Anda di halaman 1dari 15

I. STUDI LITERATUR.

1. Pengertian Studi Literatur.

Studi literatur bagi para praktisi akademis atau kalangan mahasiswa adalah sesuatu hal
yang biasa di dengar dan bahkan sering di lakukan. Hal ini karna setiap kegiatan penelitian
atau kegiatan penyusunan tugas-tugas kuliah harian dan tugas-tugas presentasi sering
melakukan studi literatur.

Studi literatur juga merupakan suatu hal atau salah satu teknik yang harus di lakukan
dalam suatu penelitian ilmiah. Suatu penelitian ilmiah yang hendak dilakukan, tentu saja
seorang peneliti harus memiliki wawasan yang luas terkait objek yang akan diteliti, karena
jika tidak dapat dipastikan penelitian tersebut tanpa arah dan berakhir dengan predikat gagal.

Bicara tentang penelitian, bahwa setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan
tertentu Berbicara tentang penelitian, bahwa setiap penelitian mempunyai tujuan dan
kegunaan tertentu dan secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yakni penelitian yang
bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan.

Penemuan karena data yang diperoleh dari hasil penelitian itu adalah data yang benar-
benar baru dan sebelumnya belum pernah ada. Pembuktian  berarti data yang diperoleh itu
digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan
tertentu. Pengembangan bahwa hasil dari penelitian merupakan pendalaman dan perluasan
pengetahuan yang telah ada.

Penelitian ilmiah apapun jenisnya adalah merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena-fenomena alami, dengan di pandu
oleh teori dan hipotesis. Topik penelitian harus di kaitkan dengan pengetahuan yang relevan,
seperti hasil penelitian,  jurnal, disertasi, dan buku sebagai bahan referensi yang memiliki
topik yang sama. Untuk itulah perlu suatu kegiatan studi literatur

Studi literatur atau dengan kata lain yaitu studi pustaka atau kajian
pustaka merupakan penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar ataupun
dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan
dalam melakukan penelitian.

Berbicara tentang teori, maka teori dalam penelitian dapat dipakai untuk berbagai


hal yaitu sebagai berikut:
1. Teori  sebagai suatu orientasi :  
Teori sebagai suatu orientasi artinya teori dapat membatasi jumlah fakta yang
perlu dipelajari. Setiap masalah dapat dikaji dalam berbagai cara yang berbeda dan
teori mempedomani cara-cara mana yang dapat memberikan hasil terbaik.

2. Teori sebagai suatu sistem.


Teori sebagai suatu sistem artinya teori dapat memberikan system apa yang
hendak dipakai peneliti untuk mengartikan data agar dapat dikelompokkan dalam cara yang
paling bermakna.

3. Teori sebagai rangkuman

Teori sebagai rangkuman, artinya teori juga dapat meringkas apa yang perlu diketahui


mengenai objek yang dikaji. Teori juga dapat dipakai untuk memprediksi fakta-fakta lebih
lanjut yang harus dicari.
Seorang peneliti sebelum melakukan dan menyusun hasil penelitiannya, maka peneliti
tentunya harus melakukan studi literatur,  Peneliti akan mencari dan kemudian membahas
terbitan-terbitan atau publikasi yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitiannya
serta kaitan antar variabel yang menjadi model penelitiannya.

Seorang peneliti dalam melihat dan mengkaji kembali berbagai literatur (literature
review) dari setiap terbitan/buku/publikasi yang dianggap relevan dibahas secara
kritis, dapat meliputi sebagai berikut:

a)   Siapa yang pernah meneliti topik atau masalah tersebut?


b)   Di mana dan kapan penelitian itu dilakukan?
c)   Apa unit dari bidang studinya?
d)   Bagaimana analisisnya?
e)   Bagaimana kesimpulannya?
f)    Apa kritikan terhadap studi itu?
g)  Apa saja dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel-variabel penelitian yang
kiranya dapat dipakai untuk ditindak lanjuti?

A. Ruang lingkup studi literatur

Bidang yang telah di teliti secara mendalam, biasanya sumber-sumber bacaannya telah
banyak tersedia sehingga peneliti bisa terhindar dari penelahan yang kurang penting. Akan
tetapi, bagi bidang permasalahan yang belum tau jarang diteliti perlu melakukan studi
literatur bidang lain yang berhubungan dengan permasalahan yang kita bahas agar rasional
dan rumusan hipotesis nya logis. Makin banyak sumber yang kita pelajari makin baik, akan
tetapi, banyaknya sumber tentang masalah yang kita pelajari belum berarti bahwa masalah itu
penting. Studi literatur yang lebih sempit tetapi terorganisasi dengan baik dan erat sekali
hubungannnya dengan yang akan kita teliti harus lebih diutamakan dari padayang lebih luas
tetapi kurang relevan.

Dengan demikian, studi literatur yang baik ialah studi literatur yang sumbernya banyak,
terorganisasikan dengan baik, dan erat sekali hubungannnya dengan yang akan kita teliti.
Bagi kita studi literatur untuk penelitian masih sukar sekali mengingat penyebaran hasil
penelitian belum lancar. Hasil penelitian di daerah yang satu pada umumnya hanya diketahui
oleh orang-orang daerah itu sendiri. Usaha agar hasil penelitian mudah tersebar adalah usaha
yang urgen. Bila kita tidak juga mulai, permasalahan-permasalahan yang diuraikan pada
bagian depan seperti duplikasi penelitian (sengaja atau tidak). Pemborosan (biaya, waktu,
tenaga, kesempatan), dan kerdilnya prtumbuhan ilmu itu terjadi.

B. Macam-macam Sumber Studi Literatur.

Studi literatur adalah penelitian dapat di peroleh dari berbagai sumber di antaranya
adalah: abstrak hasil penelitian, indeks, jurnal, dan buku referensi.

1. Abstrak hasil penelitian.

Abstrak merupakan sumber referensi yang berharga, karena dalam abstrak peneliti
menuliskan intisari dari penelitian yang meliputi: metode, perumusan masalah, hasil
penelitian dan kesimpulan. Sehingga dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan
mendapatkan gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah di lakukan. Slain
itu dengan membaca abstrak kita dapat mempelajari metode yang di gunakan oleh peneliti
tersebut, sehingga memberikan inspirasi kepada kita untuk menggunakan metode sejenis
dalam konteks dan latar yang berbeda.

2. Indeks.

Indeks menyediakan judul-judul buku yang di susun bedasarkan deskripsi utama masing-
masing buku, tetapi tidak menyediakan abstraknya. Sebagai contoh indeks internet akan
ditampilkan sebagai berikut : bagian heading (kepala berita) internet, proxy server. Tulisan
pada heading memberikan informasi pada kita tentang buku mengenai internet dan hal-hal
utama yang di bahas ialah mengenai proxy server.

3. Review.

Review berisi tulis-tulisan yang mensintsa karya-karya atau buku yang pernah di tulis
dalam suatu periode waktu tertentu. Tulisan di susun berdasarkan topik dan isi. Di dalam
rivie biasanya penulis memberikan perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap suatu byku
atau karya yang direview oleh yang bersangkutan. Review juga memberikan kesimpulan
alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya ialah agar pembaca dapat memperoleh
pandangan yang berbeda dari buku yang di bacanya.

4. Jurnal.

Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam suatu bidang disiplin ilmu yang sama, misalnya ilmu
menejemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam ilmu komputer. Kegunaan
utama jurnal ialah dapat di gunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya
tulisan-tulisan di jurnal merupakan hasil penelitian. Selain itu tulisan dijurnal dapat dipakai
sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana buku-buku
referensi.

5. Buku Referensi.

Buku referensi berisi tulisan dalam ilmu tertentu. Sebaiknya kita memilih buku yang
bersifat refrensi bukan buku yang bersifat sebagai penuntun dalam menggunakan atau
membuat sesuatu. buku referensi yang baik tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu
dan disertai dengan teori-teori penunjangnya, sehingga kita akan dapat mengetahui
perkembangan teori dalam ilmu yang di bahas dalam buku tersebut.

C. Manfaat Studi Literatur.

Manfaat atau tujuan berisi tulisan umum dalam melakukan studi literatur ialah: 1)
menemukan variabel-variabel yang akan di teliti, 2) membedakan hal-hal yang sudah
dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan, 3) melakukan sintesa dan
memperoleh perspektif baru, 4) menentukan makna dan hubungan antar, variabel. Berikut
adalah penjelasannya.
1. Menemukan variabel-variabel yang akan di teliti.

