Disusun oleh:
Kelompok I/I/A/PAI
2. Perbuatan Nabi
Perbuatan atauَ ْأ َفعال yang di-lakukan Nabi SAW, dan
diketahui shahabat, baik yang berkaitan dengan ibadah
ritual maupun kehidupan sosial.
Contoh Ritual
Perbuatan shahabat yang diketahui Rasul SAW dan beliau tidak menegurnya
merupa
kan sumber teladan yang sering disebut hadits taqriri. Contohnya antara lain:
ضنَا
ُ ْم بَع َ َن ف
َ صا َ ضا
َ ي َرم
ْ ِ ف صلى الله عليه وسلم ل الله
ِ ْس و َ َن أنس قالَ سافَ ْرنَا
ُ معَ َر ْ ع
“Kata Anas bin Malik: Kami bepergian bersama Rasul SAW pada bulan
Ramadlan. Di antara kami ada yang berbuka dan ada pula yang tetap
Umat Manusia
Al-Kitab (Buku) Ar-Rahmat (Karunia)
Al-Bayan (Penerang)
Adz-Dzikr (Pemberi peringatan)
Al-Kalam (Ucapan/firman)
Al-Mau'idhah (Pelajaran/nasihat)
Al-Busyra (Kabar gembira)
Al-Hukm (Peraturan/hukum)
An-Nur (Cahaya)
Al-Hikmah (Kebijaksanaan) Al-Basha'ir (Pedoman)
Asy-Syifa (Obat/penyembuh) Al-Balagh (Penyampaian/kabar)
Al-Huda (Petunjuk) Al-Qaul (Perkataan/ucapan)
At-Tanzil (Yang diturunkan)
Secara bahasa (etimologi), Kata Al-Qur’an adalah isim mashdar (kata
PENGERTIAN benda) dari kata ( ) قرـأdengan makna isim Maf’ul, sehingga berarti
AL QUR’AN “bacaan”. Al-Qur’an Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja
ETIMOLOGI
atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat
(kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang
TERMINOLOGI melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat
manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT
yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui
para rasul. Hal ini juga senada dengan pendapat yang menyatakan
bahwa Al-Qur'an kalam atau wahyu Allah yang diturunkan melalui
perantaraan malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan
ketika Nabi Muhammad berusia 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai
ayat 5. Sedangkan terakhir alqu'an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah
tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.
SECARA ETIMOLOGI PARA ULAMA’ BERBEDA PENDAPAT
DALAM MENDEFINISIKAN AL-QUR’AN.
BERIKUT ADALAH BEBERAPA PENDAPAT TERSEBUT.
Kata Qur’an berasal dari lafaz َ ق َر َنyang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain. Kemudian kata
tersebut dijadikan sebagai nama Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, mengingat bahwa surat-
suratnya, ayat-ayatnya dan huruf-hurufnya beriring-iringan dan yang satu digabungkan kepada yang lain.
indikator, mengingat bahwa ayat-ayat Al-Qur’an satu sama lain saling membenarkan. Dan kemudian
dijadikan nama bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kata Qur’an itu kata sifat dari ُ َ ْالق َْرءyang sewazan (seimbang) dengan kataُ فعْال َ ٌن yang artinya م ُع َ ْال
ْ ج
(kumpulan). Selanjutnya kata tersebut digunakan sebagai salah satu nama bagi kitab suci yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw., karena Al-Qur’an terdiri dari sekumpulan surah dan ayat, memuat kisah-
kisah, perintah dan larangan, dan mengumpulkan inti sari dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
e. Menurut Asy-Syafi’i (w. 204 H)
Kata Al-Qur’an adalah isim ’alam, bukan kata bentukan (isytiqaq) dari
kata apapun dan sejak awal memang digunakan sebagai nama khusus
bagi kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad
Saw. sebagaimana halnya dengan nama-nama kitab suci sebelumnya
yang memang merupakan nama khusus yang diberikan oleh Allah SWT.
sama halnya nama kitab suci sebelumnya, yaitu Zabur (Nabi Dawud
as.), Taurat (Nabi Musa as.) dan Injil (Nabi Isa as.).
Menurut Abu Syuhbah dalam kitabnya yang berjudul al-Madkhal li
Dirasah Al-Qur’an al-Karrm, dari kelima pendapat tersebut diatas,
pendapat pertamalah yang paling tepat yakni menurut Al-Lihyany
yang menyatakan bahwa kata Al-Qur’an merupakan kata bentukan
(isytiqaq) dari kata َ َق َرأdan pendapat inilah yang paling masyhur.
