Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)


DI SD IT AL – AZHAR LEBONG
Teddy Aprilianto
teddyaprilianto111@gmail.com
PASCASARJANA IAIN CURUP

Abstrak
Seorang pendidik memegang peranan penting dalam sistem pembelajaran, tidak
terbayangkan atau efektif dalam sistem pembelajaran adalah tanggung jawab penuh seorang
instruktur untuk mewujudkannya. Ketercapaian sistem pembelajaran tidak cukup jika
diperkirakan dengan jumlah siswa yang lulus dan mendapat nilai kelulusan, khususnya dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, siswa diharapkan memiliki pilihan untuk
mewujudkan sifat-sifat Islami. mereka dapatkan dari belajar, semua hal dipertimbangkan.
Tulisan ini mencoba memberikan gambaran bagaimana memahami tujuan proses
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dengan menciptakan materi peragaan, khususnya
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada tataran esensial, tanpa mengabaikan kaidah-
kaidah yang harus dipenuhi dalam penyempurnaan bahan ajar. .
Kata kunci: Bahan Ajar, Sejarah Kebudayaan Islam, SDIT.
A. PENDAHULUAN
Media dan sumber pembelajaran merupakan suatu bagian integral dari
keseluruhanproses pembelajaran, salah satu persyaratan untuk menjadi guru profesional yaitu
guru dapat mengembangkan sumber belajar atau bahan ajar agar pembelajaran tidak berjalan
monoton dan membosankan. Dengan media atau bahan ajar yang bagus di harapkan standar
kompetensi ataupun kompetensi dasar dapat tercapai.1
Usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada dasarnya merupakan kesatuan
dalam proses pembelajaran, tidak hanya dalam pemilihan dan penerapan srategi yang tepat,
namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pemilihan bahan ajar dalam
menyajikan proses pembelajaran agar hasil yang didapatkannya optimal dan mencapai target
belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam kaitan ini, bahan

1
Riyatno, M. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Aqidah Akhlak di Madrasah
Ibtidaiyah. SKULA: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah, 1(2), 297-304.
ajarmerupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran, terlebih bahan ajar
merupakan sarana pendukung dalam proses pembelajaran.2
Salah satu komponen dalam perencanaan pengajaran yang dibuat oleh guru adalah
sumber belajar yang didalamnya termasuk bahan ajar yang sering diisi dengan buku-buku
atau sumber tertulis lainnya. Inovasi dan pengembangan bahan ajar dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan, hal ini merupakan tanggung jawab dari seorang pendidik
dalam mengembangkannya,karena yang mengetahui secara langsung keadaan siswa atau
lingkungan sekitar yaitu seorang guru dalam kaitanya ketersediaan bahan atau sarana dan
prasarana yang ada dilingkungan sekolah.3
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di SDIT merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang membutuhkan penyajian materi yang tidak sebatas pengertian,
penyebutan tahun kejadian dan nama-nama tokoh, namun yang terpenting adalah
pembahasan mengenai alur kejadian atau peristiwa yang disusun secara sistematis,
menggunakan bahasa yang komunikatif dan inspiratif, serta disertai dengan gambar atau
bagan yang memperjelas isi materi. Selain itu, materi SKI juga sebaiknya dilengkapi dengan.
Oleh karena itu guru dalam hal ini guru PAI atau guru kelas dituntut untuk mengembangkan
bahan ajar sedemikian mungkin agar tujuan dari pembelajaran SKI dapat terwujud sesuai
dengan yang diharapkan.4
Pengembangan bahan ajar tidak lepas dari kurikulum karena salah satu unsur atau
bagian urgen kurikulum yang utama adalah: bahan ajar. Guru sebagai seorang yang
mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi, maka guru berkewajiban
mempersiapkan segala sesuatu termasuk menyusun bahan ajar. Dalam hal menyusun bahan
ajar guru harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pengembangan bahan ajar, agar bahan ajar
yang ada dapat memperlancar dalam proses pembelajaran sehingga bahan ajar yang tercipta
dapat berfungsi secara maksimal.5

