Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK

“NEONATUS”

OLEH
KELOMPOK 8

Asmaridah 1811316060
Rita Efriani 1811316061
Budi Yuniarto 1811316062
Mawarni 1811316063
Hanifah Halim 1811316064
Rama Hidayat 1811316065
Raysah Suci Pratiwi 1811316066
Sakinah Gading 1811316068

PROGRAM B PRODI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

kelompok mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penuliskelompok mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
Anak dengan judul “Pertumbuhan dan Perkembangan pada Neonatus”.

Kelompok tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kelompok
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Padang, Februari 2019

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 3
A. Pertumbuhan Fisik : BB, PB/TB, LK ................................................................................ 3
B. Perkembangan Psikososial ................................................................................................ 5
C. Perkembangan Mental ....................................................................................................... 6
D. Perkembangan Bahasa....................................................................................................... 7
E. Perkembangan Moral ........................................................................................................ 8
F. Perkembangan Spiritual .................................................................................................... 9
G. Perkembangan Konsep Diri .......................................................................................... 9
H. Promosi Kesehatan ...................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi merupakan anak dari manusia atau hewan yang masih berusia sangat muda.
Ketika bayi sudah mulai berjalan, disebut dengan balita. Umumnya istilah bayi
diberikan kepada anak manusia yang berusia di bawah 12 bulan, namun definisi
di berbagai tempat bisa bervariasi, bahkan ada yang hingga 2 tahun. Sedangkan
anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum
mengalami masa pubertas (Maryunani, 2010).

Petumbuhan dan perkembangan setiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip


yang umum, namun demikian setiap anak memiliki ciri khas yang rersendiri.
Pertumbuhan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi yang terlihat seperti
pertumbuhan fisik, tetapi juga perubahan dan perkembangan dalam segi lain seperti
berfikir, berperasaan, bertingkah laku dan lainnya (Hurlock, 2000).

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari


proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai
proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang
herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan (Feiby, 2001).

Proses perkembangan sebenarnya merupakan proses belajar. Seperti halnya proses


perkembangan perilaku, di mana anak belajar dari bagaimana tindakan atau
sikapnya dihargai oleh orang lain. Ia akan mengembangkan perilaku yang
membuahkan balasan positif dari orang sekitarnya. Sebaliknya bila orang di
sekitarnya memberi respons yang negatif, perilaku itu tidak akan
berkembang. Kadang orang tua perlu memberi ketegasan pada anak, apa
yang tidak boleh anak lakukan, maka orang tua dapat memberinya respons negatif
berupa hukuman. Hukuman di sini merupakan respons negatif dan keadaan yang
tidak menyenangkan, yang dibuat agar anak tidak mengembangkan lagi perilaku

1
itu. Walaupun demikian, ternyata penelitian mengatakan bahwa lebih efektif
memberi penghargaan terhadap perilaku yang positif , daripada memberi hukuman
terhadap perilaku negatif.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pertumbuhan Fisik : BB, PB/TB, LK
2. Untuk mengetahui Perkembangan Psikososial
3. Untuk mengetahui Perkembangan Mental
4. Untuk mengetahui Perkembangan Bahasa
5. Untuk mengetahui Perkembangan Moral
6. Untuk mengetahui Perkembangan Spiritual
7. Untuk mengetahui Perkembangan Konsep Diri
8. Untuk mengetahui Promosi Kesehatan
9. Untuk mengetahui Masalah Yang Sering Terjadi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan Fisik : BB, PB/TB, LK


Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan pertambahan jumlah dan ukuran sel
secara kuantitatif, dimana sel-sel tersebut mensintesis protein baru yang nantinya
akan menunjukkan pertambahan seperti umur, tinggi badan, berat badan dan
pertumbuhan gigi (Maryunani, 2010). Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan proses yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Manusia, terutama
pada masa kanak-kanak, mengalami proses pertumbuhan secara cepat.

Untuk menilai pertumbuhan anak,baik bayi maupun balita dapat diambil ukuran-
ukuran “antropometrik”,antara lain (Maryunani,2010):

1. Berat badan
Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang terpenting dalam
memeriksa bayi/balita.pengukuran berat badan dapat berfungsi untuk:
Menilai keadaan gizi,tumbuh-kembang,dan kesehatan anak.
Memantau kesehatan,misalnya penyakit dan pengobatan.
Dasar penghitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.
Penambahan berat badan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik
yang biasanya dipertimbangkan sebagai indikasi menigkatnya pertumbuhan
anak dan mungkin menjadi indeks terbaik menentukan nutrisi bagi anak.