Ditinjau dari pengertian secara terminologi, para ulama’ juga berbeda-beda
itu sendiri yang memang sangat luas dan komprehensif. Semakin banyak unsur
justru perbedaan pendapat tersebut bisa saling melengkapi satu sama lain,
Dalam kitab Tarikh at-Tasyri’ al-Islam, Syeikh Muhammad Khuiari Beik mengemukakan definisi Al-Qur’an
sebagai berikut:
َ َّ سل
ِم لِلتَّدَبُّرِ وَالتَّذَكُّر َ َه ع َلَيْهِ وُ صلَّى الل َ ٍ مد َّ ح ُ ل ع َلَى
َ م ُ ْ ي ال
ُ من َ َّز ُّ ِ ْظ الْعَ َرب
ُ ن هُوَ اللَّف ُ اَلْق ُْرءَا
ـاس
ِ َّ سوْ َرةِ النُ ِم ب ُ ْختُو َ ْ حةِ وَال
ْ م َ ِ سوْ َرةِ الْفَـات َ ْ ن ال
ُ ِ مبْد ُ ْوءُ ب ِ ْ ما دَفَّـتَي َ َمتَوَات ِ ًرا وَهُو ُ ُو
ُ ل ْ منْق َ ْ ال
Artinya:
Al-Qur’an ialah lafaz (firman Allah) yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Muhammad SAW., untuk
dipahami isinya dan selalu diingat, yang disampaikan dengan cara mutawatir, yang ditulis dalam mushaf,
yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.
b. Subkhi aalih
Subkhi aalih mengemukakan definisi Al-Qur’an sebagai berikut :
َ َّ سل
م َ َه عَلَيْهِ و ُ صلَّى الل َ ي ِّ ِ ل عَلَى النَّب ُ ْ ج ُز ال
ُ من َ َّز ُ ْ اب ال
ِ ْ مع ُ َ َان هُوَ الْكِت
ُ اَلْق ُْرء
ُ ْ ر ال
ِمتَعَبَّد ُ بِتِالَوَتِه ِ ُ ل عَلَيْهِ بِالتَّوَات ُ ْمنْقُو َ ْ ف ال ِ ح ِ صا
َ مَ ْ ب فِى ال َ ْ ال
ُ ْمكْتُو
Artinya:
Al-Qur’an adalah kitab (Allah) yang mengandung mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.,
yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang disampaikan secara mutawatir, dan bernilai ibadah membacanya.
c. Syeikh Muhammad Abduh
Sedangkan Syeikh Muhammad Abduh mendefinisikan Al-Qur’an dengan pengertian sebagai berikut :
ن
ْ م
َ ِصدُوْر
ُ ي ُ ْحفُو
ْ ِظ ف َ ْ ف ال
ْ م ِ ح
ِ صا َ ْ ب فِى ال
َ م ُ ْمكْتُو َ ْ ن ال ُ اب هُوَ الْق ُْرءَاُ َ اَلْكِت
ن
َ ْ مي
ِ ِ سلْ م ُ ْ ن ال
َ م ِ ِفظِه ْ ح
ِ ِ عَنَى ب
Artinya:
Kitab (Al-Qur’an) adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang terpelihara di dalam dada orang
yang menjaga(nya) dengan menghafalnya (yakni) orang-orang Islam.
Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa unsur dalam pengertian Al-Qur’an sebagai berikut :
d. Al-Qur’an merupakan kitab Allah SWT yang mengandung mu’jizat bagi Nabi Muhammad SAW yang
diturunkan dengan perantara malaikat Jibril.
g. Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf, yang diawali dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah
an-Nas
h. Al-Qur’an senantiasa terjaga/terpelihara kemurniannya dengan adanya sebagian orang Islam yang
menjaganya dengan menghafal Al-Qur’an.
2. Perbedaan
Al-Qur’an dan 1) Al-Qur`an adalah kaladaam Allah yang
Hadits diturunkan dengan lafal Allah sendiri.
Orang-orang Arab ditantang untuk
membuat semisal Al-Quran. Tetapi mereka
tak mampu membutanya meskipun hanya
satu surat saja. Maka dari itu, Al-Qur`an
adalah mukjizat. Sedangkan, Hadits Qudsi
bukan merupakan mukjizat dan orang-
orang Arab tidak ditantang untuk membuat
yang semisalnya.
2) Al-Qur`an itu hanya dinisbatkan kepada Allah. Maka dari itu,
penyandarannya langsung kepada Allah: يقول الله –
تعالى قال اله.
Sedangkan, Hadits Qudsi terkadang diriwayatkan oleh Rasulullah
SAW dengan dinisbatkan kepada Allah. Penisbatan ini menggunakan
cara orang yang mengarang sehingga disebut dengan nisbat insya`/
nisbat yang dibuatkan seperti ucapan : رسواللله صلى اله عليه وسلم
قال Terkadang pula diriwayatkan dengan dinisbatkan kepada
Rasulullah tetapi nisbatnya adalah nisbat khabar karena nabi yang
menyampaikan Hadis itu dari Allah. Maka dikatakan Rasulullah
mengatakan mengenai apa yang diriwayatkan dari Tuhannya.
3) Seluruh isi Al-Quran semuanya dinukil secara mutawatir sehingga
kepastiannya sudah mutlak. Sedang hadis-hadis Qudsi
kebanyakannya adalah khabar ahad, sehingga kepastiannya masih
merupakan dugaan. Adakalanya hadis Qudsi itu shahih, terkadang
hasan dan terkadang pula dhaif.
2. Hadis nabawi ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik
berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat;
3. Hadits Qudsi adalah apa-apa yang disandarkan oleh Nabi Saw kepada
Allah Ta’ala.