2
Syaparuddin, S., Meldianus, M., & Elihami, E. (2020). Strategi pembelajaran aktif dalam
meningkatkan motivasi belajar pkn peserta didik. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 1(1), 30-41.
3
Sahari, S. (2022). Pengembangan Bahan Ajar Aqidah Ahklak di Madrasah Tsyanawiyah
Hidayaturrahman NW Menggala (Suatu Pendekatan Studi Literatur). Jurnal Paedagogy, 9(1), 101-
115.
4
Lestari, R. P. (2018). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU PINTAR PADA
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI WALI SONGO DI MTS BAHRUL
‘ULUM SUDIMORO KECAMATAN SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUS (Doctoral dissertation, UIN
Raden Intan Lampung).
5
Samsudin, N. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Akidah Ahklak di Madrasah Tsanawiyah
Kelas VII. SKULA: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah, 1(2), 167-184.
B. PEMBAHASAN
1. Bahan Ajar Pembelajaran
a. Pengertian
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah segala sesuatu
pengetahuan, sikap maupun ketrampilan yang harus dipelajari seorang peserta didik dalam
rangka mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diharapkan dalam pendidikan.
Sedangkan jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.6
Bahan ajar juga bisa diartikan sebagai seperangkat materi pembelajaran yg disusun
secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yg akan dikuasai siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Berangkat dari pengertian diatas, maka dapat dipetakan bahwa yang
dimaksud dengan Bahan ajar adalah segala bentuk bahan baik berupa secara materi ataupun
material yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas.Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis.7
Perlu dibedakan antara bahan ajar dan sumber belajar.sumber belajar adalah segala
sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, segala sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan belajar, yang darinya diperoleh berbagai informasi, pengetahuan, pengalaman,
dan keterampilan yang diperlukan untuk pembelajaran baik secara terpisah maupun dalam
bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sedangkan bahan ajar adalah materi yang
tertuang atau segala hal yang dapat diambil manfaat dari sumber belajar.8
b. Prinsip-prinsip Pengembangan bahan ajar.
Prinsip disini dimaksudkan adalah hal-hal yang harus dipenuhi dalam pengembangan
atau penyusunan bahan ajar diantaranya yaitu:9