Pada praktiknya, peneliti sering mengalami kesulitan untuk merumuskan masalah yang
layak di teliti. Masalah yang di teliti pada hakekatnya merupakan variabel-variabel yang akan
di teliti. Dngan melakukan studi literatur, maka peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam
menemukan variabel-variabel yang akan di teliti. Sedangkan itu dengan melakukan studi
literatur, maka akan dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variabel baik secara
konseptual maupun operasional, serta membantu mengidntifikasi adanya hubungan antara
variabel tersebut secara konseptual ataupun operasional.

2. Membedakan hal-hal yang sudah di lakukan dan menentukan hal-hal yang


perlu di lakukan.

Manfaat atau tujuan kedua dari melakukan studi literatur adalah membedakan hal-hal yang
sudah di lakukan dengan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan. Hal ini dapat dimaknai
bahwa studi literatur dapat menghindarkan kita agar tidak terjadi duplikasi penelitian atau
karya di masalalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain. Namun demikian, penelitian
masalalu dapat menjadi bahan atau setidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap
penelitian yang akan dilakukan saat ini, pada khususnya sebagai arahan kepada kita dalam
melakukan penelitian saat ini.

3. Melakukan sintesa dan memperoleh perspktif baru.

Tujuan ketiga dari melakukan studi literatur adalah untuk melakukan sintesa dan
memperoleh perspektif baru. Hal ini dapat di artikan jika seseorang peneliti dengan cermat
dapat melakukan sintesa hasil penelitian sejenis di masalalu, maka ada kemungkinan peneliti
tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang di pertanyakan dan
cara-cara bagaimana mengadaptasikan kedalam konteks penelitian saat ini. Pada umumnya
para peneliti lebih memilih hal-hal yang bersifat spesifik dari pada hal-hal yang bersifat
umum.

4. Menentukan makna dan hubungan antara variabel

Tujuan keempat dari studi literatur adalah menemukan makna dan hubungan antar
variabel, karna semua variabel yang di teliti harus di beri nama, didefinisikan dan disatukan
dengan masalah yang sudah di rumuskan beserta hipotesisnya. Jika seseorang melakukan
proses mendefinisikan variabel dengan tanpa melakukan studi literatur terlebih dahulu, maka
kemungkinan yang akan di peroleh kesalahan dalam mendefinisikan variabel. Sebaliknya,
jika peneliti melakukan studi literatur, maka peneliti mendapatkan tuntutan secara teori cara-
cara mendefinisikan suatu variabel, karna kemungkinan variabel secara konseptual sudah di
definisikan oleh penulis sebelumnya.

2. Cara memulai Studi Literatur.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa melakukan studi literatur adalah sangat


penting baik dalam menulis proposal ataupun laporan hasil kerja dalam bentuk tugas akhir,
skripsi, thesis ataupun dalam kegiatan kerja di perusahaan dan masyarakat.
Studi literatur sangat diperlukan untuk memberikan dasar/landasan yang kuat mengenai
alasan pemilihan tema tertentu, mengapa peneliti menerapkan metode tertentu dan bukan
metode yang lainnya atau memberi dasar/landasan teori yang yang dipakai dalam penelitian
tersebut.
Mengingat pentingnya melakukan studi literatur, maka diperlukan suatu teknik atau
langkah-langkah dalam penyusunan studi literatur  yaitu sebagai berikut :

A. Mencari sumber-sumber untuk bahan studi pustaka atau literature review.


 Langkah pertama dalam melakukan studi literatur adalah mencari sumber-
sumber untuk bahan studi pustaka atau literature review. Sumber-sumber untuk
dijadikan  sebagai daftar pustaka yang paling baik adalah buku, artikel, jurnal yang sudah
di peer-review, artikel  proceedings yang telah di peer-review, dan technical
report dari  institusi pendidikan atau organisasi lainnya yang berhak untuk mengeluarkan.
 Sebelumnya peneliti harus memeriksa secara jelas apakah sumber tersebut
sesuai  dengan studi pustaka atau literature review yang akan dibuat, misalnya
dengan melihat daftar isi, abstrak, heading, dan sub-headings atau dokumen  (kalimat
terpenting di dalam suatu tulisan yang biasanya terdapat di  bagian akhir pendahuluan dari
suatu tulisan).

B. Mengevaluasi isi yang dimuat di dalam sumber-sumber tersebut.

Langkah kedua dalam melakukan studi literatur adalah mengevaluasi isi yang dimuat


di dalam sumber-sumber tersebut. Proses evaluasi tersebut harus seobjektif mungkin, baik
evaluasi yang bersifat pendukung maupun yang bersifat melemahkan terhadap teori dalam
penelitian yang akan kita lakukan. Beberapa tip yang dapat digunakan untuk mempercepat
proses evaluasi suatu sumber antara lain dengan melakukan “Skimming”, yaitu yang arti
literalnya adalah meluncur; merefer yaitu membaca cepat sambil menangkap intisari bacaan
sumber; intisari yang ditangkap mungkin tidak sepenuhnya benar, tetapi dapat
memberikan arahan bagi peneliti, apabila kita memerlukan informasi terkait di kemudian
hari. Selain melakukan “skimiming” juga melakukan “paragraf statement” yaitu mencari
kalimat yang terpenting dalam suatu paragraf yang biasanya muncul di bagian awal dari suatu
paragraf.
Evaluasi juga dilakukan untuk melihat apakah penulis sumber tersebut adalah benar-
benar orang yang mempunyai otoritas di dalam permasalahan yang diangkat. Hal ini dapat
dihindari kalau hanya memakai ke-empat sumber yaitu buku, jurnal, proceedings dan
technical report dan dapat menghindari hasil searching yang tidak valid dari Google atau
sistem searching lainnya. Selain kevalidan sumber, perlu juga diteliti apakah metode,
data, dan penganalisaan yang digunakan oleh penulis sudah tepat atau belum.
Disamping itu perlu juga dianalisa apakah ada informasi yang sengaja disampaikan sebagian,
tidak sebenarnya atau dihilangkan. Kemutakhiran sumber perlu diperhatikan, karena untuk
informasi tertentu kadang perkembangannya begitu cepat, sehingga harus selalu berusaha
mencari yang paling up-to-date.

C. Membuat summary terhadap isi sumber-sumber tersebut

Langkah ketiga dalam melakukan studi literatur adalah membuat summary terhadap


isi sumber-sumber tersebut. Summary atau rangkuman digunakan sebagai pengingat sumber
yang pernah dibaca, sehingga pada saat menulis studi pustaka atau literature review  tidak
perlu membaca ulang sumber secara keseluruhan.
Adapun hal-hal yang perlu untuk dicatat dalam summary atau rangkuman tersebut antara lain:
Penulis, Tahun, Judul dan Sumber (Buku, Jurnal, Proceedings atau Technical Report) dari
tulisan yang dibaca, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Hasil Penelitian, Kesimpulan dan
Saran, serta hasil evaluasi.

D. Menulis studi pustaka atau literature review.

Langkah keempat dalam melakukan study literature adalah menulis studi


pustaka atau literatur review.Rangkuman yang dibuat dalam tahapan.
sebelumnya dipergunakan sepenuhnya dalam menulis studi pustaka atau literatur review.
Hal-hal yang mungkin dimasukkan antara lain: persamaan dan perbedaan antara pengarang
dan penelitian mereka, penelitian mana yang saling mendukung dan yang mana saling
bertentangan, pertanyaan yang belum terjawab dan lain-lain. 
Untuk itu peneliti perlu menata rangkuman dan mengelompokkannya
berdasarkan beberapa kriteria yang diperlukan, seperti berdasarkan pada tema penelitian,
jenis penelitian, pendukung atau penentang,  dan lain-lain.Satu hal yang dapat dijadikan tips
dalam menulis studi pustaka atau literature review adalah “Paraphrasing”, yaitu melakukan
pengungkapan ulang terhadap pernyataan orang lain dengan cara berbeda dengan
aslinya. Paraphrasing ini menghindarkan kita untuk mengutip secara langsung dan
menghindarkan kita untuk menggunakan tanda petik terhadap pernyataan langsung tersebut.

Selanjutnya tehnik penulisan study literature juga harus menggunakan kaidah-kaidah


penulisan yang telah berlaku umum dan ilmiah, seperti sesuai dengan tehnik penulisan
sebagai mana ditulis dalam Buku Bimbingan Penulisan Skripsi atau Tesis yang telah
ditentukan oleh Universitas atau dalam ejaan-ejaan yang telah disempurnakan dan berlaku
saat penelitian akan dilakukan.

3. Cara mencatat Studi Literatur.

Untuk sampai kepada catatan yang mudah dipergunakan nanti dalam penulisan karya
ilmiah: ialah melakukan penelahan, menyarikan atau merangkum dan memilah-memilah
sumber. dalam melakukan penelahan, sebaiknya mulailah pada hasil-hasil penelitian
sebelumnya. penelitian yang paling mutakhir itu juga mungkin memuat hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang kalau kita perlukan, tanpa itu kita tidak bisa akan memperolehnya.

Pada langkah penelaahan, bacalah abstrak artikel atau rangkuman yang relevan
dengan permasalahan kita atau bila tidak ada sarinya (abstrak atau rangkumannya) bacalah
artikel itu secara keseluruhan, dan ingat-ingat atau beri tanda bagian-bagian yang penting.
Bila apa yang telah kita baca baik ambilah sehelai kartu, ukuran 10x20 cm misalnya, pada
kartu itu tulislah blibliografinya secara lengkap sesuai dengan sistem penulisan yang harus
kita anut.

Pada langkah menyarikan, tulisalah sarinya atau rangkuman pada kartuyang


blibliografinya baru saja kita tulis atau tulislah (pada kartu) apa apa yang menurut kita
penting, beri komntar, tulis kegunaannya, dan lain-lain. Dan jangan lupa, bila ada sesuatu
yang akan di cuplik itu dengan lengkap, termasuk nomor halamannya.

Pada langkah memilah-milah sumber, tandailah kartu itu dengan kod sesuai dngan
isinya. misalnya, bila permasalahan yang sedang kita bahas itu mengenai partisipasi wanita
dalam kegiatan matematika maka kartu yang akan diberi kode A berisi kemampuan siswa
wanita dalam matematika, kartu B mengenai harapan hidup wanita, kartu C mengenai
motivasi belajar siswa laki-laki, misalnya..
Bagian terakhir dari pembahasan kita mengenai studi literatur ialah mengenai
pengorganisasiannya (menganalisis, menyusun, menyajikannya).

Bagaimanakah pengorganisasian hasil studi literatur sehingga pada karya tulisanya


tercantum dengan baik?

Dari langkah paling akhir yang sudah di bahas mengenai studi literatur itu kita telah
memiliki kartu-kartu yang berisi sari artikel-artikel yang relevan dengan permasalahan yang
akan kita teliti. Tulisan itu sebaiknya selalu dibaca ulang sehingga kita selalu ingat.
Pengingatan itu akan memudahkan kita dalam melakukan penyempurnaan, pengurangan atau
penambahan.

II. PLAGIARISME.

1. Pengertian Plagiarisme.

Bukan hal yang mudah untuk menyatakan suatu karya mengandung plagiarisme atau
tidak. Plagiarisme berasal dari bahasa latin plagiarus yang bermakna penculik (saundres,
1993). Sementara itu dalam kamus bahasa indonesia (2008) disebutkan bahwa plagiat adalah
pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan (pandapat) sendiri. Menurut peraturan Mentri Pendidikan RI Nomor 17 tahun 2010
dikatakan bahwa plagiat adalah perbuatan di sengaja atau tidak di sengaja dalam memperoleh
atau mencoba memperoleh kredit atau nilai suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian
atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya,
tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.

Sedangkan tipe plagiarisme diantataranya adalah plagiarisme kata demi kata (word for
word plagiarism), Yaitu penulis menggunakan kata-kata penulis lain (persis) tanpa
menyebutkan sumbernya, plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source), yaitu penulis
mnggunakan gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa
menyebutkan sumbernya secara jelas), plagiarisme kenegaraan (Plagiarism of Authorship),
penulis mengakui sebagai pengarang karya tulis milik orang lain, self plagiarism.
Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan suatu artikel pada lebih dari
satu redaksi publikasi dengan cara mendaur ulang karya ilmiah. Yang penting dalam self
plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya sendiri, maka ciptaan karya baru yang di
hasilkan harus memiliki perubahan yang berarti. Artinya, ciptaan karya lama merupakan
bagian kecil dari karya baru yang di hasilkan, sehingga pembaca akan memperolh hasil yang
baru, benar-benar penulis tuangkan pada karya tulis yang menggunakan karya lama.
(Soelisyo,2011).

Sementara (Felicia Utorodewo,2017;Eri Wijaya 2008) telah menetapkan tujuh ciri-ciri


tindakan plagiarisme yaitu:

1. Karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri.


2. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang brbeda tanpa mengakui tulisan
orang lain sebagai tulisan sendiri.
3. Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri.
4. Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri.
5. Mengakui menyebutkan asal usulnya.
6. Menguntip dan meringkas tanpa mencantumkan sumbernya.
7. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian
kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.

2. Ruang lingkup Plagiarisme.

Menurut peraturan Mentri Pendidikan RI Nomor 17 tahun 2010 pada pasal 2 lingkup
dan pelaku plagiarisme. Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:

a. Mengacu dan menguntip istilah, kata-kata atau kalimat, data dan informasi dari
suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa
menyatakan sumber secara memadai.
b. Mengacu atau menguntip secara acak istilah, kata- kata atau kalimat, dan
informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam cacatan kutipan
dan menyatakan sumber secara memadai.
c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan
sumber secara memadai.
d. Merumuskan dengan kata-kata atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata atau
kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber
secara memadai.
e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang di hasilkan atau telah dipublikasikan oleh
pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.

3. Plagiarisme dan bukan Plagiarisme.


Menurut Soelistyo (2011), ada beberapa tipe plagiarisme:
1. Plagiarisme kata demi kata (Word of Word plagiarism). Penulis menggunakan
kata-kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya.
2. Plagiarisme atas sumber (plagiarism of source). Penulis menggunkan gagasan
orang lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan
sumbernya secara jelas).
3. Plagiarisme kepengarangan (Plagiarisme of Authorship). Penulis mengakui
sebagai karya tulis karya orang lain.
4. Self plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu
artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi. Dan mendaur ulang karya tulis/karya
ilmiah. Yang penting dalam self plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya
sendiri, maka ciptaan karya baru yang di hasilkan harus memiliki perubahan yang
berarti. Artinya karya lama merupakan karya baru yang di hasilkan. Sehingga
pembaca akan memperoleh hal baru, yang benar-benar penulis tuangkan pada
karya tulis yang menggunakan karya lama.

Selanjutnya Daniel Ronda (2015:101) memberikan kategori plagiarisme apabila:

1. Ide atau pertanyaan-pertanyaan yang di ambil sudah menjadi pengetahuan yang


umum dan lazim di dalam masyarakat.
2. Bila ide seseorang sudah mengendap pada dirinya, dan apabila waktunya di
keluarkan baik lisan maupun tulisan tidak perlu mencari siapa yang punya,
sepanjang ekspresi penyampaian dengan bahasa sendiri (tetap mengacu kepada
poin 1).

Untuk mnghindari terjadinya plagiarisme, tentunya kita harus memahami alasan-


alasan seseorang dengan mudahnya mau melakukan plagiarisme.
 Beberapa alasan pemicu atau faktor pendorong terjadinya tindakan plagiat yaitu:
1. Terbatasnya waktu untuk menyelesaikan sebuah karya ilmiah sehingga mencari
cara mudah dengan copy-paste atas karya orang lain.
2. Malas membaca buku-buku yang berhubungan dengan penelitian dan kurang
melatih pikiran untuk melakukan analisis dan logika terhadap sumber pustaka
yang dimiliki serta kurang mencari referensi berbahasa inggris yang lebih banyak
dan juga referensi jurnal.
3. Kurangnya pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan.
Dalam hal ini seseorang pnulis tidak menyadari mengutip dari sumber sekunder
dan tertier tanpa memilki sumber premier referensi sehingga berpotensi
plagiarisme.
4. Apapun alasan seseorang melakukan tindakan plagiat, hal ini dapat di kategorikan
sebagai tindakan pencurian.
 Beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mencegah kita dari plagiarisme:
1. Menggunakan dua tanda kutip, jika menggambil langsung satu kalimat, dengan
menyebutkan sumbernya. Perlu diingat untuk mnghindari pengutipan dari blog
atau web dengan cara copy-paste tanpa memiliki buku sumber utamanya.
2. Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang di rujuk, dngan baik dan benar. Yang
di maksud adalah sesuai panduan yang di tetapkan masing-masing institusi dalam
penulisan daftar pusaka.
3. Melakukan parafrase dengan tetap menyebutkan sumbernya. Parafase adaah
mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri,
tanpa mengubah maksud atau makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan
sumbernya. Dalam hal ini walaupun penulis buku atau pembicara maka penulis
harus tetap menuliskan nama pemilik ide dan publikasinya.
4. Hindari seminimal mungkin untuk membaca artikel yang tidak dimuat di dalam
majalah, jurnal, dan buku. Karna potensi untuk copy-paste sangat tingi. Apabila
anda tidak memiliki buku tersebut maka anda memberikan penjelasan sumber
dimana anda mendapatkanya.
5. Sumber terdapat di dalam skripsi, tesis, dan disertasi pada tinjauan teori/pusaka
sebaiknya anda telah memilki bukunya karena potensi plagiarisme tampak apabila
anda hanya mengetik kembali sebuah tulisan tanpa memahami dan melakukan
parafrase.
5. sanksi akibat Plagiarisme.

Menurut peraturan Menteri Pendidikan Ri nomor 17 tahun 2010 pasal 12 yaitu:

1. teguran. Teguran dilakukann secara lisan oleh institusi dalam hal pengajar, dosen
dan pembi,bing.
2. Pengingat tertulis.
3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa.
4. Pembatalan nilai satu atau beberapa matakuliah yang diperoleh mahasiswa.
5. Pemberhentian dengan hormat dengan status sebagai mahasiswa.
6. Pemberhentian tidak dengan hormat.
7. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus.

Sedangkan sanksi yang di berikan dalam undang-undang Sisdiknas:

Mempergunakan karya ilmiah jiplakan untuk memproleh gelar akademik profesi,


vokasi, pidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak 200 juta.

Plagiarisme sangat merugikan sivitas akademika dalam mengembangkan penelitian


dengan kekayaan intelektual (HAK) karna dengan menggunakan plagiarisme berarti mental
“pencuri” telah ada di dalam diri peneliti dan penelitiannya.

6. Refleksi tentang masa depan Plagiarisme.

masa depan plagiarisme akan “sukses”. Mengapa dmikian? Desakan penelitian tinggi
untuk mempublikasikan karya ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi secara online akan
memudahkan bagi mahasiswa dan plagiator untuk memdapatkan ide yang sebenarnya
bukanlah idenya.

Tantangan penulis dan peneliti adalah untuk tidak tergoda untuk melakukan tindakan
plagiat di masa yang akan datang semakin kecil. Hal ini di sebabkan kosakata dan ide-ide
yang sudah dipublikasikan semakin banyak di dunia maya. Namun, ini juga menjadi peluang
yang ingin tampil beda dengan tidak memusatkan pikirannya kepada ide orang lain tetapi
mengembangkan cara berfikir dan ide kedalam tulisan tanpa harus mengutip terlebih dulu ide
orang lain.

Masa depan plagiarisme akan menjadi suram dan masa depan generasi muda menjadi
terang apabila dimulai dari generasi saat ini untuk memulai mengembangkan ide dan
kreativitas menulisnya sejak dini tanpa terlebih dahulu tergoda untuk membaca buku
browsing internet, dan menguntip tulisan orang lain, tetapi mengembangkan ide dari apa yang
di baca, dilihat dan dipahami tanpa harus menguntip langsung dan mencoba menuangkan
pemahaman dan dari arti sebuah tulisan yang merupakan karya asli.

Hal ini membutuhkan latihan dan keinginan dalam diri kita dan generasi kita untuk
percaya pada atas kemampuan dan tegas berkata TIDAK PADA PLAGIARISME dan segala
bentuknya dalam kehidupan kita.

Kehancuran budaya plagiarisme terletak pada perubahan pola pikir kita dan keyakinan
bahwa pikiran kita sangat kaya dengan ide, sebab Pencipta kita adalah Mahakarya bagi
ciptaan-Nya.
Daftar pustaka
Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksata Lainnya.
Bandung: Tarsino

Surakhmad. Winaryo. 1964. Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metoda Teknik.
Bandung. Tarsito.

Mercu Buana, Universitas. 2013. Buku Bimbingan Penulisan Tesis. Program Pasca Sarjana.
Magister Manajemen. Edisi 6. Jakarta

Indriati. Etty. 2015. Strategi Hindari Plagiarisme. Jakarta. PT Gramdia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai