Anda di halaman 1dari 36

‘ULUMUL HADITS

Disusun oleh:
Kelompok I/I/A/PAI

Sapan Adi Wijaya 1810631110023

Arum Nurul Azizah 1810631110018

Tiya Latipah 1810631110062


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


Afiva Epriliani 1810631110034
2018 M / 1473 H
PENGERTIAN HADITS
A. HADITS Hadis Secara Etimologis
Menurut Ibn Manzhur, kata’hadis’ berasal dari
bahasa Arab, yaitu al-hadis, jamaknya al-haditsan,
dan al-hudtsan. Secara etimologis, kata ini
memiliki banyak arti, diantaranya al-jadid (yang
baru) lawan dari al-qadim (yang lama), dan al-
khabar yang berarti kabar atau berita.
Muhammad Mahfudz Azami mendefinisikan kata
‘hadis’, secara etimologi (lughawiyah), berarti
komunikasi, kisah, percakapan, religious atau
sekular, historis atau kontemporer.dalam Al-
Quran, kata hadis ini digunakan sebanyak 23 kali.
HADIS SECARA TERMINOLOGIS

Menurut ulama hadis, esensi dari hadis adalah segala


sesuatu yang berkaitan dengan sabda, perbuatan, taqrir,
dan hal ikhwal (sifat dan kepribadian) Nabi Muhammad
SAW.

Itulah beberapa wawasan pengertian hadis secara


etimologis dan terminologis.Semoga bisa bermanfaat
serta menambah wawasan anda.

Solahudin, Agus, dkk. 2008. Ulumul Hadis. Bandung:


Pustaka Setia
CONTOH-CONTOH HADITS
Banyak sekali macam-macam hadits ucapan,
perbuatan, taqrir, rencana dan sikap Rasul
SAW, antara lain:
1. Ucapan Nabi
Ucapan atau‫ أقوال‬ialah segala yang disabdakan
nabi dan didengar shahabat, baik yang berisi
berita, perintah, larangan, ancaman, berita
gembira atau pun lainnya. Perhatikan beberapa
contoh berikut:
Contoh Berita
Rasul SAW bersabda:

ِ َ‫ار بِالشَّ َهو‬


‫ات‬ ُ َّ ‫َّت الن‬
ْ ‫حف‬ َ ْ ‫ة بِال‬
ُ َ‫مكَارِهِ و‬ َ ْ ‫َّت ال‬
ُ َّ ‫جن‬ ْ ‫حف‬ُ
“Surga dikelilingi dengan sesuatu yang tidak
disenangi.Neraka dikelilingi dengan sesuatu yang
menyenangkan.” Hr. Muslim.

2. Perbuatan Nabi
Perbuatan atau‫َ ْأ َفعال‬ yang di-lakukan Nabi SAW, dan
diketahui shahabat, baik yang berkaitan dengan ibadah
ritual maupun kehidupan sosial.
Contoh Ritual

Berkaitan dengan shalat

Cara shalat di kendaraan:


َّ َ َّ َّ َ ‫ل رأ‬
‫م‬ ‫ل‬
َ َ َ ْ‫س‬ ‫و‬ ِ ‫ه‬‫ي‬ ‫ل‬َ ‫ع‬ ‫ه‬
ُ ‫الل‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬
َ َّ ِ ‫ب‬َّ ‫الن‬ ُ ْ َ َ ‫ة قَا‬
‫ت‬ ‫ي‬ َ َ‫ن َربِيع‬
ِ ْ ‫مر ِ ب‬
ِ ‫ن عَا‬
ْ َ‫ع‬
ِ‫ت بِه‬
ْ َ‫جه‬ َّ َ‫ث تَو‬ ُ ْ ‫حي‬ َ ِ‫حلَتِه‬ِ ‫صلِّي عَلَى َرا‬ َ ُ‫ي‬
“Amir bin Rabi’ah menerangkan, Saya Melihat Nabi
SAW shalat di atas kendaraannya, menghadap ke
arah yang dihadapi kendaraannya itu.” Hr. al-
Bukhari
3. Perbuatan Shahabat yang dibiarkan Rasul SAW