Berat badan bayi,dalam hal ini berat badan pada minggu pertama setelah
kelahirannya,bayi akan mengalami penurunan berat badannya sekitar 10%
(sepuluh persen) dari berat pada saat dilahirkannya.keadaan kemudian
merupakan fisiologis yang sering tidak menunjukkan gejala-
gejala.selanjutnya setelah akhir minggu pertama ini berat badan bayi
bertambah kembali pada keadaan berat semula (saat dilahirkan) sampai hari
ke-sepuluh hingga ke-empat belas.

3
2. Tinggi Badan (TB) / Panjang Badan (PB)
Pengukuran tinggi badan berguna untuk menilai status perbaikan gizi,
disamping berkaitan dengan faktor genetik.
Neonatal dan Bayi Dalam tahun pertama, panjang badan rata-rata bayi
Indonesia bertambah 23 cm . pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm.
Kondisi kecepatan pertumbuhan berkurang sehingga setelah umur 2 tahun,
kecepatan bertambah panjang badan/tinggi badan kira-kira 5 cm
Teknik pengukuran panjang badan:
Mengukur panjang badan dengan posisi berbaring.
Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar
Kepala bayi menempel pada pembatas angka nol
Petugas ke 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel
pada pembatas angka 0 (Pembatas kepala).
Petugas ke 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus. Tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki.
Petugas ke 2 : membaca angka di tepi diluar pengukur.

3. Lingkar Kepala
Teknik pengukuran lingkar kepala:
a. Tujuan megukur lingkar kepala: untuk mengetahui lingkar kepala anak
dalam batas normal atau diluar batas normal.
b. Jadwal pengukuran: disesuaikan dengan umur anak. Pada umur 0-3 bulan
dilakukan setiap pemeriksaan ulang atau minimal setiap 3 bulan sekalai.
Pada anak yang lebih besar, yaitu umur 12-27 bulan, pengkuran lingkar
kepala dilakuka setiap 6 bulan sekali.
c. Cara mengukur lingkar kepala :
1) Alat mengkur lingkar kepala pada kepala anak melewati dahi,
menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang
kepala yang menonjol, tarik agak kencang.
2) Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
3) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi, anak.

4
4) Hasil pengukur dicatat pada grafik lingkar kepala enurut umur dan
jenis kelamin anak
5) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan
ukuran sekarang.
d. Interpretasi hasil pengukur lingkar kepala :
1) Apabila ukuran lingkar kepala anak berada didalam jalur hijau, maka
lingkar kepala anak normal.
2) Apabila ukuran lingkar kepala anak berada diluar jalur hijau, maka
lingkar kepala anak tidak normal
3) Lingkar kepala anak yang tidak normal dibedakan menjadi 2, yaitu :
Makrosefalus, apabila berada diatas jalur hijau dan Mikrosefalus,
apabila dibawah jalur hijau. (Lihat : pada grafik lingkar kepala)

B. Perkembangan Psikososial
Psikososial (Psychosocial) adalah hubungan antara kesehatan mental atau
emosional seseorang dengan kondisi sosialnya. Istilah psikososial merupakan
gabungan antara psikologis dan sosial. Dengan demikian, pengertian
perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan emosi
atau mental seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Jadi,
perkembangan psikososial merupakan perubahan atau perkembangan
kepribadian yang berkaitan dengan hubungan sosial.

Teori perkembangan Psychosocial Erik Erikson ini merupakan pengembangan


lanjut teori perkembangan Freud, selain tidak terbatas sampai masa genital saja,
juga Erikson adalah murid Freud. Perkembangan Psikososial menurut Erikson
didasarkan atas prinsip Epigenetik yakni bahwa perkembangan manusia itu
terbagi atas beberapa tahap dan setiap tahap mempuyai masa optimal atau masa
kritis yang harus dikembangkan dan diselesaikan.

Perkembangan Psikososial menurut Erikson dibagi dalam 8 tahap, dan bayi baru
lahir berada pada tahap pertama yaitu:

5
Kepercayaan Dasar versus Kecurigaan Dasar.

Masa Bayi, berlangsung antara 0-1 tahun, kepercayaan dasar yang paling awal
terbentuk selama tahap sensorik-oral yang ditunjukkan oleh bayi lewat
kapasitasnya untuk tidur dengan tenang, menyantap makanan dengan nyaman
dan membuang kotoran dengan santai. Setiap hari jam-jam jaganya meningkat,
bayi itu menjadi semakin biasa dengan kebiasaannya dan pengalaman-
pengalaman inderawi yang dibarengi dengan perasaan yang menyenangkan dan
orang -orang yang bertanggung jawab menimbulkan kenyamanan ini menjadi
akrab dan dikenal oleh bayi.

Berkat kepercayaan dan keakrabannya dengan orang yang menjalankan fungsi


keibuan ini, maka bayi tersebut mampu menerima bahwa orang tersebut
mungkin tidak ada untuk sementara waktu. Prestasi sosial pertama yang dicapai
bayi tersebut mungkin karena ia mengembangkan suatu kepastian dan
kepercayaan dalam dirinya bahwa orang bersifat keibuan itu akan kembali.

Kebiasaan-kebiasaan, konsistensi, dan kontinuitas sehari -hari dalam lingkungan


bayi merupakan dasar paling awal bagi berkembangnya suatu identitas
psikososial. Perkembangan pada masa ini, sangat tergantung pada kualitas
pemeliharaan ibu. Apabila kualitas pemeliharaan atau pengetahuan tentang
perawatan anak ibu cukup maka akan dapat menumbuhkan kepribadian yang
penuh kepercayaan, baik terhadap dunia luar maupun terhadap diri sendiri.
Sebaliknya, jika tidak terpenuh anak akan memungkinkan jadi penakut, ragu-
ragu dan khawatir terhadap dunia luar, terutama kepada manusia yang lain.

C. Perkembangan Mental
Bayi baru lahir sangat tergantung dengan lingkungannya. Untuk memenuhi
keperluannya ia masih harus dibantu oleh orang lain. Sedangkan orang dewasa,
sudah dapat mempengaruhi lingkungannya dalam pemenuhan kebutuhannya.
Kemampuan untuk berinteraksi dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya ini
diperoleh dari suatu proses perkembangan sejak bayi hingga dewasa.

6
Di usia ini bayi belum dapat membedakan dirinya dengan lingkungan luarnya. Ia
masih dalam taraf mulai belajar untuk membedakan antara dirinya dan dunia
luarnya. Pada usia ini kebutuhan bayi memang masih sedikit, tetapi harus
terpenuhi dengan baik. Dunia luarnya akan dimulai dari ibu atau orang yang
memenuhi kebutuhannya dan merawatnya sehari-hari. Anak pun akan jauh lebih
menyukai bila mendengar suara ibunya, yang dikenalnya sejak ia lahir.

Pada usia 2 - 6 minggu, ia mulai kenal dan akrab dengan anggota


keluarga yang ada di sekitarnya. Ia sudah merasa nyaman dan
senang terhadap lingkungannya dan juga atas perhatian yang diberikan akan
kehadirannya. Perasaan senangnya ini akan tercermin dari kontak sosialnya
yang pertama, berupa ekspresi senyuman, yang disebut social smile.

D. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling
kompleks dan mengagumkan.Kemampuan berbahasa anak tidak diperoleh
secara tiba-tiba atau sekaligus, tetapi bertahap. Kemajuan berbahasa mereka
berjalan seiring dengan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan
sosialnya.Perkembangan bahasa anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau
suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang
sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks.

Tahap Pralingustik (0 – 12 bulan)


Sebelum mampu mengucapkan suatu kata, bayi mulai memperoleh
bahasa ketika berumur kurang dari satu tahun.Namun pada tahap ini, bunyi-
bunyi bahasa yang dihasilkan anak belumlah bermakna.Bunyi-bunyi itu berupa
vokal atau konsonan tertentu tetapi tidak mengacu pada kata atau makna
tertentu. Untuk itulah sehingga perkembangan bahasa anak pada masa ini
disebut tahap pralinguistik (Tarigan, 1988; Tarigan dkk., 1998; Ellies
dkk.,1989). Bahkan pada awalnya, bayi hanya mampu mengeluarkan suara yaitu
tangisan.Pada umumnya orang mengatakan bahwa bila bayi yang baru lahir

7
menangis, menandakan bahwa bayi tersebut merasa lapar, takut, atau
bosan.Sebenarnya tidak hanya itu saja terjadi.
Para peneliti perkembangan mengatakan bahwa lingkungan memberikan
mereka halangan tentang apa yang dirasakan oleh bayi, bahkan tangisan itu
sudah mempunyai nilai komunikatif. Bayi yang berusia 4 – 7 bulan biasanya
sudah mulai mengahasilkan banyak suara baru yang menyebabkan masa ini
disebut masa ekspansi (Dworetzky, 1990). Suara-suara baru itu meliputi:
bisikan, menggeram, dan memekik. Setelah memasuki usia 7 – 12 bulan, ocehan
bayi meningkat pesat dikenal dengan masa connical.

E. Perkembangan Moral
1. Definisi
- Pikiran, perasaan dan perilaku yang dikaitkan dengan standar benar atau
salah
- Sesuatu yang menyangkut kebiasaan atau aturan yang harus dipatuhi
oleh seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
2. Dimensi Moral
a. Dimensi Intrapersonal
1) Aturan/Nilai dasar dan penilaian diri individu
2) Dimensi ini mengatur atau mengarahkan aktivitas orang tersebut saat
dia tidak terlibat dalam interaksi sosial
b. Dimensi Interpersonal
1) Titik perhatiannya adalah pada apa yang seharusnya dilakukan
individu saat berinteraksi dengan orang lain
2) Dimensi ini mengatur interaksi sosial individu dg org lain dan
menengahi konflik
3. Perkembangan Moral Neoonatus
Pra moral : Bayi yang baru lahir dikatakan belum memiliki moral karena
belum memiliki pengetahuan dan pengertian yang diharapkan oleh
masyarakat di lingkungan ia hidup.

8
F. Perkembangan Spiritual
Seiring dengan perkembangan social, perkembangan keagamaan mulai
disadari bahwa terdapat aturan-aturan perilaku yang boleh, harus atau terlarang
untuk melakukannya.Perkembangan spiritual anak sangat bepengaruh sekali
dalam tumbuh kembang anak. Agama sebagai pedoman hidup anak untuk masa
yang akan datang. Selain itu, moral seorang anak juga dapat dibentuk melalui
perkembangan spiritual. Anak diberi pengetahuan adanya kepercayaan terhadap
Tuhan YME sesuai dengan kepercayaan yang dianut orang tua. Karena agama
seorang anak itu diturunkan/diwariskan oleh orang tuanya.
Pada masa kanak-kanak (sampai tujuh tahun). Tanda-tandanya antara
lain : sikap keagamaan resepsif meskipun banyak bertanya, pandangan ke-
Tuhanan masih dipersonifikasikan, penghayatan secara rohaniah masih belum
mendalam meskipun mereka telah melakukan kegiatan ritual.

G. Perkembangan Konsep Diri


Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup
keyakinan,pandangan,dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri
adalah pendapat sesorang tentang diri atau pemahaman seseorang tentang dirinya, baik
menyangkut dirinya atau aslinya yang bersifat materiil. Menurut Gage dan Berliner
(1998), mengemukakan konsep diri sebagai keseluruhan atau totalitas dan penerapan
yang dimiliki seseorang terhadap dirinya, sikap dan seluruh gambaran diri.
Konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang
dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, kepercayaan, perspesi
nilai-nilai, dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Konsep diri sebagai
pendapat/perasaan seseorang tentang dirinya yang menyangkut fisik dan fsikis, konsep
diri yang menyangkut materi, konsep diri yang menyangkut sosial, konsep diri yang
menyangkut emosi, konsep diri yang menyangkut moral, serta konsep diri yang
menyangkut kognitif (Nylawati, 2013).
Konsep diri mulai terbentuk dan berkembang begitu manusia lahir. Konsep diri
seseorang terbentuk dari pengalaman sendiri dan dari uraian yang diberikan orang lain
tentang dirinya. Pengalaman sendiri dan informasi dari lingkungan terintegrasi ke dalam
konsep diri. Konsep diri merupakan faktor bawaan tapi dibentuk dan berkembang
melalui proses belajar yaitu dari pengalaman-pengalaman individu dalam interaksinya

9
dengan orang lain. Individu dengan konsep diri yang tinggi lebih banyak memiliki
pengalaman yang menyenangkan daripada individu dengan konsep diri yang rendah.
Konsep diri dapat dipengaruhi oleh :
1. Penampilan diri.
2. Hubungan keluarga; sikap keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
konsep diri individu. Dukungan dan kritikan menjadi masukan berharga dalam
penilaian individu terhadap dirinya.
3. Kreativitas dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas dapat menambah rasa
percaya diri.
4. Lingkungan.
5. Reaksi orang lain terhadap dirinya.
6. Usia.
Jenis kelamin; sumber konsep diri laki-laki dari keberhasilan pekerjaan, sedangkan
sumber konsep diri perempuan dari keberhasilan dalam menunjukkan citra
kewanitaannya (Nylawati, 2013).

Konsep diri pada anak adalah suatu persepsi tentang diri dan kemampuan
anak yang merupakan suatu kenyataan bagaimana mereka memandang dan
menilai diri mereka sendiri yang berpengaruh pada sikap yang mereka
tampilkan. Konsep diri anak terbentuk melalui perasaan anak tentang dirinya
sendiri sebagai hasil dari interaksi dan pengalaman-pengalaman dengan
lingkungan terdekat, kualitas hubungan yang signifikan dengan orang tua dan
keluarga terdekat, atribut/media yang diberikan lingkungan terhadap dirinya.

Setiap anak sebagai individu di lingkungannya memiliki kebutuhan :


1. Anak merasa disayang dan dimiliki.
2. Anak merasa bagian yang penting dalam keluarga.
3. Anak merasa mampu dan bisa melakukan eksplorasi.
4. Anak merasa berguna.

Ciri-ciri konsep diri anak yaitu :


1. Senang/suka berpenampilan menarik dalam berpakaian.
2. Anak mulai tekun/giat melakukan aktivitas dimulai dari dirinya sendiri.
3. Suka meniru satu sama lain antar anak dengan orang dewasa.

10
4. Sudah dapat mengikuti dan mengerti instruksi/petunjuk sederhana dengan teman
sebaya.
5. Dapat menggambar sesuatu objek yang dikenal.
6. Menunjukkan kemampuan memahami perasaan orang lain.
7. Anak saling mengajukan pertanyaan dan meminta arti dan maksud dari kata yang
belum pernah ia kenal. Senang membuat sesuatu dengan tangannya dalam bentuk
permainan (Nylawati, 2013).

H. Promosi Kesehatan
Perawatan bayi baru lahir merupakan hal penting yang harus di
perhatikan oleh seorang ibu karena masa ini merupakan “ GOLDEN PERIOD”
yang akan sangat berpengaruh pada perkembangan selanjutnya. Selama ini
masih banyak kaum ibu yang kurang memahami akan pentingnya perawatan
bayi baru lahir yang baik dan benar. Para ibu memberikan perawatan pada bayi
mereka hanya berdasarkan pengetahuan mereka saja dan kurang mewaspadai
resiko-resiko yang akan terjadi , bahkan masih banyak masyarakat yang
menganut atau mempertahankan adat istiadat – tradisi yang keyakinan tersebut
bertentangan dengan kesehatan. Sehingga merugikan dan berpengaruh buruk
pada kesehatan dan perkembangan bayi.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut , maka tugas tenaga kesehatan
khususnya bidan adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang
perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar. Salah satunya yaitu dengan
memberikan penyuluhan secara langsung. Dengan hal tersebut diharapkan para
Ibu mampu merawat bayi mereka secara mandiri dengan tepat sehingga
kesehatan dan kesejahteraan bayi baru lahir dapat terpenuhi.

Tujuan promosi kesehatan pada neonatal:

1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya kepada ibu tentang


perawatan bayi.
2. Meningkatkat pengetahuan khususnya para ibu untuk sadar,mau dan
mampu merawat bayi dengan baik dan benar.

11
3. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bayi,mengurangi resiko infeksi
dan AKB.
Perawatan Bayi :
1. Pencegahan Infeksi
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan
bayi
b. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih.
c. Usahakan agar tali pusat tetap kering

2. Menjaga suhu bayi agar tetap hangat


Untuk menjaga suhu bayi tetap hangat melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan
rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan
selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
c. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi
akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai
dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
e. jangan memandikan bayi di tempat yang terbuka
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya.maka dari itu agar suhu tubuh bayi tetap hangat sebaiknya
memandikan bayi pada lingkungan yang tertutup dengan menggunakan
air hangat.
3. Cara Merawat Tali Pusat
a. Pastikan tali pusat tetap kering.

12
b. Bersihkan dan keringkan pangkal tali pusat termasuk daerah sekitarnya
dan lipatan-lipatan pusar dengan perlahan. Lakukan dua kali sehari
c. Tidak perlu membubuhi apapun
d. Perhatikan dan waspadai jika kondisinya, ada nanah atau darah di
daerah ini, tali pusat bengkak dan memerah, tali pusat tidak putus dalam
4 minggu atau keluar bau tidak sedap. Segera hubungi dokter

4. Membersihkan Kelamin Bayi


a. Membersihkan penis
1) Usap daerah penis, sisi-sisinya, dan di bawah testikel dengan kapas
basah. Lalu bersihkan daerah pangkal paha termasuk lipatannya.
2) Bersihkan daerah anus dan perhatikan lipatan-lipatan di sekitarnya
3) Cara membersihkan dengan gerakan memutar ke arah bawah,
menghadap jari kaki si kecil

b. Membersihkan vagina
1) Gunakan baby wipe atau kapas steril yang telah direndam dalam
air hangat. Angkat kaki bayi dengan memegangi pergelangan
kakinya
2) Usap daerah vagina dengan perlahan,tetapi cukup kuat, dari arah
depan ke belakang.
3) Ini untuk mengurangi risiko berpindahnya kuman-kuman ke
vagina.Bersihkan bibir luar vagina, dan pastikan anda
membersihkan daerah lipatan di daerah paha bagian atas. Jangan
mencoba untuk membersihkan bagian dalam vagina. Membuka
bibir vagina bisa menimbulkan infeksi.
4) Keringkan dengan tisu yang lembut dan tidak mudah sobek atau
kain berrsih. Ambil tisu lagi dan bersihkan pula daerah pantat dan
panggul. Biarkan beberapa saat agar kering.
5) Hindari pemakaian talk. Pakaian popok bersih sesudahnya.

5. Pemberian Asi Bagi Bayi

13
Manfaat pemberian ASI bagi bayi:
1. ASI sebagai nutrisi terbaik.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Meningkatkan kecerdasan.
4. Meningkatkan jalinan kasih sayang antara anda dan buah hati tercinta

Keuntungan memberi ASI bagi bayi :


1. Pemberian ASI tak perlu menggunakan botol,sehingga ASI sangat steril
tak mudah tercemar.
2. ASI mengandung antibodi terhadap penyakit yang disebabkan
bakteri,virus ataupun jamur.
3. Dengan memberi ASI berarti anda tak perlu mengeluarkan dana untuk
membeli susu kaleng,atau memasak air untuk menyeduh susu.
4. Tak menyebabkan alergi
5. Kaya vitamin, mineral & zat besi
6. Mudah dicerna.

I. Masalah Yang Sering Terjadi


Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui
atau dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia
18 tahun sedang menurut Undang-undang Kesejahteraan Anak RI No. 4Tahun
1979 sampai dengan usia 21 tahun sebelum menikah. Beberapa masalah tumbuh
kembang anak yang perlu dijadikan acuan dalam pendeteksian di antaranya :
1. 10 % anak akan mencapai kemampuan pada usia dini
2. 50 % anak akan mencapai kemampuan kemudian
3. 75 % anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian
4. 90 % anak akan sudah harus dapat mencapai kemampuan pada batas usia
paling lambat masih dalam batas normal, dan
5. 10 % anak dimasukkan dalam katagori terlambat apabila belum bisa mencapai
kemampuannya.

14
Secara umum terdapat beberapa ciri anak yang memiliki kelainan danperlu
pendeteksian di antaranya apabila pada usia 1-1,5 bulan bisa tersenyum secara
spontan, anak usia 3 bulan masih menggenggam dan belum bersuara,usia 4-5
bulan belum tengkurap dengan kepala diangkat, pada usia 7-8 bulan anak belum
bisa didudukkan tanpa bantuan, pada usia 12 bulan belum bisamenjinjit, pada
usia 15 bulan belum berjalan, pada usia 15 bulan anak belum mampu
mengucapkan -5 kata, pada usia 2 tahun anak belum bisa menyebut nama
sendiri, pada usia 30 bulan anak belum bisa menggambar, pada usia 3tahun anak
belum bisa berpakaian, pada usia 3,5 tahun anak belum bisamengenal warna,
pada usia 4 tahun anak belum bisa menggambar orang 3bagian dan pada usia 4,5
tahun anak belum bisa bercerita, maka perilaku diatas perlu dilakukan
pendeteksian untuk mengenal berbagai masalah yang berhubungan dengan tumbuh
kembang anak di antaranya:

1. Gagal tumbuh (Failure to Thrive)


Merupakan kegagalan untuk tumbuh di mana sebenarnya anak tersebut lahir dengan
cukup bulan, akan tetapi dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya
mengalami kegagalan pertumbuhan fisik dengan malnutrisi dan retardasi
perkembangan social atau motorik. Factor yang mempengaruhi terjadinya
gagal tumbuh adalah gangguan psikososial di mana anak tidak mendapatkan
kasih sayang dari orang tua sehingga banyak dijumpai pada panti-panti.
Cirri gagal tumbuh yang lain adalah secara organic tidak ditemukan adanya
kelainan dan secara anamnesa anak ditelantarkan dalam perawatannya.

2. Gangguan makan
Gangguan makan pada anak seringkali dijumpai pada masyarakat awam
yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan
memahami pentingnya nutrisi pada anak, gangguan makan pada anak yang sering
kita temukan seperti penolakan makan, gangguan regurgitasi pada masa
bayi, anoreksia nervosa, dan bulimia. Penolakan makan merupakan gangguan
makan pada anak yang dapat diakibatkan beberapa faktor di antaranya anak
tidak menyukai terhadap pemberian secara memaksa dalam makan atau

