PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Seiring pesatnya perkembangan zaman terutama dalam bidang teknologi
banyak peserta didik lupa akan Alqur’an dan Hadits, berbagai upaya pendidik untuk
memperkenalkan Al-Qur’an dan Hadits sejak dini menjadi hal yang sangat penting.
Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits diarahkan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan
peserta didik terhadap Al-Qur’an dan Hadits, sehingga memperoleh pengetahuan mengenai
keduanya dengan baik dan benar.
Pembelajaran Al-Qur’an dan hadits di Madrasah Ibtidaiyah, menekankan proses
kegiatan belajar yang berorientasi pada kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang
Muslim terhadap kedua sumber ajaran tersebut. Di antaranya adalah kemampuan dalam
membaca, menulis, mengahafal, mengartikan, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an
dan hadits. Untuk dapat memenuhi target pembelajaran bagi siswa MI tersebut, seorang guru
tentunya harus mempersiapkan pendekatan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan
dalam menyampaikan materinya. Selain itu, seorang pendidik yang baik juga dituntut
untuk mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajarannya dengan baik demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits di MI?
2. Apa tujuan dan pendekatan pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits di MI?
3. Apa fungsi pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits di MI?
4. Apa ruang lingkuppembelajaran Al-Qur’an dan Hadits di MI?
5. Apa urgensi pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits di MI?
6. Apa sumber belajar dan media pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits di MI?
6
http://misbahbdv.blogspot.co.id/2015/04/memahami-pembelajaran-al-quran-hadits.html
7
www.abdimadrasah.com/2014/04/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-quran-hadits.html
8
https://galaxyaceh.wordpress.com/2012/12/30/implementasi-pembelajaran-al-quran-hadist/
2. Pendekatan Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits di MI
Secara garis besar terdapat dua pendekatan dalam kegiatan pembelajaran,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Roy Killen (1998), pertama yaitu pendekatan yang
berpusat pada guru (teacher-centred approaches), dalam pendekatan ini guru menjadi
komponen yang paling menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.
Peran guru dalam pendekatan ini sangat dominan, guru menyampaikan materi
pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu
dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama pendekatan ini adalah kemampuan
akademik siswa.
Kedua adalah pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred
approaches), dalam pendekatan ini menekankan bahwa setiap siswa yang belajar
memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan itu baik dalam hal
minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman dan cara belajar.
Selain itu, dalam pembelajaran Al-Qur’an-Hadits pendekatan-pendekatan yang
dapat digunakan adalah: pertama pendekatan tujuan. Pendekatan ini digunakan karena
didasari oleh pemikiran bahwa setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus ditetapkan
terlebih dahulu adalah tujuan yang hendak dicapai. Kedua adalah pendekatan struktural.
Pendekatan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa Al-Qur’an-Hadits dinarasikan dalam
bahasa Arab, yang memiliki kaidah, norma, dan aturannya sendiri, khususnya dalam
membaca dan menulisnya. Atas dasar itu, maka pembelajaran Al-Qur’an-Hadits
menekankan pada penguasaan kaidah-kaidah pembacaan dan penulisan Al-Qur’an-
Hadits dalam bahasa Arab. Lebih khusus lagi Al-Qur’an memiliki ilmu tersendiri
tentang kaidah membacanya yang disebut ilmu tajwid.
Pendekatan lain yang perlu mendapatkan tindak lanjut, sebagaimana yang
diutarakan oleh Tolkhah (2004), adalah: pertama, pendekatan psikologis (psichological
approach).
Pendekatan ini perlu dipertimbangkan mengingat aspek psikologis manusia
yang meliputi aspek rasional/intelektual, aspek emosional, dan aspek ingatan.
Kedua, pendekatan sosial-kultural (socio-cultural approach). Suatu pendekatan yang
melihat dimensi manusia tidak saja sebagai individu melainkan juga sebagai makhluk
social budaya yang memiliki berbagai potensi yang signifikan bagi pengembangan
masyarakat, dan juga mampu mengembangkan sistem budaya dan kebudayaan yang
berguna bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya.
Sedangkan Departemen Agama (2004) menyajikan beberapa pendekatan yang
dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits, yaitu:
a. Pendekatan keimanan/spiritual.
b. Pendekatan pengamalan.
c. Pendekatan pembiasaan.
d. Pendekatan rasional.
e. Pendekatan emosional.
f. Pendekatan fungsional.
g. Pendekatan keteladanan.
C. FUNGSI PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS
Mata pelajaran Al Qur’an Hadits pada MI berfungsi:
1. Menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al Qur’an
Hadist.
2. Mendorong, membimbing dan membina kemampuan dan kegemaran untuk membaca
Al Qur’an dan Hadist.
3. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-
ayat Al Qur’an dan Hadist dalam perilaku peserta didik sehari-hari.
4. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang
setingkat lebih tinggi ( MTs ).9
Dengan kata lain pembelajaran Al Qur’an Hadits di MI berfungsi untuk
memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis,
membiasakan dan menggemari Al Qur’an dan Hadits serta menanamkan pengertian,
pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al Qur’an Hadits untuk mendorong,
membina dan membimbing akhlaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan
sesuai dengan isi kandungan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits.
2. Media Pembelajaran
a. Definisi dan Fungsi Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan
(Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan
berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang
secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang
media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku,
film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Sedangkan Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas
pembelajaran. Sedangkan Menurut Gerlach dan Ely (1980) secara umum media itu
meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Media
memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
oleh para peserta didik.
2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya.
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.
8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit
sampai dengan abstrak
b. Jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
1) Dilihat dari sifatnya, media dapat terbagi menjadi:
a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang
hanya memiliki unsur suara, seperti radio, kaset, dan rekaman suara.
b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung
unsur suara.
c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media terbagi menjadi:
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio
dan televise tak ketinggalan pula internet.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu
seperti film, video dan yang sejenisnya.
3) Dilihat dari teknik pemakaiannya, media terbagi menjadi:
a) Media yang diproyeksikan seperti film, film strip, transparansi, dan
lain sebagainya.
b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan dan
lain sebagainya.
Dalam pemilihan pemakaian media di atas, kriteria media tersebut harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Contoh: bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata
tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang
dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan.
Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media
film dan video bisa digunakan.
Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi
(komplementer), yakni:
1) Biaya;
2) Ketepatgunaan;
3) Keadaan peserta didik;
4) Ketersediaan; dan
5) Mutu teknis.
Bagi guru Al-Qur’an dan hadits yang akan menggunakan suatu media
pembelajaran, perlu memahami prinsip-prinsip umum pemilihan format media.
Prinsip-prinsip pemilihan tersebut antara lain adalah:
1) Tidak satu pun media pendidikan yang digunakan untuk meniadakan media
pembelajaran lainnya.
2) Pemakaian media pembelajaran tertentu seringkali cenderung lebih
tepat dipergunakan untuk membantu menyajikan suatu pokok bahasan tertentu
dan bukan semua pokok bahasan.
3) Tidak semua media pembelajaran dapat digunakan untuk semua jenis
kegiatan belajar mengajar.
4) Penggunaan media pembelajaran yang banyak dalam suatu proses
belajar mengajar dapat membingungkan siswa dan belum tentu memperjelas
penyajian pendidik yang bersangkutan, bahkan mungkin dapat membingungkan
mereka yang berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai.
5) Untuk mempergunakan suatu media pembelajaran tertentu memerlukan
persiapan yang baik.
6) Media pembelajaran yang digunakan merupakan bagian dari keseluruhan proses
belajar mengajar yang baik.
7) Siswa yang akan menerima penggunaan media pembelajaran oleh pendidiknya
harus dipersiapkan sebaik mungkin, sehingga media tersebut dapat
membantu mereka lebih aktif terlibat dalam proses belajar mengajar.
8) Jangan menggunakan media pembelajaran sebagai selingan dalam
proses belajar-mengajar, karena dapat menyimpangkan tujuan utama
pengajaran yang dijalankan.
9) Penggunaan media pembelajaran yang telah dipilih hendaknya mampu
mengembangkan dan melatih perkembangan siswa, seperti melatih
nalar, keterampilan membaca grafik dan sebagainya.
Oleh karena itu pemilihan media pembelajaran bertujuan agar tercapai
kegiatan belajar memenuhi berikut kategori tujuan tersebut :
1) Kegiatan belajar siswa dapat diamati, sehingga tingkah laku yang terjadi
dapat dievaluasi.
2) Hasil belajar yang telah dilakukannya mampu menimbulkan perubahan
yang berarti dalam diri siswa.
Berikut ini beberapa pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran,
yaitu:
1) Pemilihan media pembelajaran memiliki hubungan langsung dengan sub
pokok bahasan.
2) Media pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai tersebut dapat menjadi
media komunikasi bagi siswa dan guru.
3) Media pembelajaran tersebut dapat membantu pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah disusun.
4) Pemakaian media pembelajaran yang telah dipiliih disesuaikan dengan
tingkat kualitas pokok bahasan yang akan disampaikan.
5) Media pembelajaran yang digunakan dapat lebih merangsang minat
belajar siswa, sehingga aspek-aspek kewajiban mereka dapat dikembangkan.’
6) Pokok bahasan yang disajikan dapat dibantu penyampaiannya dengan
media pembelajaran yang dipergunakan.
7) Materi pelajaran yang disajikan itu lebih bermakna dan efektif jika
menggunakan media pembelajaran.
8) Jika tidak terdapat media yang siap dipakai, maka guru hendaknya
dapat membuat sendiri.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Berikut beberapa
kesalahan komunikasi dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya adalah:
1) Guru sebagai komunikator (penyampai pesan) kurang mampu
menyampaikan pesan (materi pelajaran).
2) Adanya perbedaan daya tangkap para siswa sebagai komunikan (penerima
pesan/materi pelajaran).
3) Adanya perbedaan ruang dan waktu antara guru sebagai komunikator dan para
siswa sebagai komunikan.
4) Jumlah siswa sebagai komunikan sangat besar, sehingga sulit dijangkau
secara perorangan oleh guru sebagai komunikator.
Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi
pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran yang
tepat. Karena sumber belajar dan media belajar sebagai unsur penunjang
dalam proses komunikasi, maka jenis bentuk dan fungsinya sangat ditentukan oleh
jenis, bentuk, dan tujuan komunikasi itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah proses belajar mengajar mengenai bagaimana
memahami dan menjelaskan makna dari Al-Qur’an Hadits serta mengeluarkan hukum-
hukum yang terdapat di dalamnya, agar kita tidak salah dalam melaksanakan apa saja
perintah dan larangan yang ada di dalam kedua pusaka tersebut.
2. Tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada dasarnya merupakan rumusan bentuk-
bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa setelah melakukan proses pembelajaran.
3. Beberapa pendekatan yang dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran Al-Qur’an
Hadits, yaitu pendekatan keimanan/spiritual, pendekatan pengamalan, pendekatan
pembiasaan, pendekatan rasional, pendekatan emosional, pendekatan fungsional,
pendekatan keteladanan.
4. Fungsi pembelajaran Al Qur’an Hadits di MI yaitu untuk memberikan kemampuan
dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari Al
Qur’an dan Hadits serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi
kandungan ayat-ayat Al Qur’an Hadits untuk mendorong, membina dan membimbing
akhlaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi
kandungan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits.
5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran AL-Qur’an Hadits meliputi pengetahuan dasar
membaca dan menulis Al-Qur’an, hafalan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an dan
pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya, serta pengalamannya
melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Urgensi pembelajaran Al-Qur’an Hadits yaitu pemahaman, sumber nilai, sumber
motivasi, pengembangan, perbaikan, pencegahan, pembiasaan.
7. Sumber belajar dan media belajar adalah kedua komponen yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar dalam menunjang pembelajaran, dengan penyampaian
komunikasi yang apik dan dapat dipahami serta diterima oleh peserta didik.
B. SARAN
Guru harus menguasai materi terlebih dahulu sebelum menyampaikan pelajaran dan
dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar dan media
pembelajaran yang tepat. Karena sumber belajar dan media yang tepat adalah unsur
penunjang dalam proses komunikasi, maka jenis bentuk dan fungsinya sangat ditentukan oleh
jenis, bentuk, dan tujuan komunikasi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
English, Evelyn Williams, 2005, Mengajar dengan Empati, Bandung: Nuansa Gerlach, Vernon S.
Ely, Donald P. (1980), Teaching and Media: A Systematic Approach, New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl, 2006, Accelerated Learning, Cara Belajar Cepat Abad
XXI, Bandung: Nuansa