Anda di halaman 1dari 7

KONSEP PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian pendidik dalam pendidikan islam


1. Secara etimologi
(H.Ramayulis, 2002:56)
Dalam konteks pendidikan islam, pendidik disebut dengan
murabbhi, muallim dan muaddib. Kata murabbi berasal dari kata
rabba, yurabbi. Kata muallim isim fail dari allama, yuallimu
sebagaimana ditemukan dalam al-Quran ( Q.S.2:31), sedangkan kata
muaddib berasal dari addaba, yuaddibu seperti sabda rasul “ allah
mendidikku, maka ia memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan”
Kata term itu, muallim, murabbi, muaddib, mempunyai makna yang
berbeda sesuai dengan konteks kalimat, walau dalam situasi tertentu
mempunyai kesamaan makna. Kata istilah “murabbi” misalnya sering
dijumpai dijumpai dalam kalimat yang orientasinya lebih mengarah
pada pemeliharaan, baik yang bersifat rohani maupun yang jasmani.
(Ramayulis, 2001:102)
Didalam al-quran ditemukan beberapa kata yang menunjukkan
kepada pengertian pendidik.
a. Muallim (Q.S 29:43 dan Q.S 35:28)
Adalah orang yang menguasai ilmu mampu
mengembangkannya dan menjelaskan fungsinya dalam kehidupan,
serta menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya sekaligus.
b. Murabbi (Q.S 17:24)
Adalah pendidik yang mampu menyiapkan, mengatur,
mengelola, membina, memimpin, membimbing, dan
mengembangkan potensi kreatif peserta didik, yang dapat
digunakan bagi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam
yang berguna bagi dirinya dan makhluk tuhan disekelilingnya.
c. Mudarris
Adalah pendidik yang mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang dialogis dan dinamis, mampu membelajarkan
peserta didik dengan belajar mandiri, atau memperlancar
pengalaman belajar dan mengahasilkan warga belajar.
d. Mursyid ( Q.S 18:17)
Adalah pendidik yang menjadi sentral figur (al-uswat al-
hasanat) bagi peserta didiknya, memiliki wibawa yang tinggi
didepan peserta didiknya, mengamalkan ilmu secara konsisten,
bertaqarrub kepada allah, merasakan kelezatan dan manisnya iman
terhadap allah SWT.
e. Muzakki
Adalah pendidik yang bersifat hati-hati terhadap apa yang
akan diperbuat, senantiasa mensucikan hatinya dengan cara
menjauhi semua bentuk sifat mazmumag dan mengamalkan sifat-
sifat mahmudah.
f. Mukhlis ( Q.S 98:5)
Adalah pendidik yang melaksanaka tugasnya dalam
mendidik dan mengutamakan motivasi ibadah yang benar-benar
ikhlas karena allah.

a. Al-murabbi (Q.S 17:24)


Al-murabbi pada ayat tersebut diartikan sebagai pendidik.
b. Al-mu’allim (Q.S 2:151)
Al-murabbi pada ayat tersebut diartikan sebagai pengajar, yakni
memberi informasi tentang kebenaran dan ilmu pengetahuan.
c. Al-muaddib
Diartkan sebagai orang yang memiliki akhlak dan sopan santun,
seseorang yang terdidik dan berbudaya, sehingga ia memiliki hak
moral dan daya dorong untuk memperbaiki masyarakat.
d. Al-muzakki (Q.S 2:129 dan 3:164)
Istilah Al-muzakki diartikan sebagai orang yang melakukan
pembinaan mental dan karakter yang mulia, dengan cara
membersihkan sianak dari pengaruh akhlak yang buruk, terampil
dalam mengendalikan hawa nafsu. (Abuddin Nata,2010:140)

(Moh. Haitami salim dan syamsul kurniawan, 2012:135)

Dalam bahasa arab dijumpai kata ustad, mudarris, mu’allim, dan muaddib.
Kata ustad jamaknya asaatid yang berarti teacher atau guru, professor,
pelatih, penulis, dan penyair. Sementara kata mudarris berarti guru, pelatih
dan dosen. Kata muallim berarti pemandu. Kata muaddib berarti pendidik
atau guru dalam lembaga pendidikan al-quran.

2. Secara terminologi
(H.Ramayulis 2002:57)
Pakar yang merumuskan tentang pengertian pendidik antara lain:
a. Moh. Fadhil al-djamil
Pendidik adalah orang yang mengarahkan manusia kepada
kehidupan yang baik sehingga terangkat derajat kemanusiaannya
sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki oleh manusia.
b. Marimbah
Pendidik sebagai orang yang memikul pertanggung jawaban
sebagai pendidik yaitu, manusia dewasa yang karena hak dan
kewajibannya bertanggung jawab tentang peserta didik.
c. Sutari Imam Barnadib
Pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengauhi
orang lain untuk mencapai kedewasaan peserta didik.
d. Zakia Daradjat
Pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan
pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik.
e. Ahmad Tafsir
Pendidik dalam islam sama dengan teori dibarat yaitu siapa saja
yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik.
di indonesia pendidik disebut juga guru yaitu “orang digugu dan ditiru”.
Menurut Hadarawi Nawawi guru adalah orang-orang yang mengajar atau
memberi pelajaran disekolah atau dikelas.
Di dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasionalnomor 20 tahu 2003
dibedakan antara pendidik dengan tenaga kependidikan. Tenaga
pendidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasiliator dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipsi dalam
penyelenggaraan pendidikan.

(Prof.Dr.H.Abuddin Nata,M.A hal 145)


Pendidik ialah tenaga profesional yang diserah tugas dan tanggung jawab
untuk menumbuhkan, membina, mengembangkan bakat, minat,
kecerdasan, akhlak, moral, pengalaman, wawasan dan keterampilan
peserta didik. Seorang pendidik adalah orang yang berilmu engetahuan
dan berwawasan luas memiliki keterampilan, pengalaman, kepribadian
mulia, memahami yang tersurat dan tersirat, menjadi contoh dan model
bagi muridnya, senantiasa membaca dan meneliti, memiliki keahlian yang
dan dapat diandalkan, serta menjadi penasehat.

(Moh. Haitami salim dan syamsul kurniawan, 2012:136)


Pengertian lain dari pendidikan dapat dilihat pada ensiklopedia pendidikan
karangan soegarda poerbakawatja dan HAH. Harahap (1982:257).
Menurutnya, yang dimaksud dengan pendidik ialah seseorang yang
memberi dan melasanakan tugas pendidikan atau tugas mendidik.
Selanjutnya, dikatakan bahwa orang tua adalah pendidik atas dasar
jabatandan kedudukannya.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah
orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbinga kepada
peserta didik dalam perkembangan kepada peserta didik dalam
perkembangan jasmani dan ruhaninya agar mencapai kedewasaannya,
mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah dibumi, sebagai makhluk
sosial, dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
B. Tugas, tanggung jawab dan hak pendidik
(H.Rahmayulis 2002:63)
1. Tugas pendidik
a. Tugas secara umum
Sebagai “waratsat al-anbiya” yang pada hakikinya
mengembangkan mis rahmat li al-alamin, yakni suatu misi yang
mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum
allah, guna memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Kemudian
misi ini dikembangkan kepada pembentukan kepribadian yang
berjiwa tauhid, kreatif, beramal saleh dan bermoral tinggi.
Tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan,
membersihkan, menyucikan hati manusia untuk ber-taqarrub
kepada allah. Abd al-rahman al-nahwi menyebutkan tugas pendidik
pertama, fungsi penyucian yakni berfumgsi sebagai pembersih ,
pemelihara dan pengembang fitrah manusia. Kedua, fungsi
pengajaran yakni meng-internalisasikan dan mentransformasikan
pengetahuan dan nilai-nilai agama kepada manusia.
b. Tugas secara khusus
a) Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan
program pengajaran dan melaksanakan program yang telah
disusun dan penilaian setelah program itu dilaksankan.
b) Sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik
pada tingkat kedewasaan yang berkrepibadian insan kamil,
sering dengan tujuan alllah menciptakan manusia.
c) Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin dan
mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang
terkait. Menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang
dilakukan.

(Moh. Haitami salim dan syamsul kurniawan, 2012:150)

Ibn khaldun berpendapat bahwa seorang pendidik hendaknya mendidik


secara bertahap, mengulang-ulang sesuai dengan pokok bahasan dan
kesanggupan peserta didik, tidak memaksakan atau membunuh daya nalar
peserta didik, tidak berpindak satu topik yang lain sebelum topik pertama
dikuasai, tidak memandang kelupaan sebagai suatu aib, tetapi agar
mengatasinya dengan jalan mengulang. Jangan bersikap keras terhadap
peserta didik pada pencapaian tujuan, memperlihatkan tingkat
kesanggupan peserta didik dan menolong agar mampu memahami
pelajara.(Syamsudin, 1984:83-86)

Al-imam muhyididdin yahya bin syarf al-nawawi 91993) menyatakan


bahwa seseorang pendidik ketika mendidikan hendaknya berniat untuk
memperoleh keridhaan-Nya dan jangan menjadikannya sebagai perantar
untuk mendapatkan kemewahan duniawi, melainkan yang harus
ditanamkan dalam benaknya adalah untuk beribadah.

Ada 3 jenis tugas pendidik yaitu :

a. Tugas dalam bidang profesi


Tugas pendidik sebagai profesi mencakup mendidik, mengajar, dan
melatih. Mendidik dan mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkanilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.
b. Tugas dalam kemanusiaan
Pendidikan yang bersifat membantu mengembangakan potensi peserta
didik, meletakkan pendidikan pada sosok yang berperan sebagai
fasilisator, dinamisator dan mobilisator.
c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan
Masyarakat menempatkan pendidikan pada tempat yang lebih terhormat
dilingkungannya karena dari seseorang pendidik diharapkan masyarakat
dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini berart pendidik berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia seutuhannya (insan
kamil).
2. Tanggung jawab pendidik

Anda mungkin juga menyukai