Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH STATISTIKA KESEHATAN

“NILAI-NILAI PUSAT (CENTRAL TENDENCY)”

Disusun oleh:
Dede Wahyu Alamsyah P2.31.33.1.17.010
Fikahanifah Purwa K P2.31.33.1.17.013
Julfyany Matta Sari P2.31.33.117.021
Salma Irbah Qonitah I. P2.31.33.117.034

Dosen pembimbing:

Catur Puspawati, ST., MKM

Endang Uji Wahyuni SKM., MKM

KELOMPOK 3

3 DIV A

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

JAKARTA, FEBRUARI 2020


A. Mean
Rata-rata hitung atau disingkat dengan (mean). Penggunaan rata-
rata hitung untuk sampel bersimbul (X bar dibaca: eks bar atau eks
garis) dan populasi µ (dibaca: myu atau mu). Perhitungan dibagi dua
yaitu: mean data tunggal dan mkean data kelompok.

Sifat-sifat Mean:
 Setiap data skala interval atau rasio mempunyai sebuah rata-
rata hitung.
 Semua nilai dimasukkan dalam perhitungan rata-rata hitung.
 Satu kelompok data hanya mempunyai satu rata-rata hitung.
Rata-rata hitung bersifat unik.
 Rata-rata hitung merupakan ukuran yang sangat berguna
dalam membandingkan dua atau lebih populasi.
 Rata-ratahitung merupakan satu-satunya ukuran pemusatan
dimana jumlah deviasi setiap nilai terhadap rata-rata
hitungnya selalu sama dengan nol. Secara simbolik ditulis
n
sebagai: ∑ ¿¿
i=l

Mean Data Tunggal

Data yang dipakai untuk menghitung mean data tunggal hanya


sedikit jumlahnya, perhitungannya dengan cara menunjukkan
semua nilai data dibagi bbanyak data dijabarkan dengan rumus: Xi

∑ Xi
X ¯¿
n

Keterangan:

X bar = Mean

∑Xi = Jumlah tiap data

n = Jumlah data

Contoh 1:

Apabila ada 6 mahasiswa mengikuti tes perbaikan mempunyai nilai


masing-masing: 80,70, 90, 50, 85, 60. Carilah nilai meannya:

Jawab:

80+ 70+90+50+ 85+ 60 435


X ¯¿ = =72,5
6 6

Contoh 2.
Ibu Rukilah ingin membagikan uang kepada lima orang anaknya
untuk keperluan hadiah lebaran: Riduwan Rp 5 juta, Siti Romlah Rp
10 juta, Juma’adi Rp 6 juta, Arofah Rp 5,5 juta dan Habibah Rp 4,5
juta. Berapakah rata-rata uang yang diterima kelima anaknya
tersebut?

Jawab:

Rp 5 juta+ Rp 10 juta+ Rp 6 juta+ Rp 5,5 juta+ Rp 4,5 juta Rp 31 juta


X ¯¿ = =Rp 6,2 juta
5 5

Jadi, rata-rata uang yang diterima kelima anak sebesar Rp 6,2 juta.

Jika ada kelompok data yang sudah diketahui nilai rata-ratanya,


maka untuk mencari semua rata-rata cukup dihitung dengan rata-
rata saja atau dengan rumus:

X ¯¿ ∑¿ ¿

Keterangan

X bar = Mean

∑Xi = Jumlah rata-rata data

∑ni = Jumlah tiap-tiap

Contoh 3.

Diketahui prosuksi arang diasap dengan menggunkan tungku jenis


tungku (media pengasapan): Tungku Ukas 3 buah produksi sebesar
6 ton/bulan;Tungku Saleng 2 buah produksi sebesar 8 ton/bulan;
Tungku Basri 4 buah produksi sebesar 10 ton/bulan; Tungku Aspar 5
buah produksi sebesar 12 ton/bulan; Tungku Tohir 6 buah produksi
sebesar 15 ton/bulan. Berapakah rata-rata produksi arang tiap
bulannya?

Langkah-langkah menjawab:

a) Buatlah table dan susunlah data:

TABEL

Produksi Arang PT Bina Anugera Kaltim

N Jenis Jenis Rata-rata Jumlah


o. Tungku Tungku produksi ton/bulan
(ni) ton/bulan (Xi) (Xi.ni)
1. Ukas 3 6 18
2. Saleng 2 8 16
3. Basri 4 10 40
4. Aspar 5 12 60
5. Tohir 6 15 90
∑ni = 20 ∑(Xi.ni) = 224

b) Berilah notasi angka yang sudah ada untuk memudahkan


pehitungan ∑ni = 20 dan ∑(Xi.ni) = 224

c) Hitunglah nilai rata-rata dengan rumus:

X ¯¿ ∑¿ ¿

Jadi, rata-rata produksi arang tiap bulan = 11,2 ton/bulan.

Meam Data Kelompok

Jika data yang sudah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi,


maka data tersebut akan berbaur sehingga keaslian data itu akan
hilang bercampur dengan data lain menurut kelasnya, hanya dalam
perhitungan mean kelompokdiambil titik tengahnya yaitu setengah
dari jumlah ujung bawah kelas dan ujung atas kelas untuk mewakili
setiap kelas interval. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kemungkinan data yang ada disetiap interval mempunyai nilai yang
lebih besar atau lebih kecil dari titik tengah. Perhitungan data mean
kelompok dapat dicari dengan rumus:

∑(ti .ƒi)
X ¯¿
∑ ƒi

Keterangan

X bar = Mean

∑ti = Titik tengah

∑ƒi = Jumlah frekuensi

Contoh 1.

TABEL

DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001

Kelas Nilai Interval Frekuensi


1 60 – 64 2
2 65 – 69 6
70 – 74 3 15
75 – 79 4 20
80 – 84 5 16
85 – 89 6 7
90 – 94 7 4
Jumlah 70
Langkah-langkah menjawab:

a) Buatlah table dan susunlah data dengan menambahkan kolom:

TABEL

DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001
No. Nilai Interval Titik Tengah Frekuensi Jumlah (ti.ƒi)
(ti) (ƒi)
1. 60 – 64 62 2 124
2. 65 – 69 67 6 402
3. 70 – 74 72 15 1.080
4. 75 – 79 77 20 1.540
5. 80 – 84 82 16 1.312
6. 85 – 89 87 7 608
7. 90 – 94 92 4 368
∑ni = 15 ∑(ti.ƒi) =
5.435

b) Berilah notasi angka yang sudah ada untuk memudahkan


perhitungan ∑ƒi = 70 dan ∑(ti.ƒi) = 5.435

c) Hitunglah nilai rata-rata dengan rumus:

∑ ( ti . ƒi ) 5.435
X ¯¿ = =77,643.
∑ ƒi 70

Contoh 2.

Teori lain untuk menghitung mean kelompok dapat dihitung dengan


menggunakan rumus:

∑ ( ƒi. s i )
X ¯¿ ¿+ P { ∑ƒi }
Keterangan

X bar = Mean
t = Titik tengah ke-0

ƒi = Frekuensi

si = Tanda angka meningkat atau menurun

∑ƒi = Jumlah frekuensi

P = Panjang kelas

Langkah-langkah menjawab:

a) Buatlah table baru dan susunlah data seperti berikut:

TABEL

DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001
No Nilai Titik Tengah Frekuensi si Jumlah (ƒi.si)
. Interval (t0) (ƒi)
1. 60 – 64 62 2 -2 -4
2. 65 – 69 67 6 -1 -6
3. 70 – 74 72 15 0 0
4. 75 – 79 77 20 1 20
5. 80 – 84 82 16 2 32
6. 85 – 89 87 7 3 21
7. 90 – 94 92 4 4 16
∑ƒi = 70 ∑(ƒi.si)= 79

b) Pilijlah satu dari titik tengah sembarang, misalnya t0 = 72


kemudia berilah angka 0 pada kolom s1.

c) Urutkan nilai titik tengah yang lebih kecil dari t 0 dengan angka
-1 -2 pada kolom s1 dan harga titik tengah yang lebih besar
dengan angka 1, 2, 3, 4 pada kolom s1.

d) Hitunglah nilai rata-rata dengan rumus:

∑ ( ƒi . s i ) 79
X ¯¿ ¿+ P { ∑ƒi } { }
=72+5
70
=77,643

Jadi, rata-rata nilai statistik = 77,643.

Median segugus data yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar atau
terbesar sampai terkecil adalah pengamatan yang tepat di tengah-tengah bila
banyaknya pengamatan itu ganjil, atau rata-rata kedua pengamatan yang ditengah bila
banyaknya pengamatan genap, Ronald E. Walpole (1992:25).
B. MEDIAN
Median membagi sekumpulan data yang telah diurutkan menjadi dua bagian yang sama
frekuensi data yang dibawah median sama dengan frekuensi data yang diatas median.
 Sifat
1. Median bersifat unik. Hanya ada satu median untuk satu
kelompok data
2. Untuk menentukan median, urutkan data dari nilai terkecil
ke nilai terbesr. Pengamatan yanbg berada ditengah-
tengah merupakan median.
3. Median tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim besar atau nilai
ekstrim kecil. Oleh karenanya merupakan ukuran
pemusatan yang baik jika ditemui adanya nilai
ekstrim.Median dapat dihitung untuk data yang dinyatakan
dalam distribusi frekuensi yang memiliki interval terbuka.
Media dapat dihitung untuk data skala rasio, interval, dan
ordinal

 Rumus
1) Median untuk Data Tunggal, untuk menentukan median dari data
tunggal, terlebih dahulu kelompok data yang bersangkutan diurutkan,
mulai dari bilangan data yang rendah sampai dengan bilangan data yang
tertinggi dan boleh sebaliknya.
Langkah-langkah menentukan nilai median buat data tunggal adalah:
a) Kelompok data harus diurutkan terlebih dahulu.
b) Menetukan posisi (letak) median dari kelompok data yang sudah
diurutkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n+1
Rumus letak median ¿
2
Menghitung besar median, berpedoman pada letak yang telah diketahui
pada point b.
2) Median untuk Data Berkelompok, untuk data berkelompok dalam tabel
distribusi frekuensi, median dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
1/2. n−Jf
Me = Bb + P ( f )
Dimana :
Me = Nilai Median
Bb = Batas bawah sebelum nilai median akan terletak
P = Panjang kelas nilai median
f = Banyaknya frekuensi kelas median
Jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median

Contoh soal:

1. Data Tunggal
Data genap : 50, 40, 70, 75, 75, 80, 65, 30, 75, 95
Langkah-langkah menjawab:
a) Urutkan data dari terkecil sampai terbesar
30, 40, 50, 65, 70, 75, 75, 75, 80, 95
n+1
b) Cari posisi median dengan rumus : Me =
2
Me = ½ (10+1) = 5,5 (Posisi Me pada data ke-5,5)
Jadi, Me = (data ke 5 + data ke-6)/2
= (70+75)/2
= 72,5
2. Data Kelompok
Diketahui nilai ujian statistika kelas selasa pagi ruangan R.506 di Fakultas
Ilmu Komunikasi UPI YAI tahun 2008 yang diikuti oleh 65 orang mahasiswa.
Berapa median dari nilai statistik.
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Statistik
No. Kelas Interval Kelas frekuensi
1 25 – 34 6
2 35 – 44 8
3 45 – 54 11
4 55- 64 14
5 65 – 74 12
6 75 – 84 8
7 85 – 94 6
65

Pertanyaan :
Hitunglah nilai median dari nilai statistik
Langkah-langkah menjawab:
a) Cari nilai interval yang mengandung unsur median dengan rumus: ½ (n) =
½ (65) = 32,5
Langkah selanjutnya yaitu menentukan kelas median dengan cara
menjumlahkan nilai frekuensi dari kelas awal sampai dengan kelas yang
menunjukan hasil penjumlahan mencapai nilai 32,5 atau lebih (6+8+11+14
= 39). Jadi, median terletak di kelas ke-4
b) Menentukan batas bawah kelas median (Bb):
Bb = 55-0,5 = 54,5
c) Menentukan panjang kelas median
P = 55 sampai 64 = 9
d) Menentukan jumlah frekuensi di kelas median (f) = 14
e) Carilah jumlah semua frekuensi kumulatif di bawah kelas median:
Jf = 6 + 8 + 11 = 25
f) Menghitung nilai median dengan rumus:

Me = Bb + P ( 1/2. n−Jf
f )
1/2.(65)−25
= 54,5 + 9 ( )
14
= 59,4
C. Modus
Modus (mode) suatu distribusi didefinisikan sebagai nilai yang paling sering muncul,.
Meskipun modus ini sangat mudah memperolehnya, dengan hanya melihat sekilas
saja, tetapi modus bukan merupakan ukuran yang sangat baik bagi ukuran pemusatan,
karena seringkali ia tergantung pada cara mengelompokkan datanya. Selain itu kita
juga mungkin memperoleh sebuah sampel yang frekuensi tertingginya muncul dua
kali (atau bahkan lebih). Dengan demikian distribusi itu mempunyai dua puncak, dan
dikatakan bermodus-dua atau bimodus (bimodal), Ronald J. Wannacott & Thomas H.
Wonnacott (edisi keempat:27)
Modus segugus pengamatan adalah nilai yang terjadi paling sering atau yang
mempunyai frekuensi paling tinggi. Modus tidak selalu ada, hal ini terjadi bila semua
pengamatan mempunyai frekuensi terjadi yang sama. Untuk data tertentu, mungkin
saja terdapat beberapa nilai dengan frekuensi tertinggi, dan dalam hal demikian kita
mempunyai lebih dari satu modus, Ronald E. Walpole (1992:26).
Modus dari n data dengan x 1 , x 2 , … , x n adalah nilai x i yang paling sering muncul.
 Sifat
1. Dapat dihitung untuk semua skala data (nominal, ordinal,
interval dan rasio).
2. Modus tidak selalu ada, jika semua observasi memperoleh
frekuensi terjadi yang sama.
3. Untuk data tertentu, mungkin mungkin terdapat beberapa
nilai dengan frekuensi tertinggi. Dengan demikian data
memiliki lebih dari satu modus.
4. Tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim.

 Rumus
a) Modus untuk data tunggal, untuk menghitung modus pada data tunggal
tidak menggunakan rumus, hanya dengan menentukan frekuensi terbanyak
di antara data itu.
b) Modus untuk data berkelompok, apabila data sudah dikelompokkan dan
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi maka untuk menghitung modus
dipakai rumus sebagai berikut:
d1
Mo=Lmo + L
d 1 +d 2

Dimana :

Lmo = batas bawah kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d 2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

L = lebar kelas interval

Contoh soal:

Diketahui nilai ujian periklanaan kelas selasa pagi ruangan R.506 di Fakultas
Ilmu Komunikasi tahun 2018 yang dilakukan oleh 65 orang mahasiswa.
Berapa modus dari nilai statistika?

Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Perikllanan

No. Interval Frekuensi


Kela Kelas
s
1. 25-34 6
2. 35-44 8
3. 45-54 11
4. 55-64 14
5. 65-74 12
6. 75-84 8
7. 85-94 6
65

Langkah-langkah menjawab :

1) Mencari nilai frekuensi (f) yang terbanyak, yaitu sejulah 14. Sehingga nilai
modus terletak di interval kelas ke-4
2) Menentukan batas bawa kelas modus ( Lmo):
Lmo = 55 – 0,5 = 54,5
3) Menentukan lebar kelas interval
L = 55 sampai 64 = 9
4) Menghitung nilai d 1
d 1 = f-fab = 14-11 = 3
5) Menghitung nilai d 2
d 2 = f-fsd = 14-12 = 2
6) Menghitung nilai modus
d1
Mo=Lmo + L
d 1 +d 2

= 54,5 + 9 ( 3+23 ) = 59,9


D. QUARTIL
Adalah titik atau nilai yang membagi sekelompok data menjadi empat bagian yang sama
setelah data diurutkan sehingga didapatkan tiga buah kuartil yaitu kuartil bawah ( Q 1 ¿, kuartil
(Q 2), dan kuartil atas (Q 3 ¿. Masing-masing hasil perhitungan kuartil tersebut kita berikan
pengertian sebagai berikut:
1. Kuartil pertama (Q 1) adalah suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 25 persen
frekuensi di sebelah atas distribusi dan 75 persen terletak di sebelah bawah
distribusi.
2. Kuartil pertama (Q 2 ¿ adalah suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 50
persen frekuensi di sebelah atas distribusi dan 50 persen terletak di sebelah bawah
distribusi.
3. Kuartil pertama (Q 3) adalah suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 75 persen
frekuensi di sebelah atas distribusi dan 25 persen terletak di sebelah bawah
distribusi.
 Rumus
(1) Kuartil untuk Data Tunggal, untuk menentukan kuartil dari data tunggal
adalah dengan cara kelompok data yang bersangkutan harus diurutkan
terlebih dahulu dari bilangan data yang rendah sampai dengan bilangan data
yang tertinggi dan boleh sebaliknya.
Langkah-langkah menentukan nilai kuartil buat data tunggal adalah:
a) Kelompok data harus diurutkan terlebih dahulu.
b) Menentukan letak kuartil dari kelompok data yang sudah diurutkan,
dengan memakai rumus berikut:
i(n+1)
K i=
4
Angka 1 dan 4 = bilangan konstan
n = banyak data
Q = kuartil ke 1, ke 2 dan ke 3
c) Menentukan besar kuartil, berpedoman pada letak kuartil yang telah
diketahui pada point b.
(2) Kuartil untuk Data Berkelompok, untuk data berkelompok dalam tabel
distribusi frekuensi besar nilai kuartil dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut:
i(n)
K i=Bb+ p( 4
f
−F
)
Dimana:Bb = batas bawah kelas yang ada kuartil ke-i

p = panjang kelas Ki

F = frekuensi kumulatif sebelum frekuensi kumulatif kelas yang ada


kuartil ke

f = frekuensi kelas yang ada kuartil ke i

Sebelum memakai rumus diatas terlebih dahulu tentukan frekuensi


kumulatif dan setelah itu tentukan letak kelas kuartil dalam tabel distribusi
frekuensi, dengan rumus sebagai berikut:
i(n)
K i=
4

Contoh Soal:
1) Data Tunggal
Data nilai statistik 10 orang mahasiswa, sebagai berikut:
50, 40, 70, 77, 75, 80, 65, 30, 85, 82
Ditanya : carilah nilai kuartil bawah (K1), kuartil tengah (K2), dan Kuartil atas
(K3)
Langkah-langkah menjawab:
a) Susunlah data mulai dari yang terkecil sampai terbesar:
30, 40, 50, 65, 70, 75, 77, 80, 82, 85
b) Menentukan letak kuartil ke ... i
Letak kuartil (LK1) = 1, 2, 3
c) Menghitung nilai kuartil bawah (K1)
i(n+1)
K1 =
4
1(10+1)
= =2,75
4
Letak K1 terletak antara data tiga perempat dari data ke-2 dan data ke-
3, sehingga nilai K1, sebagai berikut:
K1 = data ke-2 + 0,75 (data ke-3 – data ke-2)
K1 = 40 + 0,75 (50-40)
= 47,5
d) Nilai kuartil tengah (K2)
i(n+1)
K2 =
4
2(10+1)
= = 5,5
4
Letak K2 terletak antara data setengah dari data ke-5 dan data ke-6,
sehingga nilai K2 adalah:
K2 = data ke 5 + 0,5 (data ke-6 – data ke-5)
K2 = 70 + 0,5 (75-70)
= 72,5
e) Nilai kuartil atas (K3)
i(n+1)
K3 =
4
3(10+1)
= = 8,25
4
Letak K3 terletak antara data seperempat jauh dari data ke-8 dan data
ke-9, sehingga nilai K3 sebagai berikut:
i(n+1)
K3 =
4
3(10+1)
K3 = = 8,25
4
Letak K3 terletak antara data seperempat jauh dari data ke-8 dan data
ke-9, sehingga nilai K3 sebagai berikut:
K3 = data ke-8 + 0,25 (data ke-9 – data ke-8)
K3 = 80 + 0,25 (82-80)
= 80,5

2) Data Kelompok

Diketahui nilai ujin mata kuliah periklanan untuk kelas selasa pagi ruang
R.506 di fakultas ilmu komunikasi “ABC” tahun 2008 yang diikuti oleh 65
orang mahasiswa, sebagai berikut :

Distribusi frekuensi nilai ujian periklanan


Nomor kelas interval kelas Frekuensi
1 25 – 34 6
2 35 – 44 8
3 45 – 54 11
4 55 – 64 14
5 65 – 74 12
6 75 – 84 8
7 85 – 94 6
65

Pertanyaan :
Beberapa nilai kuartil bawah (K1), kuartil tengah (K2) dan kuartil atas (K3)
dari nilai statistik.
1) Nilai kuartil bawah (K1)
Langkah – langkah menjawab sebagai berikut:
a) Cari nilai interval kelas yang mengandung unsur kuartil bawah dengan
rumus:
i 1
( n ) .= ( 65 ) =16,25
4 4
Langkah selanjutnya yaitu menentukan kelas kuartil dengan cara
menjumlahkan nilai frekuensi dari awal kelas sampai dengan kelas yang
menunjukan hasil penjumlahan mencapai atau melewati nilai 16,25.
Penjumlahannya:
6+8+11=25. Jadi, kelas kuartil bawah (LK1) terletak di kelas ke-3
b) Menentukan nilai batas bawah di kelas kuartil bawah (Bb):
Bb = 45- 0,5 = 44,5
c) Menentukan panjang kelas kuartil bawah:
P = 45 sampai 54 = 9
d) Menghitung jumlah frekuensi di kelas kuartil bawah (f) = 11
e) Menghitung semua jumlah nilai frekuensi sebelum kelas kuartil bawah F=
(6+8) = 14
f) Menghitung nilai kuartil bawah (K1) dengan rumus:
i.n

( )
K 1 = Bb + P 4
f
−F

1 x 65
= 44,5 + 9
( )4
11
−14
= 44,5 + 9 (0,2045) = 46,3

2) Letak kuartil tengah (K2)


Langkah-langkah menjawab, sebagai berikut:
a) Cari nilai interval kelas yang mengandung unsur kuartil tengah dengan
rumus:
1 2
( n ) = ( 65 )=32,5
4 4
Langkah selanjutnya yaitu menentukan kelas kuartil tengah dengan cara
menjumlahkan nilai frekuensi dari awal kelas sampai dengan kelas yang
menunjukan hasil penjumlahan mencapai nilai 32,5 atau lebih.
Penjumlahannya: 6+8+11+14=39. Jadi, dengan demikian kelas kuartil
tengah (K2) terletak di kelas ke-4
b) Menentukan nilai batas bawah di kelas kuartil tengah (Bb):
Bb = 55-0,5 = 54,5
c) Menentukan panjang kelas kuartil tengah:
P = 55 sampai 64 = 9
d) Menghitung jumlah frekuensi di kelas kuartil tengah: (f) = 14
e) Menghitung semua jumlah nilai frekuensi sebelum kelas kuartil bawah F=
(6+8+11)= 25
f) Menghitung nilai kuartil tengah (K2) dengan rumus:
i.n

( )
K 2 = Bb + P 4
f
−F

2 X 65
= 54,5 + 9
( ) 4
14
−25
= 54,5 + 9 (0,536) = 59,3

3) Letak kuartil atas (K3)


Langkah-langkah menjawab, sebagai berikut:
a) Cari nilai interval yang mengandung unsur kuartil atas dengan rumus:
1 3
( n ) = ( 65 )=47,8
4 4
Langkah selanjutnya yaitu menentukan kelas kuartil atas dengan cara
menjumlahkan nilai frekuensi dari awal kelas sampai dengan kelas yang
menunjukan hasil penjumlahan mencapai atau melewati nilai 47,5.
Penjumlahannya: 6+8+11+14+12 = 51. Jadi dengan demikian kelas kuartil
atas (K3) terletak di kelas ke-5
b) Menentukan nilai batas bawah di kelas kuartil atas (Bb):
Bb = 65-0,5 = 64,5
c) Menentukan panjang kelas kuartil tengah: P = 65 sampai 74 = 9
d) Menghitung jumlah frekuensi di kelas kuartil tengah: (f) =12
e) Menghitung semua jumlah nilai frekuensi sebelum kelas kuartil bawah F=
(6+8+11+14) = 39
f) Menghitung nilai kuartil atas (K1) dengan rumus:
i.n 3 x 65
K 3 = Bb + P 4
( )
f
−F
= 64,5 + 9
( 4
12
−39
)
=64,5 + 9 (0,813)
= 71,8
E. DESIL
Desil atau disingkat dengan (Ds) ialah nilai atau angka yang membagi data yang menjadi 10
bagian yang sama, setelah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya.
Cara mencari desil hampir sama dengan mencari nilai kuartil, bedanya hanya pada
pembagian saja. Kalau kuartil data dibagi empat bagian yang sama, sedangkan desil data
dibagi 10 bagian yang sama, sedangkan desil data dibagi 10 bagian yang sama. Harga-harga
desil ada sembilan bagian, yaitu Ds1 sampai Ds9.

1) Mencari desil bentuk tunggal


Mencari desil data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari data terkecil
sampai data terbesar atau sebaliknya. Kemudian posisi desil dicari dengan rumus:
Posisi Ds1 = 1/10 (n+1)
Posisi Ds2 = 2/10 (n+1)
Posisi Ds3 = 3/10 (n+1)
Posisi Ds4 = 4/10 (n+1)
Posisi Ds5 = 5/10 (n+1)
Posisi D6 = 6/10 (n+1)
Posisi D7 = 7/10 (n+1)
Posisi D8 = 8/10 (n+1)
Posisi D9 = 9/10 (n+1)
Dimana : n = jumlah data
Contoh :
Diketahui data : 65; 70; 90; 40; 35; 45; 70; 80; 75; dan 50
Pertanyaan : carilah letak (Ds2 dan Ds7)
Langkah-langkah menjawab :
a) Urutkan data terkecil sampai data terbesar

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urut
data
Data 35 40 45 50 65 70 70 75 80 90
b) hitung dan carilah posisi Desil (Ds2 dan Ds7) dengan rumus:
posisi Ds2 = 2/10 (n+1) = 2/10 (10+1) = 2,2 artinya Desil 2,2 terletak pada posisi
data ke-2,2. Apabila menemukan gejala semacam ini Ds2 dicari dengan cara:
Ds2 = data ke-2 + data 0,2 (data ke-3 – data ke-2)
= 40 + 0,2 (45 – 40) = 41
Jadi, posisi Ds2 berada pada nilai 41
Posisi Ds7 = 7/10 (n+1) = 7/10 (10+1) = 7,7 artinya desil 7,7 terletak pada posisi
data ke-7,7. Apabila menemukan gejala semacam ini Ds7 dicari dengan cara :
Ds7 = data ke-7 + data 0,7 (data ke-8 – data ke-7)
= 70 + 0,7 (75 – 70) = 73,5
Jadi, posisi Ds7 berada pada nilai 73,5
2) mencari desil bentuk kelompok
mencari desil berbentuk data kelompok dibuat susunan distribusi frekuensi terlebih
dahulu, supaya mempermudah perhitungan. Proses mencari desil hampir sama dengan
proses mencari kuartil, kalau kuartil mencari nilai yang membagi data kelompok
dalam empat bagian yang sama, sedangkan desil mencari nilai yang membagi data
kelompok dalam 10 bagian yang sama.
Caranya urutkan terlebih dahulu mulai data terkecil sampai data terbesar atau
sebaliknya, kemudian menghitung rentangan (R), jumlah kelas (K) dan panjang kelas
interval (P). Akhirnya buatlah distribusi frekuensi dilanjutkan mencari nilai desil
dengan rumus :
n
(x . − jf )
Ds data ke-x = Bb + P 10
f
Keterangan :
Ds = nilai desil
Bb = batas bawah kelas sebelum nilai desil akan terletak
P = panjang kelas nilai desil
n = jumlah data
f = banyaknya frekuensi kelas desil
Jf = jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas desil
Contoh : diketahui sebagai berikut
Tabel 47
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai ujian statistik Universitas CJDW Tahun 2001
No. Nilai kelas interval Frekuensi (f)
1 60 – 64 2
2 65 – 69 6
3 70 – 74 15
4 75 – 79 20
5 80 – 84 16
6 85 -89 7
7 90 - 94 4
n = Σf = 70

Pertanyaan : Carilah Ds8 ?


Langkah-langkah menjawab :
a) carilah kelas interval yang mengandung Ds8 terlebih dahulu untuk mencari posisi
Ds8 dengan rumus :
posisi Ds8 = 8/10 x n = 8/10 x 70 = 56, dengan demikian ditemukan bahwa posisi
Ds8 terletak di dalam kelas interval ke-5 yaitu antara 80 – 84
b) carilah batas bawa kelas Desil : Bb = ½ (79 + 80) = 79,5
c) hitunglah panjang kelas desil : P = 80 sampai 84 = 5
d) carilah banyaknya frekuensi kelas Desil : f = 16
e) carilah jumlah dari semua frekuensi kumulatif di bawah kelas desil : Jf = 2 + 6 +
15 + 20 = 43
f) hitunglah Desil (Ds8) dengan rumus;
n 70
(x . − jf ) (8. −43)
Ds8 = Bd + P 10 = 79,5 + 5. P 10 = 83,56
f 16
Jadi, Ds8 = 83,56 artinya ditemukan 80% dari nilai ujian statistik paling sedikit
mendapat nilai 83,56 dan sisanya 20% mendapat nilai lebih dari 83,56

Cara praktis menghitung desil


Langkah-langkah menjawab:
a) berilah tanda (Bb, P, Jf dan f) pada tabel distribusi frekuensi

No. Nilai Kelas Interval Frekuensi


1 60 – 64 2
2 65 – 69 6
3 70 – 74 15 Jf = 2+6+15+20 = 43
4 75 – 79  Bb = 79 + 0,5 = 79,5 20
5 80 – 84  P = 5 16  f = 16
6 85 – 89 7
7 90 - 94 4
n = Σf = 70

Diketahui :
Posisi Ds8 = 8/10 x n = 8/10 x 70 = 56
Bb = 79,5
P=5
Jf = 43
f = 16

b) Hitunglah desil (Ds8) dengan rumus :


n 70
(x . − jf ) (8. −43)
Ds8 = Bb + P 10 = 79,5 + 5. 10 = 83, 56
f 16
F. PERSENTIL
Persentil adalah P1 , P2 , … , P 99 yang membagi suatu kelompok data menjadi
seratus bagian yang sama banyak. Masing-masing nilai persentil tersebut kita
berikan pengertian sebagai berikut:
1. Persentil pertama ( P1 ¿adalah suatu nilai dalam kelompok data yang
membatas 1 persen frekuensi terletak di sebelah atas dan 99 persen terletak di
sebelah bawah distribusi.
2. Persentil kedua ( P2 ¿ adalah suatu nilai dalam kelompok data yang membatas
2 persen frekuensi di sebelah atas dan 98 persen data di sebelah bawah
distribusi.
3. Persentil ke i ( Pi ¿ adalah suatu nilai dalam distribusi yang membatas i persen
data di sebelah atas dan (100 – i) persen data di sebelah bawah distribusi.
 Rumus
1) Persentil untuk Data Tunggal, untuk menentukan persentil dari data
tunggal adalah dengan cara kelompok data yang bersangkutan harus
diurutkan terlebih dahulu, mulai dari bilangan data yang terendah sampai
dengan bilangan data yang tertinggi dan boleh sebaliknya.
Langkah-langkah menentukan nilai persentil buat data tunggal adalah:
(1) Kelompok data harus diurutkan terlebih dahulu.
(2) Menentukan letak desil dari kelompok yang sudah diurutkan dengan
memakai rumus berikut:

i(n+1)
Pi=
100

dimana angka 1 dan 100 = bilangan konstan, n = banyak data

Pi = persentil ke 1, ke 2 … ke 99
(3) Menentukan besar persentil, berpedoman pada letak persentil yang
telah diketahui pada point 2.

2) Persentil untuk Data Berkelompok, Untuk persentil data berekelompok


dalam tabel distribusi frekuensi besar nilai persentil dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
i(n)

(
pi=b + p
100
f
−F
)
dimana Pi = persentil ke 1, 2, …99
b = batas bawah kelas yang ada persentil
p = panjang kelas Di, n = banyak data
F = frekuensi kumulatif sebelum frekuensi kumulatif
kelas yang ada persentil ke i
f = frekuensi kelas yang ada persentil ke i.
Sebelum memakai rumus diatas, terlebih dahulu cari frekuensi
kumulatif dan setelah itu tentukan letak kelas yang ada persentil ke I dalam
tabel distribusi frekuensi dengan rumus berikut:
i(n)
Pi=
10
Contoh soal:
1. Data tunggal

Perhatikanlah contoh berikut ini tentang data tunggal dengan


perumpamaan nilai statistik I sebanyak 12 mahasiswa : 50, 55 ,60 ,80 ,90 ,
70 ,85 ,95 ,75 ,70 ,70 ,65. Tentukanlah nilai persentil Ps22 dan Ps73

Langkah penyelesaian:

1) Mengurutkan data dari yang terendah sampai tertinggi


2) Menentukan Ps22
i(n+1)
Psi =
100
22(12+ 1)
Ps22 =
100
286
Ps22 = = 2,86
100
Dari hasil perhitungan diatas, maka data ke- 2,86 berada antara 2 dan 3
sehingga menjadi seperti berikut ini :
Ps22 = data ke-2 + 0,86 (data ke 3 – data ke 2)
Ps22 = 55 + 0,86 (60-55)
Ps22 = 55 + 4,3
Ps22 = 59,3
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, posisi Ps22 menunjukan nilai 59,3.
3) Menentukan Ps73
i(n+1)
Ps73 =
100
73(12+1)
Ps73 =
100
949
Ps73 = = 9,49
100
Dari hasil perhitungan diatas, maka data ke- 9,49 berada antara 9 dan 10
sehingga menjadi seperti berikut ini :
Ps73 = data ke-9 + 0,49 (data ke 10 – data ke 9)
Ps73 = 80 + 0,49 (85-80)
Ps73 = 80 + 2,45
Ps73 = 82,45
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, posisi Ps73 menunjukan nilai 82,45.
2. Data kelompok
Berikut ini adalah contoh dari persentil data berkelompok, buatlah
tabel distribusi dan hitunglah persentil Ps20 dari data nilai statistik I
dibawah ini:

Nilai statistik F F kumulatif


29-38 1 1
39-48 3 4
49-58 3 7
59-68 12 19
69-78 22 41
79-88 23 64
89-98 16 80
Jumlah 80 -

Langkah – langkah menentukan nilai Ps20


1) Menentukan letak kelas interval dari nilai Ps20
i
Psi = .n
100
20
Ps20 = . 80 = 16
100
Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 16 berada pada kelas
59-68 atau  terletak pada kelas interval ke- 4.

2) Menentukan batas bawah

3) Berdasarkan hal diatas, maka langkah selanjutnya adalah


memasukan angka-angka tersebut ke dalam rumus untuk mencari
nilai Ps20

Jadi berdasarkan dari perhitungan di atas, maka nilai dari persentil Ps20 yang
didapat adalah 66.

Sifat Kuartil Desil Persentil

1. memiliki fungsi untuk melihat ukuran lokasi/letak dimana letak


salah satu data dari sekumpulan banyak data yang ada.
2. Secara kolektif, kuartil, desil dan persentil, serta nilai-nilai lain
yang diperoleh dengan cara pembagian yang sama terhadap
data disebut KUARTIL.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai