Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN PAI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Sistem Pendidikan


Islam

Dosen Pengampu : Yunita Noor Azizah, M. Pd.I

Disusun Oleh :

Aulia Hanifah 2211101110


Rahmat Hidayah 2211101080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD

IDRIS SAMARINDA

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat mengerjakan makalah yang berjudul
“KONSEP DASAR PEMBELAJARAN PAI” hingga selesai tepat pada
waktunya. Tak lupa juga sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kelak syafaatnya di akhir
masa.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan
Sistem Pendidikan Islam yang telah diberikan oleh dosen pengampu Ibu Yunita
Noor Azizah, M. Pd.I. Dalam pengerjaan makalah ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin dan dengan adanya referensi-referensi sehingga pembuatan
makalah ini dapat diselesaikan secara optimaal.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam pengerjaan


makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan
demi kebaikan makalah ini ke depannya. Semoga dengan adanya makalah ini,
penulis dapat membantu untuk menyebarluaskan wawasan dan pengetahuan
mengenai demokrasi. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Penulis

Samarinda, 18 September 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pengertian Konsep Dasar Pembelajaran PAI ............................................... 3

B. Komponen Konsep Dasar Pembelajaran PAI............................................... 4

C. Strategi Konsep Dasar Pembelajaran PAI .................................................... 9

D. Tujuan Konsep Pembelajaran PAI ............................................................. 14

BAB III ................................................................................................................. 16

PENUTUP ............................................................................................................. 16

A. Simpulan .................................................................................................... 16

B. Saran ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu elemen terpenting dalam menciptakan generasi yang siap


mengambil tongkat masa depan dari orang tua adalah pendidikan. Oleh karena itu
pendidikan berperan dalam memperkenalkan anak-anak pada keterampilan baru
sehingga mampu membawa perubahan kebutuhan pada masyarakat.

Dalam masyarakat yang dinamis pendidikan memegang peranan


yang sangat menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Oleh karena
itu Islam sebagai agama Rahmatan Lil ‘Alamin merupakan konsekuensi logis bagi
umatnya untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, baik moral maupun
intelektual serta berketerampilan dan bertanggung jawab. Salah satu upaya untuk
menyiapkan genearasi penerus tersebut adalah melalui lembaga pendidikan
sekolah.

Di era milenial ini, banyak murid yang malah terjerumus dengan pemikiran-
pemikiran negatif yang ia dapatkan dari mana-mana dan membuat dirinya sendiri
dan orang lain disekitarnya mendapatkan imbas yang buruk. Disinilah tugas dan
peran guru sangat penting bagi muridnya. Bagaimana guru tersebut dapat
mengarahkan muridnya kembali ke arah yang lebih baik.

Maka dari itu, guru harus paham tentang konsep dasar pembelajaran yang
merupakan sebuah pegangan dalam mengajar. Dari konsep dasar itulah dapat
dilihat tujuan dan arah pembelajaran yang ingin di capai bersama pada kedepannya
oleh guru dan muridnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan yang akan kami bahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian konsep dasar pembelajaran PAI?


2. Bagaimana komponen konsep dasar pembelajaran PAI?

1
3. Bagaimana strategi konsep dasar pembelajaran PAI?
4. Bagaimana tujuan konsep dasar pembelajaran PAI?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian konsep dasar pembelajaran PAI
2. Mengetahui komponen konsep dasar pembelajaran PAI
3. Mengetahui strategi konsep dasar pembelajaran PAI
4. Mengetahui tujuan konsep dasar pembelajaran PAI

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Dasar Pembelajaran PAI

Konsep dasar pembelajaran PAI terdiri dari tiga gabungan kata, yaitu
konsep dasar, pembelajaran dan juga PAI. Untuk dapat mendeskripsikan apakah
itu konsep dasar pembelajaran PAI, maka terlebih dahulu harus dibedah secara satu
persatu makna dari kata-kata tersebut.

