Anda di halaman 1dari 9

PERAN KURIKULUM PAI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK

SISWA

SAHRUL GUNAWAN
Sahrul0317gunawan@gmail.com
Pendidikan Agama Islam
Universitas Singaperbangsa Karawang
Jl. HS. Ronggo Waluyo, Pusarjaya, Kec. Telukjambe Timur, Kab. Karawang,
Jawa Barat 41361

ABSTRAK :
Pendidikan agama Islam merupakan salah satu pilar pendidikan karakter yang paling
utama. Pendidikan karakter akan tumbuh dengan baik jika di mulai jika tertanamnya
jiwa keberagamaan pada anak. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan
untuk membentuk pribadi muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi
manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohanian. Mutu lulusan pendidikan
agama Islam sangat erat kaitannya dengan proses pelaksaan pembelajaran yang di
pengaruhi oleh banyak faktor salah satunya antara lain kurikulum. Kurikulum
merupakan salah satu perangkat penting dalam pendidikan,kurikulum mempunyai posisi
sentral dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pendidikan yang di cita – cita kan.
Kurikulum sendiri merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan
belajar, dalam mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan alat yang
sangat penting dalam keberhasilan pendidikan agama Islam. Karena tanpa adanya
kurikulum yang baik maka tidak ada arah pembelajaran yang jelas.
Mengingat pentingnya kurikulum bagi pendidikan agama Islam. Mendorong penulis
untuk meneliti tentang peranan kurikulum PAI dalam pembentukan karakteristik siswa.
.................................................................
Kata kunci : Pembentukan Karakteristik Siswa
I. PENDAHULUAN
Pendidikan atau kegiatan mendidik dalam bahasa yang lebih filosofis dapat di
rumuskan sebagai kegiataan mengembangkan segala kemampuan dasar atau
bawaan ( potensi ) pendidikan yang mencakup kemampuan dasar jasmaniah dan
rohaniah. Pendidikan bagian yang terpenting dalam kehidupan manusia yang
sekaligus membedakan manusia dengan hewan. Manusia di karuniai Tuhan akal
dan pikiran, sehingga manusia mengetahui segala hakekat permasalahan dan
sekaligus dapat membedakan antara yanng baik dan yang buruk dalam dirinya
maupun kehidupan masyarakat dan bangsa karena, ilmu pendidikan merupakan
ilmu yang membahas atau mengkaji pelaksanaan dan penyeengaraan pendidikan
serta relasi pendidikan dengan aspek atau sektor kemasyarakatannya. ( Amir,
ddk, 2016: 7 )
Tujuan dan fungsi penyelenggaraan pendidikan nasional adalah salah satu usaha
yang di lakukan oleh lembaga pendidikan untuk mendidik, membimbing, membina,
mengajarkan, membentuk manusia Indonesia yang berahklak mulia, beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mampu mewujudkan atau
mengembangkan segala potensi yang ada pada diri manusia dalam berbagai konteks
dimensi seperti moralitas, keberagamaan, individualitas, sosialitas, budaya, yang
menyeluruh dan terintegrasi. Hal ini termaktub dalam Undang - Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “ Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemamapuan dan membentuk watak serta
pradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat,berilmu,
cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. ( Sisdiknas, 2003 : 4 )
Ketentuan Undang - Undang tersebut dapat di maknai sebagai upaya pendidikan
untuk mendorong terwujudnya generasi – generasi penerus bangsa yang memiliki
karakter religius, beraklak mulia, cendikia, mandiri, dan demokratis. Pembangunan
karakter yang merupakan perwujudan amanat pancasila dan pembukaan UUD 1945.
Karakter adalah sandangan fundamental yang memberikan kemampuan kepada
populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang
di penuhi kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari dari kekerasan dan tindakan –
tindakan tidak bermoral. ( Samani, Hariyanto, 2012 : 41 ).
Istilahh karakter dan kepribadian atau watak sering di gunakan secara bertukar –
tukar tetapi menurut Allport yang di kutip oleh Ahmad Tafsir menunjukan kata watak
berarti normatif serta mengatakan bahwa watak adalah kepribadian dinilai dan
kepribadian adalah watak yang di nilai. Jadi karakter adalah nilai – nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan pada norma – norma agama, hukum, tata krama,
budaya dan adat istiadat ( Tafsir, 2011 : 12 ).
Maka menjadi penting pendidikan agama Islam dan upaya guru pendidikan agama
Islam dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan agama Islam di sekolah
dalam membentuk karakter siswa. Karena, pendidikan Islam di arahkan untuk mrngatasi
masalah – masalah yang di hadapi oleh umat manusia pada umumnya dan umat Islam
pada khususnya. ( Sutrisno ,2008 : 53 ). Pendidikan Islam di lembaga sekolah
merupakan sarana dalam pengembangkan kepribadian manusia untuk dapat menjadi
manusia yang mampu bersanding dengan manusia lainnya dalam bingkai moralitas yang
baik.
Pendidikan Agama Islam diselenggarakan di lembaga pendidikan/sekolah bertujuan
untuk menumbuhkan keimanan, ketaqwaan, dan berahklak mulia kepada Allah SWT ,
kepada peserta didik. Dengan demikian tujuan dan fungsi pendidikan agama Islam
adalah sebagai realisasi dari cita – cita ajaran Islam, yang membawa misi kesejahteraan
manusia sebagai hamba Allah secara lahir dan batin di dunia maupun di akhirat.
Pendidikan agama Islam merupakan usaha yang berupa pengajaran, membimbing, dan
asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati,
dan mengamalkan agama Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik
pribadi maupun kehidupan masyarakat. ( Syafaat, dkk, 2008 : 16 )
Kurikulum pendidikan agama Islam memiliki keterkaitan dengan pemahaman akan
fungsi keberadaan manusia di muka bumi yakni sebagai khalifah. Konsep kurikulum
pendidikan agama Islam memiliki jangkauan ke masa depan bagi peserta didik yakni
berupaya menciptakan suatu sosok kepribadian yang mendukung melalui pendidikan.
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran Islam di
barengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan nya
dengan kerukunan antar umat beragama sehingga terwujud kesatuan dan persatuan
bangsa.
Untuk memudahkan penelitian ini maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut : Apakah peranan kurikulum PAI dapat membentuk karakteristik siswa ?
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah :
a. Memberikan informasi mengenai peranan kurikulum pai dalam membentuk
karakterstik siswa
b. Dapat memberikan wawasan mengenai peranan kurikulum dalam membentuk
karakteristik siswa
c. Memuat metode, cara mengajar, dan membimbing yang dapat di terapkan oleh
guru dalam membentuk karakteristik siswa
Pengerian kurikulum pendidikan agama Islam sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
kurikulum secara umum, perbedaan hanya terletak pada sumber pembelajaranya saja.
Sebagai mana yang telah di utarakan oleh Abdul Majid dalam bukunya agama Islam
berbasis kompetensi, mengatakan bahwa kurikulum pendidikan agama Islam adalah
rumusan tentang tujuan, materi, metode, dan evaluasi pendidikan yang bersumber
kepada ajaran agama Islam.
Pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami,menghayati, sehingga mengimani ajaran
Islam, di barengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dangan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.
Menurut Dzakiah Darajat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk
membina dan mengasuh peserta didik agar senan tiasa dapat memahami ajaraan agama
Islam secara menyeluruh.
Kurikulum ialah sebagai akar untuk mencapai tujuan pendidikan.. Subandijah
mengatakan bahwa ada 5 kmponen kurikulum yaitu :
a. Komponen Tujuan merupakan hal yang ingin di capai oleh sekolah secara
keseluruhan mencakup tiga dimensi yaitu dimensi kognitif, efektif, dan
psikomotorik. Tujuan dapat mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan sebuah
sekolah dalam proses pembelajaran. Tujuan pendidikaan pada dasarnya ialah
membentuk peserta didik untu menjadi manusia yang seutuhnya ( insan kamil )
yang mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi serta beriman dan bertakwa ,
tujuan tersebut mempunyai tujuan yang konperhensip dengan tujuan pendidikan
agama Islam sebagaimana firman Allah dalam surat Al – Qoshoh ayat 77.
b. Komponen Isi Kurikulum adalah segala sesuatu yang di berikan kepada peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuaan. Farrudin
mengemukakan beberapa kriteria yang di gunakan untuk menyusun materi
kurikulum yaitu : kesinambungan, urutan, keterpaduan, dan keluwesan atau
kelenturan. Isi atau materi tersebut biasanya berupa materi mata pelajaran dalam
pendidikan agama Islam meliputi hadist, fikh, bahasa arab dan lain sebagainya..
c. Komponen Media atau Sarana Prasarana , media merupakan merantara untuk
menjelaskan isi kurikulum yang lebih mudah di pahami oleh peserta didik agar di
harapkan dapat mempermudah proses pembelajaran.
d. Komponen strategi menuju pada pendekatan, metode, serta peralatan mengajar
yang di gunakan dalam pengajaran. Pada hakekatnya strategi pengajaran
menyangkut berbagai macam yang di usahakan oleh guru dalam membelajarkan
siswa.
e. Komponen Proses Belajar Mengajar yaitu sebagai bahan yang di ajarkan oleh
guru dan di pelajari oleh murid. Melalui proses belajar mengajar yang
merupakan suatu indicator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.
Pembentukan karkater siswa dalam tujuan pendidikan agama Islam yaitu di mana
konsep pendidikan karakter telah ada sejak zaman Rosulullah SAW. Hal ini terbukti
dari perintah Allah SWT bahwa tugas pertama dan utama Rosulullah adalah sebagai
penyempurnaan akhak bagi umatnya. Dalam pembahasan subtansi maka dari
karakter sama dengan konsep ahklak dalam islam. Akhlak atau karakter dalam
Islam adalah sasaran utama dalam pendidikan. Hal ini dapat di lihat dari beberapa
hadist Nabi yang menjelaskan tentang keutamaan pendidikan. Konsep pendidikan di
dalam Islam memandang bahwa manusia di lahirkan dengan membawa potensi
lahiriah yaitu : 1. Potensi berbuat baik terhadap alam, 2. Potensi berbuat kerusakan
terhadap alam, 3. Potensi ketuhanan yang memiliki fungsi – fungsi non fiik. Ketiga
potensi tersebut kemudian di serahkan kembali perkembangannya kepada manusia.
Hal ini yang kemudian memunculkan konsep pendekataan yang menyeluruh dalam
pendidikan Islam yaiu meliputi unsur pengetahuan, akhlak dan akidah.
Dalam tujuan pendidikan di dalam Islam, hal ini senada dengan latar belakang
perlunya di terapkan pendidikan karakter di sekolah dalam tujuannya untuk
menciptakan bangsa yang besar, membangun martabat, dan ddi segani oleh dunia
maka di butuhkan good society yang di mulai dari pembangunan karakter.
Pembangunan karakter atau akhlak tersebut dapat di lakukan dalam proses
pendidikan di sekolah dengan mengimplementasikan penanaman nilai – nilai akhlak
dalam setiap materi pelajaran.
Adapun penlitian terdahulu di antaranya adalah :
a. Ani Jailani, Chaerul Rahman dan Nina Nurmila “ Universitas Sunan Gunung
Djati Bandung : 2019 ) , melakukan penelitian tentang ( Peranan Pendidikan
Agama Islam Dalam membentuk Karakter Jujur Pada Siswa ” ( Studi Kasus di
Sekolah Dasar SD. S Plus Syania Kel. Cihanjuang Kec. Cimanggung Kab.
Sumedang Jawa Barat.
Dari hasil data skipsi penelitian ini mengemukakan bahwa rata – rata pemahaman
yang di peroleh dari siswa tentang sikap kejujuran dengan jumlah rata – rata
80.23 hal ini menunjukan bahwa tingginya nilai kejujuran yang di miliki setiap
siswa. Walaupun mereka masih kesulitan dalam mengutarakan pendapat ketika
mereka menghadapi atau menemukan perilaku sikap tidak jujur dan berbohong
akan tetapi pernyataan mereka tenang sikap cenderung menolak terhadap ketidak
jujuran. Pernyataan mereka bahwa tingkat kejujuran yang tinggi di miliki oleh
setiap siswa di sekolah SD.S Plus Syania Cimanggung.
Menurut peneliti, ada hal kesamaann dalam hal peranan pendidikan agama Islam
dalam membentuk karakter jujur pada siswa meskipun pada penelitian di atas
lebih berspesifikasi pada materi bersikap jujur di sekolah sedangkan penelitian
ini lebih di spesifikasikan pada peranan kurikulum dalam membentuk
karakteristik siswa. Jadi dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat
memberikan wawasan baru dalam upaya peranan kurikulum pendidikan agama
Islam.
II. METODE
Pada penelitian ini menggunakan penelitiaan yang berupa studi kepustakaan
(library Research). Studi kepustakaan merupakan suatu studi yang di gunakan
dalam mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai berbagai
macam material yang ada di perpustakaan seperti dokumen, buku, majalah, jurnal,
kisah – kisah sejarah, dsb. ( mardalis : 1999 ). Studi kepustakaan juga dapat
mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelittian sebelumnya yang
sejenis yang berguna untuk mendapatkn ladasan teori mengenai masalah yang
akan di teliti ( sarwono : 2006 ). Studi pustaka juga berarti teknik pengumpulan
data dengan melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta
berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingn di pecahkan ( Nazir :
1988 ).
Adapun tempat dan waktu yang di perlukan dalam penelitian ini adalah kurang
lebih sekitar 3 minggu dari tanggal 13 – 29 Desember 2020, dan di karena kan
penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka dalam keadaan situasi dalam
pandemi covid – 19, maka penelitian ini di lakukan di tempat tinggal peneliti di
Kp. Sumedangan Rt. 04 / Rw. 02 Desa Purwadana Kec. Teluk Jambe Timur
Kab. Karawang Provinsi Jawa Barat.
Sumber yang di ambil dalam penelitian ini yaitu :
a. Sumber primer adalah merupakan sumber data pokok yang langsung di
kumpulkan peneliti berupa buku/artikel yang menjadi objek dalam penelitian
ini.sumber primer dalam pelaksanaan ini yaitu.
1). Umar, dkk 2016 “ Pengembanagan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Tranformatif ”.
2). Ainiyah,N. 2013 “ Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama
Islam”
3). Anwar, S. 2016. “ Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Karakter Bangsa “
b. Sumber data sekunder adalah sumber data tambahan yang menurut penelitian
menunjang data pokok, yaitu buku atau artikel berperan sebagai pendukung
untuk menguatkan konsep yang ada di dalam buku atau artikel primer
1). Ani Jailani, Chaerul Rahmat, Nina Nurmila 2019 “ Peran Pendidikan
agama Islam Dalam Membentuk Karakter Jujur Pada Siswa”
2). Mulyana, 2014 “ Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan
Karakter”.
3). Mr. Yeehad Arlee, 2015, “ Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran”
Di krenakan penelitian ini merupakan penelitian library research, maka teknik
pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan
data literer dengan mengumpulkan bahan – bahan pusstaka yang
berkesinambungan dengan objek pembahasan yang di teliti
Data dalam pustaka tersebut di kumpulkan dan di olah dengan cara :
1. Editing merupakan pemeriksaan kembali dari data – data yang di peroleh
terrutama dari segi kelengkapan kejelasan maknaa dan koherensi makna antara
yang satu dan yang lain.
2. Organizing yakni menyusun data – data yang di peroleh dengan kerangka
yang sudah di tentukan
3. Finding yang melakuka analisis lanjutan terhadap hasil pengorganisasian data
dengan menggunakan kaidah – kaidah teori dan metode yang telah di tentukan
sehingga di temukan kesimpulan yang merupakan jawban dari rumusan
masalah.
Teknik analisis data dalam penelitian ini, setelah data terkumpul maka data
tersebut di analisis untuk mendapatkan konklusi. Mirzaqon dan Purwoko 2017
mengemukakan teknik analisis data yang di lakukan dalam penelitian kepustakaan
bisa dengan menggunakan metode isi. Fraenkel dan Wallen 2007 menyatakan
analisis isi adalah sebuah alat peneitian yang di fokuskan pada konten actual dan
fictur internal media teknik ini dapat di gunakan peneliti untuk mengkaji
perilaku manusia secara tidak langsung melalui analisis terhadap komunikasi
mereka seperti buku, teks, essay, koran, novel, artikel, majalah, dan semua jenis
komunikasi yang dapat di analisis
Langkah – langkah prosedur analisis isi menurut Frankel dan Wallen 2007
sebagai berikut.
1. Penelitian memutuskan tujuan khusus yang ingin di capai
2. Mendefinisikan istilah – istilah yang penting harus di jelaskan secara rinci
3. Mengkhususkan uniit yang akan di analisis
4. Mencari data yang relevan
5. Mmebangun rasional atau hubungan koonseptual untuk menjelaskan
bagaimana sebuah data berkaitan dengan tujuan
6. Merencanakan penarikan sempel
7. Mengrumuskan pengkodean kategori.
Analisis isi di gunakan untuk mendapatkan inferensi yang valid dan dapat di teliti
ulang berdasarkan konteks. Dalam analisis ini di lakukan proses memlih,
membandingkan, menggabungkan, dan memilih berbagai pengertian hingga di
temukan data yang relevan.
Arikunto ( 2000) mengemukakan melalui metode analisis isi memungkinkan
peneliti bekerja secara objektif dan sistematis untuk mendeskripsikan isi bahan
kmunikasi melalui pendekatan kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai