Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

PENGEMBANGAN PENILAIAN PEMBELAJARAN AL


QUR’AN HADIS DI MADRASAH

Disusun untuk memenuhi Mata kuliah Pembelajaran Al Qur’an Hadis

Diampu oleh Rofiq Hidayat , M.Pd.

Kelas: A3

Disusun Oleh Kelompok 8:

1. Mohammad Afnani (T20181103)


2. M Firmansyah Ashari (T20181110)
3. Mohamad feriyanto (T20181119)
4. Mohammad bahrul ulum (T20181121)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

MARET 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena atas berkat dan Rahmatnya kita
masih diberi keimanan dan kesehatan sehingga kita dapat menyelesaiakn
makalah yang berjudul “PENGEMBANGAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN AL QUR’AN HADIS DI MADRASAH” ini dengan

baik.

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan


Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari jaman
jahiliah menuju jaman yang terang benderang ini.

Dalam kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terimakasih


kepada segala pihak yang telah mendukung kami dalam menyusun
makalah ini. Pertama, kedua orang tua kami yang telah berjuang
hingga kami dapat mencapai titik sejauh ini. Kedua, untuk rekan-
rekan UIN KHAS JEMBER yang selalu mendukung kami dalam
keadaan apapun.

Selanjutnya, kami mengetahui bahwa dalam penyusunan


makalah ini masih banyak kekurangan dari pihak kami. Untuk itu
kami harapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat lebih
baik kedepanya.

Jember, 10 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Penilaian Tentang HOTS.........................................................................................


B. Penilaian Tentang Bank Soal...................................................................................
C. Penilaian Tentang Kisi-kisi Soal.............................................................................
D. Penilaian Tentang Kartu Soal..................................................................................
E. Penilaian Tentang E-Raport.....................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran pendidikan sangat penting dalam perkembangan peradaban


manusia dikarenakan menjadi salah satu indikator pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Pada dasarnya IPM terdiri atas empat hal yaitu:
angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan
kemampuan daya beli. Karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor yang
sangat efektif bagi pembangunan manusia. Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.1

Secara umum pendidikan modern yang sekarang ini telah mengalami


reduksi nalar menjadi “rasionality without reason”, yaitu proses dan lulusan
lembaga pendidikan cenderung menjadi “cheerful robots”, yang kehilangan
daya kreatif, mengalami keterasingan diri dari realitas diri dan realitas
masyarakat. Oleh sebab itu perubahan-perubahan yang ada di dalam sistem
pendidikan (proses belajar mengajar) di sekolah harusnya tidak terbatas pada
mekanisme atau prosedur yang hanya bersifat teknis administratif, melainkan
secara simultan pendidikan yang dapat secara optimal melahirkan manusia-

1
Umi Muzayanah, “ Kualitas Butir Soal Pai Pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (Item
Quality of Islamic Education Test on TheFinal Exam of National Standard Schools)”, dalam
Jurnal Smart, Vol. 01, No. 01. h. 125.
manusia yang berfikir kritis dan kreatif yang akan terbuka terhadap berbagai
keterampilan untuk hidup di masa depan.2

Masyarakat pada abad 21 ini menyadari bahwa pentingnya


mempersiapkan generasi muda yang kreatif, mampu berpikir kritis, dapat
mengambil keputusan dengan tepat, serta terampil dalam memecahkan masalah.
Oleh karena itu, sekolah diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan tersebut ditambah lagi dengan kemampuan sosial yang mampu
bermusyawarah, mengomunikasikan gagasan secara efektif, dapat bekerjasama,
dan mampu bekerja secara baik secara individu maupun dalam kelompok. Pada
abad ke 21 ini yang d ibutuhkan adalah empat keterampilan yang merupakan
keterampilan utama abad ke 21 dan disingkat menjadi 4C: kreativitas
(creativity), kemampuan berkolaborasi (collaboration), kemampuan berpikir
kritis (critical thinking), dan kemampuan berkomunikasi (communication).

Pemerintah juga ikut menyambut abad ke 21 ini dengan mencetuskan


kebijakan kurikulum 2013, kurikulum 2013 adalah yang melanjutkan serta
menyempurnakan dari kurikulum KTSP karena ingin menuntaskan delapan
standar nasional pendidikan yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan serta standar penilaian pendidikan. Dalam Permendikbud Nomor
66 Tahun 2013 Standar Penilaian Pendidikan disebut kan bahwa menggunakan
penilaian autentik yang penilaian dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari memasukkan nilai (input), proses dan keluaran (output)
pembelajaran.4 Standar penilaian pada kebijakan kurikulum 2013 lebih juga
terfokus kepada bagaimana guru menyusun butir soal, dimana disarankan agar
butir soal memiliki derajat HOTS (Higher Order Thinking Skills).3

2
R. Arifin Nugroho HOTS (Hig her Order Thinking Skills) (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia,2018), h. 11.
3
Ahmad Yani, Cara Mudah Menulis Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) (Bandung: Refika
Aditama, 2019), hlm.1-3.
Maka dari itu Penilaian dilakukan dengan mengukur tingkat berfikir
siswa mulai dari yang rendah hingga tinggi, bukan sekedar hafalan konsep,
tetapi melatihkan siswa untuk mencari tahu, menekankan kemampuan
berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis,
sitematis, serta kreatif.10 Pada kurikulum 2013 yang bertumpu pada kualitas
pendidik sebagai implementator di lapangan serta pembelajaran dan penilaian
dengan menggunakan High Order Thinking Skills (HOTS)

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana Pengembangan Penilaian Tentang HOTS ?
2. Bagaimana Pengembangan Penilaian tentang Bank Soal?
3. Bagaimana Pengembangan Penilaian tentang kisi - kisi Soal ?
4. Bagaimana Pengembangan Penilaian tentang Kartu Soal ?
5. Bagaimana Pengembangan Penilaian tentang E- Raport ?
C. Tujuan

1.Untuk Mengetahui Pengembangan Penilaian Tentang HOTS

2. Untuk Mengetahui Pengembangan Penilaian Tentang Bank soal

3. Untuk Mengetahui Pengembangan Penilaian Tentang kisi kisi soal

4. Untuk Mengetahui Pengembangan Penilaian Tentang Kartu soal

5. Untuk Mengetahui Pengembangan Penilaian Tentang E - Raport


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENILAIAN
1.Pengertian Penilaian
Penilaian menurut Permendikbud No. 20 tahun 2016 yaitu proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian peserta
didik. Proses yang dilakukan dengan berbagai tehnik penilaian, menggunakan
berbagai instrument, dan berasal dari sumber yang ada agar lebih komprehensif.
Penilaian harus dilakukan secara efektif, pengumpulan informasi yang
digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik harus lengkap
dan akurat agar dihasilkan juga keputusan yang tepat4 penilaian adalah kegiatan
atau proses untuk menentukan kualitas atau mutu dari suatu pengukuran ialah
kegiatan atau proses untuk menentukan kuantitas atau jumlah dari suatu
evaluasi yaitu proses atau kegiatan pemilihan pengumpulan analisis dan
penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan serta penyusunan program selanjutnya ruang lingkup penilaian
diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu pertama penilaian sikap bentuk
instrumen nya berupa observasi penilaian diri penilaian teman sejawat dan
jurnal kedua penilaian pengetahuan bentuk instrumen yang berupa tes tulis tes
lisan dan penugasan ketika penilaian keterampilan bentuk instrumennya berupa
perintah dan praktik penilaian produk dan proyek dan penilaian portofolio5

2.Fungsi Penilaian

4
Yoki Ariyana et.al, Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills (t.t.p: Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2019),
hlm. 5.
5
Penilaian bukan hanya untuk mengetahui hasil pencapaian hasil
belajar peserta didik tetapi penilaian juga mengenai peningkatan kemampuan
peserta didik dalam proses belajar, penilaian seharusnya dilakukan dengan
menggunakan tiga pendekatan yaitu: assessment of learning (penilaian hasil
pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran), dan
assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran). Penilaian yang tepat
yaitu dapat mengukur kemampuan aktual siswa berupa segi kognitif, afektif,
aspek psikomotorikAssessment of learning (penilaian hasilpembelajaran) yaitu
penilaian yang dilakukan setelah proses pembelajaran selesai. Setiap pendidik
melakukan penilaian yang tujuannya untuk memberikan pengakuan terhadap
pencapaian hasil belajar setelah proses pembelajaran selesai, yang berarti
pendidik tersebut melakukan assessment of learning. Assessment for learning
(penilaian untuk pembelajaran) dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dan juga digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
proses belajar mengajar. Pada assessment for learning pendidik akan
memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau
kemajuan, serta menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning juga
dapat dimanfaatkan oleh pendidik sebagai meningkatkan performa peserta
didik. Penugasan, presentasi, proyek, termasuk kuis merupakan contoh-contoh
bentuk assessment for learningAssessment as learning (penilaian sebagai
pembelajaran) memiliki fungsi yang mirip dengan assessment for learning,
yaitu berfungsi sebagai formatif yang dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik
secara aktif saat dilakukan kegiatan penilaian tersebut. Peserta didik akan diberi
pengalaman belajar untuk menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri
(self assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment as
learning. Dalam assessment as learning peserta didik juga dapat dilibatkan
dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, serta rubrik/pedoman penilaian
pada akhirnya mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar
memperoleh capaian belajar yang maksimal.6

3. Ruang Lingkup Penilaian


a. Penilaian Sikap
penilaian sikap ialah penilaian terhadap perilaku peserta didik selama
proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas yang ditunjukkan untuk
menumbuhkan kembangkan tingkah laku peserta didik penilaian sikap ini
meliputi dua aspek pertama penilaian sikap spiritual artinya penilaian yang
bertujuan untuk menumbuhkan kembangkan perilaku agamis peserta didik
kedua penilaian sikap sosial maksudnya penilaian ini bertujuan untuk
membentuk perilaku sosial peserta didik yang baik terhadap lingkungan sekitar
berdasarkan pemahaman tentang penilaian sikap diatas dapat dipaparkan aspek
sikap yang hendak diamati dan dinilai oleh pendidik guru dalam rangka
menumbuhkembangkan sikap tersebut di dalam kehidupan di masyarakat
sedangkan dalam tingkat afektif atau sikap versi belum ada 5 tingkatan atau
jenis perilaku atau sikap afektif yang dapat dinilai ini bertujuan untuk
membentuk perilaku sosial beserta Didik yang baik terhadap lingkungan sekitar
berdasarkan pemahaman tentang penilaian sikap diatas dapat dipaparkan aspek
sikap yang hendak diamati dan dinilai oleh pendidik guru dalam rangka
menumbuhkan kembangkan sikap tersebut di dalam kehidupan di masyarakat
aspek sikap tersebut ialah:

6
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2018), hlm. 2-3.
Table 1
cakupan penilian sikap
PENILAI SIKAP MENGHARGAI DAN MENGHAYATI
SPIRITUAL AGAMA YANG DIANUT
1.jujur
2.disiplin
3. tanggung jawab
4. gotong royong
PENILAI SIKAP 5. kerjasama
SOSIAL 6. toleran
7.damai
8.santun
9. responsif
10. percaya diri

Sedangkan dalam tingkatan efektif atau sikap versi belum ada lima
tingkatan atau jenis perilaku atau sikap atau afektif yang dapat dinilai berikut
tabel tingkatan tersebut beserta contoh beberapa kata kerja operasionalnya
sebagai kata yang dapat diukur capaiannya.