15
tidak menyukaicara pemberiannya atau tidak menarik perhatian pada anak,
kemudian orang tua atau pengasuh tidak sabar dalam memberikan makan
atau dalam hal ini orang tua atau pengasuhnya terlalu merasa khawatir atau
kecemasan kalau anak tidak makan maka anaknya akan mengalami
kekurangan gizi sehingga kadang-kadang selalu disiapkan makan yang bergizi tanpa
memperdulikan selera pada anak atau kesukaan anak. Faktor cara pemberian
makan pada anak adalah salah satu bagian penting dari faktor pengaruh
gangguan makan pada anak, artinya cara pemberian ini yang sering kali
menyebabkan gangguan makan seperti adanya paksaan dalam memberikan makan,
suasana yang tegang, dan lain-lain. Berikut ini adalah contoh kasus gangguan
makan pada anak : Pika merupakan keadaan anak berulang kali makan yang
tidak bergizi seperti kapur tembok yang terkupas, kertas, kotoran yang
dipungut dari lantai, kancing, rambut, mainan, dan lain-lain. Pikaini dapat
menimbulkan anemia atau keracunan apabila yang dimakan mengandung
zat yang dapat memberikan dampak keracunan seperti zat timah dan lain-
lain terjadinya regurgitasi atau mengeluarkan kembali makanan kedalam
mulut tanpa disertai perasaan mual atau gangguan gastrointestinal, dengan
ditandai mengejan, punggung melengkung ke belakang, mulutnya terbuka,
kepalanya menengadah dan disertai gerakan-gerakan menghisap, kondisi
demikian apabila terlalu banyak makanan yang dimuntahkan maka akan terjadi
kehilangan berat badan sehingga dapat menimbulkan malnutrisi. Anoraksia
nervosa dan bulimia merupakan gangguan makan yang sering dijumpai pada anak remaja
wanita yang ditandai adanya penurunan berat badan secara disengaja atau
gangguan psikologis yang spesifik, kondisi demikian merupakan salah satu
penyebab gangguan makan pada anak.

3. Gangguan tidur
Gangguan tidur merupakan gangguan yang dialami anak selama tidur,
gangguan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
anak apabila gangguan ini berlangsung lama dan terus-menerus. Gangguan
tidur dalam hal ini adalah gangguan tidur terror dan gangguan tidur berjalan
(somnambulisme). Gangguan tidur terror ditandai dengan anak kadang-

16
kadang sering menangis pada tengah malam, menjerit, merintih, dan lain-
lain. Kadang-kadang hal tersebut tidak akan menjadi masalah, akan tetapi
hal tersebut bila berlangsung terus akan mengganggu tugas-tugas
perkembangan anak. Gangguan tidur di atas yang dapat menyebabkan
gangguan dalam tumbuh kembang adalah gangguan tidur dari tempat tidur dan
berjalan sewaktu tidur, kondisi tersebut kadang-kadang kita jumpai pada
anak, hal tersebut apabila berlangsung lama maka mempengaruhi
perkembangan pada anak.

4. Enuresis fungsional
Merupakan gangguan dalam pengeluaran urine yang involunter pada waktu
siang atau malam hari pada anak yang berumur lebih empat tahun tanpa adanya
kelainan fisik maupun penyakit organic. Kondisi ini terdapat pada anak
umur empat tahun ke atas mengingat pada umur tersebut kondisi sfingter
eksterna vesika urinaria sudah mampu dikontrol akan tetapi pada usia
demikian tetap belum bias, hal tersebut dapat disebabkan beberapa factor di
antaranya kegagalan dalam toilet training pada anak dan adanya negative
reinforcement (pemberian hukuman lebih ditekankan dari pada pujian)
sehingga terjadi kegagalan dalam prosesberkemih sehingga dapat terjadi
enuresis fungsional. Keadaan demikian apabila berlangsung lama dan
panjang maka akan mengganggu tugas dalam perkembangan anak.

5. Enkopresis fungsional
Enkopresis fungsional merupakan gangguan dalam pengeluaran tinja yang
tidak terkontrol pada anak yang terjadi secara berulang-ulang tanpa adanya
konstipasi atau tanpa adanya penyebab organic pada anak yang berumur
lebih dari empat tahun. Kondisi demikian dapat disebabkan karena kondisi
psikologis pada anak sehingga menyebabkan kegagalan dalam melakukan buang air
besar. Kondisi tersebut apabila dibiarkan terlalu lama dapat mengganggu
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

6. Mutisme efektif

17
Merupakan gangguan bicara pada anak yang ditandai dengan menolak untuk
berbicara pada situasi social seperti di sekolah ataupun ditempat-tempat
umum. Keadaan demikian disebabkan oleh gangguan psikologis pada anak.
Beberapa ahli mengatakan bahwa mutisme efektif digunakan anak dalam
rangka mengurangi perasaan takut, tetapi ada juga yang digunakan sebagai
penarik perhatian agar selalu diperhatikan.

7. Gangguan perkembangan spesifik


Gangguan perkembangan spesifik pada anak tersebut dapat meliputi
gangguan perkembangan membaca dan menulis, gangguan perkembangan berhitung,
gangguan perkembangan berbahasa, gangguan perkembangan artikulasi, gangguan
perkembangan motorik yang spesifik.

8. Reterdasi mental
Merupakan gangguan dalam perkembangan dimana terjadi gangguan dalam
fungsi intelektual yang sub normal adanya perilaku adaptif social dan timbul
pada masa perkembangan yaitu di bawah umur 18 tahun. Terjadinya
retardasi mental dapat disebabkan beberapa factor,diantaranya factor genetic
atau juga kelainan dalam kromosom, factor ibuselama hamil dimana terjadi
gangguan dalam gizi atau penyakit pada ibu seperti rubella, atau adanya
virus lain atau juga factor setelah lahir dimana dapat terjadi kerusakan otak
apabila terjadi infeksi seperti meningistis, ensefalitis, dan lain-lain.

9. Autism
Autism atau dikenal dengan sindrom keanner dengan memiliki gejala tidak
mampu bersosialisasi, mengalami kesulitan menggunakan bahasa,
berperilaku berulang-ulang, serta bereaksi tidak biasa terhadap rangsangan
sekitarnya. Dengan kata lain, pada anak autism dapat terjadi kelainan emosi,
intelektual, dan kemauan atau gangguan pervasive. Dapat secara singkat
dikatakan bahwa autism merupakan suatu keadaan anak dapat berbuat semaunya
sendiri baik secara berfikir atau berperilaku.
10. Penganiayaan dan pengabaian anak

18
Merupakan tindakan yang disengaja yang dapat menimbulkan sakit, secara
fisik atau emosional pada anak atau resiko terhadap sakit atau cedera.
Terdapat empat jenis penganiayaan pada anak di antaranya penganiayaan
secara fisik, penganiayaan emosional, penganiayaan seksualdan pengabaian.
Kesemuanya dapat dipicu oleh lingkungan yang ada disekitar anak. Gejala dari jenis
penganiayaan tersebut adalah apabila jenis penganiayaan fisik maka dapat
terjadi cedera, apabila penganiayaan jenisemosional dapat terjadi
keguncangan pada jiwa anak dan juga dapatmenimbulkan kekacauan
mental, kemudian penganiayaan seksual terjadi iritasi atau leserasi pada
genital eksterna, infaksi saluran kemih atau penyakit genital, serta adanya
kehamilan dan gejala pada pengabaianadalah kurangnya perawatan pada diri
anak dapat terjadi kegagalan untuk tumbuh, keterlambatan perkembangan,
gangguan makan, kurangperawatan diri, dan lain-lain (Betz, Cecily L, 1996)

11. Bahaya Psikologis


a. Berbicara
Kelambatan berbicara, seperti halnya kelambatan dalam pengendalian
motorik, merupakan masalah serius pada masa bayi karena pada masa ini
merupakan dasar-dasar untuk alat komunikasi. Kelambatan berbicara
disebabkan beberapa hal, tetapi yang paling sering adalah tingkat
inteligensi yang rendah dan kurangnya perangsang ( terutama pada tahun
pertama ).
b. Emosi
Bahaya psikologi umum yang sering terjadi dalam hubungan
perkembangan emosi dalam pada bayi, yaitu:
1) Kurangnya kasih saying
2) Tekanan
3) Terlampau banyak kasih saying
4) Emosi yang kuat

c. Social

19
Bahaya social yang utama adalah kurangnya kesempatan dan motivasi
untuk belajar menjadi social. Karena kurangnya kesempatan dalam
hubungan social dapat memengaruhi perkembangannya dalam pola
sosialisasi. Yang juga berbahaya adalah penyakit “malu” yang terbawa
dari sejak bayi ketika mereka dihadapkan pada orang asing dan pengaruh
asing.
d. Bahaya Moralitas
Bahaya psikologis yang serius untuk perkembangan moral pada masa
depan terjadi apabila bayi lebih banyak mendapatkan perhatian jika dia
melakukan sesuatu yang mengganggu atau melawan orang lain daripada
jika melakukan tindakan yang lebih diterima.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Petumbuhan dan perkembangan setiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip
yang umum, namun demikian setiap anak memiliki ciri khas yang rersendiri.
Pertumbuhan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi yang terlihat
seperti pertumbuhan fisik, tetapi juga perubahan dan perkembangan dalam segi
lain seperti berfikir, berperasaan, bertingkah laku dan lainnya

21
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. B. 2000. Perkembangan Anak . Jakarta: Erlangga

Maryunani, Anik. 2010.Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta. Trans Info
Media

Feiby, D.A. 2001. Tahap Perkembangan Anak Bayi Hingga Pra Sekolah. Jakarta: Dian
Rakyat

Nilawaty, C. 2013. Empat Tahap Penghargaan Diri pada Anak.


http://www.tempo.co/read/news/2013/04/17/174474028/Empat-Tahap-Penghargaan-Diri-
pada-Anak. Diakses pada 3 Desember 2014.

Nugroho, A.S. 2010. Konsep Diri, Perkembangan, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
https://ajisnugroho.wordpress.com/2010/01/17/konsep-diri-perkembangan-dan-faktor-
%E2%80%93-faktor-yang-mempengaruhinya/. Diakses pada 3 Desember 2014.

Harahap, Farida dan Nanang Erma Gunawan. (n.d). Perkembangan Moral. Diakses
http://staff.uny.ac.id

22

Anda mungkin juga menyukai