Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMAN MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI SMP

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah:

MATERI PAI SMP-SMA

Disusun oleh:
Riyan Harist
Muhammad Imam Zaki Lazuardi

Dosen Pengampu:
Darul Lailatul Qomariyah, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM RIYADLOTUL MUJAHIDIN
PONDOK PESANTREN “WALI SONGO” NGABAR PONOROGO
2023 M

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh di abaikan dalam
kehidupan manusia hal itu dikarenakan bahwa dengan pendidikan manusia mampu
mengangkat martabat dirinya menuju kepada peradaban budaya dan pola pikir yang lebih
maju, dinamis dan ilmiah. Melalui pendidikan akhlak manusia dapat terbentuk.

Dalam kehidupan sehari-hari akhlak merupakan hal yang sangat penting dalam
bertingkah laku. Dengan akhlak yang baik seseorang tidak akan terpengaruh dengan hal-hal
yang negative. Oleh karena itu, tujuan pendidikan islam penuh dengan nilai rohani islam dan
berorientasi pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syariat Allah
melalui proses pendidikan.1

 
Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Mata Pelajaran Akidah Akhlak?

2. Bagaimana Materi dan Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak Di SMP?

3. Bagaimana Penerapan Pembelajaran Akidah Akhlak Di SMP?

BAB II

1
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011). Hlm 57.

7
8

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Kata Akidah secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu [ ‫ َع ْق ًد‬-ُ‫يَ ْعقِد‬-َ‫ ] َعقَد‬artinya adalah
mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Akidah menurut istilah adalah urusan-
urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat
dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan).

Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa akidah adalah sesuatu yang mengharapkan
hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi
kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa akidah adalah


dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari
ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang
mengikat.

Sementara kata Akhlak juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [ ‫ ] خلق‬jamaknya [ ‫أخالق‬ ]
yang artinya tingkah laku, perangai tabi'at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Dengan
begitu akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan.

Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut
akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila
tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau
akhlakul madzmumah.

Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber
hukum dalam Islam yaitu Al Qur'an dan Al Hadits. Al Qur'an dan Al Hadits adalah pedoman
hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan
manusia.

B. Materi dan Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak di SMP


Materi dan ruang lingkup disini maksudnya adalah apa saja dan sejauh mana materi-
materi yang perlu disampaikan dalam mata pelajaran aqidah akhlak di SMP. Secara umum,
Yahya menjelaskan bahwa untuk materi Aqidah Islamiyah ruang lingkupnya meliputi:

1. Rukun iman yang ke enam yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat-
Nya, iman kepada kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada Rasul-rasul-Nya, iman
kepada hari kiamat, dan iman kepada takdirnya, yang baik maupun yang buruk.
2. Rukun Islam yang kelima yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, mengerjakan
sholat lima waktu, membayar zakat, berpuasa di bulan ramadhan, dan menunaikan
ibadah haji ke Makkah
3. yaitu ikhsan. Ikhsan disini maksudnya adalah melaksanakan ibadah dengan khusyuk
dan menyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt senantiasa melihat dirinya, sehingga
pada akhirnya seorang hamba berhadapan langsung dengan Allah 17 Swt, bahkan
dapat merasakan, melihat-Nya dengan mata hatinya, semua ini akan diperoleh jika
dilandasi dengan inadah yang ikhlas

Tiga hal itulah yang merupakan dasar keimanan, ibadah dan perilaku atau akhlak
dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk akhlak sendiri, dijelaskan oleh Moh, Ibnu Qoyyim bahwa secara umum ada
dua jenis. Kedua hal itu terdiri dari akhlak dlarury dan akhlak mukhtasabah. Akhlak dlarury
adalah akhlak yang asli, otomatis yang merupakan pemberian Allah secara langsung, tanpa
memerlukan latihan, kebiasaan dan pendidikan. Akhlak ini hanya dimiki oleh para nabi dan
Rasul-Nya serta manusia-manusia terpilih yang selalu beramal shaleh sejak lahir. Akhlak
mukhtasabah adalah akhlak atau budi pekerti yang harus dicari dengan jalan berlatih,
pendidikan dan pembiasaan yang baik serta cara berpikir yang tepat. Akhlak ini dimiliki oleh
sebagian besar manusia.

Ciri-ciri Akhlak Islam ada lima macam, yaitu: (1) kebijakan yang mutlak, (2)
kebijakan yang menyeluruh, (3) kemantapan, (4) kewajiban yang dipatuhi, (5) pengawasan
yang menyeluruh.

Ada empat aspek yang meliputi yaitu aspek aqidah, aspek akhlak, aspek adab Islami,
dan aspek keteladanan. Penjelasan secara singakt sebagai beriku ini.

1. Aspek Akidah

7
8

a. Kalimat thoyyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: bacaan tahlil,


basmalah, tahmid, tasbih, takbar, ta’awud, salam, shalawat, tarji’, istigfar, dan
sebagai.
b. Asmaul husna sebagai materi pembiasaan meliputi: al-Ahad, alHamid, asy-
Syakur, al-Qudus, ash-Shomad, al-‘Adhim, al-Karim, alKabir, al-Malik, dan
sebagainya.
c. Man kepada allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimatlthoyyibah,
al-Asma Al-Husna dan pengenalan terhadap shalat lima waktu sebagai
manifestasi iman kepada Allah.
d. Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir
dan Qada dan Qadar Allah)

2. Aspek Akhlak
a. Pembiasaan akhlakul karimah, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan
santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri,
ksih saying, ta‟at, rukun tolong-menolong, hormat dan patuh, siddiq, amanah,
tabligh, fathonah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian,
ldermawan, optimis, qona‟ah, tawakal, kesederhanaan, toleransi dan cinta.
b. Menghindari akhlak sayi‟ah (madzmumah) secara berurutan disajikan pada
setiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar,
bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang,
munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, marah, fasik, dan murtad.
3. Aspek Adab Islami
a. Adab terhadap diri sendiri, yaitu adab mandi, tidur, buang air besar/kecil,
berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, belajar dan bermain.
b. Adab terhadap Allah, yaitu adab di masjid, mangaji, dan beribadah.
c. Adab kepada sesama, yaitu kepada orang tua, saudara, guru, teman, dan
tenagga, serta manusia secara umum, baik satu agama maupun tidak.
d. Adab terhadap lingkungan, yaitu kepada binatang dan tumbuhan, di tempat
umum dan di jalan
4. Aspek Kisah Keteladanan
Aspek ini meliputi: kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara
semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi
Ismail, Kan’an, kelicikan saudara-saudara Nabi lusuf as. Tsa‟labah, Masithah, Ulul
Azmi, Qorun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi lunus dan Nabi
Ayub. Materi-materi kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi
yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak di tampilkan dalam standar kompetensi, tapi
di tampilkan dalam kompetensi dasar dan indikator.

C. Penerapan Pembelajaran Akidah Akhlak di SMP

Adapun model pembelajaran atau penyampain materi, guru, dapat menggumakan


teknik yang berbeda-beda sesuai dengan materi, sehingga materi bisa langsung dan mudah
dipahami, Guru dapat memanfaatkan media/alat peraga/alat bantu berupa ilustrasi gambar
atau tayangan visual (film) yang relevan.

Guru dapat memanfaatkan model/strategi/metode pembelajaran yang digunakan di


antaranya:

1. Ceramah interaktif (menceritakan dan menjelaskan kisah melalui gambar atau


tayangan visual/film).

2. Diskusi dalam bentuk the educational-diagnosis meeting,artinya peserta didik


berbincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud saling mengoreksi
pemahaman mereka atas pelajaran/materi yang diterimanya agar masing-masing
memperoleh pemahaman yang benar, dan dilengkapi dengan lembar pengamatan
dalam pelaksanan diskusi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

7
8

DAFTAR PUSTAKA

M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011).

Anda mungkin juga menyukai