Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional pasal 1, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, akhlak mulia, serta keterampilan yang di
perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dapat berlangsung jika
memenuhi unsur-unsur yang ada di dalamnya, salah satunya pendidikan dan peserta didik.

Pendidik dan peserta didik akan di jelaskan dalam makalah ini baik dalam perspektif umum
maupun perspektif pendidikan islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidik dan peserta didik dalam perspektif islam?
2. Bagaimana karakteristik pendidik dan peserta didik?
3. Bagaimana hak dan kewajiban pendidik dan peserta didik?

C. Tujuan masalah
1. Mendeskripsikan pendidik dan peserta didik dalam perspektif pendidik islam.
2. Mendeskripsikan karakteristik pendidik dan peserta didik.
3. Mendeskripsikan hak kewajiban pendidik dan peserta didik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidik dan peserta didik dalam pendidikan Islam.

1. Pengertian Pendidik.
A. Pengertian pendidik secara Etimologi (highatan)

Di dalam al-qur’an di temukan beberapa kata yang menunjukan kepada pengertian


pendidik.

a. Muallim (Q.S 29:43 dan Q.S. 35:28)


Muallim adalah orang yang menguasai ilmu mampu mengembangkan dan
menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, serta menjelaskan dimensi teoritis dan
praktisnya.
b. Murrabi (Q.S 17:24)
Murabbi, adalah pendidik yang mampu menyiapkan, mengatur,
mengelola,membina,memimpin dan mengembangkan potensi peserta didik, yang
dapat di gunakan bagi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berguna
bagi dirinya, dan makhluk Tuhan di sekelilingnya
c. Muddaris.
Muddaris, adalah pendidik yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
diologis dan dinamis, mampu membelajarkan peserta didik dengan belajar mandiri,
atau memperlancar pengalaman belajar dan menghasilkan warga belajar.

B. Secara Terminotogi (istilahan)

Pendidikan islam menggunakan tujuan sebagai dasar dalam menentukan pengertian


pendidik. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan kewajiban agama, dan
kewajiban hanya di pikulkan kepada setiap orang yang telah dewasa. kewajiban itu
pertama-tama bersifat personal, dalam arti bahwa setiap orang yang bertanggung jawab
atas pendidikaan dirinya sendiri, kemudian bersifat sosial dalam arti bahwa setiap orang

2
yang bertanggung jawab atas pendidikan orang lain. Hal ini tercermin dalam firman
Allah sebagi berikut:

Artinya:

“ hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan keluargamu) dari api neraka
yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat malaikat yang kasar,
keras tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang di perintahNya kepada mereka, dan selalu
mengerjakan apa yang di perintahkan. “ (Q.S. Al-Tahrim : 6)

Para pakar menggunakan rumusan yang berbeda tentang pendidikan :

a. Moh. Fadhil al-Djamali menyebutkan, bahwa pendidik adalah orang yang mengarahkan
manusia kepada kehidupan yang baik, sehingga terangkat derajat kemanusiaanya sesuai
dengan kemampuan dasar yang dimiliki manusia.
b. Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang memikul pertanggung jawaban dalam
mendidik manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang
pendidikan peserta didik.
c. Sultan Imam Barnand mengemukakan, bahwa pendidik adalah setiap orang yang dengan
sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan peserta didik.
d. Zakiah Darajat berpendapat bahwa peserta didik adalah individu yang akan memenuhi
kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik.

2. Peserta didik dalam pendidikan islam.

Peserta didik salah satu komponen dalam sistem pendidikan islam. Peserta didik
merupakan “raw material” (bahan mentah) di dalam proses transformasi yang disebut
pendidikan. Berbeda dengan komponen-komponen lain dalam sistem pendidikan karena kita
menerima material ini sudah setengah jadi,sedangkan komponen-komponen lain dapat
dirumuskan dan disusun sesuai dengan keadaan fasilitas dan kebutuhan yang ada.

Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

3
Syamsul Nizar mendeskripsikan lima kriteria pendidik:

1). Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri.

2). Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan .

3). Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik
disebabkan oleeh faktor bawaan ataupun faktor lingkungan.

4). Peserta didik merupakan dua unsur jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya
fisik , dan unsur rohani memiliki daya akal nurani dan nafsu.

5). Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat di
kembangkan dan berkembang secara dinamis.

Di indonesia pendidik disebut juga guru yaitu “ orang yang di gurui dan di tiru”.
Menurut Hadari Nawawi guru adalah orang orang yang kerjanya mengajar atau memberikan
pelajaran disekolah atau di kelas. Lebih khususnya di artikan dengan orang yang bekerja
dibidang pendidikan dan pengajaran, yang ikut bertanggung jawab dalam membentuk dan
membimbing anak-anak mencapai kedewasaan jasmani ataupun rohani.

Didalam proses peserta didik disamping sebagai objek juga sebagai subjek. Oleh karna
itu agar seorang pendidik berhasil dalam proses pendidikan, maka harus memahami peserta didik
dengan segala karakteristiknya.

3. Tugas pendidik.

Keutamaan tugas pendidik disebabkan oleh tugas mulia yang di embannya. Tugas yang
di emban seorang pendidik hampir sama dengan tugas seorang Rasul.

a. Tugas secara umum, adalah:

Sebagai “warasat al-anbiya”, yang pada hakikatnya mengemban misi rahmat li al-lamin,
yakni suatu misi yang mengajak manusia tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah, guna
memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Kemudian misi ini di kembangkan kepada
pembentukan kepribadian yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal shaleh dan bermoral tinggi.

4
Selain itu, tugas pendidik adalah yang paling utama adalah, menyempurnakan,
membersihkan, menyucikan hati manusia untuk ber-taqqarub kepada Allah. Sejalan dengan
ini Abd al-Rahman al-Nawawi menyebutkan tugas fungsi pendidik sebagai berikut: pertama,
fungs penyucian yakni berfungsi sebagai pemelihara, dan mengembangkan fitrah manusia.
Kedua, fungsi pengajaran yakni meng-internalisasikan dan mentransformasikan pengetahuan
dan nilai-nilai agama kepada manusia

b. Tugas secara khusus, adalah:


1). Sebagai pengajar ( instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran
dan melaksanakan program yang telah disusun, dan memberikan penilaian setelah
program itu dilaksanakan.
2). Sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasan
yang berkepribadian islam, seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia.
3). Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri,
peserta didik, dan masyarakat yang terkait. Menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang dilakukan itu.

4. Karakteristik yang dimiliki peserta didik.

Anak didik memiliki karakteristik yang ada di dalam dirinya, yaitu:

a. Belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik
(guru)
b. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi
tanggung jawab pendidik.
c. Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu, yaitu
kebutuhan jasmani (fisik) dan rohani(non-fisiknya).

Rasyidin dan Nizar juga memberikan penjelasan, bahwa peserta didik atau anak didik memiliki
karakteristik yang antara lain:

a. Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunianya
sendiri. Hal ini sangat penting untuk di pahami agar perlakuan terhadap mereka dalam

5
proses belajar mengajar tidak di samakan dengan pendidikan dewasa, baik dalam aspek
metode, materi,sumber bahan dan lain sebagainya.
b. Peserta didik adalah manusia yang memiliki ketuhanan, baik menyangkut kebutuhsn
jasmani maupun rohani yang harus di penuhi.
c. Peserta didik merupakan resultan dari dua unsur utama, yaitu jasmani dan rohani. Unsur
jasmani memiliki daya fisik yang menghendaki latihan dan pembiasaan yang dilakukan
dua daya, yaitu akal dan daya rasa. Untuk memperdaya daya akal, maka proses
pendidikan hendaknya di arahkan untuk mengasah daya intelektualnya melalui ilmu-ilmu
rasional. Adapun untuk mempertajam daya rasa dapat dilakukan melalui pendidikan
agama dan ibadah.

5. Hak dan kewajiban pendidik dan peserta didik.

A. Hak pendidik.

Pendidik adalah mereka yang terlibat langsung dalam membina, mengarahkan dan
mendidik peserta didik, waktu dan kesempatan dicurahkan dalam rangka metransformasikan
ilmu dan menginternalisasikan nilai termasuk pembinaan akhlak dan karakter peserta didik.
Dengan demikian waktu dan kesempatannya dihabiskan untuk mendidik peserta didiknya,
sehingga ia tidak mempunyai waktu lagi untuk berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari. Justru
itu pendidik berhak mendapatkan:

 Gaji.

Menurut Al- Qasibi guru menerima gaji karena pendidik telah menjadi jabatan profesi,
tentu mereka berhak untuk mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan ekonomi, berupa gaji
ataupun honorarium. Namun, kalau dibandingkan dengan negara maju, penghasilan belum
memuaskan. Akan tetapi karena itu tugas mulia, tidak ada halangan dalam pendidik
membimbing peserta didiknya. Bagi pendidik yang statusnya non PNS maka mereka akan di gaji
oleh yayasan bahkan tidak sedikit mereka tidak mendapatkannya, akan tetapi mereka tetap
mengabdi dalam rangka mencari ridha Allah SWT.

6
 Mendapatkan penghargaan.

Guru adalah abu ruh (bapa rohani) bagi peserta didiknya, dialah yang memberikan
santapan rohani dan memperbaiki tingkah laku pendidik. Justru itu profesi guru wajib
dimuliakan, mengingat perananya yang sangat di signifikan dalam menyiapkan generasi
mendatang. Menurut Muhammad Athiyyah al-Abrasyi:

“Menghormati guru berarti penghormatan terhadap anak-anak kita”.

Bangsa yang ingin maju peradabannya adalah bangsa yang mampu memberikan
penghargaan dan penghormatan kepada para pendidik. Inilah salah satu rahasia keberhasilan
bangsa Jepang yang mengutamakan dan memprioritaskan guru. Setelah hancurnya Hiroshima
dan Nagasaki, pertama sekali yang di cari adalah Kaisar Hiroto adalah para guru. Dalam waktu
yang relatif singkat bangsa jepang kembali bangkit dan menghancurkan sehingga menjadi negara
yang modern pada masa sekarang, berkat jasa guru.

B. Hak dan kewajiban peserta didik.

Dalam hak dan kewajiban peserta didik, yang lebih di utamakan adalah akhlak. Menurut Asma
Hasan Fahmi menyebutkan empat akhlak yang harus dimiliki anak didik, yaitu:

1. Seorang anak didik harus membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa sebelum
ia menuntut ilmu, karna belajar merupakan ibadah yang tidak sah dilakukan kecuali
dengan hal yang bersih. Kebersihan hati tersebut dapat dilakukan dengan menjauhkan diri
dari sifat-sifat tercela, seperti dengki, menghasut, takabbur, menipu dan memuji diri
sendiri, dengan begitu selanjutnya dihiasi diri dengan akhlak yang mulia seperti bersikap
taqwa, zuhud dan merendahkan diri dari ridha.
2. Harus mempunyai tujuan menuntut ilmu dalam rangka menghiasi jiwa dengan sifat
ketaatan. Mendekatkan diri kepada tuhan, bukan mencari kemegahan dan kedudukan.
3. Harus tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan bersedia pergi merantau.
4. Seorang murid wajib menghormati guru dan memperoleh kerelaan dari guru dengan
mempergunakan macam macam cara.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan dalam perspektif islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik,
baik potensi afektif,kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai agama islam.

Dalam perspektif islam pendidikan islam peserta didik merupakan subjek dan objek. Oleh
karena itu proses kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik
didalamnya. Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan orang yang belum
dewasa yang memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang perlu dikembangkan.

B. Saran

Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan kepada pembaca dan penulis memahami
materi yang telah dipaparkan pada makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Al-Abrasyi, mohd. Athiyad,1987. Dasar pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.

Ramayulis,2014.Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kalam Mulia.

Anda mungkin juga menyukai