Disusun oleh:
Dede Wahyu Alamsyah P2.31.33.1.17.010
Fikahanifah Purwa K P2.31.33.1.17.013
Julfyany Matta Sari P2.31.33.117.021
Salma Irbah Qonitah I. P2.31.33.117.034
Dosen pembimbing:
KELOMPOK 3
3 DIV A
Sifat-sifat Mean:
Setiap data skala interval atau rasio mempunyai sebuah rata-
rata hitung.
Semua nilai dimasukkan dalam perhitungan rata-rata hitung.
Satu kelompok data hanya mempunyai satu rata-rata hitung.
Rata-rata hitung bersifat unik.
Rata-rata hitung merupakan ukuran yang sangat berguna
dalam membandingkan dua atau lebih populasi.
Rata-ratahitung merupakan satu-satunya ukuran pemusatan
dimana jumlah deviasi setiap nilai terhadap rata-rata
hitungnya selalu sama dengan nol. Secara simbolik ditulis
n
sebagai: ∑ ¿¿
i=l
∑ Xi
X ¯¿
n
Keterangan:
X bar = Mean
n = Jumlah data
Contoh 1:
Jawab:
Contoh 2.
Ibu Rukilah ingin membagikan uang kepada lima orang anaknya
untuk keperluan hadiah lebaran: Riduwan Rp 5 juta, Siti Romlah Rp
10 juta, Juma’adi Rp 6 juta, Arofah Rp 5,5 juta dan Habibah Rp 4,5
juta. Berapakah rata-rata uang yang diterima kelima anaknya
tersebut?
Jawab:
Jadi, rata-rata uang yang diterima kelima anak sebesar Rp 6,2 juta.
X ¯¿ ∑¿ ¿
Keterangan
X bar = Mean
Contoh 3.
Langkah-langkah menjawab:
TABEL
X ¯¿ ∑¿ ¿
∑(ti .ƒi)
X ¯¿
∑ ƒi
Keterangan
X bar = Mean
Contoh 1.
TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001
TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001
No. Nilai Interval Titik Tengah Frekuensi Jumlah (ti.ƒi)
(ti) (ƒi)
1. 60 – 64 62 2 124
2. 65 – 69 67 6 402
3. 70 – 74 72 15 1.080
4. 75 – 79 77 20 1.540
5. 80 – 84 82 16 1.312
6. 85 – 89 87 7 608
7. 90 – 94 92 4 368
∑ni = 15 ∑(ti.ƒi) =
5.435
∑ ( ti . ƒi ) 5.435
X ¯¿ = =77,643.
∑ ƒi 70
Contoh 2.
∑ ( ƒi. s i )
X ¯¿ ¿+ P { ∑ƒi }
Keterangan
X bar = Mean
t = Titik tengah ke-0
ƒi = Frekuensi
P = Panjang kelas
Langkah-langkah menjawab:
TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001
No Nilai Titik Tengah Frekuensi si Jumlah (ƒi.si)
. Interval (t0) (ƒi)
1. 60 – 64 62 2 -2 -4
2. 65 – 69 67 6 -1 -6
3. 70 – 74 72 15 0 0
4. 75 – 79 77 20 1 20
5. 80 – 84 82 16 2 32
6. 85 – 89 87 7 3 21
7. 90 – 94 92 4 4 16
∑ƒi = 70 ∑(ƒi.si)= 79
c) Urutkan nilai titik tengah yang lebih kecil dari t 0 dengan angka
-1 -2 pada kolom s1 dan harga titik tengah yang lebih besar
dengan angka 1, 2, 3, 4 pada kolom s1.
∑ ( ƒi . s i ) 79
X ¯¿ ¿+ P { ∑ƒi } { }
=72+5
70
=77,643
Median segugus data yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar atau
terbesar sampai terkecil adalah pengamatan yang tepat di tengah-tengah bila
banyaknya pengamatan itu ganjil, atau rata-rata kedua pengamatan yang ditengah bila
banyaknya pengamatan genap, Ronald E. Walpole (1992:25).
B. MEDIAN
Median membagi sekumpulan data yang telah diurutkan menjadi dua bagian yang sama
frekuensi data yang dibawah median sama dengan frekuensi data yang diatas median.
Sifat
1. Median bersifat unik. Hanya ada satu median untuk satu
kelompok data
2. Untuk menentukan median, urutkan data dari nilai terkecil
ke nilai terbesr. Pengamatan yanbg berada ditengah-
tengah merupakan median.
3. Median tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim besar atau nilai
ekstrim kecil. Oleh karenanya merupakan ukuran
pemusatan yang baik jika ditemui adanya nilai
ekstrim.Median dapat dihitung untuk data yang dinyatakan
dalam distribusi frekuensi yang memiliki interval terbuka.
Media dapat dihitung untuk data skala rasio, interval, dan
ordinal
Rumus
1) Median untuk Data Tunggal, untuk menentukan median dari data
tunggal, terlebih dahulu kelompok data yang bersangkutan diurutkan,
mulai dari bilangan data yang rendah sampai dengan bilangan data yang
tertinggi dan boleh sebaliknya.
Langkah-langkah menentukan nilai median buat data tunggal adalah:
a) Kelompok data harus diurutkan terlebih dahulu.
b) Menetukan posisi (letak) median dari kelompok data yang sudah
diurutkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n+1
Rumus letak median ¿
2
Menghitung besar median, berpedoman pada letak yang telah diketahui
pada point b.
2) Median untuk Data Berkelompok, untuk data berkelompok dalam tabel
distribusi frekuensi, median dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
1/2. n−Jf
Me = Bb + P ( f )
Dimana :
Me = Nilai Median
Bb = Batas bawah sebelum nilai median akan terletak
P = Panjang kelas nilai median
f = Banyaknya frekuensi kelas median
Jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median
Contoh soal:
1. Data Tunggal
Data genap : 50, 40, 70, 75, 75, 80, 65, 30, 75, 95
Langkah-langkah menjawab:
a) Urutkan data dari terkecil sampai terbesar
30, 40, 50, 65, 70, 75, 75, 75, 80, 95
n+1
b) Cari posisi median dengan rumus : Me =
2
Me = ½ (10+1) = 5,5 (Posisi Me pada data ke-5,5)
Jadi, Me = (data ke 5 + data ke-6)/2
= (70+75)/2
= 72,5
2. Data Kelompok
Diketahui nilai ujian statistika kelas selasa pagi ruangan R.506 di Fakultas
Ilmu Komunikasi UPI YAI tahun 2008 yang diikuti oleh 65 orang mahasiswa.
Berapa median dari nilai statistik.
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Statistik
No. Kelas Interval Kelas frekuensi
1 25 – 34 6
2 35 – 44 8
3 45 – 54 11
4 55- 64 14
5 65 – 74 12
6 75 – 84 8
7 85 – 94 6
65
Pertanyaan :
Hitunglah nilai median dari nilai statistik
Langkah-langkah menjawab:
a) Cari nilai interval yang mengandung unsur median dengan rumus: ½ (n) =
½ (65) = 32,5
Langkah selanjutnya yaitu menentukan kelas median dengan cara
menjumlahkan nilai frekuensi dari kelas awal sampai dengan kelas yang
menunjukan hasil penjumlahan mencapai nilai 32,5 atau lebih (6+8+11+14
= 39). Jadi, median terletak di kelas ke-4
b) Menentukan batas bawah kelas median (Bb):
Bb = 55-0,5 = 54,5
c) Menentukan panjang kelas median
P = 55 sampai 64 = 9
d) Menentukan jumlah frekuensi di kelas median (f) = 14
e) Carilah jumlah semua frekuensi kumulatif di bawah kelas median:
Jf = 6 + 8 + 11 = 25
f) Menghitung nilai median dengan rumus:
Me = Bb + P ( 1/2. n−Jf
f )
1/2.(65)−25
= 54,5 + 9 ( )
14
= 59,4
C. Modus
Modus (mode) suatu distribusi didefinisikan sebagai nilai yang paling sering muncul,.
Meskipun modus ini sangat mudah memperolehnya, dengan hanya melihat sekilas
saja, tetapi modus bukan merupakan ukuran yang sangat baik bagi ukuran pemusatan,
karena seringkali ia tergantung pada cara mengelompokkan datanya. Selain itu kita
juga mungkin memperoleh sebuah sampel yang frekuensi tertingginya muncul dua
kali (atau bahkan lebih). Dengan demikian distribusi itu mempunyai dua puncak, dan
dikatakan bermodus-dua atau bimodus (bimodal), Ronald J. Wannacott & Thomas H.
Wonnacott (edisi keempat:27)
Modus segugus pengamatan adalah nilai yang terjadi paling sering atau yang
mempunyai frekuensi paling tinggi. Modus tidak selalu ada, hal ini terjadi bila semua
pengamatan mempunyai frekuensi terjadi yang sama. Untuk data tertentu, mungkin
saja terdapat beberapa nilai dengan frekuensi tertinggi, dan dalam hal demikian kita
mempunyai lebih dari satu modus, Ronald E. Walpole (1992:26).
Modus dari n data dengan x 1 , x 2 , … , x n adalah nilai x i yang paling sering muncul.
Sifat
1. Dapat dihitung untuk semua skala data (nominal, ordinal,
interval dan rasio).
2. Modus tidak selalu ada, jika semua observasi memperoleh
frekuensi terjadi yang sama.
3. Untuk data tertentu, mungkin mungkin terdapat beberapa
nilai dengan frekuensi tertinggi. Dengan demikian data
memiliki lebih dari satu modus.
4. Tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim.
Rumus
a) Modus untuk data tunggal, untuk menghitung modus pada data tunggal
tidak menggunakan rumus, hanya dengan menentukan frekuensi terbanyak
di antara data itu.
b) Modus untuk data berkelompok, apabila data sudah dikelompokkan dan
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi maka untuk menghitung modus
dipakai rumus sebagai berikut:
d1
Mo=Lmo + L
d 1 +d 2
Dimana :
Contoh soal:
Diketahui nilai ujian periklanaan kelas selasa pagi ruangan R.506 di Fakultas
Ilmu Komunikasi tahun 2018 yang dilakukan oleh 65 orang mahasiswa.
Berapa modus dari nilai statistika?
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Perikllanan
Langkah-langkah menjawab :
1) Mencari nilai frekuensi (f) yang terbanyak, yaitu sejulah 14. Sehingga nilai
modus terletak di interval kelas ke-4
2) Menentukan batas bawa kelas modus ( Lmo):
Lmo = 55 – 0,5 = 54,5
3) Menentukan lebar kelas interval
L = 55 sampai 64 = 9
4) Menghitung nilai d 1
d 1 = f-fab = 14-11 = 3
5) Menghitung nilai d 2
d 2 = f-fsd = 14-12 = 2
6) Menghitung nilai modus
d1
Mo=Lmo + L
d 1 +d 2
p = panjang kelas Ki
Contoh Soal:
1) Data Tunggal
Data nilai statistik 10 orang mahasiswa, sebagai berikut:
50, 40, 70, 77, 75, 80, 65, 30, 85, 82
Ditanya : carilah nilai kuartil bawah (K1), kuartil tengah (K2), dan Kuartil atas
(K3)
Langkah-langkah menjawab:
a) Susunlah data mulai dari yang terkecil sampai terbesar:
30, 40, 50, 65, 70, 75, 77, 80, 82, 85
b) Menentukan letak kuartil ke ... i
Letak kuartil (LK1) = 1, 2, 3
c) Menghitung nilai kuartil bawah (K1)
i(n+1)
K1 =
4
1(10+1)
= =2,75
4
Letak K1 terletak antara data tiga perempat dari data ke-2 dan data ke-
3, sehingga nilai K1, sebagai berikut:
K1 = data ke-2 + 0,75 (data ke-3 – data ke-2)
K1 = 40 + 0,75 (50-40)
= 47,5
d) Nilai kuartil tengah (K2)
i(n+1)
K2 =
4
2(10+1)
= = 5,5
4
Letak K2 terletak antara data setengah dari data ke-5 dan data ke-6,
sehingga nilai K2 adalah:
K2 = data ke 5 + 0,5 (data ke-6 – data ke-5)
K2 = 70 + 0,5 (75-70)
= 72,5
e) Nilai kuartil atas (K3)
i(n+1)
K3 =
4
3(10+1)
= = 8,25
4
Letak K3 terletak antara data seperempat jauh dari data ke-8 dan data
ke-9, sehingga nilai K3 sebagai berikut:
i(n+1)
K3 =
4
3(10+1)
K3 = = 8,25
4
Letak K3 terletak antara data seperempat jauh dari data ke-8 dan data
ke-9, sehingga nilai K3 sebagai berikut:
K3 = data ke-8 + 0,25 (data ke-9 – data ke-8)
K3 = 80 + 0,25 (82-80)
= 80,5
2) Data Kelompok
Diketahui nilai ujin mata kuliah periklanan untuk kelas selasa pagi ruang
R.506 di fakultas ilmu komunikasi “ABC” tahun 2008 yang diikuti oleh 65
orang mahasiswa, sebagai berikut :
Pertanyaan :
Beberapa nilai kuartil bawah (K1), kuartil tengah (K2) dan kuartil atas (K3)
dari nilai statistik.
1) Nilai kuartil bawah (K1)
Langkah – langkah menjawab sebagai berikut:
a) Cari nilai interval kelas yang mengandung unsur kuartil bawah dengan
rumus:
i 1
( n ) .= ( 65 ) =16,25
4 4
Langkah selanjutnya yaitu menentukan kelas kuartil dengan cara
menjumlahkan nilai frekuensi dari awal kelas sampai dengan kelas yang
menunjukan hasil penjumlahan mencapai atau melewati nilai 16,25.
Penjumlahannya:
6+8+11=25. Jadi, kelas kuartil bawah (LK1) terletak di kelas ke-3
b) Menentukan nilai batas bawah di kelas kuartil bawah (Bb):
Bb = 45- 0,5 = 44,5
c) Menentukan panjang kelas kuartil bawah:
P = 45 sampai 54 = 9
d) Menghitung jumlah frekuensi di kelas kuartil bawah (f) = 11
e) Menghitung semua jumlah nilai frekuensi sebelum kelas kuartil bawah F=
(6+8) = 14
f) Menghitung nilai kuartil bawah (K1) dengan rumus:
i.n
( )
K 1 = Bb + P 4
f
−F
1 x 65
= 44,5 + 9
( )4
11
−14
= 44,5 + 9 (0,2045) = 46,3
( )
K 2 = Bb + P 4
f
−F
2 X 65
= 54,5 + 9
( ) 4
14
−25
= 54,5 + 9 (0,536) = 59,3
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urut
data
Data 35 40 45 50 65 70 70 75 80 90
b) hitung dan carilah posisi Desil (Ds2 dan Ds7) dengan rumus:
posisi Ds2 = 2/10 (n+1) = 2/10 (10+1) = 2,2 artinya Desil 2,2 terletak pada posisi
data ke-2,2. Apabila menemukan gejala semacam ini Ds2 dicari dengan cara:
Ds2 = data ke-2 + data 0,2 (data ke-3 – data ke-2)
= 40 + 0,2 (45 – 40) = 41
Jadi, posisi Ds2 berada pada nilai 41
Posisi Ds7 = 7/10 (n+1) = 7/10 (10+1) = 7,7 artinya desil 7,7 terletak pada posisi
data ke-7,7. Apabila menemukan gejala semacam ini Ds7 dicari dengan cara :
Ds7 = data ke-7 + data 0,7 (data ke-8 – data ke-7)
= 70 + 0,7 (75 – 70) = 73,5
Jadi, posisi Ds7 berada pada nilai 73,5
2) mencari desil bentuk kelompok
mencari desil berbentuk data kelompok dibuat susunan distribusi frekuensi terlebih
dahulu, supaya mempermudah perhitungan. Proses mencari desil hampir sama dengan
proses mencari kuartil, kalau kuartil mencari nilai yang membagi data kelompok
dalam empat bagian yang sama, sedangkan desil mencari nilai yang membagi data
kelompok dalam 10 bagian yang sama.
Caranya urutkan terlebih dahulu mulai data terkecil sampai data terbesar atau
sebaliknya, kemudian menghitung rentangan (R), jumlah kelas (K) dan panjang kelas
interval (P). Akhirnya buatlah distribusi frekuensi dilanjutkan mencari nilai desil
dengan rumus :
n
(x . − jf )
Ds data ke-x = Bb + P 10
f
Keterangan :
Ds = nilai desil
Bb = batas bawah kelas sebelum nilai desil akan terletak
P = panjang kelas nilai desil
n = jumlah data
f = banyaknya frekuensi kelas desil
Jf = jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas desil
Contoh : diketahui sebagai berikut
Tabel 47
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai ujian statistik Universitas CJDW Tahun 2001
No. Nilai kelas interval Frekuensi (f)
1 60 – 64 2
2 65 – 69 6
3 70 – 74 15
4 75 – 79 20
5 80 – 84 16
6 85 -89 7
7 90 - 94 4
n = Σf = 70
Diketahui :
Posisi Ds8 = 8/10 x n = 8/10 x 70 = 56
Bb = 79,5
P=5
Jf = 43
f = 16
i(n+1)
Pi=
100
Pi = persentil ke 1, ke 2 … ke 99
(3) Menentukan besar persentil, berpedoman pada letak persentil yang
telah diketahui pada point 2.
(
pi=b + p
100
f
−F
)
dimana Pi = persentil ke 1, 2, …99
b = batas bawah kelas yang ada persentil
p = panjang kelas Di, n = banyak data
F = frekuensi kumulatif sebelum frekuensi kumulatif
kelas yang ada persentil ke i
f = frekuensi kelas yang ada persentil ke i.
Sebelum memakai rumus diatas, terlebih dahulu cari frekuensi
kumulatif dan setelah itu tentukan letak kelas yang ada persentil ke I dalam
tabel distribusi frekuensi dengan rumus berikut:
i(n)
Pi=
10
Contoh soal:
1. Data tunggal
Langkah penyelesaian:
Jadi berdasarkan dari perhitungan di atas, maka nilai dari persentil Ps20 yang
didapat adalah 66.