1. AHMAD EDWAR
2. ERIKA MARDANIA
3. NENI KOESMIRA
4. SILVIA RIZA
PROGRAM STUDI
ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN
STIKES PERINTIS PADANG
2019/2020
i
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………....................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan penelitian dalam bidang kesehatan pada beberapa dasawarsa terakhir ini terus meningkat
seiring dengan kemajuan teknologi pada bidang kesehatan termasuk dalam tekhnik pengobatan dan
ditemukannya berbagai obat baru.
Pengetahuan tentang metodologi penelitian sangat penting karena masih terdapat beberapa kelemahan
dan kekurangan dari hasil penelitian yang dipublikasikan terutama dalam hal metodologi penelitian dan aplikasi
metode statistik. Oleh karena itu, pengetahuan tentang metodologi penelitian dan biostatistik sangat diperlukan
bagi klinisi dan pengelola layanan kesehatan agar dapat melakukan penelitian atau menelaah hasil penelitian
yang dipublikasikan.
Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan
menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku untuk dapat menghasilkan suatu penelitian
yang baik. Untuk dapat menghasilkan penelitian yang baik, maka dibutuhkan desain penelitian untuk
menunjang dan menberikan hasil penelitian yang sistematik. Desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu penelitian dalam pengumpulan
dan menganalisis data.
Penelitian dilakukan karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia yang terbatas akan
suatu hal serta besarnya rasa ingin tahu manusia yang menyebabkan timbulnya pertanyaan-pertanyaan dan
ketidakpuasan akan apa yang telah dimiliki dan diketahui oleh manusia. Oleh sebab itu, munculah penelitian-
penelitian terbaru akan suatu hal disetiap tahun, bulan atau bahkan tiap minggunya. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi rasa ingin tahu dan ketidak puasan manusia.
Penentuan populasi. dan sampel penelitian menjadi sangat penting, karena hasil penelitian pada
umumnya akan mengambil kesimpulan secara luas (generalisasi hasil penelitian). Ketepatan dan keakuratan
dalam penentuan populasi dan sampel penelitian akan memberikan bobot dan kualitas hasil penelitian.
Oleh karena itu pada makalah ini akan dijelaskan mengenai bagian penting dalam penelitian, yaitu
mengenai populasi, sampel serta besar sampel dalam metode penelitian tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel?
2. Apa alasan pemilihan sampel?
3. Bagaimana karakteristik sampel yang baik?
4. Apa kesalahan yang biasa terjadi?
5. Bagaimana Proses pemilihan sampel?
6. Bagaimana rumus statistik sampel?
1
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel?
2) Untuk mengetahui alasan pemilihan sampel?
3) Untuk mengetahui karakteristik sampel yang baik?
4) Untuk mengetahui kesalahan yang biasa terjadi?
5) Untuk mengetahui bagaimana Proses pemilihan sampel, ?
6) Untuk mengetahui bagaimana rumus statistik sampel?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya . Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. Dalam penelitian
populasi dibedakan menjadi 2 (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), yaitu: Populasi secara umum dan
populasi target (target population). Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran
keterbelakukan kesimpulan penelitian kita (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009).
Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran penelitian merupakan anggota
populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang biasa disebut dengan subjek penelitian,
sedangkan anggota penelitian yang terdiri dari benda-benda atau bukan orang sering disebut dengan
objek penelitian.
B. Sampel
1) Pengertian Sampel
4
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2009). Penelitian dengan menggunakan sampel lebih menguntungkan dibandingkan
dengan penelitian menggunakan populasi, karena penelitian dengan menggunakan sampel lebih
menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam menentukan sampel langkah awal yang harus ditempuh
adalah membatasi jenis populasi atau menentukan populasi target.
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian sebagai "wakil"
dari para anggota populasi. Perlu disebutkan teknis pengambilan sampel, apakah random, dan
random yang mana. Disamping teknis pengambilan sampel, maka perlu dijelaskan juga besarnya
sampel, beserta rumusannya (bila ada).
a) Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu, demikian juga dalam populasi terbatas
(terhingga) yang jumlahnya sangat besar dan tidak praktis untuk mengumpulkan data dari
populasi. Mislanya, populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok
Indonesia.
b) Masalah biaya
Besar kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila objek
itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah salah satu cara untuk
mengurangi biaya.
c) Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan
yang diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel dalam hal ini lebih cepat.
e) Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan dapat dipertanggung
jawabkan. Ketelitian dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data.
Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengara. Boleh jadi peneliti akan menjadi
bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap
sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f) Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian: apakah kegunaan
dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika
tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya
akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.
Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur
sampling dalam populasi sampling, Menurut Margono (2004: 131) sampel harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
6
Pada dasarnya tehnik sampling dikelompokkan menjadi 2 (Sukardi, 2003), yaitu:
a) Probability Sampling
Probability sampling adalah tehnik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel ().
Pemilihan sampel dengan cara probabilitas (probability) ini sangat dianjurkan pada penelitian
kuantitatif.
Dalam Probability sampling, ada 4 macam tehnik yang dapat digunakan (Sukardi, 2003),
antara lain:
9
Teknik klaser atau yang sering disebut dengan area sampling ini mempunyai beberapa
keuntungan dan kelemahan (Nasution, 2003), antara lain:
A. Keuntungan:
1. Teknik ini dapat digunakan peneliti yang melibatkan jumlah populasi yang besar
dan tersebar didaerah yang luas,
2. Pelaksanaanya lebih mudah, biaya yang digunakan lebih murah kerana berpusat
pada daerah yang terbatas,
3. Generalisasi yang diperoleh berdasarkan penelitian daerah-daerah tertentu dapat
berlaku pada daerah-daerah diluar sampel.
B. Kelemahan: Jumlah individu dalam setiap daerah tidak sama
11
Sebagai variasi dapat kita lakukan sebagai berikut, setelah memperoleh sejumlah
individu tertentu, kita ambil lagi suatu nomor baru secara acak untuk memilih jumlah
orang berikutnya dan seterusnya sampai tercapai jumlah sampel yang diinginkan.
Sampling sistematis ini mempunyai keuntungan dan kekurangan (Nasution, 2003), yaitu:
Keuntungan, cara ini mudah dalam pelaksanaannya dan cepat diselesaikan serta
kesalahan tentang memilih individu mudah diketahui dan tidak mempengaruhi hasil
Kerugian, bahwa individu yang berada diantara yang kesekian dan kesekian
dikesampingkan, sehingga cara ini tidak sebaik sampling acakan.
12
- Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri
yang kita inginkan
Kekurangan,
- Kecenderungan memilih orang yang mungkin didekati bahkan yang dekat pada kita yang
mungkin ada biasanya
- Memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam keseluruhannya
6) Kriteria Sampel
Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan kriteria sampel
diperlukan untuk mengurangi hasil penelitian yang bias.
1. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target
yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96).
13
2. Kriteria eksklusi adalah meng-hilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria
inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003: 97).
Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria ekslusi antara lain: a. subjek
membatalkan kesediannya untuk menjadi responden penelitian, dan b. subjek berhalangan hadir
atau tidak di tempat ketika pengumpulan data dilakukan.
14
2. Estimasi (perkiraan) kodisi target populasi penelitian . Prinsip ini seperti bertolak belakang, kita
melakukan penelitian karena kita ingin mengetahui kondisi pada target populasi tetapi kita diminta
untuk dapat memperkirakan kondisi tersebut sebelum kita memulai penelitian. Perhitungan besar
sampel akan didasarkan pada data awal mengenai kondisi target populasi. Data ini dibutuhkan
sebelum kita memulai penelitian. Data ini bisa didapatkan dari hasil penelitian yang sama yang
telah dilakukan sebelumnya pada populasi target, penelitian yang sama di tempat lain tetapi
dengan populasi yang hampir sama karakteristiknya dengan populasi target, dengan melakukan
penelitian pendahuluan atau perkiraaan dari para ahli.
Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan
pengambilan sampel secara acak).
Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)=1 maka besar sampel
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
z = derajat kepercayaan
p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan = 0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z21- /2 = 1,962 atau dibulatkan menjadi 4, maka
rumus untuk besar N yang diketahui kadang-kadang diubah menjadi:
15
Contoh Rumus Rumus Besar Sampel Penelitian
Misalnya, kita ingin mencari sampel minimal untuk suatu penelitian mencari faktor determinan
pemberian ASI secara eksklusif. Untuk mendapatkan nilai p, kita harus melihat dari penelitian yang
telah ada atau literatur. Dari hasil hasil penelitian Suyatno (2001) di daerah Demak-Jawa Tengah,
proporsi bayi (p) yang diberi makanan ASI eksklusif sekitar 17,2 %. Ini berarti nilai p = 0,172 dan nilai
q = 1 – p. Dengan limit dari error (d) ditetapkan 0,05 dan nilai Alfa = 0,05, maka jumlah sampel yang
dibutuhkan sebesar:
16
Rumus Sampel minimal Besar Sampel Penelitian Kohort
Pada penelitian khohor yang dicari adalah jumlah minimal untuk kelompok exposure dan non-
exposure atau kelompok terpapar dan tidak terpapar. Jika yang digunakan adalah data proporsi
maka untuk penelitian khohor nilai p0 pada rumus di atas sebagai proporsi yang sakit pada populasi
yang tidak terpapar dan p1 adalah proporsi yang sakit pada populasi yang terpapar atau nilai p1 =
p0 x RR (Relative Risk).
Jika nilai p adalah data kontinue (misalnya rata-rata berat badan, tinggi badan, IMT dan
sebagainya) atau tidak dalam bentuk proporsi, maka penentuan besar sampel untuk kelompok
dilakukan berdasarkan rumus berikut:
Pada penelitian kohor harus ditambah dengan jumlah lost to follow atau akalepas selama
pengamatan, biasanya diasumsikan 15 %. Pada contoh diatas, maka sampel minimal yang
17
diperlukan menjadi n= 52 (1+0,15) = 59,8 bayi atau dibulatkan menjadi sebanyak 60 bayi untuk
masing-masing kelompok baik kelompok terpapar ataupun tidak terpapar atau total 120 bayi untuk
kedua kelompok tersebut.
Untuk mengantisipasi hilangnya unit ekskperimen maka dilakukan koreksi dengan 1/(1-f) di
mana f adalah proporsi unit eksperimen yang hilang atau mengundur diri atau drop out.Demikian di
atas telah dijelaskan
Rumus Besar Sample Penelitian berdasarkan berbagai jenis metode atau desain penelitian.
4. Rumus Slovin
n = N/N(d)2 + 1
Keterangan:
n = sampel
N = populasi
18
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka
jumlah sampel yang digunakan adalah :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik te rtentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang
tepat ditentukan oleh bagaimana kita memilih subyek penelitian dari populasi. Pemilihan sampel ini harus
19
melalui proses yang baik. Jumlah sampel yang adekuat tanpa proses pemilihan subyek yang benar maka
hanya akan mendapatkan akurasi saja tetapi tidak akan mendapatkan ketepatan subyek (valid).
DAFTAR PUSTAKA
Alkaf, Halid Nuraida. 2009. Metodologi Penelitian Penelitian. Ciputat: Islamic Research publishing.
Nana Syaodih Sukmadinat. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Sukmadinata, Nana. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
21