Konsep dasar adalah sebuah pemikiran yang berupa sebuah rancangan awal
yang dijadikan sebagai suatu pedoman atau pegangan dalam melakukan kegiatan,
dimana konsep dasar memiliki peran vital dalam mengatur suatu kegiatan tersebut
pada kedepannya, sedangkan pembelajaran yang diidentikkan dengan kata
“mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan
kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran
“an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan sehingga anak didik mau belajar menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.1

Pendidikan agama Islam (PAI) merupakan bagian dari pendidikan Islam dan
pendidikan Nasional, yang menjadi mata pelajaran wajib di setiap lembaga
pendidikan Islam. Pendidikan agama Islam sebagaimana yang tertuang dalam
GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan

1
Muhammad Ismail\ Makki and Aflahah, KONSEP DASAR BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN, 2019.

3
tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.2

Dari masing-masing ketiga pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa


pengertian konsep dasar pembelajaran PAI adalah sebuah pemikirang yang berupa
rancangan awal yang dijadikan pegangan dalam proses ajar mengajar dalam
lingkungan keagamaan Islan yang bertujuan menyiapkan peserta didik untuk
mengenal dan mengetahui lebih dalam tentang ajaran agama Islam agar dapat
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. Komponen Konsep Dasar Pembelajaran PAI

Di dalam PAI ada banyak komponen yang memiliki peran dan turut serta
dalam memajukan pembelajaran yang berkenaan dengan ajaran agama Islam..
Komponen-komponen tersebut itulah yang saling bekerja sama dan saling
keterkaitan di dalam pembelajaran. Komponen-komponen tersebut itu adalah
tujuan, pendidik, peserta didik, kurikulum, metode, media, dan evaluasi. Untuk
mengetahui lebih mendalam akan di bahas sebagai berikut.

1. Tujuan PAI

Abu ahmad mengatakan bahwa tahap-tahap tujuan pendidikan agama islam


meliputi: (1) tujuan tertinggi/terakhir, (2) tujuan umum, (3) tujuan khusus, dan (4)
tujuan sementara.

1) Tujuan tertinggi/terakhir

Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum,
karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung kebenaran mutlak dan
universal. Tujuan tertinggi tersebut dirumuskan dalam satu istilah yang disebut
“insan kamil” (manusia paripurna). Dalam tujuan pendidikan islam, tujuan
tertinggi/terakhir ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan

2
academia.edu, “BAB III Pendidikan Agama Islam,” n.d., 65–88.

4
peranannya sebagai makhluk ciptaan allah. Dengan demikian indicator dari insan
kamil tersebut adalah :

a. Menjadi hamba Allah

Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaitu
semata-mata untuk beribadah kepada allah.

b. Mengantarkan subjek didik menjadi khalifah Allah fi al-ardh

Yaitu mampu memakmurkan bumi dan melestarikannya dan lebih jauh lagi,
mewujudkan rahmat bagi alam sekitarnya, sesuai dengan tujuan penciptaannya.

c. Untuk memperoleh kesejahteraan

Yaitu kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat, baik individu maupun


masyarakat.

2) Tujuan umum

Berbeda dengan tujuan tertinggi yang lebih mengutamakan pendekatan


filosofis, tujuan umum lebih bersifat empiric daan realistik. Tujuan umum berfungsi
sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena menyangkut perubahan
sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik.

3) Tujuan khusus

Tujuan khusus adalah pengkhususan atau operasional tujuan


tertinggi/terakhir dan tujuan umum (pendidikan agama islam). tujuan khusus
bersifat relative sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan dimana perlu
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan
tertinggi/terakhir dan umum itu.

4) Tujuan sementara

Tujuan sementara pada umumnya merupakan tujuan-tujuan yang


dikembangkan dalam rangka menjawab segala tuntutan kehidupan. Karena itu

5
tujuan sementara itu kondisional, tergantung factor dimana peserta didik itu tinggal
atau hidup. 3

2. Pendidik PAI

Pendidik dalam PAI merupakan seorang tengawan yang bertugas dalam


mengajar dan mendidik peserta didiknya sesuai dengan Pendidikan Agama Islam
untuk menjadi seorang yang berguna bagi agama dan bangsanya. Dimana dalam hal
ini pendidik mempunyai peran sangat penting dan sulit tergantikan dalam hal
apapun di pembelajaran PAI. Pendidik merupakan salah satu komponen yang
menentukan bagaimana pembelajaran PAI ini berhasil atau tidak pada kedepannya.
Maka oleh dari itu, seorang pendidik harus menguasai atau ahli semua ilmu terlebih
dahulu sebelum akan menyampaikan atau membagikan ilmunya kepada peserta
didiknuya. Seorang pendidik juga harus bisa menjadi contoh teladan bagi peserta
didiknya baik di dalam pembelajaran atau di luar pembelajaran agar sang peserta
didik dapat meniru perilaku yang baik dari pendidik sehingga didalam dirinya
memiliki kepribadian yang baik.

3. Peserta didik PAI

Peserta didik merupakan komponen atau tokoh utama dalam Pendidikan


Agama Islam. Dimana peserta didik inilah puncak atau tertuju sebuah harapan di
dalam dunia PAI. Peserta didik merupakan seseorang yang menerima atau
mendapatkan ilmu pembelajaran PAI dari pendidiknya Maka dari itu, peserta didik
harus bisa mengolah dengan baik ilmu yang telah didapat selama pembelajaran PAI
untuk dapat mengubah negeri ini kedepannya ke arah yang lebih maju dan lebih
baik lagi. Peserta didik harus mempunyai gairah jiwa keislaman yang baik dalam
membantu bangsa.

4. Kurikulum PAI

3
Imam Gozali, Nurul Khofifah, and Andhika Lanjari Widodo, “Tujuan Pendidikan Islam,”
Jurnal Pendidikan Indonesia 2, no. 5 (2017): 1–18.

6
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam
suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran
pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Di dalam PAI kurikulum merupakan
sebuah rencana mengenai sistem tujuan pembelajaran yang berkenaan dengan ilmu
pendidikan Islam didalamnya. Kurikulum sebagai pusat pegangan seorang pendidik
dalam ingin mengajarkan atau membagikan ilmu kepada peserta didiknya.

5. Metode PAI

Metode pembelajaran sangat erat kaitannya dalam efektifitas pembelajaran,


tidak terkecuali Pendidikan Agama Islam. Metode berasal dari bahasa latin,
metodos yang artinya “jalan atau cara”. Menurut Robert Ulich, istilah metode
berasal dari bahasa Yunani: meta ton odon, yang artinya brlangsung menurut cara
yang benar (to proceed according to the right way). Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan guna mencapai apa yang telah ditentukan”. Dengan kata lain adalah
suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.

Di dalam pembelajaran PAI banyak metode cara yang biasa dilakukan oleh
pendidik dalam menyampaikan ilmunya kepada peserta didik, yaitu bisa saja
melalui metode tarbiyyah seperti pembelajaran formal, ta’dib berupa praktik atau
pemberian pelajaran dengan adab dan ta’lim yaitu berupa interaksi antara guru dan
murid seperti berbentuk ceramah atau diskusi.4

6. Media PAI

Media pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan wadah dari pesan


yang disampaikan oleh sumber atau penyalurnya yaitu pendidik, kepada sasaran
atau penerima pesan, yakni peserta didik yang belajar pendidikan agama Islam.
Tujuan penggunaan media pembelajaran pendidikan agama Islam tersebut adalah
supaya proses pembelajaran pendidikan agama Islam dapat berlangsung dengan

4
Nur Ahyat, “METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,”
Edusiana : Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam 4 No.1, no. 1 (2017): 24–31.

7
baik. Dari jenisnya, media pembelajaran pendidikan agama Islam dapat
diklasifikasikan menjadi media audio, media cetak, dan media elektronik.

Aplikasi media dalam pembelajaran pendidikan agama islam dapat di


gunakan sesuai dengan mata pelajaran, sebagaimana berikut:

a. Media pembelajaran al-Qur’an dan Hadis


Media pembelajaran al-Qur’an dan hadis dapat menggunakan media
audio, yaitu misalnya dengan menggunakan media tape recorder, peserta
didik mendengarkan rekaman yang berisi ayat-ayat al-Qur’an atau hadis-
hadis Nabi, sehingga peserta didik dapat mengetahui, menulis, dan
melafalkan bacaanbacaan yang didengarkannya.
b. Media pembelajaran akhlak
Aplikasi media dalam pembelajaran akhlaq dapat berupa :
- Melalui bahan bacaan atau bahan cetak
- Melalui alat-alat audio visual (AVA)
- Melalui contoh-contoh kelakuan.
- Melalui media masyarakat dan alam sekitar.
c. Media pembelajaran Fiqih
Media pembelajaran sebagai alat bantu penghubung (media
komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan
efektifitas hasil belajar harus disesuaikan dengan orientasi dan tujuan
pembelajaran. Pembelajaran fiqih, media yang sering digunakan adalah
media bahan cetakan seperti buku bacaan, koran, majalah, dan sebagainya.
Kemudian media suara yang didengar, sebenarnya masih ada media yang
bias memperjelas pemahaman peserta didik.
d. Media pembelajaran sejarah kebudayaan Islam
Hendaknya pendidik menyiapkan bermacam-macam alat peraga dan
menggunakannya dimana perlu. Dalam menguraikan peristiwa hijrah Nabi
misalnya pendidik dapat menggunakan slide atau film yang tersedia.5

5
Husniyatus Salamah Zainiyati, “MEDIA PEMBELAJARAN PAI ( Teori Dan Aplikasinya
),” Tarbiyah, 2013.

8
7. Evaluasi PAI

Evaluasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) diketahui dengan


menggunakan pengukuran informasi dan informasi hasil penilaian. Hasilnya diukur
dengan memberikan skor (angka). Kemudian, skor tersebut dinilai dan ditafsirkan
oleh aturan tertentu untuk menentukan tingkat kemampuan pribadi. Selain itu, hasil
dari proses penilaian ini selanjutnya dievaluasi untuk menentukan tingkat
pencapaian pribadi atau terprogram. Secara umum, ada dua teknik penilaian
pendidikan, yaitu tes dan non-tes.6

Adanya evaluasi setelah pembelajaran PAI digunakan sebagai tolak ukur


perbandingan seberapa berhasilnya tugas pendidik terhadap peserta didiknya dalam
memberikan pembelajaran PAI selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dari
hasil itulah dapat dilihat, jika tujuan belajar PAI yaitu hasil belajar itu tidak tercapai,
maka perlunya ada pembenahan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengantisipasi kegagalan yang akan bisa terulang kembali dalam pembelajaran
PAI.

C. Strategi Konsep Dasar Pembelajaran PAI

Istilah strategi pada mulanya digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Seorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk memenangkan
peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana
kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas;
misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi
pasukannya dan lain sebagainya. Strategi adalah suatu upaya dan usaha dalam
mewujudkan suatu harapan dan tujuan. Strategi yang dimaksudkan di sini strategi
yang spesifikasinya pada pendidikan atau pembelajaran pendidikan. Secara umum
pengertian strategi yang dimaksud adalah sebagai cara guru dalam menyajikan isi
pelajaran dalam lingkup pendidikan.

6
Ismanto, “Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Pai),” Penelitian Pendidikan
Islam 9, no. 2 (2014): 211–36.

9
Menurut J.R. David dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai “a
plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational
goal”.7 Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Menurut Syaiful Bahri secara umum strategi
mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Pengertian tersebut jika dihubungkan
dengan pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan.8

Sedangkan pembelajaran adalah upaya guru untuk mempersiapkan anak


didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik. Menurut Zainal Aqib,
pembelajaran adalah pertama; Pembelajaran merupakan suatu upaya guru
mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi anak didik,
kedua; pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa (anak didik)
menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Jelasnya strategi pembelajaran
berkenaan dengan pemilihan kegiatan belajar mengajar yang paling efektif dan
efisien dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan guna
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan


pembelajaran yang harus dikerjakan pendidik dan peserta didik agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di
atas, Dick and Carey juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah
suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik.9

7
Wina Sanjaya, “Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan KTSP”,
(Cet. I; Jakarta: Kencana, 2008), h. 293.
8
Saiful Bahri, “Strategi Belajar Mengajar”, Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
9
ibid., h. 294

10
Kemudian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran PAI adalah cara
atau metode untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran dari pembelajaran PAI.

1. Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran


Setiap strategi pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan.
Tidak ada strategi pembelajaran tertentu yang lebih baik dari strategi
pembelajaran yang lain. Untuk itu, pendidik harus mampu memilih strategi
yang dianggap cocok dengan keadaan. Menurut Sanjaya, ada empat prinsip
umum yang harus diperhatikan pendidik dalam penggunaan strategi
pembelajaran, yaitu:
a) Berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan
komponen yang utama. Segala aktivitas pendidik dan peserta didik, mestilah
diupayakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,
karena efektivitas suatu strategi pembelajaran dapat dilihat dari
keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b) Aktivitas. Belajar bukan hanya menghafal sejumlah fakta atau informasi,
tapi juga berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus
dapat mengarahkan dan mendorong aktivitas peserta didik, baik aktivitas
fisik, maupun aktivitas mental.
c) Individualitas. Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu
peserta didik. Walaupun pendidik mengajar pada sekelompok peserta didik,
namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap
peserta didik. Pendidik yang berhasil adalah apabila ia menangani 35 orang
peserta didik seluruhnya berhasil mencapai tujuan; dan sebaliknya
dikatakan pendidik yang tidak berhasil manakala dia menangani 35 orang
peserta didik, 30 peserta didik tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
d) Integritas. Pembelajaran harus dipandang sebagai usaha mengembangkan
seluruh potensi peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran bukan hanya
mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga mengembangkan
aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran

11
harus dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik yang mencakup
kognitif, afektif, dan psikomotorik secara terpadu.10
Keempat prinsip tersebut sejalan dengan peraturan pemerintah No.
32 tahun 2013, yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satu
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta
penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan.
2. Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), tidak langsung (indirect
instruction), interaktif, mandiri, dan pengalaman (experiential).
Pertama, Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction)
merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini
efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap
demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif.
Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan
digunakan, sedangkan kelemahan utamanya dalam mengembangkan
kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang diperlukan untuk
pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok. Agar
peserta didik dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, strategi
pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan strategi pembelajaran
yang lain.
Kedua, Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Intruction)
sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan

10
Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”,
(Jakarta: Prenada, 2006), hlm. 129-131.

12
keputusan dan penemuan. Berlawanan dengan strategi pembelajaran,
pembelajaran tidak langsung umumnya berpusat pada peserta didik,
meskipun dua strategi tersebut saling melengkapi. Peranan guru bergeser
dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola lingkungan
belajar dan memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat.
Kelebihan strategi pembelajaran tidak langsung, antara lain:
• Mendorong ketertarikan dan keingintahuan peserta didik,
• Menciptakan alternatif dan menyelesaikan masalah,
• Mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan interpersonal
dan keterampilan yang lain,
• Pemahaman yang lebih baik,
• Mengekspresikan pemahaman.

Sedangkan kekurangan dari strategi pembelajaran ini adalah


memerlukan waktu yang panjang, outcome sulit diprediksi. Strategi
pembelajaran ini juga tidak cocok, apabila peserta didik perlu mengingat
materi dengan cepat.

Ketiga, Strategi Pembelajaran Interaktif yaitu pembelajaran


menekankan pada diskusi dan sharing di anatara peserta didik. Diskusi dan
sharing memberikan kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap
gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya
dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.

Kelebihan strategi ini antara lain: peserta didik dapat belajar dari
temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan
kemampuan-kemampuan, dan dapat mengorganisasikan pemikiran dan
membangun argumen yang rasional. Strategi pembelajaran interaktif
memungkinkan untuk menjangkau kelompok-kelompok dan metode-
metode interaktif. Kekurangan dari strategi ini sangat bergantung pada
kecakapan guru dalam menyususn dan mengembangkan dinamika
kelompok.

13
Keempat, Strategi Pembelajaran Pengalaman. Pembelajaran empirik
berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik dan
berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi
perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor
kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif.

Kelebihan dari strategi ini antara lain:

• Meningkatkan partisipasi peserta didik,


• Meningkatkan sifat kritis peserta didik,
• Meningkatkan analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran
pada situasi yang lain.

Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah menekankan hanya


pada proses bukan pada hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan
memerlukan waktu yang panjang.

Kelima, Strategi Pembelajaran Mandiri adalah strategi pembelajaran


yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan
peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh
peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan
dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.

Kelebihan dari strategi pembelajaran ini adalah membentuk peserta


didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Kekurangannya apabila sikap
peserta didik belum dewasa, maka sulit menggunakan pembelajaran
mandiri.11

D. Tujuan Konsep Pembelajaran PAI

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya akan membentuk manusia yang


mampu bersaing di dunia global, sehingga sebagai guru harus memiliki
kemampuan untuk mempersiapkan peserta didiknya dengan cara yang disesuaikan

11
Husniyatus Salamah Zainiyati, “Model dan Strategi Pembelajaran Aktif”, (Putra Media
Nusantara: Surabaya), 2010.

14
dengan usianya. Sumber daya manusia yang mampu bersaing memasuki dunia
global adalah manusia yang benar-benar unggul. Manusia unggul adalah manusia
yang mempunyai kemampuan, antara lain:

• berpikir kreatif dan produktif,


• mampu mengambil keputusan,
• mampu memecahkan masalah,
• belajar bagaimana belajar,
• kolaborasi, dan
• mampu mengelola/mengendalikan diri.

Untuk membentuk sumber daya manusia yang demikian guru benar-benar harus
mempertimbangkan strategi pembelajaran yang dilakukan.

PAI merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di setiap


jenjang pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran PAI berorientasi pada
pencapaian tujuan. Tujuan PAI sudah tertuang dalam standar kompetensi yaitu
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya kepada Allah Subhānahu Wata’ālā serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Tujuan dari adanya konsep pembelajaran PAI yaitu agar segala kegiatan
pembelajaran PAI berjalan dengan sistematis dan lancar, oleh karena itu
dibutuhkan suatu perencanaan yang mudah dipahami dan dimengerti.

15
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan

Pengertian konsep dasar pembelajaran PAI adalah sebuah pemikirang yang


berupa rancangan awal yang dijadikan pegangan dalam proses ajar mengajar dalam
lingkungan keagamaan Islan yang bertujuan menyiapkan peserta didik untuk
mengenal dan mengetahui lebih dalam tentang ajaran agama Islam agar dapat
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Di dalam PAI ada banyak komponen yang memiliki peran dan turut serta
dalam memajukan pembelajaran yang berkenaan dengan ajaran agama Islam..
Komponen-komponen tersebut itulah yang saling bekerja sama dan saling
keterkaitan di dalam pembelajaran. Komponen-komponen tersebut itu adalah
tujuan, pendidik, peserta didik, kurikulum, metode, media, dan evaluasi.

Strategi pembelajaran PAI adalah cara atau metode untuk meningkatkan


pemahaman peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran dari
pembelajaran PAI.

Tujuan dari adanya konsep pembelajaran PAI yaitu agar segala kegiatan
pembelajaran PAI berjalan dengan sistematis dan lancar, oleh karena itu
dibutuhkan suatu perencanaan yang mudah dipahami dan dimengerti.

B. Saran

Penulis sangat menyadari dalam proses penulisan banyak terjadi kesalahan.


Sumber yang diperoleh pun dirasa masih sangat minim. Sehingga, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca serta tulisan ini dapat dikembangkan
kembali menjadi sebuah sumber yang lebih lengkap.

16
DAFTAR PUSTAKA

academia.edu. “BAB III Pendidikan Agama Islam,” n.d., 65–88.

Ahyat, Nur. “METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.”


Edusiana : Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam 4 No.1, no. 1 (2017):
24–31.

Bahri, Saiful. “Strategi Belajar Mengajar”, Jakarta : Rineka Cipta, 2002.


Pendidikan Indonesia 2, no. 5 (2017): 1–18.

Ismanto. “Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Pai).” Penelitian


Pendidikan Islam 9, no. 2 (2014): 211–36.

Makki, Muhammad Ismail\, and Aflahah. KONSEP DASAR BELAJAR DAN


PEMBELAJARAN, 2019.

Nurmadiah. “Kurikulum Pendidikan Agama Islam.” Al-Afkar III No.11 (2014).

Sanjaya, Wina. “Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan


KTSP”, (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2008), h. 293.

Sanjaya, Wina. “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”,


(Jakarta: Prenada, 2006), hlm. 129-131.

Zainiyati, Husniyatus Salamah. “Model dan Strategi Pembelajaran Aktif”, (Putra


Media Nusantara: Surabaya), 2010.

17

Anda mungkin juga menyukai