Anda di halaman 1dari 4

1.

Uji Reliabilitas Instrument


a. Definisi Reliabilitas Instrument
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas)
adalah keajegan pengukuran. Sugiharto dan Sitinjak (2006) menyatakan bahwa
reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam
penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat
pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan.
Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari perubah atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat
stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas
yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliable.
Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari
serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran
dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau
untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang
mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya
pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana
pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap
subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila
memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan
bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda.

b. Cara Menentukan Reliabilitas


Pengujian reliabilitas instrument menurut (Sugiyono, 2010) dapat dilakukan
secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan
test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas
instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrument dengan teknik tertentu. Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat
reliabilitas instrument yang diperoleh sesuai dengan tabel berikut:
Intepretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reabilitas


0,81 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,41 < r ≤ 0,60 Cukup
0,21 < r ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r ≤ 0,21 Sangat Rendah

1) Test retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yang sama dengan
instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien
korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi
positif dan signifikan, maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliabel.
2) Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi
maksudnya  sama. misalnya, berapa tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini?
Pertanyaan tersebut  ekuivalen dengan tahun berapa Anda mulai bekerja di lembaga
ini?. Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua dan
berbeda, pada  responden yang sama. Reliabilitas diukur dengan cara
mengkorelasikan antara data instrumen  yang satu dengan instrumen yang dijadikan
ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan,   maka instrumen dapat dinyatakan
reliabel.
3) Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen
beberapa kali ke responden yang sama. cara ini merupakan gabungan dari test-retest
(stability) dan ekuivalen. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan
dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya
dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang
berbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisien  reliabilitas. Bila keenam
koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa
instrumen itu reliabel.
4) Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen  sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan
teknik-teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas
instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua
dari Spearman Brown (Sp lit half), KR20, KR21 dan Anova Hoyt.

c. Homogenitas
Adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sama tidaknya variansi-variansi
dua buah distribusi atau lebih. Digunakan untuk menguji apakah sebaran data dari dua
varian atau lebih berasal dari populasi yang homogen atau tidak, yaitu dengan
membandingkan dua atau lebih variansnya. Berdasarkan penjelasan keduanya, dapat
dikatakan bahwa pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang
sama. Uji homogenitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan
Y bersifat homogen atau tidak dalam suatu populasi yang memiliki varians yang sama.
Dengan demikian, data yang homogen tersebut dapat digunakan untuk proses analisis data
pada tahap selanjutnya. Uji homogenitas variansi (variance) sangat diperlukan sebelum kita
membandingkan dua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh
adanya perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok yang dibandingkan) namun
berdasarkan penghitungan statistik yang ada.
Uji homogenitas dilakukan apabila kelompok data yang ada dalam bentuk distribusi
normal. Adapun uji homogenitas tidak perlu dilakukan apabila dua kelompok data atau lebih
mempunyai varians yang sama besar sehingga data yang digunakan tersebut dianggap
homogen. Untuk melakukan uji homogenitas, perlu dipertimbangkan hal berikut bahwa “we
will determine if the observed proportions in each response category are nearly the same for
all populations”. Dalam artian tersebut, data-data yang dibandingkan harus memiliki
kesamaan dari keseluruhan data yang diambil dari populasi tersebut. Ada beberapa rumus
yang digunakan untuk uji homogenitas variansi diantaranya: uji F, uji Harley, uji Cohran,uji
Levene, dan uji Bartlett. Namun, pada umumnya penghitungan yang dilakukan untuk uji
homogenitas banyak digunakan dengan uji bartlett dan uji fisher (uji–f). Menurut Sutrisna,
uji F dari Havley biasanya digunakan untuk menguji homogenitas sebaran dua kelompok
data. Adapun uji Bartlett biasanya digunakan untuk menguji homogenitas lebih dari dua
kelompok data.
1) Uji Homogenitas dengan Bartlet
Dapat dilakukan dengan menghitung statistik chi-kuadrat, sebagai berikut:

Dengan harga satuan B diperoleh dari:

Dengan s (varians) diperoleh dari:

2) Uji Homogenitas dengan Fisher (Uji – F)


Dengan cara menentukan varians terbesar dibanding varians terkecil. Uji homogenitas
dengan Uji – F dapat dihitung dengan cara, sebagai berikut:

Referensi :

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
UNDIP

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sitinjak, Tumpal JR & Sugiarto. 2006. LISREL. Yogyakarta: Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai