Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

PARADIGMA METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

A. FUNGSI TEORI
Menurut Snelbecker dalam Moleong “Fungsi teori adalah meramalkan dan
menjelaskan perilaku, menemukan teori lainnya, untuk aplikasi plaktis,
memberikan perspektif bagi usaha jarigan data, membimbing dan menyajikan
gaya penelitian.”1
Singarimbun dan Effendi teori berfungsi menjelaskan secara sistematis
suatu fenomena dengan cara menentukan hubungan antarkonsep. Selain itu, teori
juga menerangkan fenomena tertentu dengan cara menetukan konsep mana yang
berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungan tersebut.2
Sedangkan Sevilla, Consuelo G., dkk menyebutkan fungsi teori, yaitu “(1)
sebagai suatu kerangka konsepsi penelitian dan memberikan alasan perlunya
penyelidikan, (2) melalui teori kita dapat menyusun pertanyaan-pertanyaan yang
terinci sebagai pokok masalah penyelidikan, dan (3) untuk menampilkan
hubungan antara variabel-variabel yang telah diselidiki.”3
Melalui teori, (1) peneliti mendapatkan masukan dalam memaknai persoalan
dan (2) teori juga dipakai sebagai informasi pembanding atau tambahan untuk
melihat gejala yang diteliti secara lebih utuh .
Cooper and Schindler, menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian
adalah:4
1. Teori mempersempit kisaran yang perlu kita pelajari
2. Teori menyarankan pendekatan penelitian mana yang cenderung menghasilkan
makna terbesar
1
Maleong, Lexy.J. ,Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002.), h. 58
2
Singaribuan, Masri, dkk. Metode Penelitian Survai,( Jakarta: LP3ES Indonesia, 1989), h.
37
3
Sevila, Consuelo G., dkk, Pengantar Metode Penelitian.( Jakarta: UI–Press, 1993), h. 30
4
Cooper, Donald R. and Pemela S. Schindler. (2003). Business Research Methods,
International Edition, McGraw-Hill Companies, Inc. New York.
3. Teori menyarankan suatu sistem agar penelitian memaksakan data untuk
mengklasifikasikan mereka dengan cara yang paling bermakna
4. Teori merangkum apa yang diketahui tentang objek penelitian dan menyatakan
keseragaman yang berada di luar pengamatan langsung
5. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut yang harus
ditemukan.
Wiliam Wiersma menyatakan bahwa "Pada dasarnya, teori membantu
menyediakan kerangka kerja dengan melayani sebagai titik keberangkatan untuk
mengejar masalah penelitian. Teori ini mengidentifikasi faktor-faktor penting.
Menyediakan panduan untuk mensistematisasikan dan menghubungkan berbagai
aspek penelitian.
Bagaimana pernah, selain memberikan pandangan sistematis tentang
faktor-faktor yang diteliti, teori juga dapat mengidentifikasi kesenjangan, titik
lemah, dan ketidakkonsistenan yang menunjukkan perlunya penelitian tambahan.
Juga, pengembangan teori dapat menerangi jalan untuk penelitian lanjutan pada
fenomena di bawah ini belajar. Fungsi lain dari teori adalah menyediakan satu
atau lebih generalisasi itu dapat diuji dan digunakan dalam aplikasi praktis dan
penelitian lebih lanjut "5
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka fungsi teori adalah (1)
meramalkan, menjelaskan, dan menemukan teori lain, (2) memberikan perspektif
jaringan, (3) memberikan alasan perlunya penelitian, (4) menyusun pertanyaan
sebagai pokok masalah, (5) menampilkan hubungan antarvariabel, konsep, dan
menerangkan fenomena sebagai masukan dalam mengambil persoalan dan
informasi pembanding.
B. FORMULASI TEORI
Definisi formulasi teori secara umum adalah menetapkan masalah hingga
melakukan penelitian. Dalam hal ini ketika peneliti ingin melakukan penelitian,
maka peneliti harus mempunyai sebuah teori untuk pijakan. Hal ini bertujuan
untuk pijakan atau dasar awal penelitian.

5
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung: Alfabeta,2010).h. 57
 Pada penelitian kualitatif, formulasi teori dilakukan secara formal.
Dalam hal ini, ketika peneliti ingin melakukan penelitian kualitatif, peneliti
harus menyusun sebuah teori serta membuat hipotesa terlebih dahulu. Menurut
nanang (39,2010) penelitian kualitatif dimulai dari sebuah hipotesa. Dalam
menyusun hipotesa tentunya membutuhkan sebuah teori. Teori ini bersifat
formal, karena sudah harus ikut disusun pada proposal penelitian. Dalam hal
ini, formulasi teori sudah tercetak atau tercantum sehingga bersifat formal.
formulasi teori sangat dibutuhkan pada saat akan melakukan penelitian.
Hal ini karena formulasi teori bersifat wajib, dalam melakukan sebuah
penelitian. Formulasi teori ada pada penelitian, hanya saja berbeda pada
prosesnya.6

6
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal. 1

Anda mungkin juga menyukai