Table 2
Tingkatan Domain afektif dan kata kerja operasional
kemampuan
jenis prilaku internal kata kerja profesional
menanyakan
menerima menunjukkan ,memilih,mengikuti
melaksanakan,
menjalankan mematuhi membantu,menawarkan
menyatakan
pendapat,menuntun,mengaj
menghargai menyepakati ak
merumuskan ,berpegang
menghayati bertanggung jawab pada mengintegrasikan
mengamalka bertindak,memperlihatkan ,
n menunjukkan memperatekkan

sedangkan teknik penilaian sikap bisa berupa observasi penilaian diri


penilaian antar peserta didik dan jurnal berikut contoh instrumen setiap teknik
penilaian sikap tersebut:
1.) observasi sikap spiritual fungsi observasi adalah untuk memperoleh
gambaran dan pengetahuan serta pemahaman terhadap diri murid teknik non tes
observasi ini memiliki tiga jenis sebagai berikut pertama observasi partisipasi
jenis observasi ini lebih menekankan kepada keikutsertaan observasi ke dalam
objek yang diamati sehingga ada kegiatan menelusuri secara mendalam objek
yang hendak diteliti kedua observasi sistematik jenis observasi ini lebih
mengedepankan kepada rancangan terstruktur terlebih dahulu terkait objek yang
hendak diteliti sehingga kegiatan observasi bisa dilakukan secara teratur ketika
observasi eksperimental jenis observasi ini memiliki karakteristik menimbulkan
situasi secara sengaja sehingga muncul gejala-gejala tertentu berikut contoh
instrumen penilaian sikap dengan menggunakan teknik observasi
NAMA
………………………
………
KELAS
………………………
……….
MATERI
………………………
…….
TINGGAL
………………………
….

N SKOR
SIKAP yang diamati
o 1 2 3 4
1.berdoa sebelum dan
1
sesudah melakukan sesuatu
2.mengucapkan rasa syukur
2
atas karunia Tuhan
3.memberi salam sebelum
3 dan sesudah melakukan
sesuatu
4.mengungkapkan
kekaguman secara lisan
4 maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat
Kebesaran Tuhan
5. merasakan keberadaan
dan kebesaran Tuhan saat
5
mempelajari ilmu
pengetahuan

2.Penilaian diri

NAMA
……………………………

KELAS
……………………………
….
MATERI
……………………………
.
TINGGAL
………………………….

N SKOR
SIKAP yang diamati
o TP KD SR SL
saya mencontek pada saat
1
mengerjakan ulangan
saya menyalin karya orang
lain tanpa menyebutkan
2
sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
saya melaporkan kepada
3 yang berwenang jika
menemukan barang

4 saya Berani mengakui


kesalahan yang saya lakukan
saya melakukan atau
5 mengerjakan soal ujian tanpa
melihat jawaban teman lain

TP= Tidak pernah


KD=Kadang kadang
SR=Sering
SL =Selalu
3.) Penilaian antar peserta didik suatu alat yang digunakan untuk mengukur
hubungan sosial di dalam kelompoknya atau meneliti kesukaran seseorang
terhadap teman-teman

NAMA DI NILAI
………………………..
KELAS
………………………..
MAPEL
…………………………

N melakukan
Sikap yang diamati
O Ya Tidak
masuk kelas tepat
1
waktu    
mengumpulkan
2
tugas tepat waktu    
memakai seragam
3
sesuai tata tertib    
mengerjakan tugas
4
yang diberikan    
tertib dalam
5
mengikuti pelajaran    

3. Jurnal
Nama Peserta Didik ……………
Aspek yang Diamati ……………..

NO Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan


1      
2      
3      
4      
5      

b. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan ialah penilaian pengetahuan atau penilaian
kognitif penilaian ini yang sering kita lihat dan selalu digunakan oleh guru
sesaat Setelah pembelajaran usai atau di tengah maupun di akhir semester
penilaian pengetahuan ialah penilaian yang dilakukan dan bertujuan untuk
melihat sejauh mana tingkat pemahaman dan keterampilan berfikir peserta
didik terhadap materi konsep dan prinsip yang sudah dipelajari dalam waktu
tertentu:
Table 3
Taksonomi bloom
Proses Kognitif Denefisi
C
Keterampila Mengingat Mengambil pengetahuan sesuai Ingatan
1
C n berfikir
memahami Membangun arti dari proses pembelajaran
2 Tingkat
C Rendah Menerapkan menggunakan prosedur
3
C Menganalisi menguraikn materi kedalam bagian dan
Keterampila
4 s menghubungkan kembali
C n berfikir mengevaluas
membuat pertimbngan sesuai standart
5 Tingkat i
C Tinggi menyusun kembali unsur unsur kedalam pola yang
5 mencipta baru

selanjutnya kita bahas bentuk-bentuk penilaian atau Instrumen penilaian


pengetahuan Adapun bentuk atau struktur sebagai berikut
1) tes tulis tes tulis merupakan teks dalam bentuk bahan tulisan atau baik soal
maupun jawabannya ketika menjawab soal siswa tidak selalu harus merespon
dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk
mewarnai memberikan tanda menggambar grafik diagram dan sebagainya tes
tulis dikelompokkan menjadi dua yaitu tes objektif dan tes uraian bentuk tes
objektif ada empat yaitu pilihan ganda benar salah menjodohkan jawaban
singkat sedangkan bentuk tes uraian ada dua yaitu uraian bebas dan uraian
terbatas berikut diuraikan kelebihan dan kekurangan setiap bentuk teks tulis
dalam bentuk table:
Table 4
Kelebihan dan Kekurangan Objectif dan Uraian
Kelebihan Kekurangan
1 mampu mewakili
banyaknya materi 1 Butuh waktu lebih untuk
pelajaran mempersiapkan pembuatan soal
2 menghindari 2 lebih condong hanya menilai
subjektivitas dalam aspek kognitif saja
Objectif

penilaian 3 membuka peluang banyak


3 mudah untuk spekulasi 4 memberikan
dikoreksi kemudahan bagi siswa untuk
4 orang orang lain bisa bekerja sama dalam menjawab
membantu untuk tes
mengoreksi hasil tes
Uraian

1 sedikit lebih mudah 1.kurang mewakili banyaknya


membuat soalnya materi pelajaran
2 tidak memberikan 2 tingkat validitas validitas dan
banyak peluang untuk reliabilitas rendah karena aspek
berspekulasi ya ini dinilai tidak jelas
3 memberikan 3. aspek subjektivitas dalam
kesempatan terbuka penilaian tinggi
bagi peserta didik untuk
mengemukakan
pendapatnya dengan 4 membutuhkan waktu yang
bahasa mereka sendiri cukup lama dalam proses
4 memudahkan guru penilaian
untuk menilai sejauh
mana tingkat
pemahaman peserta
didik dalam
penguasaan materi

Table 5
Kelebihan dan Kekurangan Tes salah Benar

Table 6
Kelebihan dan Kekurangan Menjodohkan
Kelebihan Kekurangan
1 memberikan
efisiensi dalam 1 materi soal terbatas hanya
pembuatan soal pengetahuan sederhana saja
karena jawaban tidak mencakup pengetahuan
disesuaikan dengan luas 2.memberikan
susunan isi soal kesulitan dalam pembuatan
Tes Menjodohkan 2 lebih efektif dalam soal yang memiliki jawaban
membaca dan emogen
menjawab soal 3 lebih Mudah terpengaruh
3 mudah membuat petunjuk yang tidak sesuai
soal bagi guru
4 mudah menilai hasil
jawaban peserta didik

Table 7
Kelebihan dan Kekurangan Tes Isian Singkat

Kelebihan Kekurangan
Tes Isian Singkat

1 lebih mudah membuat 1 memberi kesulitan dalam


soal penyusunan kata-kata atau kalimat
2 sulit dalam menebak yang jawabannya 1
jawaban 2. tidak relevan untuk menilai
3 cocok untuk soal pengetahuan yang kompleks atau
hitungan beragam
4 lebih luas dalam 3 memberi efek jenuh dalam
mengukur pengetahuan penilaian atau mengoreksi
peserta didik jawaban peserta didik

Table 8
Kelebihan dan Kekurangan Tes Pilihan Ganda
Kelebihan Kekurangan
1. cocok untuk
menilai pengetahuan
yang sederhana
maupun Kompleks
1 membutuhkan waktu yang
2 petunjuk untuk
lama dalam penyusunan dan
menjawab soal
pembuatan soal
Tes Pilihan Ganda

structure 3 jawaban
2 Tidak Efektif menilai tipe
yang salah memberi
soal pemecahan masalah serta
informasi diagnostik
penyampaian ide atau
4 tidak
pendapat jika hasil tes
memungkinkan
terpengaruh dari proses
peserta didik untuk
membaca yang efektif
menerka jawaban
5 mudah menilai
lebih objektif dan
terpercaya
2. ) tes lisan adalah tes dimana penguji mengajukan pertanyaan-
pertanyaan atau soal dilakukan secara lisan dan yang diuji memberikan
jawabannya pula dengan lisan tes lisan dapat diklasifikasikan menjadi dua
pertama tes lisan bebas ialah tes biasanya dilakukan oleh penguji tanpa melihat
dokumen atau soal yang hendak ditanyakan kepada peserta didik kedua tes lisan
berpedoman di atas bisa yang buru-buru persiapkan butir-butir soalnya
sehingga saat pelaksanaan penguji atau guru cukup membaca soal dari buku
pedoman yang sudah disiapkan tes lisan punya beberapa tujuan diantaranya
ialah dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik selain menstimulus
mereka untuk tampil berani dan berpendapat di hadapan guru atau orang lain
tujuan lainnya untuk melihat motivasi peserta didik dan penguasaan mereka
terhadap materi pelajaran selain itu juga dapat menilai dan memperbaiki proses
pembelajaran

3 penugasan bentuk penilaian pengetahuan terakhir ialah penugasan untuk


penilaian ini bertujuan menilai Apakah pengetahuan peserta didik bertambah
atau tidak sedangkan pelaksanaannya bisa Setelah pembelajaran atau sebelum
dan saat pembelajaran berlangsung dengan adanya tugas dan guru diharapkan
peserta didik dapat belajar dengan baik lagi

c. penilaian keterampilan
penilaian ketiga ini merupakan penilaian yang dikerjakan untuk menilai
dan mengukur kegiatan peserta didik pada aspek pengaplikasian
pengetahuannya dalam bentuk pelaksanaan tugas tertentu dan diberikan oleh
gurunya dalam konteks keterampilan ini guru dituntut untuk menilai dengan
beragam teknik yang mudah beberapa teknik yang sering dapat digunakan oleh
guru dalam menilai keterampilan peserta didik ialah:
1). penilaian kinerja atau praktik penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang
meminta siswa untuk demonstrasi kan dan mengaplikasikan pengetahuan ke
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan menurut
ngalim Purwanto teknik tes ini memiliki kelebihan dan kekurangan di tabel
bawah ini akan diuraikan kedua aspek tersebut .
Table 8
Kelebihan dan Kekurangan Tes Kinerja
Kelebihan Kekurangan
1. bisa menilai
aspek kompetensi
psikomotorik
2 bisa
mengkombinasika
n kan penilaian 1 tidak efisien dan
kognitif dengan membutuhkan materi atau
psikomotorik biaya Besar
Tes Kinerja

sehingga 2 membutuhkan tenaga


mendapatkan hasil atau peserta yang banyak
tes yang 3. relevansi antara suku
komprehensif motorik yang ditampilkan
3 tidak tidak sebanding dengan
memungkinkan keterampilan yang
peserta didik diinginkan dunia kerja
mencontek
4 memudahkan
guru memahami
karakteristik
peserta didik
2.) penilaian portofolio menurut ngalim Purwanto foto folio ialah kumpulan
pekerjaan peserta didik yang menunjukkan perkembangan dari keterampilan
mereka di dalam satu atau lebih bidang mata pelajaran contoh teknik penilaian
portofolio sebagai berikut

Nama : ………………….
Kelas : …………………
Portofolio ; Kemampuan peserta didik dalam ayat ayat al Quran
Mapel : AL QUR’AN HADIST
Nama Guru :…….

Hasil
NO Kemampuan yang tanggal/tugas penilaian Paraf
diamati dibuat Tugas
Menulis ayat
1
Pendek      
menulis ayat
2
Panjang      
3 Memberi harakat      

3. penilaian produk bentuk ketiga dari penilaian keterampilan ialah


penilaian produk penilaian ini melihat bagaimana peserta didik dapat
mengaplikasikan teori maupun konsep yang mereka dapatkan selama proses
pembelajaran kedalam sebuah produk atau karya Oleh karena itu menurut
Ramlan Ari bahwa penilaian produk ialah penilaian terhadap 2 aspek yaitu
proses pembuatan produk dan hasil dari produk tersebut tujuan dan penilaian
produk ini adalah menilai keterampilan peserta didik menilai penguasaan
pengetahuan dan penilaian kemampuan mereka ketiga tujuan ini dapat
memberikan batasan kepada peserta didik bahwa ada tiga aspek yang dinilai
dalam penilaian produk
4 penilaian proyek Baiklah kali ini kita membahas penilaian terakhir
dalam bentuk penilaian keterampilan yaitu penilaian proyek jika mendengar
kata proyek selalu kita ketika sebuah pekerjaan besar yang dikerjakan dan
diselesaikan dalam waktu tertentu artinya penilaian proyek dalam pendidikan
diartikan sebagai penilaian terhadap hasil atau proyek dikerjakan oleh peserta
didik dalam waktu tertentu tujuannya tentu untuk menilai kemampuan
penguasaan pengetahuan peserta didik kemampuan mengaplikasikan
pengetahuan tersebut dalam bentuk proyek tertentu kemampuan menyelidiki
karena ini bagian dari proses pengerjaan tugas proyek kemampuan
menyampaikan informasi tentang proyek yang selesai mereka kerjakan.

B. High Order Thinking Skills (HOTS)


1. Pengertian High Order Thinking Skills (HOTS)
Menurut Kemendikbud High Order Thinking Skills (HOTS)
keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah berfikir logis, kritis, kreatif, dan
problem solving (memecahkan masalah), secara mandiri. Berfikir logis yaitu
kemampuan nalar yang dapat diterima oleh akal sehat karena sudah memenuhi
kaidah berfikir ilmiah. Berfikir kritis yaitu berfikir yang reflektif dan evaluative
dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki untuk
menganalisis hal-hal yang baru. Berfikir kreatif yaitu kemampuan untuk
menemukan ide atau gagasan yang baru dan berbeda, dengan suatu ide atau
gagasan yang baru maka seseorang akan mampu melakukan inovasi untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi7

High Order Thinking Skills (HOTS) adalah cara berfikir tingkat yang
lebih tinggi dari pada menghafal suatu fakta, mengemukakan suatu fakta atau
menerapkan suatu peraturan, rumus dan prosedur. High Order Thinking

7
Ariyana, Yoki et.al, Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills. (t.t.p:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2019),hlm 15
Skills(HOTS) mengharuskan kita untuk mengaitkan antar fakta,
mengategorikannya, memanipulasinya, menempatkannyapada konteks atau cara
yang baru sehingga mampu menerapkannya untuk mencari solusi baru terhadap
sebuah permasalahan. Selanjutmya High Order Thinking Skills (HOTS) juga
didefinisikan sebagai potensi penggunaan pikiran untuk menghadapi tantangan
yang baru. “Baru” artinya aplikasi yang belum pernah dipikirkan oleh siswa
sebelumnya. HOTS dipahami sebagai kemampuan siswa menghubungkan
pembelajaran dengan elemen lain.

Soal HOTS juga bias dikatakan sebuah alat untuk menguji kemampuan
seseorang dalam bernalar atau berpikir dengan kedalaman yang lebih tinggi
yang tidakhnya berpikir mengulang atau menelaah suatu konsep tanpa adanya
pengolahan terlebih dahulu8.

Schraw dan Daniel dalam Nugroho, menambahkan metakognisi sebagai salah


Kemampuan
satu dari kemampuan berfikir Berfikit
tingkat tinggi,Tingkat
sepertiTinggi
gambar di bawah ini

Kemampuan Kemampuan Pemecahan Metakognisi


Menalar Berargumentasi Masalah &
Berfikir
8
Subhayni Muhammad Iqbal, Evaluasi Pengajaran Bahasa & Sastra Indonesia (Aceh: Syiah
Kuala University Press, 2020) Hlm. 124
Gambar.1 Empat Komponen HOTS

Selain itu HOTS yang dipaparkan Taksonomi Bloom mencakup


kemampuan atau keterampilan siswa dalam mengetahui (knowing-C1),
memahami (understanding-C2), menerapkan (aplying-C3), menganalisis
(analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).
Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah
menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mencipta
(creating-C6). Penyusunan soal-soal HOTS umumnya bersifat kontekstual dan
menarik. Kreativitas guru juga sangat mempengaruhi kualitas dan stimulus
yang digunakan dalam penulisan soal HOTS.

Evaluasi Mencipta

HOTSSintesis Mengevaluasi

Analisis Menganalisis

Aplikasi Mengaplikasikan

Pemahaman Memahami LOTS

Pengetahuan Mengingat
Gambar 2.2 Perubahan Level Kognisi Taksonomi Bloom.9

berikutnya kita membahas beberapa langkah menyusun soal-soal hots


langkah-langkah ini harus berurutan untuk memudahkan guru mengembangkan
soal-soal hots.

1 menganalisis kompetensi dasar atau KD dan indikator pencapaian


kompetensi atau IPK langkah pertama ini dilakukan untuk mengetahui KD pada
semester berapa yang masuk kategori hots yaitu pada level C4 sampai C6 lalu
dapat memastikan bahwa IPK yang ditentukan sudah relevan atau bisa tercapai
dengan KD

2. menyusun kisi-kisi soal Langkah kedua lebih detail dari langkah pertama
Karena Guru diharuskan menyusun dan membuat kisi-kisi soal yang dapat
mencerminkan kate yang di akan dinilai di dalam kisi-kisi soal mencakup KD
materi indikator soal level kognitif bentuk soal dan nomor soal

3. menentukan stimulus yang kontekstual laka ketika setiap awalan butir soal
diberikan stimulus atau narasi yang menggambarkan maksud soal tersebut
secara kontekstual dan menarik

4..menulis butir soal langkah keempat dilanjutkan menulis butir soal setelah
diberikan stimulus atau narasi awal sesuai dengan KD yang ingin dinilai

5. membuat atau menyusun kunci jawaban Langkah terakhir guru membuat dan
menyusun kunci jawaban setiap butir soal

C. BANK SOAL – KISI SOAL DAN KARTU SOAL

9
Yani, Ahmad. Cara Mudah Menulis Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills). Bandung:
Refika Aditama, 2019.),hlm 7
 Ward, Annie W., Murray Ward, dan Mildred menyatakan bahwa bank
soal adalah kumpulan butir tes yang sudah dikalibrasi sehingga dapat
dengan mudah diakses untuk keperluan ujian. Penggunaan bank soal
merupakan solusi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
mempersiapkan butir soal untuk administrasi penilaian. Bank soal dapat
digunakan oleh seorang guru dari kelas awal, dosen di Perguruan
Tinggi, atau pihak swasta lain untuk keperluan sertifikasi, perizinan,
akuntabilitas, atau pengujian.10

Secara umum, langkah-langkah pengembangan bank soal sebagaimana


dikemukakan oleh Puspendik (2013) adalah seperti diagram alur sebagai
berikut.

Tujuan Tes Seleksi Soal

Penulisan kisi-kisi
Pelaksanaan Tes
10
Ward, Annie W. dan Murray-Ward,. Modul pembelajaran NCME. dalam Instructional Topics
in Educational Measurement (ITEMS),( New York: Macmillan Publishing 2004 )
Penulisan soal
Skoring

Analisis Kualitatif

pelaporan
Soal Tolak soal
Revisi Baik ? Tidak
Pemanfaatan

 Kisi-kisi tes dikenal pula dengan sebutan "test blue print", atau "table of
specification". Kisi-kisi tes adalah deskripsi mengenai ruang lingkup
dan isi dari apa yang akan diujikan, serta memberikan perincian
mengenai soal soal yang diperlukan oleh tes tersebut. Misalnya kisikisi
untuk tes seleksi akan berbeda dengan tes diagnostik. Tujuan
penyusunan kisi-kisi adalah untuk memberi arahan tentang KD,
kemampuan yang diuji, dan spesifikasi lain yang dituntut kepada
penulis soal untuk dibuatkan soalnya. Sebaiknya KD disusun dari kelas
terendah ke kelas tertinggi. Komponen kisi-kisi terdiri dari identitas dan
matrik seperti tampak pada format kisi- kisi
Berikut ini contoh Pengembangan Penilaian kisi soal dan Kartu
soal
a. Madrasah ibtidaiyah
Nama …….. Mata Pelajaran : Al QUR’AN
HADIST
Kelas ……. Semester : V/Genap

N level Bentuk No
o KD Materi indikator soal kognitif soal soal

disajikan kisah
3.6 memahami arti tentang orang-
hadis
dan isi kandungan orang munafik
tentang
hadis tentang ciri- siswa dapat
ciri-ciri Pilihan
1 ciri orang munafik mengamalkan dan C4 1
orang Ganda
riwayat Bukhari menilai ciri-ciri
munafi
Muslim Dari Abu orang munafik di
k
Hurairah lingkungan sekolah
dengan tepat

KARTU SOAL
Nama …….. Mata Pelajaran : Al QUR’AN
HADIST
Kelas ……. Semester : V/Genap
Sekolah : Kurikulum : 2013

Kopetensi Dasar : 3.6 memahami arti dan isi kandungan hadis tentang
ciri-ciri orang munafik riwayat Bukhari Muslim Dari Abu Hurairah
Materi : hadis tentang ciri-ciri orang munafik
Indkator soal : di sajikan kisah tentang orang-orang munafik siswa
dapat mengamalkan dan menilai ciri-ciri orang munafik di lingkungan
sekolah dengan tepat
Level : C4

Soal
Abdullah bin Ubay adalah tokoh dan pemimpin terkenal di kota
Madinah sebelum Nabi Muhammad Hijrah setelah itu ia iri karena
popularitasnya sebagai pemimpin pudar akibat datangnya Nabi
Muhammad ke Kota Madinah sejak itu Abdullah selalu mengaku
beriman jika bersama nabi namun ketika tidak bersama nabi ia selalu
berdusta suka mengadu domba dan menjadi provokator ulang perilaku
yang ditunjukkan Abdullah jika dikaitkan dengan perilaku yang terjadi
di sekolah ialah ……
A Tono suka menepati bila berjanji kepada teman-temannya
B guru mengajak peserta didik untuk tidak mengadu domba
C Waluyo rajin jika ada guru di kelas dan malas bila guru hanya
memberikan tugas
D. Hasanah selalu semangat bila diajak mengerjakan tugas dari
guru

JAWABAN : C

b. Madrasah Tsanawiyah
Nama …….. Mata Pelajaran : Al QUR’AN
HADIST
Kelas ……. Semester : V/Genap

N level Bentuk No
o KD Materi indikator soal kognitif soal soal
3.6 menganalisis
keterkaitan isi dan
disajikan
kandungan hadis
fenomena-
riwayat muslim dari
fenomena
Abu Yahya shuhaib
kehidupan siswa
Bin Sinan dan hadits
hadis dapat menganalisis
riwayat Tirmidzi
tentang hubungan
dari Abdullah bin Pilihan
1 optimis kandungan hadis C4 1
Abbas dan hadis Ganda
dan tentang sikap
riwayat Bukhari
sabar optimis dan sabar
Muslim Dari Abu
dalam menghadapi
Hurairah tentang
fenomena
optimis dan sabar
kehidupan dengan
dalam fenomena
tepat
kehidupan dan
akibatnya

KARTU SOAL
Nama …….. Mata Pelajaran : Al QUR’AN
HADIST
Kelas ……. Semester : V/Genap
Sekolah : Kurikulum : 2013
Kopetensi Dasar : 3.6 menganalisis keterkaitan isi dan kandungan
hadis riwayat muslim dari Abu Yahya shuhaib Bin Sinan dan hadits
riwayat Tirmidzi dari Abdullah bin Abbas dan hadis riwayat Bukhari
Muslim Dari Abu Hurairah tentang optimis dan sabar dalam fenomena
kehidupan dan akibatnya
Materi : hadis tentang optimis dan sabar
Indkator soal : disajikan fenomena-fenomena kehidupan siswa dapat
menganalisis hubungan kandungan hadis tentang sikap optimis dan
sabar dalam menghadapi fenomena kehidupan dengan tepat

Level : C4

SOAL

1 tahun terakhir ini bumi kita dilanda wabah virus mematikan yaitu
covid-19 virus ini menjadikan kehidupan di dunia berubah karena masyarakat
tidak boleh berkerumunan keluar rumah harus memakai masker dan lain
sebagainya kehidupan yang menjadi budaya baru atau new normal bagi
masyarakat dunia

sikap kita selaku umat muslim tentu Tetap sabar dan optimis bahwa
wabah ini akan berakhir dan kehidupan pun kembali normal hubungan lainnya
antara isi kandungan hadis dengan fenomena wabah covid 19 ini dapat terlihat
pada kalimat pernyataan berikut kecuali

A menjalankan protokol Kesehatan merupakan bagian dari sikap sabar


dan optimis menghadapi wabah covid 19

B menggunakan masker saat di luar rumah sebagai bentuk optimis


terhadap turunnya kasus penyebaran wabah covid 19

C yakin dan optimis bahwa setiap ada wabah penyakit pada ada obatnya

D menyesal dan adanya wabah covid 19 yang melanda kehidupan dunia

JAWABAN : D

b. Madrasah Aliyah
Nama …….. Mata Pelajaran : Al QUR’AN
HADIST
Kelas ……. Semester : V/Genap

N level Bentuk No
o KD Materi indikator soal kognitif soal soal

disajikan fungsi
fungsi
hadis terhadap
3.6 menganalisis hadis
Alquran siswa Pilihan
1 fungsi hadis terhada C4 1
dapat menganalisis Ganda
terhadap Alquran p
fungsi-fungsi hadis
Alquran
dengan tepat

KARTU SOAL
Nama …….. Mata Pelajaran : Al QUR’AN
HADIST
Kelas ……. Semester : V/Genap

Sekolah : Kurikulum : 2013

Kopetensi Dasar : 3.6 menganalisis fungsi hadis terhadap Alquran


Materi : fungsi hadis terhadap Alquran
Indkator soal : disajikan fungsi hadis terhadap Alquran siswa dapat
menganalisis fungsi-fungsi hadis dengan tepat
Level : C4
SOAL
AlQuran merupakan sumber utama ajaran Islam sedangkan hadis
merupakan sumber Keduanya Keduanya sumber ini sangat urgen bagi
umat Islam dalam menjalani kehidupan ini jika suatu permasalahan
Belum Cukup jelas di dalam Alquran maka hadits-hadits nabi dan akan
memberikan penjelasan lebih konkrit itu satu diantara fungsi Hadits nabi
terhadap Alquran

D.RAPORT

Definisi Nilai Raport Raport adalah buku yang berisi keterangan


mengenai nilai kepandaian dan prestasi belajar murid di sekolah, yang
biasanya dipakai sebagai laporan guru kepada orang tua siswa atau wali
murid. Raport juga dibagikan setiap akhir semester kepada orang tua
yang mendapat surat pengumuman dari sekolah kapan waktu
pengambilan raport. Fungsi dari raport itu sendiri adalah:
1. Sebagai pengukuran kepandaian dari siswa selama menempuh
pelajaran selama di sekolah dari pertama kali masuk sekolah sampai
lulus sekolah.
2. Bagi sekolah raport merupakan tolak ukur kurikulum apakah sudah
memenuhi standart atau belum, jika belum maka ada hal yang harus
lebih ditingkatkan agar dari tahun ketahun mutu pendidikan terus
ditingkatkan.
3. Bagi orang tua siswa berfungsi sebagai sejauh mana prestasi anak di
sekolah jika penilaian belum sesuai apa yang diinginkan orang tua maka
orang tua harus mengabil tindakan agar anak/siswa lebih giat belajar.
 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Raport Menurut Slameto
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai raport siswa dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu:
1. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar, yang terdiri dari: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh),
faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, dan
kesiapan), faktor kelelahan.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu yang terdiri dari:
faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Dalam penelitian ini,
penulis akan membagi enam faktor yang Universitas Sumatera Utara 8
mempengaruhi nilai raport siswa yaitu: motivasi belajar, cara belajar,
kompetensi guru, lingkungan keluarga, sarana dan prasarana di sekolah
dan lingkungan masyarakat
Fungsi pokok evaluasi hasil belajar siswa secara umum adalah
untuk mengukur tingkat kemajuan siswa dalam belajar, untuk menyusun
rencana bealajar selanjutnya dan untuk memperbaiki proses
pembelajaran (Muhammad Irham dan Novan A.W., 2013 : 217).
Laporan evaluasi hasil belajar siswa dituliskan pada sebuah dokumen
yaitu rapor. Nilai rapor ditulis berdasarkan hasil belajar siswa dalam
satu semester dan ditulis pada akhir semester. Nilai rapor merupakan
hasil kumpulan nilai mata pelajaran dimiliki setiap siswa yang berisi
laporan nilai selama satu semester. Rapor diterimakan sebagai tolak
ukur dan untuk mengetahui perkembangan terhadap prestasi siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran. Melalui rapor wali kelas dapat
mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam kelas yang
diampunya wali kelas dapat menentukan strategi dalam pengelolaan
kelas yang menjadi tanggung jawabnya misalnya dengan menata
strategis belajar untuk membantu siswa meningkatkan kompetensi siswa
atau membantu mengatasi kesulitan belajar siswa yang lemah.
Contoh Raport Tsanawiyah

Contoh Raport Madrasah ALIYAH


Nama Madrasah : MAN 2 PROBOLINGGO Kelas : XI IPS 2
Alamat Madrasah : JL Raya karanggeger No 48 B pajarakan Semester : GENAP
Nama peserta Didik : =VLOOKUP(
nur ihsan Tahun pelajaran : 2017-2018
Nomer induk/NISN : 2367 /999345700

B Pe ng e tahuan dan Ke te rampilan


P E NGETAHUAN KETERAMP ILAN
MATA P ELAJ ARAN KKM
NILAI P REDIKAT NILAI P REDIKAT
Ke lo m po k A( um um)
1 pe ndidikan Ag am a Is lam da n Bud i Pe ke rti
a Qur'a n -ha dis 75 81 B 81 B
b Aqida h Akhla q 75 83 B 85 B
c Fiqih 75 89 A 81 B
d S e ja ra h ke buda ya a n Is la m 75 87 A 85 B
2 P e n didika n pa nca s ila da n Ke wa rga ne ga ra a n 75 81 B 87 A
3 Ba h a s a indone s ia 75 87 A 85 B
4 Ba h a s a Ara b 75 88 A 85 B
5 Ma te ma tika 70 82 B 85 B
6 S e ja ra h indo ne s ia 75 85 B 82 B
7 Ba h a s a Ingg ris 75 79 B 80 B
Ke lo m po k B ( umum )
1 S e n i buda ya 75 78 B 83 B
2 P e n didika n J a s ma n i ,ola hra ga , da n ke s e ha ta n 75 88 A 80 B
3 P ra ka rya d a n ke wira us a ha a n 75 87 A 77 B
4 P ra muka 75 85 B 84 B
ke lo mpo k C ( Pe m inata n )
1 Eko nom i 75 82 B 81 B
2 S os iolog i 70 81 B 82 B
3 Ge og ra fi 75 87 A 88 A
4 S e ja ra h 75 82 B 79 B
5 Kim ia 75 87 A 85 A
6 Akh lla q 75 84 B 83 B

Tabel interval predikat berdasarkan KKM


KKM PREDIKAT
D= KURANG C=CUKUP B= BAIK A SANGAT BAIK
<65 65 >65-<=90 >80-<=100
<70 70 >70-<=90 >85-<=100
<80 80 >80-<=90 >90-<=100
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penilaian adalah kegiatan atau proses untuk menentukan kualitas
atau jumlah mutu dari suatu pengukuran ialah kegiatan atau proses
untuk menentukan kuantitas atau jumlah dari suatu evaluasi yaitu proses
atau kegiatan pemilihan pengumpulan analisis dan penyajian informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta
penyusunan program selanjutnya ruang lingkup penilaian
diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu pertama penilaian sikap
bentuk instrumen nya berupa observasi penilaian diri penilaian teman
sejawat dan jurnal kedua penilaian pengetahuan bentuk instrumen yang
berupa tes tulis tes lisan dan penugasan ketika penilaian keterampilan
bentuk instrumennya berupa perintah dan praktik penilaian produk dan
proyek dan penilaian portofolio.
High Order Thinking Skills (HOTS) adalah cara berfikir tingkat
yang lebih tinggi dari pada menghafal suatu fakta, mengemukakan suatu
fakta atau menerapkan suatu peraturan, rumus dan prosedur.
Bank soal adalah kumpulan butir tes yang sudah dikalibrasi
sehingga dapat dengan mudah diakses untuk keperluan ujian. Juga bias
disebutkan bahwa Bank Soal adalah sekumpulan butir soal yang teruji,
baik secara teori maupun empiris, dan memuat informasi penting.
Dengan adanya bank soal tersebut dapat dengan mudah digunakan
dalam penyusunan sebuah instrument penilaian atau Tes.
Kisi-kisi Soal adalah deskripsi mengenai ruang lingkup dan isi
dari apa yang akan diujikan, serta memberikan perincian mengenai soal
soal yang diperlukan oleh tes tersebut. Tujuan penyusunan kisi-kisi
adalah untuk memberi arahan tentang KD, kemampuan yang diuji, dan
spesifikasi lain yang dituntut kepada penulis soal untuk dibuatkan
soalnya. Sebaiknya KD disusun dari kelas terendah ke kelas tertinggi.
Kartu soal adalah suatu penerjemah atau implementasi dari kisi-
kisi soal yang selanjutkan akan diolah menjadi suatu soal untuk di
evaluasi baik itu soal penilaian harian maupun penilaian dalam jangka
waktu panjang.
B. SARAN
Demikian pembahasan yang penulis buat. Penulis menyadari
bahwa banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
pembaca demi kesempurnaan makalah yang penulis buat.
DAFTAR PUSTAKA

Umi Muzayanah, 2016 “ Kualitas Butir Soal Pai Pada Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (Item Quality of Islamic Education Test on TheFinal Exam
of National Standard Schools)”, dalam Jurnal Smart, Vol. 01, No. 01. h. 125.

R. Arifin Nugroho 2018, HOTS (Hig her Order Thinking Skills)


(Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,), h. 11.

Ahmad Yani, 2019. Cara Mudah Menulis Soal HOTS (Higher Order Thinking
Skills) (Bandung: Refika Aditama,), hlm.1-3.
Yoki Ariyana et.al, 2019. Penilaian Berorientasi Higher Order
Thinking Skills (t.t.p: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,), hlm. 5.

Anas Sudijono, 2018. Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:


Rajawali Pers,), hlm. 2-3.

Ariyana, Yoki et.al, 2019. Penilaian Berorientasi Higher Order


Thinking Skills. (t.t.p: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,),hlm 15

Yani, Ahmad. 2019. Cara Mudah Menulis Soal HOTS (Higher Order
Thinking Skills). Bandung: Refika Aditama,),hlm 7
Ward, Annie W. dan Murray-Ward,. 2004. Modul pembelajaran NCME.
dalam Instructional Topics in Educational Measurement (ITEMS),( New York:
Macmillan Publishing)

Subhayni Muhammad Iqbal, 2020. Evaluasi Pengajaran Bahasa &


Sastra Indonesia (Aceh: Syiah Kuala University Press, ) Hlm. 124

Anda mungkin juga menyukai