Perbuatan shahabat yang diketahui Rasul SAW dan beliau tidak menegurnya

merupa

kan sumber teladan yang sering disebut hadits taqriri. Contohnya antara lain:

‫ضنَا‬
ُ ْ‫م بَع‬ َ َ‫ن ف‬
َ ‫صا‬ َ ‫ضا‬
َ ‫ي َرم‬
ْ ِ‫ ف‬ ‫ صلى الله عليه وسلم‬ ‫ل الله‬
ِ ْ‫س و‬ َ ‫َن أنس قالَ سافَ ْرنَا‬
ُ ‫معَ َر‬ ْ ‫ع‬

َّ ‫مفطِر ع َلَى ال‬


ِ ‫صائِم‬ ُ ‫م ع َلَى ال‬
ُ ‫مفْطِر وَال ال‬ ُ ِ ‫صائ‬
َّ ‫ب ال‬ ْ َ ‫ضنَا فَل‬
ْ ِ‫م يَع‬ ُ ْ‫وَأفْط َ َر بَع‬

“Kata Anas bin Malik: Kami bepergian bersama Rasul SAW pada bulan

Ramadlan. Di antara kami ada yang berbuka dan ada pula yang tetap

shaum.Yang shaum tidak mencela yang buka.Yang berbuka tidak mencela

yang shaum.” Hr. Muslim, Abu Daud.


4. Rencana Rasul SAW (Hamiyyah)
Diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa ketika
Rasul SAW berhasil menaklukan Mekah
(Ramadhan 8H), beliau menetapkan rencana
sambil berdo’a kepada Allah SWT untuk
menaklukan kerajaan Romawi dan Parsi
sehingga turunlah Qs.3:26-27. Rencana
tersebut terlaksana pasca Rasul SAW wafat.
Kerajaan Parsi dapat ditaklukan pada jaman
kekhalifahan Abu Bakar dan Romawi ditaklukan
pada jaman Umar bin Khathab.
Ibn Abbas menerangkan:
‫مهِ قَالُوا‬ َ ‫صام النبي صلَّى اللَّه عَلَيه وسلَّم يوم عَاشُ وراءَ وأ‬
ِ ‫صيَا‬ِ ِ ‫م َرنَا ب‬َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ِ ْ ُ َ ُّ ِ َّ َ َ
ِ‫ل اللَّه‬ُ ‫سو‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫ارى فَقَا‬ َ َّ ‫ه الْيَهُود ُ وَالن‬
َ ‫ص‬ ُ ‫م‬ُ ِّ ‫م تُعَظ‬
ٌ ْ‫ه يَو‬ ُ َّ ‫ل اللَّهِ إِن‬َ ‫سو‬ ُ ‫يَا َر‬
ْ َ ‫س ِع فَل‬
‫م‬ ِ ‫م التَّا‬ َ ْ‫منَا يَو‬ ْ ‫ص‬
ُ ‫ل‬ ُ ْ ‫م ال‬
ُ ِ ‫مقْب‬ ُ ‫ن الْعَا‬ َ ‫م فَإِذَا كَا‬ َ َّ ‫سل‬ َ َ‫ه عَلَيْهِ و‬ ُ َّ ‫صلَّى الل‬َ
ْ
‫م‬َ َّ ‫سل‬
َ َ‫ه عَلَيْهِ و‬ ُ َّ ‫صلَّى الل‬ َ ِ‫ل اللَّه‬ ُ ‫سو‬ ُ ‫ي َر‬ َ ِّ‫حتَّى تُوُف‬ َ ‫ل‬ ُ ِ ‫مقْب‬ ُ ْ ‫م ال‬ُ ‫ت الْعَا‬ ِ ‫يَأ‬
“Rasul SAW shaum pada tanggal sepuluh muharam dan
memerintah kita untuk melakukannya. Kemudian
shahabat bertanya: Wahai rasul bukankah hari itu yng
dimuliakan yahudi dan nashrani? Kemudian Rasul SAW
bersabda: Jika tahun depan saya masih hidup, akan
melakukan shaum juga tanggal sembilan muharram.
Namun, ternyata beliau tidak sampai tahun berikutnya
karena wafat.”Hr. Abu Daud.
B.SINONIM HADIST
1. SUNNAH
2. KHABAR
3. ATSAR
1.SUNNAH
Etimologiyaitu al-isroh (perjalanan/sejarah) baik
maupun buruk
Terminologi Ulama Hadist
Ulama Fiqih
Ulama Ushul Fiqih
2.KHABAR
Etimologi : warta atau berita yang di sampaikan
seseorang kepada orang lain
Terminologi : segala sesuatu yang disandarkan atau
berasal dari Nabi atau dari selain nabi
3.ATSAR
 Etimologi : peninggalan
 Terminologi : segala sesuatu yang
diriwayatkan dari sahabat,dan boleh juga
disandarkan pada perkataan hadist,namun
para fuqaha yakni untuk perkataan ulama
salaf,shabat,tabiin,dll
KESAMAAN HADITS, SUNNAH, KHOBAR, DAN
ATSAR

 Segala sesuatu yang bersumber dari nabi


berupa pekataan maupun perbuatan dan
takrirnya.
PERBEDAAN
 HADITS dan SUNNAH
Hadits adalah stilah khusus sabda nabi sedangkan sunnah lebih umum,
 HADIST dan KHABAR
Hadist itu berita yang datang dari Nabi sedangkan khabar tidak hanya
dari Nabi
 HADITS dan ATSAR
Hadist yakni segala sesuatu yang datang dari Nabi sedangkan atsar
dari para sahabat yang disandarkan kepada Nabi
C. HADITS QUDSI
pengertian: perkataan nabi tentang wahyu

Allah, yang salah satu hadist. Dimana perkataan

Nabi disandarkan kepada Allah atau kata lain

Nabi Muhamad meriwayatkan kepada Allah.


 Menurut bahasa :dari kata Qudus artinya suci. Yaitu sebuah
penyandaran yang bertujuan untuk mengagung agungkan dan
memuliakan Allah SWT yang maaha suci.

 Menurut istilah: sesuatu yang di kabarkan oleh Allah kpd nabi


muhammad saw melalui ilham/mimpi secara langsung tanpa melalui
malaikat jibril.

 Contohnya :Diriwayatkan oleh abu hurairah Ra. Ia berkata, Telah


bersabda Rasulullah Saw :
 “Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluknya, ia menuliskan
kitabnya ketetapan untuk diri-Nya sendiri : Sesungguhnya rahmat ku
( Kasih sayangku) mengalahkan murkamu.
PERBEDAAN HADITS QUDSI DAN NABAWI.

 Qudsi: terletak pada sumber berita dan


pemberitaannya. Maknanya dri Allah yang
disampaikan melalui sesuatu wahyu, dan
redaksinya dari nabi yang disandarkan pada
Allah.
 Nabawi : Pemberitaan makna dan edaksinya
berdasarkan ijtihad Nabi sendiri.
D. AL-QUR’AN
1. Definisi Al-Qur’an
Al-Qur'an  ‫اـــآن‬
‫ لقر‬ secara harfiah berarti "bacaan” adalah
sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, yang
umat Muslim percaya bahwa kitab ini diturunkan
oleh  Allah Swt. kepada Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur'an diturunkan langsung oleh Allah Swt. kepada
Nabi Muhammad  SAW melalui perantara Malaikat Jibril,
secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22
hari atau rata-rata selama 23 tahun, dimulai sejak tanggal
17 Ramadan, saat Nabi Muhammad berumur 40 tahun
hingga wafat di tahun 632.
Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah swt.
yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. melalui perantara
malaikat Jibri secara berangsur-angsur
selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari
atau rata-rata selama 23 tahun untuk di
sampaikan kepada seluruh umat
manusia sebagai pedoman hidup di
dunia demi mencapai tujuan selamat
dunia dan akhirat.

Umat Manusia

Sebagai Pedoman Hidup

Selamat Dunia Akhirat


BERIKUT MERUPAKAN NAMA-NAMA TERSEBUT
SERTA AYAT YANG MENCANTUMKANNYA:

Al-Kitab (Buku) Ar-Rahmat (Karunia)

Al-Furqan (Pembeda benar salah) Ar-Ruh (Ruh)

Al-Bayan (Penerang)
Adz-Dzikr (Pemberi peringatan)
Al-Kalam (Ucapan/firman)
Al-Mau'idhah (Pelajaran/nasihat)
Al-Busyra (Kabar gembira)
Al-Hukm (Peraturan/hukum)
An-Nur (Cahaya)
Al-Hikmah (Kebijaksanaan) Al-Basha'ir (Pedoman)

Asy-Syifa (Obat/penyembuh) Al-Balagh (Penyampaian/kabar)

Al-Huda (Petunjuk) Al-Qaul (Perkataan/ucapan)

At-Tanzil (Yang diturunkan)
Secara bahasa (etimologi), Kata Al-Qur’an adalah isim mashdar (kata
PENGERTIAN benda) dari kata (‫ ) قرـأ‬dengan makna isim Maf’ul, sehingga berarti
 AL QUR’AN “bacaan”. Al-Qur’an Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja

SECARA Qoro-’a (‫ ) قرـأ‬yang bermakna Talaa (‫ال‬


‫ ) تــــ‬keduanya bererti: membaca,

ETIMOLOGI
atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat

menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (‫ ) قرأـ قرـءـا وـقرـآنا‬sama seperti

anda menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan (‫) غفرـ غفرـا وـغفرـانا‬.

Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar

(kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang

dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia

adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi)

kerana ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.


PENGERTIAN Sedangkan secara terminologi Al-Quran adalah firman atau wahyu yang
SECARA berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara

TERMINOLOGI melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat
manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT
yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui
para rasul. Hal ini juga senada dengan pendapat yang menyatakan
bahwa  Al-Qur'an kalam atau wahyu Allah yang diturunkan melalui
perantaraan malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan
ketika Nabi Muhammad berusia 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai
ayat 5. Sedangkan terakhir alqu'an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah
tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.
SECARA ETIMOLOGI PARA ULAMA’ BERBEDA PENDAPAT
DALAM MENDEFINISIKAN AL-QUR’AN.
BERIKUT ADALAH BEBERAPA PENDAPAT TERSEBUT.

a. Menurut Al-Lihyany (w. 215 H) dan segolongan ulama lain


Kata Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il), َ ‫ َ َقرـأـ‬artinya
ُ ‫ َ ْقرـأ‬-َ ‫) َ قرـأـ‬. Dari tasrif
membaca, dengan perubahan bentuk kata/tasrif (‫ ُ ق ْرـ َءاـنًا‬-‫يـــ‬ َ َ
tersebut, kata ‫ ُ ق ْرـ َءاـنًا‬artinya bacaan yang bermakna isim maf’ul (ٌ‫) َم ْقُـر ْوء‬
artinya yang dibaca. Karena Al-Qur’an itu dibaca maka dinamailah Al-
Qur’an. Kata tersebut selanjutnya digunakan untuk kitab suci yang
diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw.
b. Menurut Al-Asy’ari (w. 324 H) dan beberapa golongan lain

Kata Qur’an berasal dari lafaz‫ َ ق َر َن‬yang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain. Kemudian kata

tersebut dijadikan sebagai nama Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, mengingat bahwa surat-

suratnya, ayat-ayatnya dan huruf-hurufnya beriring-iringan dan yang satu digabungkan kepada yang lain.

c. Menurut Al-Farra’ (w. 207 H)

Kata Qur’an berasal dari lafal‫َ ق َر ِ ٌائن‬ ٌ َ ‫َ قرِ ْين‬


merupakan bentuk jama’ dari kata ‫ة‬ yang berarti petunjuk atau

indikator, mengingat bahwa ayat-ayat Al-Qur’an satu sama lain saling membenarkan. Dan kemudian

dijadikan nama bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

d. Menurut Az-Zujaj (w. 331 H)

Kata Qur’an itu kata sifat dari ُ‫ َ ْالق َْرء‬yang sewazan (seimbang) dengan kata‫ُ فعْال َ ٌن‬ yang artinya ‫م ُع‬ َ ‫ْال‬
ْ ‫ج‬
(kumpulan). Selanjutnya kata tersebut digunakan sebagai salah satu nama bagi kitab suci yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad Saw., karena Al-Qur’an terdiri dari sekumpulan surah dan ayat, memuat kisah-

kisah, perintah dan larangan, dan mengumpulkan inti sari dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
e. Menurut Asy-Syafi’i (w. 204 H)

Kata Al-Qur’an adalah isim ’alam, bukan kata bentukan (isytiqaq) dari
kata apapun dan sejak awal memang digunakan sebagai nama khusus
bagi kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad
Saw. sebagaimana halnya dengan nama-nama kitab suci sebelumnya
yang memang merupakan nama khusus yang diberikan oleh Allah SWT.
sama halnya nama kitab suci sebelumnya, yaitu Zabur (Nabi Dawud
as.), Taurat (Nabi Musa as.) dan Injil (Nabi Isa as.).
Menurut Abu Syuhbah dalam kitabnya yang berjudul al-Madkhal li
Dirasah Al-Qur’an al-Karrm, dari kelima pendapat tersebut diatas,
pendapat pertamalah yang paling tepat yakni menurut Al-Lihyany
yang menyatakan bahwa kata Al-Qur’an merupakan kata bentukan
(isytiqaq) dari kata َ ‫ َق َرأ‬dan pendapat inilah yang paling masyhur.
Ditinjau dari pengertian secara terminologi, para ulama’ juga berbeda-beda

pendapat dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Perbedaan itu terjadi disebabkan

oleh adanya perbedaan sudut pandang dan perbedaan dalam menyebutkan

unsur-unsur, sifat-sifat atau aspek-aspek yang terkandung di dalam Al-Qur’an

itu sendiri yang memang sangat luas dan komprehensif. Semakin banyak unsur

dan sifat dalam mendefinisikan Al-Qur’an, maka semakin panjang redaksinya.

Namun demikian, perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat prinsipil,

justru perbedaan pendapat tersebut bisa saling melengkapi satu sama lain,

sehingga jika pendapat-pendapat itu digabungkan, maka pemahaman

terhadap pengertian Al-Qur’an akan lebih luas dan komprehensif.


BEBERAPA PENDAPAT ULAMA’ MENGENAI DEFINISI AL-QUR’AN SECARA TERMINOLOGI DI ANTARANYA
ADALAH:

a. Syeikh Muhammad Khuiari Beik

Dalam kitab Tarikh at-Tasyri’ al-Islam, Syeikh Muhammad Khuiari Beik mengemukakan definisi Al-Qur’an
sebagai berikut:

َ َّ ‫سل‬
ِ‫م لِلتَّدَبُّرِ وَالتَّذَكُّر‬ َ َ‫ه ع َلَيْهِ و‬ُ ‫صلَّى الل‬ َ ٍ ‫مد‬ َّ ‫ح‬ ُ ‫ل ع َلَى‬
َ ‫م‬ ُ ْ ‫ي ال‬
ُ ‫من َ َّز‬ ُّ ِ ‫ْظ الْعَ َرب‬
ُ ‫ن هُوَ اللَّف‬ ُ ‫اَلْق ُْرءَا‬
‫ـاس‬
ِ َّ ‫سوْ َرةِ الن‬ُ ِ‫م ب‬ ُ ْ‫ختُو‬ َ ْ ‫حةِ وَال‬
ْ ‫م‬ َ ِ ‫سوْ َرةِ الْفَـات‬ َ ْ ‫ن ال‬
ُ ِ ‫مبْد ُ ْوءُ ب‬ ِ ْ ‫ما دَفَّـتَي‬ َ َ‫متَوَات ِ ًرا وَهُو‬ ُ ‫ُو‬
ُ ‫ل‬ ْ ‫منْق‬ َ ْ ‫ال‬
Artinya:

Al-Qur’an ialah lafaz (firman Allah) yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Muhammad SAW., untuk
dipahami isinya dan selalu diingat, yang disampaikan dengan cara mutawatir, yang ditulis dalam mushaf,
yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.
b. Subkhi aalih
Subkhi aalih mengemukakan definisi Al-Qur’an sebagai berikut :

َ َّ ‫سل‬
‫م‬ َ َ‫ه عَلَيْهِ و‬ ُ ‫صلَّى الل‬ َ ‫ي‬ ِّ ِ ‫ل عَلَى النَّب‬ ُ ْ ‫ج ُز ال‬
ُ ‫من َ َّز‬ ُ ْ ‫اب ال‬
ِ ْ ‫مع‬ ُ َ ‫َان هُوَ الْكِت‬
ُ ‫اَلْق ُْرء‬
ُ ْ ‫ر ال‬
ِ‫متَعَبَّد ُ بِتِالَوَتِه‬ ِ ُ ‫ل عَلَيْهِ بِالتَّوَات‬ ُ ْ‫منْقُو‬ َ ْ ‫ف ال‬ ِ ‫ح‬ ِ ‫صا‬
َ ‫م‬َ ْ ‫ب فِى ال‬ َ ْ ‫ال‬
ُ ْ‫مكْتُو‬
Artinya:
Al-Qur’an adalah kitab (Allah) yang mengandung mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.,
yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang disampaikan secara mutawatir, dan bernilai ibadah membacanya.
 
c. Syeikh Muhammad Abduh
Sedangkan Syeikh Muhammad Abduh mendefinisikan Al-Qur’an dengan pengertian sebagai berikut :

‫ن‬
ْ ‫م‬
َ ِ‫صدُوْر‬
ُ ‫ي‬ ُ ْ‫حفُو‬
ْ ِ‫ظ ف‬ َ ْ ‫ف ال‬
ْ ‫م‬ ِ ‫ح‬
ِ ‫صا‬ َ ْ ‫ب فِى ال‬
َ ‫م‬ ُ ْ‫مكْتُو‬ َ ْ ‫ن ال‬ ُ ‫اب هُوَ الْق ُْرءَا‬ُ َ ‫اَلْكِت‬
‫ن‬
َ ْ ‫مي‬
ِ ِ ‫سل‬ْ ‫م‬ ُ ْ ‫ن ال‬
َ ‫م‬ ِ ِ‫فظِه‬ ْ ‫ح‬
ِ ِ ‫عَنَى ب‬
Artinya:
Kitab (Al-Qur’an) adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang terpelihara di dalam dada orang
yang menjaga(nya) dengan menghafalnya (yakni) orang-orang Islam.
Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa unsur dalam pengertian Al-Qur’an sebagai berikut :

a. Al-Qur’an adalah firman atau kalam Allah SWT.

b. Al-Qur’an terdiri dari lafaz berbahasa Arab

c. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

d. Al-Qur’an merupakan kitab Allah SWT yang mengandung mu’jizat bagi Nabi Muhammad SAW yang
diturunkan dengan perantara malaikat Jibril.

e. Al-Qur’an disampaikan dengan cara mutawatir (berkesinambungan).

f. Al-Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya merupakan ibadah.

g. Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf, yang diawali dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah
an-Nas

h. Al-Qur’an senantiasa terjaga/terpelihara kemurniannya dengan adanya sebagian orang Islam yang
menjaganya dengan menghafal Al-Qur’an.
2. Perbedaan
Al-Qur’an dan 1) Al-Qur`an adalah kaladaam Allah yang
Hadits diturunkan dengan lafal Allah sendiri.
Orang-orang Arab ditantang untuk
membuat semisal Al-Quran. Tetapi mereka
tak mampu membutanya meskipun hanya
satu surat saja. Maka dari itu, Al-Qur`an
adalah mukjizat. Sedangkan, Hadits Qudsi
bukan merupakan mukjizat dan orang-
orang Arab tidak ditantang untuk membuat
yang semisalnya. 
2) Al-Qur`an itu hanya dinisbatkan kepada Allah. Maka dari itu,
penyandarannya langsung kepada Allah: ‫ يقول الله‬ – 
‫تعالى‬ ‫ قال اله‬.
Sedangkan, Hadits Qudsi terkadang diriwayatkan oleh Rasulullah
SAW dengan dinisbatkan kepada Allah. Penisbatan ini menggunakan
cara orang yang mengarang sehingga disebut dengan nisbat insya`/
nisbat yang dibuatkan seperti ucapan : ‫رسواللله صلى اله عليه‬ ‫وسلم‬
‫قال‬ Terkadang pula diriwayatkan dengan dinisbatkan kepada
Rasulullah tetapi nisbatnya adalah nisbat khabar karena nabi yang
menyampaikan Hadis itu dari Allah. Maka dikatakan Rasulullah
mengatakan mengenai apa yang diriwayatkan dari Tuhannya. 
3) Seluruh isi Al-Quran semuanya dinukil secara mutawatir sehingga
kepastiannya sudah mutlak. Sedang hadis-hadis Qudsi
kebanyakannya adalah khabar ahad, sehingga kepastiannya masih
merupakan dugaan. Adakalanya hadis Qudsi itu shahih, terkadang
hasan dan terkadang pula dhaif. 

4) Al-Quran dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Maka ia


adalah wahyu, baik dalam lafal ataupun maknannya. Sedang hadis
Qudsi maknanya saja dari Allah sedangkan lafalnya dari Rasulullah
SAW. Hadis Qudsi adalah wahyu dalam makna tetapi bukan dalam
makna. Oleh sebab itu, menurut sebagian besar ahli hadis
diperbolehkan meriwayatkan hadis Qudsi dengan maknanya saja. 
Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an meliputi tiga fungsi pokok, yaitu :
3. Fungsi 1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an.
hadits terhadap 2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang
mutlak dan mentakhsiskan yang umum(‘am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis
al-qu’an
berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur’an. Rasululloh
mempunyai tugas menjelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman Alloh SWT
dalam QS. An-Nahl ayat 44:
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan
kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44
3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-
Qur’an. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah
yang tidak ditunjukan oleh Al-Qur’an. Contohnya seperti larangan
memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan
burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra
bagi laki-laki. 
KESIMPULAN
1. Al-Qur`an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW dan yang membacanya dianggap ibadah; 

2.  Hadis nabawi ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik
berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat; 

3.  Hadits Qudsi adalah apa-apa yang disandarkan oleh Nabi Saw kepada
Allah Ta’ala. 

4. Hadis adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sabda, perbuatan,


taqrir, dan hal ikhwal (sifat dan kepribadian) Nabi Muhammad SAW.

Anda mungkin juga menyukai