi empiris

Langkah-langkah dalam Penyusunan Kerangka Teori :

1. Menetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti.


2. Mencari sumber-sumber bacaan, seperti: buku, kamus, jurnal ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi.
3. Melihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan variabel yang
akan diteliti.
4. Mencari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan.
5. Membaca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lalu
menganalisa dan membuat rumusan tentang isi setiap sumber data yang di baca.
6. Mendeskripsikan teori-teori yang telah di baca dari berbagai sumber kedalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip harus
dicantumkan.

Sebenarnya mengkaji dan menguji pustaka merupakan pekerjaan yang tidak akan pernah
selesai, namun mengingat waktu yang terbatas adalah sangat penting untuk menentukan
dan memilah pustaka yang benar-benar terkait dengan materi dan bidang yang hendak
ditekuni dan diteliti. Biasanya begitu mulai membaca seseorang akan segera menemukan
bahwa permasalahan yang hendak diteliti mempunyai sumber atau dasar teori yang telah
dikembangkan dari berbagai sudut pandang. Segala informasi yang diperoleh dari buku
dan jurnal yang membahas suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda-beda
sebaiknya dipilah berdasarkan topik atau tema utama atau teori yang dikembangkan,
kemudian juga dicari kesepakatan atau pertentangan pendapat di antara penulis pustaka
serta mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.

Selain itu juga perlu diperhatikan bahwa kemungkinan materi dalam pustaka tersebut
juga memuat banyak aspek yang bisa jadi terkait secara langsung atau tidak langsung
dengan permasalahan penelitian seseorang. Aspek-aspek inilah yang juga bermanfaat bagi
seorang peneliti untuk menyusun dan mengembangkan kerangka teoritisnya. Kemudian
untuk selanjutnya kajian kepustakaan dapat lebih difokuskan pada materi-materi yang
terkait dengan kerangka teoritis tersebut. Dengan demikian kerangka teoritis yang telah
disusun merupakan arahan kepada seorang peneliti untuk tetap fokus pada area tersebut.
Inilah yang telah disebutkan di depan bahwa hal ini dapat menjadi suatu paradoks, yaitu

8
seseorang belum dapat menyusun kerangka teoritis sebelum mengkaji pustaka, namun di
sisi lain seseorang juga tidak dapat secara efektif mengkaji pustaka sebelum mempunyai
kerangka teoritisnya. Untuk memecahkan permasalahan ini, disarankan agar seseorang
membaca terlebih dahulu beberapa pustaka secara cepat dan langsung ke inti
permasalahannya, lalu menyusun draft kerangka teoritisnya. Untuk selanjutnya draft inilah
yang dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan kerangka teoritis melalui kajian
pustaka lebih mendalam.

Untuk menyusun dan mengembangkan kerangka teoritis sebaiknya dimulai dari


informasi umum terlebih dahulu dan dilanjutkan pada informasi-informasi yang lebih
spesifik. Informasi yang harus dikumpulkan oleh peneliti menyangkut tentang segala yang
terkait dengan hal yang hendak diselidiki, Peneliti harus dapat mengkritisi hasil dan
temuan penulis terutama terkait dengan kekurangan-kekurangan selama penyelidikan dan
hasil yang diperoleh, atau bahkan terkait dengan keunggulan hasil dan temuan penulis
yang masih berpotensi untuk dikembangkan.

Selain itu, informasi-informasi yang dikumpulkan dari semua buku dan jurnal juga
sangat bermanfaat sebagai pembanding dari hasil dan temuan yang nantinya diperoleh
oleh peneliti. Bisa saja hasil yang diperoleh peneliti lebih baik ataupun kurang baik dari
yang tertulis di pustaka. Hal tersebut bukan merupakan masalah utama, justru dengan hal
seperti ini peneliti dituntut untuk mengetahui dan menjelaskan bagimana hal tersebut dapat
terjadi, dan bahkan dapat memperkaya pengetahuan dan menjadi kontribusi yang baik bagi
pengetahuan di bidang terkait.

Dengan demikian diharapkan melalui semua informasi yang telah diperoleh, seorang
peneliti dapat menyusun kerangka teoritisnya dengan lebih baik dan mengena pada
sasaran.

Contoh Kerangka Teori

9
E. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya
untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan
dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan
penelitian yang didapatkan pada tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan oleh peneliti
merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel
yang diteliti.
Proses teoritis berkaitan dengan kegiatan untuk menjelaskan masalah dengan teori
yang relevan, serta menyusun kerangka teoritis/kerangka konsep yang digunakan dalam
penelitian. Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasi
suatu pengertian. Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung.
Agar bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel. Misalnya konsep
ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya,
banyak konsep ilmu-ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan
tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang tingkah laku, kecemasan, kenakalan
remaja dan sebagainya. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam
penelitian.
Kerangka konsep merupakan susunan kontruksi logika yang diatur dalam rangka
menjelaskan variabel yang diteliti. Dimana kerangka ini dirumuskan untuk menjelaskan
konstruksi aliran logika untuk mengkaji secara sistematis kenyataan empirik.
Kerangka pemikiran/kerangka konsep ini ditujukan untuk memperjelas variabel yang
diteliti sehingga elemen pengeukurnya dapat dirinci secara kongkrit. Adapun peranannya
yakni sebagai berikut :
a) Sebagai orientasi dari masalah yang diteliti.
b) Sebagai konseptualisasi dan klasifikasi yang memberikan petunjuk tentang kejelasan
konsep, fenomena dan variabel atas dasar pengelompokan tertentu
c) Sebagai generalisasi teori memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dan
antar hubungan dari berbagai proposisi yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu
baik yang akan diuji maupun yang telah diterima.
d) sebagai peramal fakta; teori dapat melakukan peramalan dengan membuat ekstrapolasi
dari yang sudah diketahui terhadap yang belum diketahui.

10
Dengan adanya kerangka konsep maka minat penelitian akan lebih terfokus ke dalam
bentuk yang layak diuji dan akan memudahkan penyusunan hipotesis, serta memudahkan
identifikasi fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel bebas, tergantung, kendali, dan
variabel lainnya..
Kerangka konsep merupakan suatu bentuk proses dari keseluruhan dari proses
penelitian dimana kerangka konsep harus menerangkan :
a) Mengapa penelitian dilakukan ?
Penelitian dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau masalah yang
ditemukan. seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan penelitian
yang sedang atau yang akan dilakukan sekarang, membantah atau membenarkan hasil
penelitian sebeumnya, menemukan suatu kajian baru yang akan digunakan dalam
menjawab masalah-masalah yang ada.
b) Bagaimana proses penelitian dilakukan ?
Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang akan
diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling, olah literatur
(studi pustaka), studi kasus dan lain sebagainya.
c) Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut ?
Apa yang akan di peroleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran yang
sebelumnya tercantum dalam kerangka pemikiran, walaupun secara umum tidak
semuanya apa yang di inginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan sebelumnya.
d) Untuk apa hasil penelitian diperoleh ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu “mengapa penelitian
itu dilakukan?” yakni untuk mencari kebenaran akan sesuatu masalah di kalangan
masyarakat atau untuk membantah opini atau mitos yang tersebar sejak turun-temurun.
Pada intinya hasil penelitian yang diperoleh seharusnya bermanfaat bagi banyak
kalangan masyarakat, sehingga penelitian itu tidak di anggap sia-sia. Kerangka konsep dalam
suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian berkenaan dengan dua variabel atau
lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka
perlu dilakukan deskripsi teoritis masing-masing variabel dengan argumentasi terhadap
variasi besarnya variabel yang diteliti.

11
Kerangka konsep yang baik menurut Uma Sekaran sebagaimana yang dikutip oleh
Sugiyono dalam Iskandar sebagai berikut :
1. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas.
2. Kerangka konsep haruslah menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang akan
diteliti, dan ada teori yang melandasi.
3. Kerangka konsep perlu dinyatakan dalam bentuk diagram, sehingga masalah penelitian
yang akan dicari jawabannya mudah dipahami. (2008 : 54)
Pemilihan kerangka konsep yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan oleh
beberapa landasan, yaitu :
Landasan pertama berpikir deduktif; analisisteori, konsep, prinsip, premis yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuatan
alisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang berhubungan dengan
subyek penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk
menjawab pertanyaan penelitian tersebut.
Landasan kedua berpikir induktif; analisis penelusuran hasil penelitian orang lain
yang mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian.
Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan penelitian
atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan kedua dengan cara berpikir kreatif-
inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun
menjadi kerangka konseptual penelitian

Contoh kerangka konsep (1)


“Pendidikan” adalah konsep. Agar dapat diukur maka dijabarkan dalam bentuk
variabel, misalnya ”Tingkat pendidikan atau jenis pendidikan”. “Ekonomi keluarga” adalah
konsep maka diubah menjadi variabel “tingkat penghasilan”. Kedua konsep tersebut dapat
disebut sebagai variabel bebas. Sedangkan konsep lainnya dapat disebut sebagai variabel
terikat, misalnya perilaku membuang sampah.
Oleh karena itu, peneliti harus “konsisten” dalam memakainya. dari uraian pengertian
tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa pengertian dan peranan dari Kerangka
Konsep dalam suatu penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau
variable-variable yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.
Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi
mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.

12
Contoh kerangka konsep (2)

Dalam penelitian ini terdapat variabel perancu dan dua variabel yaitu variabel
independen (bebas) dan variabel dependent (terikat).
1. Variabel perancu adalah variabel yang berhubungan dengan variabel bebas
dan variabel terikat, tetapi bukan merupakan variabel antara. Adapun variabel
dalam penelitian ini yaitu karakteristik pendidikan, usia, pendapatan dan pekerjaan.
2. Variabel bebas (independen variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya
menentukan variabel lain. (Nursalam, 2017). Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu
pemakaian kontrasepsi hormonal.
3. Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang nilainya ditentukan atau
dipengaruhi oleh variabel lain (Nursalam, 2017). Adapun variabel dalam penelitian ini
yaitu kualitas hidup wanita yang pernah kawin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sandu, Siyoto & M. Ali Sodik,. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Literasi
Media Publishing

Creswell, John. (2016). Research Design Pendekatan Metode, Kualitatif, Kuantitatif, dan


Campuran. Diterjemahkan oleh Fawaid dan Pancasari. Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Kusumayati A. 2009. Materi Ajar Metodologi Penelitian. Kerangka Teori, Kerangka Konsep
dan Hipotesis. Depok: Universitas Indonesia
Widi, Restu Kartiko. 2010. ASAS METODOLOGI PENELITIAN (Sebuah Pengenalan dan
Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian). Yogyakarta : Graha Ilmu
https://www.slideshare.net/nonazesifa/ppt-kerangka-konsep-dan-kerangka-teori (Diakses
pada tanggal 16 Februari 2021 pukul 17.13 WIB )
http://repository.unimus.ac.id/2398/4/BAB%20II.pdf (Diakses pada tanggal 16 Februari
2021 pukul 17.13 WIB )
http://repository.unpas.ac.id/13430/6/BAB%20II.pdf
http://perpus.fikumj.ac.id/index.php
https://akbidbinahusada.ac.id/publikasi/artikel/105-bahan-ajar-metlid-tinjauan-pustaka-
kerangka-teori-kerangka-konsep-dan-hipotesis
https://penelitianilmiah.com/

14

Anda mungkin juga menyukai