PENELITIAN KUALITATIF
Dosen Pembimbing:
Ns. Esthika Ariany Maisa, M.Kep
Disusun Oleh :
KELOMPOK V :
Hermayunita 1811316037
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul: “Penelitian Kualitatif ”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kesalahan,
berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
maka terselesailah makalah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, tim penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik
dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 5
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 22
B. Saran .............................................................................................................................................. 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek)
lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai
pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori
juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan
teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan
atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif
peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan
berakhir dengan suatu “teori”.
Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif dari pada penelitian atau survei
kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi,
terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan group fokus.
Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir
dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.
Metodologi penelitian merupakan sesuatu yang berusaha membahas konsep
teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan. Dalam hal ini metode lebih
bersifat teknis pelaksanaan lapangan sedangkan metodologi lebih pada uraian filosofis
dan teoritisnya. Oleh karena itu penetapan sebuah metodologi penelitian mengandung
implikasi inheren di dalam diri filsafat yang dianutnya. Sebab filsafat ilmu yang
melandasi berbagai metodologi penelitian yang ada. Maka dari itu dengan mengetahui
metodologi penelitian yang digunakan, filsafat ilmu dan kajian teoritisnya, kelemahan
dan kelebihannya diharapkan akan mampu memberikan kesesuaian metodologi dengan
fokus masalah penelitian.
4
Munculnya penelitian kualitatif adalah karena reaksi dari tradisi yang terkait
dengan positivisme dan postpositivisme yang berupaya melakukan kajian budaya dan
interpretatif sifatnya. Berbagai jenis metode dan pendekatan dalam penelitian kualitatif,
tingkat perkembangan dan kematangan masing-masing metode ditentukan juga oleh
bidangkeilmuan yang memiliki sejarah perkembangannya. Setiap uraian mengenai
penelitian kualitatif harus bekerja didalam bidang historis yang kompleks. Penelitian
kualitatif mempunyai pengertian yang berbeda-beda untuk setiap momen, meskipun
demikian definisi secara umum : penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda
dalam fokus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap
pokok permasalahannya. Ini berarti penelitian kualitatif bekerja dalam setting yang alami,
yang berupaya untuk memahami, member tafsiran pada fenomena yang dilihat dari arti
yang diberikan orang-orang kepadanya.
Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan
empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, instropeksi, riwayat hidup, wawancara,
pengamatan, teks sejarah, interaksional dan visual: yang benggambarkan momen rutin
dan problematis, serta maknanya dalam kehidupan individual dan kolektif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian penelitian kualitatif ?
2. Bagaimana karakteristik penelitian kualitatif ?
3. Apa saja alasan untuk melakukan penelitian kualitatif?
4. Apa saja desain dan prosedur penelitian kualitatif?
5. Apa saja jenis penelitian kualitatif ?
6. Apa saja teori penelitian kualitatif ?
7. Bagaimana perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian kualitatif.
2. Untuk mengetahui karakteristik penelitian kualitatif.
3. Untuk mengetahui alasan untuk melakukan penelitian kualitatif.
5
4. Untuk mengetahui desain dan prosedur penelitian kualitatif.
5. Untuk mengetahui jenis penelitian kualitatif
6. Untuk mengetahui teori penelitian kualitatif
7. Untuk mengetahui beda penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
Penelitian kualitatif memiliki latar actual sebagai sumber langsung data dan
penelitian merupakan instrument kunci. Kata naturalistic berasal dari pendekatan ekologis
dalam biologi. Peneliti masuk dan menghabskan waktu di sekolah, keluarga, kelompok
masyarakat, dan lokasi-lokasi lain untuk mempelajari seluk beluk pendidikan. Beberapa
orang menggunakan peralatan videotape dan peralatan perekam, banyak juga yang pergi
sepenuhnya tidak dilengkapi peralatan tersebut kecuali izizn dan tambahan pemahaman
yang akan diperoleh di lokasi.
2. Data Deskriptif
Penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil
bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi
kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data
tersebut mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape, dokumen
pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya. Dalam pencarian mereka untuk
pemahaman, penelitian kualitatif tidak mereduksi halaman demi halaman dari narasi dan
data lain ke dalam simbol-simbol numeric. Mereka mencoba menganalisis data dengan
segala kekayaannya sedapat dan sedekat mungkin dengan bentuk rekaman dan
transkipnya.
3. Berurusan dengan Proses.
Penelitian kualitatif lebih berkonsentrasi pada proses daripada dengan hasil atau
produk. Bagaimana orang melakukan negosiasi makna ? Bagaimana istilah-istilah atau
label-label tertentu muncul untuk diaplikasikan ? bagaimana pemikiran-pemikiran
tertentu datang untuk diambil menjadi bagian dari apa yang kita kenal sebagai pengertian
umum ? apa sejarah alami dari aktivitas atau peristiwa yang diteliti.
4. Induktif
Penelitian kualitatif cenderung menganalisis data mereka secara induktif. Mereka
tidak melakukan pencarian di luar data atau bukti untuk menolak atau menerima hipotesis
yang mereka ajukan sebelum pelaksanaan penelitian. Teori yang dikembangkan dengan
cara ini muncul dari bawah ke atas ( bukan dari atas ke bawah), dari banyak item yang
berbeda-beda dari bukti-bukti yang terkumpul saling berhubungan. Teori tersebut
didasarkan pada data. Sebagai seorang peneliti kualitatif yang merencanakan dan
mengembangkan beberapa jenis teori tentang apa yang telah Anda teliti, arah yang akan
8
Anda tuju akan dating setela Anda mengumpulkan data, setelah Anda menghabiskan
waktu dengan subjek Anda.
5. Makna
Makna adalah kepedulian yang esensial pada pendekatan kualitatif. Peneliti yang
menggunakan pendekatan ini tertarik pada bagaimana orang membuat pengertian tentang
kehidupan mereka. Dengan kata lain, peneliti kualitatif peduli dengan apa yang disebut
perspektif partisipan. Mereka memfokuskan pada pertanyaan-pertanyaan seperti: apa
asumsi yang dibuat orang tentang kehidupan mereka ? apa yang dilakukan ? Dalam
sebuah penelitian pendidikan misalnya, peneliti memfokuskan bagian dari pekerjaannya
dalam perspektif orang tua tentang pendidikan anak-anak mereka. Dia ingin mengetahui
apa pendapat orang tua tentang mengapa anak mereka tidak dapat melakukan yang baik
di sekolah. Dia menemukan bahwa orang tua yang diteliti merasa bahwa guru-guru tidak
menilai pemahaman mereka tentang anak mereka sendiri karena kemiskinan mereka dan
kekurangan pendidikan mereka. Orang tua juga menilai guru bertanggung jawab yang
mengasumsikan bahwa kemiskinan dan kekurangan pendidikan ini bermakna bahwa
anak-anak tersebut tidak akan menjadi siswa yang baik.
9
menjelaskan perilaku partisipan atau populasi penelitiannya, dan teori-teori perlu
dikembangkan.
3. Menggunakan studi kualitatif karena perlu menyajikan suatu pandangan yang mendetail
tentang topik tersebut.
4. Memilih suatu pendekatan kualitatif karena untuk meneliti individu dalam latarnya yang
dialami.
5. Memilih pendekatan kualitatif karena berminat menulis dalam gaya sastra, peneliti
membawa dirinya ke dalam studi.
6. Melakukan studi kualitatif karena audien menerima penelitian kualitatif.
7. Terakhir, melaksanakan pendekatan kualitatif untuk menekankan peran peneliti sebagai
pelajar aktif yang dapat mengisahkan cerita tentang pandangan partisipan daripada
sebagai seorang ahli yang berlaku sebagai hakim terhadap partisipan.
10
Masalah-masalah dalam penelitian kualitatif ini berkisar pada topik-topik dalam ilmu
sosial dan humaniora, dan suatu stempel dari penelitian kualitatif baru-baru ini melibatkan
secara mendalam isu-isu gender, budaya, dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
Topik-topik yang ditulis penuh emosi, dekat pada orang dan praktis. Pertanyaan yang
diajukan dalam penelitian ini berupa pertanyaan terbuka (open ended). Pada penelitian ini
menggunakan istilah empat jenis informasi dasar : observasi, wawancara, dokumen dan
audio visual. Tulang punggung dari penelitian kualitatif ini yaitu pengumpulan data yang
luas atau ekstensif, khususnya dari berbagai sumber informasi.
Setelah menyusun dan menyimpan data, kita menganalisisnya dengan cermat,
menyamarkan nama-nama informan, dan berlatih membuat pengertian dari data yang
diperoleh. Data kualitatif bekerja secara induktif dari perspektif khusus ke yang lebih umum,
seperti tema, dimensi, kode, maupun kategori.
Penelitian kualitatif menggunakan metode-metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian penelitian mereka, meskipun langkah-langkah yang mereka ambil
lebih fleksibel dan cair dibandingkan dalam penelitian kuantitatif. Secara umum tahap-tahap
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi sebuah topik atau fokus
Topik-topik tersebut biasanya diidentifikasi berdasarkan pengalaman, observasi, pada
seting penilaian, dan bacaan tentang topik tersebut. Meskipun topik ditentukan di
awal studi, fokus studi dapat ditulis kembali selama fase pengumpulan data.
2. Melakukan tinjauan pustaka
Peneliti melakukan tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi informasi penting yang
relevan dengan studi dan untuk menulis suatu pertanyaan penelitian (rumusan
masalah). Tinjauan pustaka berlanjut sampai semua data terkumpul dan
memungkinkan peneliti untuk mendefinisikan kembali pertanyaan penelitian.
3. Mendefinisikan peran peneliti
Peneliti harus menetapkan tingkat keterlibatannya dengan partisipan. Umumnya
hakikat penelitian secara kualitatif, peneliti memiliki hubungan yang akrab dengan
partisipan. Dalam memperoleh suatu pengertian yang benar tentang realita, peneliti
harus menjadi bagian dari budaya yang akan diteliti.
11
4. Mengelola jalan masuk lapangan dan menjaga hubungan baik di lapangan
Peneliti harus mengidentifikasi suatu lapangan studi. Pemilihan lapangan harus
konsisten dengan topik penelitian.
5. Memilih partisipan
Partisipan untuk penelitian kualitatif dipilih melalui purposeful sampling.peneliti
perlu menguji pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibayangkan dan menggunakannya
sebagai dasar untuk memilih partisipan.
6. Menulis pertanyaan-pertanyaan bayangan
Pertanyaan bayangan (foreshadowed questions) dirancang oleh peneliti dan
didasarkan pada topik penelitian yang sudah diidentifikasi baik pada permulaan studi
maupun selama studi berlangsung. Pertanyaan bayangan membantu peneliti untuk
fokus pada pengumpulan data dan memungkinkan pengumpulan data dalam cara
yang sistematis.
7. Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum mencakup observasi,
wawancara, dan analisis dokumen. Peneliti biasanya menggunakan lebih dari satu
teknik pengumpulan data untuk validasi temuan.
8. Analisis data
Data dalam penelitian kualitatif dianalisis melalui membaca dan mereview data
(catatan observasi, transkrip wawancara) untuk mendeteksi tema-tema dan pola-pola
yang muncu.
9. Interpretasi dan diseminasi hasil.
Peneliti merangkum dan menjelaskan tema-temadan pola-pola (hasil) dalam bentuk
naratif. Interpretasi memungkinkan juga melibatkan diskusi tentang bagaimana
temuan studi berkaitan dengan temuan studi-studi sebelumnya dalam area ini.
(Lodico, Spaulding, dan Voegetle, 2006).
12
1. Penelitian Etnografi
Kata etnografi berasal dari kata-kata Yunani ethos ‘suku bangsa’ dan graphos
‘sesuatu yang ditulis’. Secara harfiah, etnografi merupakan ilmu penulisan tentang suku
bangsa, atau menggunakan bahasa yang lebih kontemporer, penulisan tentang kelopok
budaya. Tujuan penelitian etnografi adalah untuk mengetahui esensi dari suatu budaya
dan komopleksitas uniknya untuk melukiskan sebuah gambaran tentang kelompok,
interaksi dan settingnya.
13
Dalam studi kasus, kita dapat menggunakan berbagai teknik termasuk wawancara,
observasi, dan kadang-kadang pemeriksaan dokumen dan artefak dalam pengumpulan
data. Pemilihan partisipan harus didasarkan pada kemampuan mereka menyumbang suatu
pemahaman tentang fenomena yang akan diteliti, dalam hal ini, persepsi tentang interaksi
antarsiswa dalam pendidikan umum dan khusus. Wawancara kita barangkali berlanjut
dengan guru dan tenaga administrasi sekolah. Sebagai tambahan karena studi kasus
sering menggunakan berbagai aktivitas pengumpulan data, kita dapat mengamati anak-
anak dikelas, waktu makan siang, atau pada waktu bermain dihalaman sekolah. Observasi
ini akan berfokus pada hakikat interaksi yang muncul dalam setiap setting. Ingat bahwa
setting harus alamiah dan membolehkan kita mengamati anak-anak dalam perilaku rutin
mereka. Observasi ini akan menghasilkan temuan-temuan yang dapat ditriangulasi
dengan data wawancara, meningkatkan validitas data, temuan dan kesimpulan. Dalam
melakukan observasi kita harus merekam data yang terkumpul dari lapangan secara hati-
hati.
Studi kasus dapat menjadi tujuan jika anda melakukan sebuah studi yang
membolehkan anda mendekati seorang individu, kelompok, sekolah, kelas, atau peristiwa
tertentu.
Beberapa contoh penelitian studi kasus adalah sebagi berikut :
Sebuah studi eksplorasi teknik pengelolaan kelas dari urban teacher of the year
Sebuah studi eksplorasi cara seorang anak home schooled berhubungan dengan guru
orang tua mereka.
Sebuah studi yang dirancang untuk mendokumentasi proses yang menyedihkan bagi
sebuah kelas dua yang berhubungan dengan kematian teman sekelas mereka.
3. Penelitian Fenomenologis
Penelitian fenomenologis melihat secara dekat interpretasi individual tentang
pengalamannya. Peneliti fenomenologis berusaha memahami makna dari sebuah
pengalaman dari perspektif partisipan. Mereka memeperkenalkan bahwa terdapat banyak
cara yang berbeda untuk menginterprestasikan pengalaman yang sama dan tidak pernah
berasumsi bahwa mereka (peneliti) mengetahui apa makna sesuatu bagi orang yang
mereka teliti. Karena penelitifenomenologis menghargai bahwa pengalaman bervariasi
14
dan kompleks, mereka biasanya mengumpulkan sejumlah data melampaui waktu dari
partisipan mereka.
Berikut beberapa contoh studi fenomenologis :
Sebuah studi yang berusaha menangkap perasaan dan reaksi emosional dari anak anak
yang hadir di sekolah disekitar WTC (the world trade center)setelah serangan teroris
Sebuah studi yang dirancang untuk mengeksplorasi reaksi dari keluarga terhadap
kelahiran anak yang diidamkan.
Sebuah studi yang mengiluminasi tekanan hidup yang dialami oleh orang tua tunggal
15
F. Teori Dalam Penelitian Kualitatif
1. Pengertian Teori
Martin O’Brien (1993 dalam Silverman, 2000, 76) menggunakan contoh sebuah
kaleidoskop untuk menjawab pertanyaan “apa yang dimaksud dengan teori ?”
“ A kaleidoscoope..(is) the child’stoy consisting of a tube, a number of lenses and
fragments of translucent, coloured glass or plastic. When you turn the tube and look
down the lans of kaleidoscoope the shapes and colours, visible at the bottom, change. As
the tube is turned, different lenses come into play and the combinations of colour and
shape shift one pattern to another. In a snimilar way we can see social theory as a sort of
kaleidoscoope – by shifting the oretical perspectie the wold under investigation also
changs shape. (Silverman, 2000, 76)”
Bagaimana teroi bekerja sebagai sebuah kaleidoskop dapat dilihat secara jelas dalam
sebuah contoh konkres yang dikutip Silverman dari Eric Livingston (1987). Livingston
meninta kita untuk membayangkan bahwa kita akan menceritakan pelaksanaan beberapa
penelitian di jalan-jalan kota. Dari mana kita harus memulai ?.
Sebagai mana dinyatakan oleh Livingston, setipa cara melihat orang yang berbeda-
beda ini melibatkan dasar teoritis maupun kemampuan metadologis. Sangat mentah, jika
kita mengaitkan teori- teori sosiola dimana kita melihat dunia dalam istilah korelasi
diantara fakta- fakta sosial (berpikir tentang demografi dan makroekonomis). Kita
barangkali sangat mempertimbangkan pemerolehan statistik resmi (pilihan 1 dalam tabel
1.1). sebaliknya, jika bepikir bahwa makna sosial atau persepsi adalah penting (seperti
dalam variasi sosiologi dan psikologi tertentu), kita dapat tergoda dengan studi
wawancara (pilihan 2). Atau jika kita seorang antropologis atau sosiologis yang ingin
mengatamati atau merekam apa yang secara aktual dilakaukan orang, kita dapat memilih
pilihan 3 dan 4. Akan tetapi, catatan pandangan yang paling berbeda dari perilaku orang
kita peroleh dari mencari pada (3), dimana orang tampak seperti semut membuat bentuk
geometris seperti pasak, dan dari level jalan (4), dimana perilaku dianggap lenih
kompleks.
16
Tabel 1.1 Mengamati sebuah jalan : kemungkinan data (Silverman, 2000: 76)
Butir ini menyatakan bahwa tidak satupun dari data ini yang lebih nyata atau lebih
benar dari yang lain. Sebagai contoh, orang tidak secara nyata lebih seperti semut atau
aktor yang kompleks. Itu semua tergantung pada pertanyaan penelitian kita. Dan
pertanyaan penelitian tidak dapat dihindari harus diinformasikan secara teoretis. Jadi, kita
memerlukan teori-teori sosial untuk membantu kita kita mengararahkan bahkan
menggunakan isu-isu yang mendasar dalam penelitian sosial.
17
menjelaskan beberapa
fenomena
Hipotesis Suatu proposisi yang dapat Validitas
diuji
Metodologi Suatu pendekatan umum Manfaat
untuk mengkaji topik
penelitian
Metode Suatu teknik penelitian Sesuai dengan model,
khusus teori, hipotesis, dan
metodologi
Sebagimana kita lihat dari tabel tersebut, model menyediakan suatu kerangka kerja
total unutuk bagaimana kita melihat realitas. Secara singkat, kerangka kerja tersebut
mengatakan kepada kita seperti apa realitas itu dan unusur-unsusr dasar yang mengisinya
(ontologi), apa hakikat dan status dari pengetahuan (epistemologi). Dalam pengertian ini
model berhubungan secara kasar dengan apa yang dirujuk sebagai “paradigma” (lihat
Guba dan Lincoln, 1994).
Dalam penelitian sosial, contoh-contoh dari model demikian adalah fungsionalisme
(yang melihat pada fungsi-fungsi lembaga sosial), behaviorisme (yang mendefinisikan
semua perilaku dalam istilah stimulus dan respons), interaksionisme simbolik (yang
berfokus pada bagaimana kita memperoleh makna simbolik pada hubungan
interpersonal) dan etnometodologi (yang mendorong kita untuk melihat pada cara-cara
orang menghasilkan interaksi sosial sehari-hari secara teratur).
Konsep adalah ide-ide khusus yang jelas yang diturunkan dari suatu tertentu. Contoh
konsep adalah ‘fungsi sosial’ (diturunkan dari fungsionalisme), ‘stimulus-respons’
(behaviorisme), ‘definisi situasi’ (interaksionalisme) dan ‘metode interprestasi
dokumenter’ (etnometodoligi). Konsep menawarkan cara-cara melihat pada dunia yang
esensial dalam mendefinisikan suatu masalah penelitian.
Teori menyusun serangkaian konsep unutuk mendefinisikan dan menjelaskan
beberapa fenomena. Sebagaimana Strauss dan Corbin meletakkannya : “teori terdiri dari
18
hubungan-hubungan yang dapat dipercaya dan dihasilkan di antara konsep-konsep dan
serangkaian konsep (1999 :278).
Tanpa sebuah teori, fenomena seperti ‘kematian’, ‘suku bangsa’, dan ‘keluarga’ tidak
dapat dipahami. Dalam pengertian ini, tanpa sebuah teori tidak mungkin melakukan
seuatu penelitian.
Jadi, teori menyediakan tumpuan untuk memerhatikan dunia, terpisah dari, masih
tentang dunia tersebut. Dalam cara ini, teori menyediakan :
1. Suatu kerangka kerja untuk secara kritis memahami fenomena.
2. Suatu basis untuk memerhatikan bagaimana sesuatu yang belum diketahui dapat
diorganisasikan (korespondensi personal, Gubrium dalam Silverman, 2000: 78).
Dalam banyak studi penelitian kualitatif, tidak terdapat hipotesis khusus pada
permulaan. Sebagai pengganti, hipotesis dihasilkan (atau diinduksi) selama tahap-tahap
awal penelitian. Dalam banyak peristiwa, tidak seperti teori, hipotesis dapat dan harus
diuji. Selanjutnya, kita menilai sebuah hipotesis dengan validitas dan kebenarannya.
19
Sebuah metodologi mendefinisikan bagaimna orang akan meneliti tentang suatu
fenomena. Dalam penelitian sosial, metodologi dapat didefinisikan dengan sangat luas
(misalnya, kualitatif atau kuantitatif) atau lebih sempit (misalnya grounded theory atau
analisis percakapan). Seperti teori, metodologi tidak dapat menjadi benar atau salah,
hanya lebih atau kurang bermanfaat.
Akhirnya, metode adalah teknik penelitian spesifik. Ini termasuk tenik kuantitatif,
seperti korelasi statistik, maupun teknik seperti observasi, wawancara, dan audio
recording. Sekali lagi, dalam dirinya sendiri, teknik bukan benar atau salah, tetapi lebih
atau kurang bermanfaat, tergantung pada kelengkapannya dengan teori dan metodologi
yang akan digunakan dan hipotesis yang akan diuji dan/atau topik penelitian yang akan
dipilih.
Dengan demikian, sebagai contoh, behavioralis mungkin menykai metode kuantitatif
dan interaksionis sering memilih untuk memperoleh data mereka dengan observasi.
Tetapi tergantung pada hipotesis yang akan diuji, behavioralis mungkin kadang-kadang
menggunakan metode kuantitatif-sebagai contoh pada tahap penelitian eksploratoris.
Sama halnya, intteraksionis mungkin kadang-kadang menggunakan metode kuantitatif
sederhana, khususnya, ketika ingin meneumkan suatu pola menyuluruh dari data mereka
(Silverman, 2000 :76-79).
20
c. Pengumpulan data : kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk di
wakilkan
d. Analis data dilakukan sesudah semua data terkumpul
21
BAB III
A. Kesimpulan
Penelitian kualitatif yang kurang bertumpu pada sumber-sumber informasi tetapi
membawa ide-ide yang sama (creswell,1998). Terdapat lima ciri utama penelitian kualitatif,
yaitu : naturalistic, data deskriptif, berurusan dengan proses, induktif, dan makna (Biklen,
2008).penelitian kualitatif berbagai kelompok dengan baik menggunakan penelitian
kuantitiatif yang paling rigorous (keras), dan hal itu tidak harus dipandang sebagai suatu
pengganti yang mudah untuk suatu studi “statistic” atau “kuantitatif”.
Berdasarkan tahap-tahap dalam desain ini, seseorang dapat menggunakan baik secara
eksplisit maupun secara implisit maupun secara implisit serangkain asumsi filosofi yang
mengarahkan studi.
Penelitian kualitatif menggunakan metode-metode ilmiah untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Meskipun langkah-langkah yang mereka ambil lebih
fleksibel dan cair dibandingkan dalam penelitian kuantitatif.
Jenis penelitian kualitatif menurut Lodico dkk,2006 yaitu penelitian
etnografi,penelitian studi kasus, penelitian fenomenilogis, dan penelitian biografi/naratif.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi yang membuat dan yang
membaca. Masih banyak kekurangan yang timbul dari makalah ini. Oleh karena itu,
diharapkan saran dan kritikan pembaca untuk kelengkapan makalah ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
Susilo Wilhealmus Harry. 2010. “Penelitian Kualitatif Aplikasi pada Penelitian Ilmu
Kesehatan”. Jakarta: www.nulisnuku.com.
Sutopo, Ariesto Hadi dan Adrianus Arief. 2010. “Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan
NVIVO”. Jakarta: Prenada Media Group.
23