Anda di halaman 1dari 23

ILMU DASAR KEPERAWATAN IV

PENELITIAN KUALITATIF

Dosen Pembimbing:
Ns. Esthika Ariany Maisa, M.Kep

Disusun Oleh :
KELOMPOK V :

Nodi Gusti Randa 1811316035

Anggi Persadanta 1811316036

Hermayunita 1811316037

Delvia Nora 1811316038

Chindi Hastuti 1811316039

Agustina Batuara 1811316040

Aprini Yulian Sari 1811316041

Ridha Fadila 1811316042

PROGRAM B 2018 STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul: “Penelitian Kualitatif ”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kesalahan,
berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
maka terselesailah makalah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, tim penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik
dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Padang, Febuari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 3

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5

C. Tujuan .............................................................................................................................................. 5

TINJAUAN TEORI .................................................................................................................................... 7

A. Pengertian Penelitian Kualitatif .................................................................................................... 7

B. Karakteristik Penelitian Kualitatif................................................................................................ 7

C. Beberapa Alasan untuk Melakukan Penelitian Kualitatif .......................................................... 9

D. Desain dan Prosedur Penelitian Kualitatif ................................................................................. 10

E. Jenis penelitian Kualitatif ............................................................................................................ 12

F. Teori Dalam Penelitian Kualitatif ............................................................................................... 16

G. Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif ..................................................................... 20

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................................. 22

A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 22

B. Saran .............................................................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek)
lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai
pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori
juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan
teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan
atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif
peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan
berakhir dengan suatu “teori”.
Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif dari pada penelitian atau survei
kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi,
terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan group fokus.
Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir
dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.
Metodologi penelitian merupakan sesuatu yang berusaha membahas konsep
teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan. Dalam hal ini metode lebih
bersifat teknis pelaksanaan lapangan sedangkan metodologi lebih pada uraian filosofis
dan teoritisnya. Oleh karena itu penetapan sebuah metodologi penelitian mengandung
implikasi inheren di dalam diri filsafat yang dianutnya. Sebab filsafat ilmu yang
melandasi berbagai metodologi penelitian yang ada. Maka dari itu dengan mengetahui
metodologi penelitian yang digunakan, filsafat ilmu dan kajian teoritisnya, kelemahan
dan kelebihannya diharapkan akan mampu memberikan kesesuaian metodologi dengan
fokus masalah penelitian.

4
Munculnya penelitian kualitatif adalah karena reaksi dari tradisi yang terkait
dengan positivisme dan postpositivisme yang berupaya melakukan kajian budaya dan
interpretatif sifatnya. Berbagai jenis metode dan pendekatan dalam penelitian kualitatif,
tingkat perkembangan dan kematangan masing-masing metode ditentukan juga oleh
bidangkeilmuan yang memiliki sejarah perkembangannya. Setiap uraian mengenai
penelitian kualitatif harus bekerja didalam bidang historis yang kompleks. Penelitian
kualitatif mempunyai pengertian yang berbeda-beda untuk setiap momen, meskipun
demikian definisi secara umum : penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda
dalam fokus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap
pokok permasalahannya. Ini berarti penelitian kualitatif bekerja dalam setting yang alami,
yang berupaya untuk memahami, member tafsiran pada fenomena yang dilihat dari arti
yang diberikan orang-orang kepadanya.
Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan
empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, instropeksi, riwayat hidup, wawancara,
pengamatan, teks sejarah, interaksional dan visual: yang benggambarkan momen rutin
dan problematis, serta maknanya dalam kehidupan individual dan kolektif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian penelitian kualitatif ?
2. Bagaimana karakteristik penelitian kualitatif ?
3. Apa saja alasan untuk melakukan penelitian kualitatif?
4. Apa saja desain dan prosedur penelitian kualitatif?
5. Apa saja jenis penelitian kualitatif ?
6. Apa saja teori penelitian kualitatif ?
7. Bagaimana perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian kualitatif.
2. Untuk mengetahui karakteristik penelitian kualitatif.
3. Untuk mengetahui alasan untuk melakukan penelitian kualitatif.

5
4. Untuk mengetahui desain dan prosedur penelitian kualitatif.
5. Untuk mengetahui jenis penelitian kualitatif
6. Untuk mengetahui teori penelitian kualitatif
7. Untuk mengetahui beda penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Penelitian Kualitatif


Creswell (1998:15) mendefinisikan penelitian kualitatif yang kurang bertumpu pada
sumber-sumber informasi tetapi membawa ide-ide yang sama. Menekankan suatu gambaran
yang “kompleks dan holistik”, suatu rujukan pada naratif yang kompleks yang mengajak
pembaca ke dalam dimensi jamak dari sebuah masalah atau isu dan menyajikannya dalm
semua kompleksitasnya.
Penelitian kualitatif menurut Sutopo dan Arief, 2010 merupakan penelitian yang
ditujukan untuk melakukan deskripsi dan analisis terhadap: fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap dan persepsi dari setiap indivisu maupun pada kelompok tertentu.
Sementara itu menurut Lodico, Spaulding, dan Voegtle (2006) penelitian kualitatif,
yang juga disebut penelitian interpretif atau penelitian lapangan adalah suatu metodologi
yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan antropologi dan di adaptasi ke dalam
setting pendidikan. Penelitian kualitatif menggunakan metode penalaran induktif dan sangat
percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat diungkapkan. Penelitian
kualitatif berfokus pada fenomena social dan pada pemberian suara pada perasaan dan
persepsi dari partisipan di bawah studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan baha
pengetahuan dihasilkan dari seting social dan bahwa pemahaman pengetahuan sosial adalah
suatu proses ilmial yang sah.
Metodologi penelitian kualitatif sangat meningkatkan pengembangan pengetahuan ilmu
keperawatan, karena dapat memberikan jawaban yang lebih luas dari tujuan riset terhadap
pertanyaan-pertanyaan riset yang bervariasi, dimana konsentrasi ilmu keperawatan adalah
terhadap respon manusia atau pasien dari fakta dan permasalahan yang potensial.

B. Karakteristik Penelitian Kualitatif


Menurut Bogdan dan Biklen (2008: 4-5) terdapat lima ciri utama penelitian kualitatif, yaitu:
1. Naturalistik

7
Penelitian kualitatif memiliki latar actual sebagai sumber langsung data dan
penelitian merupakan instrument kunci. Kata naturalistic berasal dari pendekatan ekologis
dalam biologi. Peneliti masuk dan menghabskan waktu di sekolah, keluarga, kelompok
masyarakat, dan lokasi-lokasi lain untuk mempelajari seluk beluk pendidikan. Beberapa
orang menggunakan peralatan videotape dan peralatan perekam, banyak juga yang pergi
sepenuhnya tidak dilengkapi peralatan tersebut kecuali izizn dan tambahan pemahaman
yang akan diperoleh di lokasi.
2. Data Deskriptif
Penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil
bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi
kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data
tersebut mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape, dokumen
pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya. Dalam pencarian mereka untuk
pemahaman, penelitian kualitatif tidak mereduksi halaman demi halaman dari narasi dan
data lain ke dalam simbol-simbol numeric. Mereka mencoba menganalisis data dengan
segala kekayaannya sedapat dan sedekat mungkin dengan bentuk rekaman dan
transkipnya.
3. Berurusan dengan Proses.
Penelitian kualitatif lebih berkonsentrasi pada proses daripada dengan hasil atau
produk. Bagaimana orang melakukan negosiasi makna ? Bagaimana istilah-istilah atau
label-label tertentu muncul untuk diaplikasikan ? bagaimana pemikiran-pemikiran
tertentu datang untuk diambil menjadi bagian dari apa yang kita kenal sebagai pengertian
umum ? apa sejarah alami dari aktivitas atau peristiwa yang diteliti.
4. Induktif
Penelitian kualitatif cenderung menganalisis data mereka secara induktif. Mereka
tidak melakukan pencarian di luar data atau bukti untuk menolak atau menerima hipotesis
yang mereka ajukan sebelum pelaksanaan penelitian. Teori yang dikembangkan dengan
cara ini muncul dari bawah ke atas ( bukan dari atas ke bawah), dari banyak item yang
berbeda-beda dari bukti-bukti yang terkumpul saling berhubungan. Teori tersebut
didasarkan pada data. Sebagai seorang peneliti kualitatif yang merencanakan dan
mengembangkan beberapa jenis teori tentang apa yang telah Anda teliti, arah yang akan

8
Anda tuju akan dating setela Anda mengumpulkan data, setelah Anda menghabiskan
waktu dengan subjek Anda.
5. Makna
Makna adalah kepedulian yang esensial pada pendekatan kualitatif. Peneliti yang
menggunakan pendekatan ini tertarik pada bagaimana orang membuat pengertian tentang
kehidupan mereka. Dengan kata lain, peneliti kualitatif peduli dengan apa yang disebut
perspektif partisipan. Mereka memfokuskan pada pertanyaan-pertanyaan seperti: apa
asumsi yang dibuat orang tentang kehidupan mereka ? apa yang dilakukan ? Dalam
sebuah penelitian pendidikan misalnya, peneliti memfokuskan bagian dari pekerjaannya
dalam perspektif orang tua tentang pendidikan anak-anak mereka. Dia ingin mengetahui
apa pendapat orang tua tentang mengapa anak mereka tidak dapat melakukan yang baik
di sekolah. Dia menemukan bahwa orang tua yang diteliti merasa bahwa guru-guru tidak
menilai pemahaman mereka tentang anak mereka sendiri karena kemiskinan mereka dan
kekurangan pendidikan mereka. Orang tua juga menilai guru bertanggung jawab yang
mengasumsikan bahwa kemiskinan dan kekurangan pendidikan ini bermakna bahwa
anak-anak tersebut tidak akan menjadi siswa yang baik.

C. Beberapa Alasan untuk Melakukan Penelitian Kualitatif


Untuk menjamin terlaksananya penelitian kualitatif diperlukan komitmen yang kuat
pada studi sebuah masalah dan tututan waktu serta sumber-sumber. Penelitian kualitatif
berbagi kelompok dengan baik dengan penelitian kuantitatif, hal itu tidak harus dipandang
sebagai suatu pengganti yang mudah untuk suatu studi “statistik” atau “kuantitatif”.
Menurut Creswell terdapat beberapa alasan mengapa seseorang melakukan penelitian
kualitatif..
1. Memilih studi kualitatif karena hakikat dari pertanyaan penelitian. Dalam studi kualitatif,
pertanyaan kualitatif sering mulai dengan bagaimana atau apa. Dengan demikian
permulaan tersebut memaksa masuk ke dalam topic yang mendeskripsikan apa yang
sedang berlangsung.
2. Memilih suatu studi kualitatif karena topik tersebut perlu dieksplorasi, seperti antara
variable-variabel tidak mudah untuk diidentisikasi, teori-teori tidak tersedia untuk

9
menjelaskan perilaku partisipan atau populasi penelitiannya, dan teori-teori perlu
dikembangkan.
3. Menggunakan studi kualitatif karena perlu menyajikan suatu pandangan yang mendetail
tentang topik tersebut.
4. Memilih suatu pendekatan kualitatif karena untuk meneliti individu dalam latarnya yang
dialami.
5. Memilih pendekatan kualitatif karena berminat menulis dalam gaya sastra, peneliti
membawa dirinya ke dalam studi.
6. Melakukan studi kualitatif karena audien menerima penelitian kualitatif.
7. Terakhir, melaksanakan pendekatan kualitatif untuk menekankan peran peneliti sebagai
pelajar aktif yang dapat mengisahkan cerita tentang pandangan partisipan daripada
sebagai seorang ahli yang berlaku sebagai hakim terhadap partisipan.

D. Desain dan Prosedur Penelitian Kualitatif


Format dalam mendesain pada dasarnya mengikuti pendekatan penelitian tradisional
tentang penyajian sebuah masalah, perumusan pertanyan penelitian, pengumpulan data
untuk menjawab pertanyaan tersebut, analisis data dan menarik kesimpulan. Namun,
menurut Creswell (1998 : 18-20) pendekatan kualitatif dalam mendesain studi berisi fitur-
fitur yang unik. Pertama, peneliti merencanakan suatu pendekatan umum untuk suatu studi.
Kedua, sebagian isu merupakan problematik bagi peneliti kualitatif. Ketiga, format aktual
untuk studi kualitatif bervariasi apabila dibandingkan dengan format penelitian tradisional.
Berdasarkan tahap dalam desain ini, peneliti dapat menggunakan secara eksplisit
maupun implisit atas serangkaian asumsi filosofis yang mengarahkan studi. Asumsi-asumsi
ini memberikan pemahaman tentang pengetahuan :
1. Pengetahuan di dalam makna-makna yang dibuat orang tentangnya
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui pembicaraan orang tentang makna-makna mereka,
pengetahuan yang diikat atau dihiasi dengan bias bias pribadi, pengetahuan yang ditulis
dalam cara up-closer
3. Pengetahuan yang berkembang, muncul, dan tidak dapat dipecah-pecah terikat pada
konteks penelitian.

10
Masalah-masalah dalam penelitian kualitatif ini berkisar pada topik-topik dalam ilmu
sosial dan humaniora, dan suatu stempel dari penelitian kualitatif baru-baru ini melibatkan
secara mendalam isu-isu gender, budaya, dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
Topik-topik yang ditulis penuh emosi, dekat pada orang dan praktis. Pertanyaan yang
diajukan dalam penelitian ini berupa pertanyaan terbuka (open ended). Pada penelitian ini
menggunakan istilah empat jenis informasi dasar : observasi, wawancara, dokumen dan
audio visual. Tulang punggung dari penelitian kualitatif ini yaitu pengumpulan data yang
luas atau ekstensif, khususnya dari berbagai sumber informasi.
Setelah menyusun dan menyimpan data, kita menganalisisnya dengan cermat,
menyamarkan nama-nama informan, dan berlatih membuat pengertian dari data yang
diperoleh. Data kualitatif bekerja secara induktif dari perspektif khusus ke yang lebih umum,
seperti tema, dimensi, kode, maupun kategori.
Penelitian kualitatif menggunakan metode-metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian penelitian mereka, meskipun langkah-langkah yang mereka ambil
lebih fleksibel dan cair dibandingkan dalam penelitian kuantitatif. Secara umum tahap-tahap
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi sebuah topik atau fokus
Topik-topik tersebut biasanya diidentifikasi berdasarkan pengalaman, observasi, pada
seting penilaian, dan bacaan tentang topik tersebut. Meskipun topik ditentukan di
awal studi, fokus studi dapat ditulis kembali selama fase pengumpulan data.
2. Melakukan tinjauan pustaka
Peneliti melakukan tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi informasi penting yang
relevan dengan studi dan untuk menulis suatu pertanyaan penelitian (rumusan
masalah). Tinjauan pustaka berlanjut sampai semua data terkumpul dan
memungkinkan peneliti untuk mendefinisikan kembali pertanyaan penelitian.
3. Mendefinisikan peran peneliti
Peneliti harus menetapkan tingkat keterlibatannya dengan partisipan. Umumnya
hakikat penelitian secara kualitatif, peneliti memiliki hubungan yang akrab dengan
partisipan. Dalam memperoleh suatu pengertian yang benar tentang realita, peneliti
harus menjadi bagian dari budaya yang akan diteliti.

11
4. Mengelola jalan masuk lapangan dan menjaga hubungan baik di lapangan
Peneliti harus mengidentifikasi suatu lapangan studi. Pemilihan lapangan harus
konsisten dengan topik penelitian.
5. Memilih partisipan
Partisipan untuk penelitian kualitatif dipilih melalui purposeful sampling.peneliti
perlu menguji pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibayangkan dan menggunakannya
sebagai dasar untuk memilih partisipan.
6. Menulis pertanyaan-pertanyaan bayangan
Pertanyaan bayangan (foreshadowed questions) dirancang oleh peneliti dan
didasarkan pada topik penelitian yang sudah diidentifikasi baik pada permulaan studi
maupun selama studi berlangsung. Pertanyaan bayangan membantu peneliti untuk
fokus pada pengumpulan data dan memungkinkan pengumpulan data dalam cara
yang sistematis.
7. Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum mencakup observasi,
wawancara, dan analisis dokumen. Peneliti biasanya menggunakan lebih dari satu
teknik pengumpulan data untuk validasi temuan.
8. Analisis data
Data dalam penelitian kualitatif dianalisis melalui membaca dan mereview data
(catatan observasi, transkrip wawancara) untuk mendeteksi tema-tema dan pola-pola
yang muncu.
9. Interpretasi dan diseminasi hasil.
Peneliti merangkum dan menjelaskan tema-temadan pola-pola (hasil) dalam bentuk
naratif. Interpretasi memungkinkan juga melibatkan diskusi tentang bagaimana
temuan studi berkaitan dengan temuan studi-studi sebelumnya dalam area ini.
(Lodico, Spaulding, dan Voegetle, 2006).

E. Jenis penelitian Kualitatif


Meskipun banyak terdapat jenis penelitian kualitatif, dibawah akan dijelaskan
mengenai metode-metode yang umum dibaca dan digunakan oleh mahasiswa dan para
praktisi.

12
1. Penelitian Etnografi
Kata etnografi berasal dari kata-kata Yunani ethos ‘suku bangsa’ dan graphos
‘sesuatu yang ditulis’. Secara harfiah, etnografi merupakan ilmu penulisan tentang suku
bangsa, atau menggunakan bahasa yang lebih kontemporer, penulisan tentang kelopok
budaya. Tujuan penelitian etnografi adalah untuk mengetahui esensi dari suatu budaya
dan komopleksitas uniknya untuk melukiskan sebuah gambaran tentang kelompok,
interaksi dan settingnya.

2. Penelitian Studi Kasus


Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan
makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam
dari individu, kelompok, atau situasi. Menurut Smith, sebagaimana dikutip Lodico,
Spaulding, dan Voegtle (2006) studi kasus dapat menjadi berbeda dari bentuk-bentuk
penelitian kualitatif lain oleh fakta bahwa studi ini berfokus pada satu “unit tunggal” atau
“suatu system terbatas”. Menurut Merriam (1998;27-28)keterbatasan dapat ditentukan
dengan ditanyakan “ apakah terdapat suatu batasan pada jumlah orang yang terlihat dapat
diwawancarai atau suatu jumlah waktu tertentu (untuk observasi). Jika terdapat jumlah
orang tak terbatas (secara actual atau teoritis) yang dapat diwawancarai atau pada
observasi yang dapat dilaksananakan, maka fenomena tersebut tidak cukup terbatas
untuk menjadi sebuah kasus.
Untuk memulai studi kasus, pertama peneliti mengidentifikasi masalah atau
pertanyaan yang akan diteliti dan mengembangkan suatu rasional untuk mengapa sebuah
studi kasus merupakan metode yang sesuai untuk digunakan dalam studi tersebut.
Masalah atau pertanyaan yang dikerangkai melalui pengalaman, observasi, dan tinjauan
penelitian yang relevan. Sekali pertanyaan-pertanyaan tersebut jelas,peneliti harus
menetapkan prosedur sampling purposive mana yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi orang-orang yang akan di observasi atau diwawancarai. Pemilihan
partisipan didasarkan pada kemampuan mereka memberikan konstribusi pada
pemahaman tentang fenomena yang akan diteliti.

13
Dalam studi kasus, kita dapat menggunakan berbagai teknik termasuk wawancara,
observasi, dan kadang-kadang pemeriksaan dokumen dan artefak dalam pengumpulan
data. Pemilihan partisipan harus didasarkan pada kemampuan mereka menyumbang suatu
pemahaman tentang fenomena yang akan diteliti, dalam hal ini, persepsi tentang interaksi
antarsiswa dalam pendidikan umum dan khusus. Wawancara kita barangkali berlanjut
dengan guru dan tenaga administrasi sekolah. Sebagai tambahan karena studi kasus
sering menggunakan berbagai aktivitas pengumpulan data, kita dapat mengamati anak-
anak dikelas, waktu makan siang, atau pada waktu bermain dihalaman sekolah. Observasi
ini akan berfokus pada hakikat interaksi yang muncul dalam setiap setting. Ingat bahwa
setting harus alamiah dan membolehkan kita mengamati anak-anak dalam perilaku rutin
mereka. Observasi ini akan menghasilkan temuan-temuan yang dapat ditriangulasi
dengan data wawancara, meningkatkan validitas data, temuan dan kesimpulan. Dalam
melakukan observasi kita harus merekam data yang terkumpul dari lapangan secara hati-
hati.
Studi kasus dapat menjadi tujuan jika anda melakukan sebuah studi yang
membolehkan anda mendekati seorang individu, kelompok, sekolah, kelas, atau peristiwa
tertentu.
Beberapa contoh penelitian studi kasus adalah sebagi berikut :
 Sebuah studi eksplorasi teknik pengelolaan kelas dari urban teacher of the year
 Sebuah studi eksplorasi cara seorang anak home schooled berhubungan dengan guru
orang tua mereka.
 Sebuah studi yang dirancang untuk mendokumentasi proses yang menyedihkan bagi
sebuah kelas dua yang berhubungan dengan kematian teman sekelas mereka.

3. Penelitian Fenomenologis
Penelitian fenomenologis melihat secara dekat interpretasi individual tentang
pengalamannya. Peneliti fenomenologis berusaha memahami makna dari sebuah
pengalaman dari perspektif partisipan. Mereka memeperkenalkan bahwa terdapat banyak
cara yang berbeda untuk menginterprestasikan pengalaman yang sama dan tidak pernah
berasumsi bahwa mereka (peneliti) mengetahui apa makna sesuatu bagi orang yang
mereka teliti. Karena penelitifenomenologis menghargai bahwa pengalaman bervariasi

14
dan kompleks, mereka biasanya mengumpulkan sejumlah data melampaui waktu dari
partisipan mereka.
Berikut beberapa contoh studi fenomenologis :
 Sebuah studi yang berusaha menangkap perasaan dan reaksi emosional dari anak anak
yang hadir di sekolah disekitar WTC (the world trade center)setelah serangan teroris
 Sebuah studi yang dirancang untuk mengeksplorasi reaksi dari keluarga terhadap
kelahiran anak yang diidamkan.
 Sebuah studi yang mengiluminasi tekanan hidup yang dialami oleh orang tua tunggal

4. Penelitian Grounded Theory


Konsisten dengan fitur kunci dari penelitian kualitatif, penelitian grounded theory
menggunakan pendekatan induktif dan mengumpulkan data menggunakan berbagai
teknik lewat periode waktu yang lama. Dalam penelitian ini, data yang telah
dikumpulkan secara terus menerus di review untuk membangun sebuah teori yang
didasarkan pada data. Metode ini didasarkan pada karya Glaser dan Strauss (1967), yang
secara umum bertanggung jawab memperkenalkan pendekatan ini. Jangan katakana jenis
teori ini dengan grand teori yang barangkali anda gunakan dalam penelitian. Jenis
penelitian tidak menghasilkan sebuah teori seperti teori pieget tentang perkembangan
kognitif atau teori psikoseksual Freud.

5. Penelitian Biografi atau Naratif


Studi Biografi adalah studi tentang individual dan pengalamannya sebagaimana
dikatakan kepada peneliti atau ditemukan dalam dokumen dokumen dan materiil arsip.
Denzim (1994;69) mendefinisikan metode biografis sebagai studied used and collection
of life documents that describe turning’ point moment in an individuals life. Ini
memeperhitungkan kehidupan lebih kecil, kehidupan yang lebih besar, kehidupan yang
terhalang, kehidupan pendek terpotong, atau keajaiban kehidupan dalam prestasi yang tak
terpuji (Heilburn, 1988). Tanpa memperdulikan jenis kehidupan, digunakan istilah
biografi untuk mengartikan jenis yang luas tentang penulisan biografis yang meliputi
biografi individual, autobiografi, sejarah kehidupan, dan sejarah lisan.

15
F. Teori Dalam Penelitian Kualitatif
1. Pengertian Teori
Martin O’Brien (1993 dalam Silverman, 2000, 76) menggunakan contoh sebuah
kaleidoskop untuk menjawab pertanyaan “apa yang dimaksud dengan teori ?”
“ A kaleidoscoope..(is) the child’stoy consisting of a tube, a number of lenses and
fragments of translucent, coloured glass or plastic. When you turn the tube and look
down the lans of kaleidoscoope the shapes and colours, visible at the bottom, change. As
the tube is turned, different lenses come into play and the combinations of colour and
shape shift one pattern to another. In a snimilar way we can see social theory as a sort of
kaleidoscoope – by shifting the oretical perspectie the wold under investigation also
changs shape. (Silverman, 2000, 76)”
Bagaimana teroi bekerja sebagai sebuah kaleidoskop dapat dilihat secara jelas dalam
sebuah contoh konkres yang dikutip Silverman dari Eric Livingston (1987). Livingston
meninta kita untuk membayangkan bahwa kita akan menceritakan pelaksanaan beberapa
penelitian di jalan-jalan kota. Dari mana kita harus memulai ?.
Sebagai mana dinyatakan oleh Livingston, setipa cara melihat orang yang berbeda-
beda ini melibatkan dasar teoritis maupun kemampuan metadologis. Sangat mentah, jika
kita mengaitkan teori- teori sosiola dimana kita melihat dunia dalam istilah korelasi
diantara fakta- fakta sosial (berpikir tentang demografi dan makroekonomis). Kita
barangkali sangat mempertimbangkan pemerolehan statistik resmi (pilihan 1 dalam tabel
1.1). sebaliknya, jika bepikir bahwa makna sosial atau persepsi adalah penting (seperti
dalam variasi sosiologi dan psikologi tertentu), kita dapat tergoda dengan studi
wawancara (pilihan 2). Atau jika kita seorang antropologis atau sosiologis yang ingin
mengatamati atau merekam apa yang secara aktual dilakaukan orang, kita dapat memilih
pilihan 3 dan 4. Akan tetapi, catatan pandangan yang paling berbeda dari perilaku orang
kita peroleh dari mencari pada (3), dimana orang tampak seperti semut membuat bentuk
geometris seperti pasak, dan dari level jalan (4), dimana perilaku dianggap lenih
kompleks.

16
Tabel 1.1 Mengamati sebuah jalan : kemungkinan data (Silverman, 2000: 76)

1. Statistik Resmi (arus lalu lintas, kejadian)


2. Wawancara (bagaimana orang berhasil mengatasi jam-jam macet)
3. Observasi dari sebuah tower (mengamati bentuk geometrik)
4. Observasi/vidio pada sebuah jalan (bagaimana orang mengatur gerak mereka )

Butir ini menyatakan bahwa tidak satupun dari data ini yang lebih nyata atau lebih
benar dari yang lain. Sebagai contoh, orang tidak secara nyata lebih seperti semut atau
aktor yang kompleks. Itu semua tergantung pada pertanyaan penelitian kita. Dan
pertanyaan penelitian tidak dapat dihindari harus diinformasikan secara teoretis. Jadi, kita
memerlukan teori-teori sosial untuk membantu kita kita mengararahkan bahkan
menggunakan isu-isu yang mendasar dalam penelitian sosial.

2. Teori, Model, dan Hipotesis


Pada bagian ini kita akan mendiskusikan model, konsep, teori, hipotesis, metodologi,
dan metode. Dalam tabel 1.2 Silverman (2000:77) menguraikan bagaimana setiap istilah
akan digunakan.

Tabel 1.2 istilah dalam penelitian ( Silverman, 2000: 77)


Istilah Makna Relevansi
Model Suatu kerangka kerja yang Manfaat
luas untuk melihat realitas
(seperti behaviorisme,
feminisme)
Konsep Suatu ide yang diturunkan Manfaat
dari sebuah model yang ada
(seperti ‘stimulus-
respons’,’penindasan’)
Teori Serangkaian konsep yang Manfaat
digunakan untuk
mendefinisikan dan/ atau

17
menjelaskan beberapa
fenomena
Hipotesis Suatu proposisi yang dapat Validitas
diuji
Metodologi Suatu pendekatan umum Manfaat
untuk mengkaji topik
penelitian
Metode Suatu teknik penelitian Sesuai dengan model,
khusus teori, hipotesis, dan
metodologi

Sebagimana kita lihat dari tabel tersebut, model menyediakan suatu kerangka kerja
total unutuk bagaimana kita melihat realitas. Secara singkat, kerangka kerja tersebut
mengatakan kepada kita seperti apa realitas itu dan unusur-unsusr dasar yang mengisinya
(ontologi), apa hakikat dan status dari pengetahuan (epistemologi). Dalam pengertian ini
model berhubungan secara kasar dengan apa yang dirujuk sebagai “paradigma” (lihat
Guba dan Lincoln, 1994).
Dalam penelitian sosial, contoh-contoh dari model demikian adalah fungsionalisme
(yang melihat pada fungsi-fungsi lembaga sosial), behaviorisme (yang mendefinisikan
semua perilaku dalam istilah stimulus dan respons), interaksionisme simbolik (yang
berfokus pada bagaimana kita memperoleh makna simbolik pada hubungan
interpersonal) dan etnometodologi (yang mendorong kita untuk melihat pada cara-cara
orang menghasilkan interaksi sosial sehari-hari secara teratur).
Konsep adalah ide-ide khusus yang jelas yang diturunkan dari suatu tertentu. Contoh
konsep adalah ‘fungsi sosial’ (diturunkan dari fungsionalisme), ‘stimulus-respons’
(behaviorisme), ‘definisi situasi’ (interaksionalisme) dan ‘metode interprestasi
dokumenter’ (etnometodoligi). Konsep menawarkan cara-cara melihat pada dunia yang
esensial dalam mendefinisikan suatu masalah penelitian.
Teori menyusun serangkaian konsep unutuk mendefinisikan dan menjelaskan
beberapa fenomena. Sebagaimana Strauss dan Corbin meletakkannya : “teori terdiri dari

18
hubungan-hubungan yang dapat dipercaya dan dihasilkan di antara konsep-konsep dan
serangkaian konsep (1999 :278).
Tanpa sebuah teori, fenomena seperti ‘kematian’, ‘suku bangsa’, dan ‘keluarga’ tidak
dapat dipahami. Dalam pengertian ini, tanpa sebuah teori tidak mungkin melakukan
seuatu penelitian.
Jadi, teori menyediakan tumpuan untuk memerhatikan dunia, terpisah dari, masih
tentang dunia tersebut. Dalam cara ini, teori menyediakan :
1. Suatu kerangka kerja untuk secara kritis memahami fenomena.
2. Suatu basis untuk memerhatikan bagaimana sesuatu yang belum diketahui dapat
diorganisasikan (korespondensi personal, Gubrium dalam Silverman, 2000: 78).

Dengan menimbulkan ide-ide tentang sesuatu yang belum diketahui, teori


menyediakan dorongan semangat unutk penelitian. Sebagimana wujud kehidupan yang
juga dikembangkan dan dimodifikasi oleh penelitian yang baik. Bagaimanapun
sebagaimana digunakan disini, model, konsep dan teori adalah mengonfirmasikan diri
dalam pengertian bahwa semuanya menginstruksikan kepada kita untuk melihat
fenomena dalam cara-cara tertentu. Ini berarti bahwa semuanya tidak pernah dapat
disangkal, tetapi hanya ditemukan menjadi lebih atau kurang bermanfaat.
Fitur terakhir ini membedakan teori dan hipotesis. Tidak seperti teori, hipotesis diuji
dalam penelitian. Contoh-contoh hipotesis, telah didiskusikan dalam Silverman (1993),
sebagai berikut :
1. Bagaimana kita menerima nasehat dihubungkan dengan bagaimana nasehat
diberikan.
2. Respons terhadap obat ilegal tergantung pada apa yang dipelajari seseorang dari
dunia lain.
3. Voting dalam pemilihan perkumpulan berhubungan dengan link non-pekerjaan di
antara anggota perkumpulan.

Dalam banyak studi penelitian kualitatif, tidak terdapat hipotesis khusus pada
permulaan. Sebagai pengganti, hipotesis dihasilkan (atau diinduksi) selama tahap-tahap
awal penelitian. Dalam banyak peristiwa, tidak seperti teori, hipotesis dapat dan harus
diuji. Selanjutnya, kita menilai sebuah hipotesis dengan validitas dan kebenarannya.

19
Sebuah metodologi mendefinisikan bagaimna orang akan meneliti tentang suatu
fenomena. Dalam penelitian sosial, metodologi dapat didefinisikan dengan sangat luas
(misalnya, kualitatif atau kuantitatif) atau lebih sempit (misalnya grounded theory atau
analisis percakapan). Seperti teori, metodologi tidak dapat menjadi benar atau salah,
hanya lebih atau kurang bermanfaat.
Akhirnya, metode adalah teknik penelitian spesifik. Ini termasuk tenik kuantitatif,
seperti korelasi statistik, maupun teknik seperti observasi, wawancara, dan audio
recording. Sekali lagi, dalam dirinya sendiri, teknik bukan benar atau salah, tetapi lebih
atau kurang bermanfaat, tergantung pada kelengkapannya dengan teori dan metodologi
yang akan digunakan dan hipotesis yang akan diuji dan/atau topik penelitian yang akan
dipilih.
Dengan demikian, sebagai contoh, behavioralis mungkin menykai metode kuantitatif
dan interaksionis sering memilih untuk memperoleh data mereka dengan observasi.
Tetapi tergantung pada hipotesis yang akan diuji, behavioralis mungkin kadang-kadang
menggunakan metode kuantitatif-sebagai contoh pada tahap penelitian eksploratoris.
Sama halnya, intteraksionis mungkin kadang-kadang menggunakan metode kuantitatif
sederhana, khususnya, ketika ingin meneumkan suatu pola menyuluruh dari data mereka
(Silverman, 2000 :76-79).

G. Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif


1. Penelitian Kualitatif
a. Langkah penelitian :baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai
b. Hipotesis : tidak menentukan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir setelah
penenlitian berlangsung
c. Pengumpulan data : kegitan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh
peneliti
d. Analis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data
2. Penelitian kuantitatif
a. Langkah penelitian segala sesuatu yang direncaranakan sampai matang ketika
persiapan disusun
b. Hipotesis : mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian

20
c. Pengumpulan data : kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk di
wakilkan
d. Analis data dilakukan sesudah semua data terkumpul

21
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian kualitatif yang kurang bertumpu pada sumber-sumber informasi tetapi
membawa ide-ide yang sama (creswell,1998). Terdapat lima ciri utama penelitian kualitatif,
yaitu : naturalistic, data deskriptif, berurusan dengan proses, induktif, dan makna (Biklen,
2008).penelitian kualitatif berbagai kelompok dengan baik menggunakan penelitian
kuantitiatif yang paling rigorous (keras), dan hal itu tidak harus dipandang sebagai suatu
pengganti yang mudah untuk suatu studi “statistic” atau “kuantitatif”.
Berdasarkan tahap-tahap dalam desain ini, seseorang dapat menggunakan baik secara
eksplisit maupun secara implisit maupun secara implisit serangkain asumsi filosofi yang
mengarahkan studi.
Penelitian kualitatif menggunakan metode-metode ilmiah untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Meskipun langkah-langkah yang mereka ambil lebih
fleksibel dan cair dibandingkan dalam penelitian kuantitatif.
Jenis penelitian kualitatif menurut Lodico dkk,2006 yaitu penelitian
etnografi,penelitian studi kasus, penelitian fenomenilogis, dan penelitian biografi/naratif.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi yang membuat dan yang
membaca. Masih banyak kekurangan yang timbul dari makalah ini. Oleh karena itu,
diharapkan saran dan kritikan pembaca untuk kelengkapan makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2002. ”Metodologi Penelitian”.Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Emzir. 2012. “Analisis Data”.Jakarta: PT Raja Grafindo.

Susilo Wilhealmus Harry. 2010. “Penelitian Kualitatif Aplikasi pada Penelitian Ilmu
Kesehatan”. Jakarta: www.nulisnuku.com.

Sutopo, Ariesto Hadi dan Adrianus Arief. 2010. “Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan
NVIVO”. Jakarta: Prenada Media Group.

23

Anda mungkin juga menyukai