6
Setiyadi, M. W. (2017). Pengembangan modul pembelajaran biologi berbasis pendekatan
saintifik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Journal of Educational Science and Technology
(EST), 3(2), 102-112.
7
Sahari, S. (2022). Pengembangan Bahan Ajar Aqidah Ahklak di Madrasah Tsyanawiyah
Hidayaturrahman NW Menggala (Suatu Pendekatan Studi Literatur). Jurnal Paedagogy, 9(1), 101-
115.
8
Siregar, R. S., Subakti, H., Karwanto, K., Sari, I. N., Purba, S., Susanti, S. S., ... & Harahap,
A. L. (2021). Manajemen Sistem Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.
9
Munir, A. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Islam dengan Pengintegrasian
Nilai-nilai Pendidikan lslam dalam Budaya Bima pada Taman Pendidikan al-Qur'an (TPQ) di
Kecamatan Sape Kabupaten Bima (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar).
1) Mulai dari yg mudah untuk memahami yg sulit, dari yg konkret untuk memahami yg
abstrak. Dalam pengembangan bahan ajar perlu diperhatikan muatan yang ada dalam
suatu materi, sehingga para siswa mudah dalam memahami dan mengerti materi
pembelajaran yang sudah disediakan.
2) Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai
ketinggian tertentu; pembelajaran adalah suatu proses bertahap dan berkelanjutan.
Bahan ajar yang ada dikemas sedemikian mungkin untuk dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran.
3) Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa. Dalam
bahan ajar diberikan latihan-latihan yg perlu dikerjakan siswa, dan hasilnya diberi
umpan balik secara positif oleh guru.
4) Motivasi belajar yg tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar.
Diantara cara yang bisa dilakukan, bahan ajar memberi banyak contoh, menjelaskan
tujuan dan manfaat materi. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa
untuk terus mencapai tujuan. Bahan ajar disini dijadikan salah satu alat evaluasi dalam
mengetahui perkembangan siswa dalam proses pembelajaran.
c. Jenis – jenis Bahan Ajar
Ada beberapa jenis bahan ajar jika dilihat dari bagaimana bahan ajar itu dikemas dan
disajikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran, setidaknya ada lima kategori
yaitu:
1) Cetak : Handout, Buku, modul, LKS, brosur, leaflet, foto, gambar, model, maket.
Bahan ajar cetak mempermudah siswa dalam mempelajarinya selain siswa dapat
mempelajari disekolah siswa juga dapat mempelajari dirumah, melihat ketersedian
bahan yang sangat mudah diperoleh.
2) Dengar :Kaset, radio, piringan hitam, compact disc. Bahan ajar yang satu ini sering kita
menyebutnya dengan media audio atau suara yang dihantarkan oleh gelombang udara
yang dapat didengar oleh telinga manusia, manfaat dari media audio disini akan
meningkatkan daya ingat siswa dalam memahami materi pembelajaran.
3) Pandang (visual) seperti foto, gambar atau maket, media ini hanya bisa dilihat dan
memberikan pemehaman kepada siswa jika dalam pembelajaran ada materi yang
berkaitan dengan objek yang berukuran besar atau sulit bagi siswa untuk melihat secara
langsung.
4) Pandang Dengar : VCD, film, media audio visual mempunyai keunggulan-keunggulan
dibandingkan dengan media – media pembelajaran yang ada, media audiovisual dapat
meningkatkan retensi ingatan, meningkatkan transfer ilmu dalam pembelajaran.
5) Multimedia Interaktif :Pembelajaran berbasis komputer, Web, bahan ajar ini
mempermudah siswa atau pesera didik yang mempunyai kendala mengenai jarak, maka
siswa dapat mengakses materi yang tersedia melalui internet dengan mudah, media ini
disebut juga dengan media yang berbasis online/ daring (dalam jaringan).10
d. Strategi Penyampaian bahan ajar.
Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat dua strategi.
1) Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru
a) Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian
simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian
diperdalam satu demi satu (Metode global).
b) Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian
suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian
secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
c) Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran
termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama
orang, nama lambang atau simbol.
d) Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi
berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa
paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan,
menggeneralisasi. Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep,
kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh),
ketiga berikan latihan (Exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain,
keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes;
e) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran
jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), ayat-ayat Alqur’an.
f) Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa
dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar faham atau
10
Arsanti, M. (2018). Pengembangan bahan ajar mata kuliah penulisan kreatif bermuatan nilai-nilai
pendidikan karakter religius bagi mahasiswa prodi PBSI, FKIP, UNISSULA. KREDO: Jurnal Ilmiah
Bahasa dan Sastra, 1(2), 69-88.
hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah
mengerjakan suatu tugas secara urut.
2) Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
a) Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal
(remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal
verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran
yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama
tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen
suatu benda, dalil-dalil dalam Alquran atau hadits-hadits nabi. Sebaliknya ada juga
materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat
diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting
siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti akhlakul karimah, akhlakul
mahmudah dan bukti akan kekuasaan Allah.
b) Menggunakan atau mengaplikasikan (use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau
dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran
siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau
mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah
untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi
konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu, penguasaan
atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan. Penerapan
atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain.
Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktekkan.
Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah
dipelajari. Misalnya, siswa selalau menjaga hubungan yang baik sesama teman
sekelasnya dan saling membantu setelah mendapatkan pelajaran tentang Akhlakul
karimah.
c) Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalah menemukan cara
memecahkan masalah – masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur yang telah dipelajari.
d) Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat tinggi. Memilih di sini
menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih di sini
adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih
membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati peraturan lalu
lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak
terlambat.11
e. Tujuan Pengembangan bahan ajar.
1) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan tujuan
kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau
lingkungan sosial siswa.
2) Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping makalah-makalah
teks yang terkadang sulit diperoleh.
3) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sekaligus sebagai pedoman
dalam mengarahkan aktivitasnya dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu:
a) Dengan menggunakan media pembelajaran pesan yang akan dikomunikasikan
menjadi jelas dan dapat dipahami.
b) Digunakan untuk mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu.
c) Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar.
d) Memungkinkan interaksi langsung antara murid dengan lingkungan dan realita
belajar.
e) Dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar yang sama dan
membangkitkan persepsi yang sama pula walau ada perbedaan pada setiap individu
siswa.
4) Sebagai alat ukur atau evaluasi dalam suatu proses pembelajaran, sehingga kemampuan
dan pemahaman siswa dapat diketahui. Bahan ajar disini juga dapat dijadikan sebagai
pengukuran bagi peserta didik dalam proses pembelajaran, dengan cara
mengidentifikasi pemahaman siswa dari latihan-latihan yang ada di bahan ajar.12
2. Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Kebudayaan Islam
a. Pembelajaran SKI
1) Materi Pembelajaran
Ada beberapa prinsip yang harus di pegang oleh guru yang melakukan
pengembangan materi pembelajaran. Prinsip – prinsip antara lain kesesuaian
(relevansi), konsistensi dan kecukupan (adequacy).
a) Relevansi

11
Kusumawati, N., & Maruti, E. S. (2019). Strategi belajar mengajar di sekolah dasar. Cv. Ae
Media Grafika.
12
Lestari, I. (2018). Pengembangan bahan ajar matematika dengan memanfaatkan
GeoGebra untuk meningkatkan pemahaman konsep. GAUSS: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1),
26-36.
Adanya relevansi atau kesesuaian anatra materi yang dikembangkan dengan
Standar isi yang menyangkut Standar Kompetensi/ Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa pengenalan
fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep
atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Contoh: Kompetensi Dasar yang harus
dikuasai peserta didik adalah “ Menceritakan kondisi alam, sosial dan perekonomian
masyarakat Arab pra-Islam. Maka, dalam pengembangan materi pembelajaran yang
dapat dilakukan adalah dengan mencari referensi yang berkenaan dengan kondisi
alam yang menyangkut cuaca, musim dan geografi tempat tinggal masyarakat Arab
pra-Islam, serta struktur dan strata sosial serta ekonomi mereka.
b) Konsistensi
Prinsip ini berarti keajegan. Artinya, adanya keajegan antara bahan ajar
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Jika kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa ada empat macam, maka materi atau bahan ajar yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat macam.
c) Adequacy
Prinsip ini berarti kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Materi tidak boleh telalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit
maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam
pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK/KI dan KD).13
2) Metode Pembelajaran SKI
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai model atau pendekatan
pembelajaran bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih.
Misalnya metode tanya jawab, diskusi, eksperimen dan lain-lain. Maksud istilah
pendekatan dalam kajian ini ialah pendekatan terhadap seluruh unsur terkait dalam
pembelajaran.14
Metode pembelajaran dewasa ini pada umumnya menggunakan pendekatan
sistem (systemapproach). Dengan pendekatan ini pembelajaran dipandang sebagai

13
Cahyono, G. (2019). Pemanfaatan Media Youtube Dakwah Ustadz Adi Hidayat dalam
Pengembangan Materi Fikih Madrasah Ibtidaiyah. At-Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam, 4(1),
78.
14
Pohan, A. E. (2020). Konsep pembelajaran daring berbasis pendekatan ilmiah. Penerbit CV. Sarnu
Untung.
suatu sistem. Suatu sistem mempunyai sejumlah komponen yang saling berinteraksi
dan berhubungan dalam rangka mencapai tujuan. Sistem pembelajaran juga
mempunyai sejumlah komponen, yaitu materi, metode, alat, dan evaluasi. Semua
komponen itu saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.15
Metode pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan
tujuan dan materi pembelajaran. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode
pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasi kita
adalah kepada siswa belajar. Jadi metode pembelajaran yang digunakan pada
dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar. Sedangkan metode
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak menyesuaikan
dengan materi yang dipelajarinya, karena setiap metode pembelajaran mempunyai
kelemahan dan kelebihan masing-masing. Maka disini peran guru dalam memilih
dan memilah metode pembelajaran sangat penting karena guru yang mengetahui
kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran.16
3) Tujuan Pembelajaran SKI
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sendiri tidak jauh-jauh dari
mengambil pelajaran dari perjalanan sejarah umat - umat terdahulu, baik umat yang
patuh kepada Allah dan Rasul nya maupun yang mengembangkan, kemudian di
jadikan pegangan dan teladan untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan
datang, dalam rangka menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak.17
Adapun tujuan – tujuan dari pembelajaran SKI yaitu sebagai berikut:
a) Untuk mengatahui lintas peristiwa, waktu dan kejadian yang berhubungan dengan
kebudayaan Islam.
b) Untuk mengetahui tempat-tempat bersejarah dan para tokoh yang berjasa dalam
perkembangan Islam.
c) Untuk memahami bentuk peninggalan bersejarah dalam kebudayaan Islam dari
satu periode ke periode berikutnya.
Adapun manfaat dari mempelajarai Sejarah Kebudayaan Islam yakni:

15
Raya, S. (2018). Pengembangan Lembar Peserta Didik Menggunakan Pendekatan Dick
and Carey Pada Materi Pecahan Di SMP Muhammadiyah 49 Medan TP 2018/2019 (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara).
16
Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi model pembelajaran sesuai kurikulum 2013.
17
Alvaz, D., Junaid, M., & Hindun, H. (2021). Penggunaan metode ceramah pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sarolangun (Doctoral
dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).
a) Mengambil hikmah setiap kejadian di masa lampau untuk menembah ketakwaan
kepada Allah swt
b) Mengambil pelajaran dari sejarah sebagai bahan pertimbangan ketika hendak
membuat keputusan tentang suatu hal
c) Mencari upaya antisipasi agar kekeliruan pada masa lalu tidak terjadi lagi pada
masa yang akan dating,
d) Dapat memahami dan meneladani kisah-kisah yang baik pada zaman dahulu
e) Menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan Islam yang merupakan buah karya
kaum muslimin masa lalu
f) Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk diteladani
dalam kehidupan sehari hari.18
b. Langkah – langkah Pengembangan Bahan Ajar SKI
Berikut adalah langkah – langkah dalam pengembangan bahan ajar SKI Antara Lain :
1) Identifikasi Standar Kompetensi/Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Sebelum menentukan pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-
aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Sejalan
dengan berbagai aspek kompetensi inti, materi pembelajaran juga dapat dibedakan
menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.19
2) Indentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran
dengan tingkatan aktivitas/ranah pembelajarannya. Meteri yang sesuai untuk ranah
kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi
yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Materi yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri. Dengan demikian jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif
meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan,
internalisasi,dan penilaian.

18
Alvaz, D., Junaid, M., & Hindun, H. (2021). Penggunaan metode ceramah pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sarolangun (Doctoral
dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).
19
Nursobah, A. (2019). PERENCANAAN PEMBELAJARAN MI/SD (Vol. 122). Duta Media Publishing.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan
berdasarkan perilaku yang menekankan pada aspek ketrampilan motorik. Dengan
demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari membut Mind
Map, atau Concept Map, Timeline, dan melakukan gerakan-gerakan yang dituntut
penguasaanya.
3) Menentukan Cakupan Materi
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
diperhatikan apa jenis materinya, apakah itu berupa aspek kognitif (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), aspek afektif (nilai dan sikap), ataukah aspek psikomotorik
(prosedur dan gerak melakukan sesuatu). Selain itu, perlu diperhatikan pula yang
perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut
keluasan dan kedalaman materinya, inti dan pendukung, atau prasyarat dan lanjutan.20
C. SIMPULAN
Dari paparan diatas Bahan Ajar Bahan ajar siap sepenuhnya untuk memberikan bahan
ajar yang sesuai dengan permintaan program pendidikan dengan mempertimbangkan
kebutuhan siswa, khususnya bahan ajar yang sesuai dengan atribut dan setting atau iklim
sosial. siswa. Selain itu, kemajuan materi tayangan diandalkan untuk membantu siswa dalam
memperoleh materi tayangan pilihan meskipun bacaan-bacaan pelajaran yang di sana-sini
sulit didapat dan mempermudah pengajar dalam menjalankan kewajibannya sebagai guru.
Sementara itu, jenis bahan peragaan yang dapat diakses meliputi bahan tayangan
cetak, bahan peragaan visual, bahan peragaan pendengaran (suara), bahan peragaan
pendengaran visual (media umum), bahan peragaan penglihatan cerdas dan bahan peragaan
suara (bahan ajar intuitif).
Peningkatan materi pertunjukan harus mengacu pada standar dalam pergantian acara
mereka. Kemajuan penyajian materi harus dimulai dari yang lugas yang menyusahkan, dari
yang substansial sampai dengan pemahaman teori, harus memiliki pilihan untuk mempersuasi
siswa dalam sistem pembelajaran, dan dapat menjadi masukan yang positif akan memberikan
penguatan pemahaman siswa.

Dalam mengembangkan bahan ajar penting untuk memperhatikan keadaan sistem


pembelajaran saat ini, baik iklim sekolah maupun kemajuan siswa. Berkaitan dengan isu
lingkungan sekolah menyesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada agar bahan ajar
yang tidak terkendala dengan masalah teknis. Sementara itu, sejauh peningkatan siswa,

20
Arifin, M. S. (2021). Pengembangan materi pembelajaran.
penting untuk fokus pada variabel mental siswa dan sudut pandang yang terkait dengan
kemajuan siswa dalam sistem pembelajaran. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang
benar-benar berfungsi secara maksimal dalam proses pembelajaran dengan baik dalam sistem
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang sebenarnya dapat tercapai, oleh karena itu
bahan ajar harus benar-benar dasar dilakukan dan dirasakan oleh siswa, tidak malah membuat
siswa semakin keliru untuk belajar. bahan. yang ada karena instruktur tidak pandai
menggabungkannya.

DAFTAR PUSTAKA
Arif Mahmud Dalam Perkuliahan S2 Pasca UIN Sunan Kalijaga, 2013, handout,
tidak diterbitkan, di presentasikan pada tanggal 1 Desember.
Depdiknas, 2006 Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar,.(Jakarta: t.p).
Fihris, 2013,  Desain Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam,
(Semarang:PUSTAKA ZAMAN)
Hanafi, 2009,  Pembelajaran Sejarah Kebudayaan islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen  Agama RI)
Jamil Suprihatiningrum, 2013, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta: Arruz Media)
MS Suyono dan Hariyanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran Teori dan konsep
Dasar, (Bandung: Remaja Rosda Karya)
Oemar Hamalik, 1990, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito)
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001)
Sadiman Arief, 2004, Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo).
Sadiman Arif dkk, 2004, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada)
Syah Darwyn, 2007, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Gaung Persada Press)
http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02pengertian-bahan-ajarmateri-pembelajaran/
diakses pada tanggal 15 Januari 2022 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai