Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula

oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada

peningkatan usia harapan hidup masyarakat, hal ini tentunya akan menimbulkan

pergeseran pola penyakit dimana penyakit degeneratif dan pembuluh darah akan

mengeser penyakit infeksi sebagai pembunuh utama penduduk Indonesia (Rodiah,

2010).

Penyakit yang berkaitan dengan proses usia lanjut disebut penyakit degeneratif

seperti Stroke, Hipertensi, Osteoarthritis, Osteoporosis, Kataraks senilis, Diabetes

mellitus tipe 2, penurunan fungsi luhur (demensia), dan sebagainya. Peningkatan dan

pemantapan upaya kesehatan para lanjut usia karena di pelayanan dasar, khususnya

Puskesmas melalui konsep Puskesmas Santun Usia Lanjut. Terdiri dari upaya

pencegahan penyakit (Preventif), upaya peningkatan kualitas kesehatan (Promotif),

upaya pengobatan penyakit dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi

tubuh (Rehabilitatif) (Admin, 2013).

Menurut perhitungan Bank Dunia dan World Health Organization (WHO) di

Amerika serikat setiap tahunnya terdapat 500.000 penderita stroke baru dan 200.000

diantaranya meninggal (Suyono, 2012).

1
2

Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena

serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat

ringan atau berat. Secara umum dapat dikatakan angka kejadian stroke adalah 200 per

100.000 penduduk. Dalam satu tahun, diantara 100.000 penduduk, maka 200 orang

yang akan menderita stroke. Di Indonesia prevalensi nasional stroke adalah 0,8 %

berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala), sebanyak 11 provinsi

mempunyai prevalensi stroke diatas prevalensi nasional, yaitu Nangroe Aceh

Darussalam, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Nusa

Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo

dan Papua Barat. Sejauh ini stroke masih merupakan penyebab kematian pertama di

rumah sakit di Indonesia dan sebagai penyebab kecacatan terbanyak pada kelompok

usia dewasa. Angka kejadian stroke menurut data dasar rumah sakit, 63,52 per-

1000.000 penduduk pada kelompok usia diatas 65 tahun. Secara kasar, tiap hari, dua

orang penduduk Indonesia terkena stroke (Suyono, 2012).

Penyakit stroke merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menduduki

peringkat keempat terbanyak di propinsi Sumatera Selatan, setelah hipertensi, jantung

dan diabetes mellitus. Prevalensi penderita stroke pada tahun 2011 adalah 16.715

(0,19%) kasus, ditahun 2012 tercatat sebanyak 17.009 (0,15%) kasus, dan ditahun

2013 tercatat sebanyak 17.512 (0,13%) kasus stroke (Dinkes Sumsel, 2014).

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Palembang penderita Stroke dengan

proporsi penderita stroke pada tahun 2011 berjumlah 8.278 dan pada tahun 2012

2
3

jumlah penderita stroke meningkat dengan 8.994 dan pada tahun 2013 penderita

stroke meningkat menjadi 9.616 (Dinkes Kota Palembang, 2014).

Berdasarkan data dari Medicard Record (MR) di Rumah Sakit Islam Siti

Khadijah Palembang, jumlah penderita stroke pada tahun 2012 sebanyak 119 kasus

dengan angka kematian sebanyak 14 kasus (11,76%), pada tahun 2013 sebanyak 106

kasus dengan angka kematian sebanyak 12 kasus (11,32%) dan pada tahun 2014

sebanyak 125 kasus dengan angka kematian sebanyak 15 kasus (12%).

Prinsip penatalaksanaan dari stroke adalah membatasi kematian dari sel-sel otak

yang sudah terjadi, dan memulihkan sel-sel otak sedang dalam proses iskemik.

Setelah penanganan awal dilakukan upaya pengobatan, berikutnya selama perawatan

di rumah sakit pasien pasca stroke sebaiknya dilakukan Rehabilitasi sedini mungkin.

Diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan dari otot-otot anggota gerak dan

meminimalkan kekakuan, serta mengurangi komplikasi akibat tirah baring yang lama

(Pro Fisio Jakarta, 2011).

Manfaat mobilisasi sendiri pada pasien stroke dapat meningkatkan kesegaran

tubuh, memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh, mengontrol berat badan, mengurangi

ketegangan, dan meningkatkan relaksasi, merangsang peredaran darah dan kelenturan

otot dan menurunkan stress (Lukman dan Ningsih, 2012).

Dukungan keluarga diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh anggota

keluarga yang lain sehingga akan memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada

orang yang dihadapkan pada situasi stress. Dukungan keluarga terkait dengan

kesejahteraan dan kesehatan dimana lingkungan keluarga menjadi tempat individu

3
4

belajar seumur hidup. Dukungan keluarga telah didefinisikan sebagai faktor penting

dalam kepatuhan manajemen penyakit untuk remaja dan dewasa dengan penyakit

kronik. Dukungan keluarga merupakan indikator yang paling kuat memberikan

dampak positif terhadap mobilisasi pada pasien stroke (Hensarling, 2009).

Menurut Notoadmojo (2012), pengetahuan yang dimiliki seseorang

mempengaruhi perilakunya, semakin baik pengetahuan seseorang maka

perilakunyapun akan semakin baik dan pengetahuan itu sendiri dipengaruhi tingkat

pendidikan, sumber informasi, dan pengalaman. Pengetahuan merupakan hasil dari

penggunaan pancaindera yang didasarkan atas intuisi dan kebetulan, otoritas dan

kewibawaan, tradisi, dan pendapat umum.

Menurut Soejati (2005 dalam Kristina dkk, 2008), salah satu faktor yang

menyebabkan timbulnya perubahan, pemahaman, sikap dan perilaku seseorang,

sehingga seseorang mau mengadopsi perilaku baru, yaitu kesiapan psikologis yang

ditentukan oleh tingkat pengetahuan. Dijelaskan pula oleh Green dkk (2000) dalam

Wawan dan Dewi (2010), bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor

predisposisi agar suatu sikap menjadi perbuatan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan keluarga tentang

mobilisasi pada pasien pasca stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Islam Siti Khadijah

Palembang Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah

4
5

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

telah diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan keluarga tentang

mobilisasi pada pasien pasca stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Islam Siti Khadijah

Palembang Tahun 2015.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka pertanyaan peneliti adalah faktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi keterampilan keluarga tentang mobilisasi pada pasien

pasca stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2015.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan keluarga tentang

mobilisasi pada pasien pasca stroke di poli syaraf Rumah Sakit Islam Siti Khadijah

Palembang Tahun 2015.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya karakteristik keluarga (umur, jenis kelamin, pendidikan dan

pekerjaan), pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dalam mobilisasi

pada pasien pasca stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Islam Siti Khadijah

Palembang Tahun 2015.

5
6

2. Diketahuinya hubungan umur dengan keterampilan keluarga dalam

mobilisasi pada pasien pasca stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Islam Siti

Khadijah Palembang Tahun 2015.

3. Diketahuinya hubungan jenis kelamin dengan keterampilan keluarga dalam

mobilisasi pada pasien pasca stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Islam Siti

Khadijah Palembang Tahun 2015.

4. Diketahuinya hubungan pendidikan dengan keterampilan keluarga dalam

mobilisasi pada pasien pasca stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Islam Siti

Khadijah Palembang Tahun 2015.

5. Diketahuinya hubungan pekerjaan dengan keterampilan keluarga dalam

mobilisasi pada pasien pasca stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Islam Siti

Khadijah Palembang Tahun 2015.

6. Diketahuinya hubungan pengetahuan keluarga dengan keterampilan keluarga

dalam mobilisasi pada pasien pasca stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Islam

Siti Khadijah Palembang Tahun 2015.

7. Diketahuinya hubungan sikap keluarga dengan keterampilan keluarga dalam

mobilisasi pada pasien pasca stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Islam Siti

Khadijah Palembang Tahun 2015.

6
7

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah bahan

bacaan bagi mahasiswa/ mahasiswi STIK Siti Khadijah Palembang khususnya

perawatan keluarga dalam perawatan pada pasien stroke.

1.5.2 Bagi RSI Siti Khadijah Palembang

Sebagai informasi bagi RSI Siti Khadijah Palembang dalam memberikan

asuhan keperawatan dan penyuluhan kepada keluarga terutama pasien pasca stroke

dan untuk meningkatkan pengetahuan mobilisasi pasien pasca stroke.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam area keperawatan medikal bedah dan

dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan

keluarga tentang mobilisasi pada pasien pasca stroke. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif survey analitik dengan pendekatan cross sectional untuk

mempelajari dinamika korelasi antara hubungan dengan efek dengan cara

pengumpulan data sekaligus. Penelitian telah dilakukan di Poli Syaraf Rumah Sakit

Siti Khadijah Palembang pada tanggal 30 Mei sampai 30 Juni Tahun 2015, dengan

sampel keluarga pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang

pada saat penelitian dilakukan sebanyak 34 orang. Pengumpulan informasi dari

responden menggunakan lembar kuesioner untuk mengukur variabel umur, jenis

7
8

kelamin pendidikan dan pekerjaan dengan keterampilan keluarga tentang mobilisasi

pada pasien pasca stroke.

Anda mungkin juga menyukai