Anda di halaman 1dari 18

1

PROPOSAL SKRIPSI
“PENGARUH EKSTRAKULIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS)
TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA DI SMK PERTIWI
SUKAMANDI CIASEM SUBANG”
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. (Engkoswara, dkk 2012:6)
Pendidikan sebagai bagian dari sistem sosial memiliki peran yang strategis dalam
mendayagunakan potensi manusia agar menjadi lebih baik dan lebih matang. Dengan
pendidikan, potensi manusia dikembangkan agar menjadi suatu kekuatan yang dapat
dipergunakan untuk menjalani perannya sebagai manusia berkepribadian yang utuh yaitu
memiliki integritas ilmu, amal, dan ikhlas.
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang memberikan pengtahuan
dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan
ajaran agamanya, kegitan tersebut sekurang-kurangnya di laksanakan melalui mata
pelajaran pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di Sekolah merupakan bagian dari
pendidikan yang sangat penting bagi pembentukan kepribadian peserta didik. Seperti yang
diungkapkan oleh Zakiah Drajat bahwa Pendidikan Agama Isam bertujun untuk
membentuk kepribadian anak, sesuai dengan ajaran Islam. (Darajat, 1996:107)
Pendidikan Agama Islam dalam sistim Pendidikan Nasional dinilai memiliki
eksistensi yang sangat penting, karena pendidikan agama lebih berdaya guna dan berhasil
dalam mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas, unggul lahiriah dan bathiniah,
berkemampuan tinggi dalam kehidupan aqliah dan akidah, serta berbobot dalam perilaku
amaliah dan muamalah.
Menurut Anita menyatakan belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman serta merupakan proses perubahan
tingkah laku yang diperoleh melalui latihan. Perubahan ini di sebabkan oleh adanya
dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.
2

(Anita, dkk. 2014:1.3)


Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan
perilaku yang baru dari peserta didik yang bersifat menetap, fungsional, positif dan
disadari. Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta
didik di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu faktor
internal dan faktor eksternal peserta didik. Faktor- faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik (eksternal) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Sedangkan
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik (internal); adalah berupa faktor
fisiologis dan psikologis pada diri peserta didik. (Sabri, dkk. 1996:59)
Dalam Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) PAI merupakan usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, atau latihan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. (Muhaimi, dkk. 2001:75)
Pendidikan Agama Islam memberikan tuntunan bahwa agama diajarkan kepada
manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah Swt. dan
berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang berbudi pekerti, etis,
jujur, adil, menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik secara personal maupun
sosial. PAI memilki tujaun untuk menghasilkan manusia yang menyempurnakan iman,
takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan,
khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. (Daradjat, dkk.
1992:76)
Mata pelajaran PAI jika dirumuskan mengandung pengertian bahwa proses
pembelajaran PAI yang dilalui dan dialami oleh peserta didik di sekolah dimulai dari
tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap ajaran-ajaran
dan nilai-nilai yang terkandung ajaran Islam, menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya
proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri peserta didik, dalam arti
menghayati dan meyakininya. Tahapan ini berkaitan dengan kognisi, karena keyakinan
dan penghayatan peserta didik akan menjadi kokoh jika dilandasi oleh ilmu, pengetahuan
dan pemahamannya terhadap ajaran dan nilai agama Islam. Tahapan afeksi dapat
menumbumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik dan tergerak untuk mengamalkan
dan menaati ajaran Islam sebagai tahapan psikomotorik yang telah diinternalisasikan
dalam dirinya sehingga terbentuk manusia muslim bertakwa, beriman, dan berakhlak
mulia.
3

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pendidikan sekolah, diberikan


berdasarkan kurikulum yang berlaku. Namun untuk sekolah umum, kurikulum Pendidikan
Agama Islam masih kurang memberikan materi keagamaan bagi peserta didik. Bahkan di
sekolah-sekolah negeri sejak dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas,
Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dua jam pelajaran setiap minggunya. Melihat
sangat sedikitnya alokasi waktu yang disediakan (dua jam seminggu) untuk mempelajari
Pendidikan Agama Islam yang begitu luas dan sangat komplek. Maka salah satu cara yang
perlu dilakukan sekolah adalah dengan memberikan Pelajaran Agama Islam di luar jam
pelajaran melalui Kegiatan ektrakurikuler keagamaan seperti ekstrakurikuler Kerohanian
Islam.
Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di Sekolah
atau di luar Sekolah agar lebih memperkaya dan memerluas wawasan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
(Subroto, 2002:287)
Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di luar jam pelajaran, selain
membantu peserta didik dalam pengembangan minatnya, juga membantu peserta didik
agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar.
Kegiatan pendidikan tidak hanya belajar di kelas tetapi ada yang di luar kelas yaitu
ekstrakurikuler. “Kegiatan ekstrakurikuler merupakan beberapa kegiatan yang diberikan
kepada peserta didik di lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menonjolkan potensi
diri yang belum terlihat di luar kegiatan belajar mengajar, memperkuat potensi yang telah
dimiliki peserta didik”. (Prihatin, 2011:165)
Kegiatan ekstrakurikuler tidak terbatas pada program untuk membantu ketercapaian
tujuan kurikuler saja, tetapi juga mencangkup pemantapan dan pembentukan kepribadian
yang utuh termasuk pengembangan minat dan bakat peserta didik. Dengan demikian
program kegiatan ekstrakurikuler harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
menunjang kegiatan kurikuler, maupun pembentukan kepribadian yang menjadi inti
kegiatan ekstrakurikuler.
Di lembaga pendidikan formal, ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler salah satunya
Rohani Islam (Rohis) sebagai ektrakurikuler yang berbasis agama Islam, ekstrakurikuler
Rohani Islam merupakan suatu wadah pembinaan keagamaan yang dikelola dan
dikembangkan oleh siswa serta pembina Rohis, sehingga secara struktural dan
operasionalnya sudah dapat dikatakan sebagai suatu ekstrakurikuler yang mempunyai
kepengurusan, tujuan yang hendak dicapai secara jelas dan dapat memberikan dukungan
4

terhadap pelajaran agama Islam.


Kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam seharusnya dapat membantu siswa
mengembangkan bakat dan kreatifitas dalam hal tentang agama Islam. Dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, pendidikan agama Islam harus dijadikan sebagai tolak
ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa
(nation character building).
Kegiatan rohis ini juga diharapkan bisa membantu siswa yang belum maksimal
dalam belajar pendidikan agama Islam karena keterbatasan waktu yang hanya dalam
seminggu sekali menyampaikan materi pendidikan agama Islam yang hanya 2 jam
pelajaran di dalam kelas, sehingga dengan adanya rohis diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengalaman siswa dalam membentuk kepribadian yang Islami di luar
kelas.
Fungsi Rohis sebagai forum, pengajaran, dakwah, dan berbagi pengetahuan Islam.
Rohis mampu membantu mengembangkan ilmu tentang Islam yang diajarkan di sekolah.
Melalui ekstrakurikuler ini mereka memperoleh lingkungan yang Islami dan dapat
mengembangkan kreatifitasnya, karena siswa merupakan generasi penerus bangsa yang
akan berkembang beberapa tahun yang akan datang.
Pada jaman sekarang ini, terdapat pengaruh lingkungan yang luar biasa yang berada
di luar diri siswa. Lingkungan tersebut jika dihitung lebih banyak lingkungan yang tidak
baik daripada lingkungan yang baik.Untuk itu, perlu lah adanya kegiatan ekstrakurikuler
rohis yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan positif untuk memfilter siswa dari
melakukan kontaminasi lingkungan luar yang tidak baik. Karena faktor lingkungan sosial
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler rohis dapat menjawab tantangan jaman yang
begitu ekstrem yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Untuk itu kegiatan ekstrakurikuler juga diperlukan dalam pembelajaran PAI.
Pembelajaran PAI yang banyak membahas tentang ilmu-ilmu agama Islam saat ini banyak
hanya sebatas pada pengetahuan namun siswa belum dapat memahami suatu ilmu dalam
PAI secara utuh. Serta siswa tidak dapat mengaplikasikan pengetahuan ilmu yang telah ia
dapatkan di kelas pada kehidupan sehari-harinya. Misalnya, siswa hanya sebatas tahu
tentang pengertian akhlak namun perilaku dan sikapnya masih jauh dari yang dikatakan
berakhlak baik. Maka dari itu, disinilah peran kegiatan ekstrakurikuler rohis dalam
membantu kegiatan intrakurikuler yang berupa pembelajaran di kelas untuk lebih
memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan siswa di kelas di
kehidupan sehari-harinya. Siswa juga dibiasakan mempunyai pribadi yang sesuai dengan
5

kebaikan-kebaikan yang mereka pelajari dalam mata pelajaran PAI.

Ekstrakurikuler Rohis di SMK Pertiwi Sukamandi memiliki program kerja yang


meliputi kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, dan kegiatan tahunan.
Dalam pelaksanaannya kegiatan Rohis di SMK Pertiwi Sukamandi memiliki sesuatu
tujuan yang lebih mengutamakan dakwah Islam secara damai, menjaga ukhuwah
Islamiyah dengan kuat dan toleransi antar umat beragama. Kemudian Rohis SMK
Pertiwi Sukamandi juga memiliki peran penting dalam bidang keagamaan Islam yang
dapat mewadahi siswa dalam mengembangkan pengetahuan atau pemahaman siswa
mengenai agama Islam, agar hasil belajar siswa terutama pada pelajaran agama Islam
lebih baik, akan tetapi siswa hanya sedikit yang berminat menjadi pengurus dan anggota
rohis di sekolah, berdasarkan jumlah total seluruh 1206 siswa, sedangkan yang ikut
hanya sekitar 40 siswa.
Kemudian masih banyak siswa yang belum mengimplementasikan hasil belajar
pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut terlihat dari sikap
siswa yang masih belum sesuai dengan apa yang di pelajari pada saat pelajaran
pendidikan agama Islam.
Seperti sekolah menengah yang lain pada umumnya, memiliki
ekstrakurikuler Rohis sebagai wadah pembinaan untuk siswa dalam bidang agama Islam,
namun di SMK Pertiwi Sukamandi merupakan sekolah umum, dengan mayoritas siswa-
siswinya beragama Islam, akan tetapi minat atau antusias siswa lebih pada pelajaran
umum bukan pada pelajaran agama Islam, hal tersebut berdasarkan kondisi yang ada di
sekolah yang lebih mengutamakan pelajaran umum.

Berbagai permasalahan yang ada, untuk itu penulis ingin membahas tentang
ekstrakurikuler Rohani Islam terhadap hasil belajar PAI pada siswa di SMK Pertiwi
Sukamandi. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul: “PENGARUH EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS)
TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA DI SMK PERTIWI SUKAMANDI
CIASEM SUBANG”.
6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka penulis
merumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana ekstrakurikuler rohani islam (ROHIS) di SMK Pertiwi Sukamandi Ciasem
Subang?

2. Bagaimana hasil belajar PAI siswa di SMK Pertiwi Sukamandi Ciasem Subang?

3. Bagaimana pengaruh ekstrakurikuler rohani islam (ROHIS) terhadap hasil


belajar PAI siswa di SMK Pertiwi Sukamandi Ciasem Subang?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ekstrakurikuler rohani islam (ROHIS) di SMK Pertiwi Sukamandi
Ciasem Subang.
2. Untuk mengetahui hasil belajar PAI siswa di SMK Pertiwi Sukamandi Ciasem Subang.
3. Untuk mengetahui pengaruh ekstrakurikuler rohani islam (ROHIS) terhadap hasil
belajar PAI siswa di SMK Pertiwi Sukamandi Ciasem Subang.

D. Kerangka Pemikiran
Kegiatan pendidikan formal di sekolah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu intrakurikuler
dan ekstrakurikuler. Jika intrakurikuler masih ada kaitannya dengan kurikulum,
sedangkan ekstrakurikuler yaitu kegiatan di luar mata pelajaran dalam mengembangkan
minat dan bakat siswa sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu ekstrakurikuler dalam
fokus SSpenelitian ini yaitu ekstrakurikuler Rohani Islam.
Kegiatan rohis merupakan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang keagamaan yang
dilaksanakan di luar mata pelajaran. Kegiatan Rohis ini seharusnya dapat membantu
mengembangkan minat dan bakat siswa dan materi kegiatan Rohis saling berhubungan
dengan pembelajaran pendidikan agama Islam. Oleh sebab itu antara ekstrakurikuler
Rohis dengan mata pelajaran pendidikan agama Islam saling ada hubungan satu sama
lain.
Hasil belajar dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam merupakan hasil dari
proses belajar di kelas, saling berhubungan dengan hasil selama mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Rohani Islam karena materi dalam ekstrakurikuler Rohani Islam
seharusnya sama dengan materi yang disampaikan pada saat pembelajaran di kelas dan
ada materi ekstrakurikuler Rohani Islam juga yang tidak disampaikan di dalam kelas.
Setelah mengkaji konsep-konsep tentang ekstrakurikuler Rohani Islam dan hasil
belajar siswa pendidikan agama Islam serta keterkaitan teoritis keduanya, peneliti dapat
7

menyusun kerangka berpikir yaitu diduga terdapat pengaruh ekstrakurikuler Rohani Islam
terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam pada siswa. Jika siswa semakin baik
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam maka semakin baik pula hasil belajar
pendidikan agama Islam pada siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis diperlukan dalam suatu penelitian, karena untuk menghindari penelitian

yang tidak terarah dan untuk memberikan tujuan yang tegas. Melalui penelitian ilmiah

hipotesis diuji kebenarannya dan diperoleh hasil, apakah hipotesis ditolak atau diterima.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013:96), bahwa “Hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Berdasarkan teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini, maka hipotesis

alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho) yang diajukan penulis sebagai berikut :

Ha :Terdapat pengaruh yang signifikan antara ekstrakurikuler Rohani Islam terhadap hasil
belajar PAI Pada Siswa Kelas di SMK Pertiwi Sukamandi.

H0 :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ekstrakurikuler Rohani Islam terhadap
hasil belajar PAI Pada Siswa Kelas di SMK Pertiwi Sukamandi.

Prinsip pengajuannya bertolak dari taraf 10% dengan membandingkan dengan t hitung

dengan t table dengan catatan:

1. Jika t hitung lebih besar dari t table, maka tolak Ho artinya signifikan.

2. Jika t hitung lebih kecil dari t table, maka terima Ho artinya tidak signifikan.

F. Metode Penelitian
Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Sebagaimana pendapat Sugiyono (2013:14) bahwa :

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang


berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
8

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat


kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Selain itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, yakni
melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Untuk memperoleh data
dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan dan pengolahan data, yaitu :

1. Teknik Pengumpul Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam


rangka mencapai tujuan penelitian yang memungkinkan diperolehnya data yang
objektif. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai
berikut :

a. Studi Kepustakaan
Menurut Syaodih (2010:278) “studi kepustakaan sangat diperlukan dalam
menyusun landasan teoritis yang mendasari keseluruhan kerangka berpikir dan
kerangka kerja dari suatu penelitian”. Dengan teknik ini penulis akan mengambil data-
data teoritis yang sekiranya dapat menunjang terhadap data empirik yang penulis teliti.

b. Dokumentasi
Arikunto (2010:274) mengatakan studi dokumentasi adalah “metode penelitian
untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan lain sebaginya”.
Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang
kemampuan pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa.

c. Observasi
Bungin (2005:134) mengatakan observasi adalah “suatu metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data penelitian tersebut dapat diamati oleh
peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti
melalui penggunaan panca indra”. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh
data tentang kemampuan pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa.

d. Wawancara
Menurut Gulo (2007:119) wawancara adalah : Bentuk komunikasi langsung antara
peneliti dengan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam
hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media
yang melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu wawancara tidak hanya
menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman,
emosi, motif, yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan pengelolaan
kelas dan motivasi belajar siswa. Dengan teknik ini penulis akan mendapatkan data
yang dibutuhkan secara lisan dan dianggap valid.

e. Angket
Menurut Bungin (2005:123) “angket merupakan serangkaian atau daftar
pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh
responden (siswa). Setelah diisi, angket dikembalikan kepetugas atau peneliti” Metode
angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
kemampuan pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa yang terdapat pada kisi-
9

kisi angket.

1. Teknik Pengolahan Data


Teknik pengolahan data yang penulis lakukan dalam penelitan ini adalah statistik
koefesien korelasi dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Data
yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut akan dipelajari, kemudian dianalisa dalam
rangka pengujian hipotesis dengan cara mentabulasikan ke dalam tabel. Pengolahan
data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Analisis parsial
Dalam analisis ini peneliti menghitung variabel X dan variabel Y dari hasil penyebaran
angket secara terpisah, dengan mencari nilai rata-rata setiap variabel dengan
menggunakan rumus prosentase menurut Riduan dan Akdon (2010:18), dengan rumus
sebagai berikut :

F
n
.s
k x
o
r
Ρ t 1
= e 0
r 0
ti
n %
g
g
i
Untuk menafsirkan hasil persentase menggunakan ketentuan yang dikemukakan oleh

Arikunto (2006:162) sebagai berikut :

100% = Seluruhnya
90% - 99% = Hampir seluruhnya
60% - 89% = Sebagian besar
51% - 59% = Lebih dari setengahnya
50% = Setengahnya
40% - 49% = Hampir setengahnya
10% - 39% = Sebagian kecil
1% - 9% = Sedikit sekali
0% = Tidak ada

Selanjutnya hasil perhitungan tersebut dapat dikualifikasikan berdasarkan pendapat

Harahap, dkk (1983:97) yaitu :

A. Baik sekali = Berkisar antara 81 - 100%


B. Baik = Berkisar antara 61 - 80%
C. Cukup = Berkisar antara 41 - 60%
D. Kurang = Berkisar antara 21 - 40%
E. Kurang sekali = Berkisar antara 0 - 20%

b. Uji normalitas data


10

Uji normalitas data merupakan uji prasyarat analisis data yang bertujuan untuk

mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan

yang digunakan yaitu uji Lilliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menentukan Rentang (R) dengan rumus dari Sudjiono (2011:144) sebagai

berikut : R = H – L

2) Menentukan Jumlah Kelas (K) berdasarkan pendapat Riduwan dan Akdon

(2010:36) dengan rumus sebagai berikut : K = 1 + 3.3 LogN

3) Menentukan Panjang Kelas Interval (P) berdasarkan pendapat Riduwan dan

Akdon (2010:36) dengan rumus sebagai berikut :

Re
nta
nga
n
(R)
P = Ju
mla
h
Kel
as
(K)

4) Membuat daftar distribusi frekuensi variabel X dan variabel Y

5) Menentukan Mean (Ẍ) berdasarkan pendapat Subana et al. (2000:65) dengan

rumus sebagai berikut :

(
i.x
=
Ẍ i)


fi

6) Menentukan Standar Deviasi (SD) dari Subana et. al (2000:92) dengan rumus

sebagai berikut :

SD=√ ∑ f i x i −¿ ¿ ¿ ¿
2

7) Membuat daftar frekuensi observasi dan ekspektasi variabel X dan variabel Y


11

8) Menguji normalitas distribusi dengan Chi Kuadrat dari Subana et al. (2000:124)

dengan rumus sebagai berikut :

(
O
X i
2
-
E
= i
∑ )
2

E
i

9) Mencari derajat kebebasan (dk) dengan rumus dari Subana et al. (2000:126)

sebagai berikut : dk = banyak kelas – 3

10) Mencari nilai X2tabel bertaraaf signifikansi (α) = 0,05 dengan rumus sebagai

berikut : X2tabel = X2 (1 – a)(dk)

11) Menarik kesimpulan

(a) Jika harga X2hit > dari harga kritik X2tab, maka data tidak berdistribusi normal.

(b) Jika harga X2hit < dari harga kritik X2tab, maka data berdistribusi normal.

(Arikunto, 2010:363).

c. Uji linieritas data

Apabila data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji linearitas data

berdasarkan pendapat dari Riduwan dan Akdon (2010:138-140) dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKe) dengan rumus :

JK e =∑ ∑Y −
k
{ 2 ∑Y 2
n }
2) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus :

JKTC = JKres + JKE

3) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC) dengan rumus :


12

R JK
J TC

K k-
TC 2

4) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKe) dengan rumus :

JK
RJ
n-
K
k

5) Mencari nilai Fhitung dengan rumus :

R
J
K
F TC Pengaruh
tung R
J
K
Pengelolaan eKelas Motivasi Belajar

Indikator Variabel X Indikator Variabel Y


6) Mencari
kondisi belajar nilai
yangoptimal, Ftabel menggunakan taraf signifikan (α) = 0,05 dengan
tekun menghadapi tugas
rumus : sikap tanggap,
menunjukkan ulet menghadapi kesulitan

memusatkanFperhatian kelompok, menunjukkan minat dalam beragam


tabel = F (1-a) (dk TC dk E)
masalah untuk orang dewasa
memberikan petunjuk dan tujuan
7) Menentukan keputusan pengujian linieritas
senang bekerja mandiri
yang jelas,
cepat bosan pada tugas-tugas yang
memberikan
(1) teguran dan
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka
rutintolak Ho artinya data berpola linier
penguatan.
dapat mempertahankan pendapatnya,
(2) 2006,189-190)
(Djamarah, Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka terima Ho artinya data berpola tidak
tidak mudah melepaskan hal yang di
linier. yakini itu,
senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal. (Sudiman A. M,
2011,83)
d. Uji regresi sederhana berdasarkan pendapat dari Riduwan dan Akdon

(2010:133-135) dengan langkah sebagai berikut:

1) Membuat tabel penolong untuk menghitung data statistik

2) Menghitung persamaan regresi sederhana dari Riduwan dan Akdon (2010:133)

dengan rumus sebagai berikut :


13

n .∑ XY −∑ X . ∑ Y ∑Y −b . ∑Y
b= a=
2
n . ∑ X −(∑ X )2
n

3) Peserta
MencariJumlah Kuadrat Didik
Regresi (JKreg[a]) dengan rumus :

(
J

K
= y)
reg 2
(a)
n

4) MencariJumlah Kuadrat Regresi (JKreg[b|a]dengan rumus :

{
JK Reg (b∨a)=b . ∑ XY −
( ∑ X ) . ( ∑Y )
n }
5) MencariJumlah Kuadrat Residu (JKres) dengan rumus :

JKres = ∑Y2 – JKreg[bja] – JKreg[a]

6) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg[a]) dengan rumus :

RJKreg[a] =JKreg[a]

7) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg[bja]) dengan rumus :

RJKreg[bja] = JKreg[bja]

8) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKres) dengan rumus :

R JK
J es
=
K n-
es 2

9) Menguji signifikansi dengan rumus :

F = R
hit J
un K
g r
e
g
[
b
|
a
]
R
J
K
14

r
e
s
10) Membuat kesimpulan

a) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka terdapat pengaruh yang signifikan

b) Jika Fhitung ≤ Ftabel maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan

(Riduwan dan Akdon, 2010:135).

e. Uji hipotesis data

Apabila data tersebut berdistribusi normal dan berpola linier, maka pengolahan datanya

dilanjutkan dengan menggunakan pendekatan dan persamaan korelasi product moment

dengan rumus sebagai berikut:

N ∑ XY −( ∑ X ) (∑ Y )
r xy =
√¿¿ ¿

Keterangan:

rxy = Angka indeks Korelasi "r" Product moment

N = Number of Cases

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara sekor X dan skor Y

∑X = Jumlah seluruh skor X

Apabila data tidak normal dan tidak linier, maka analisa yang digunakan adalah Rank

Spearman (Rho) dengan rumus sebagai berikut :

6

D
2

N
=
Ρ (
1-
N
2

-
1
)

Keterangan :
15

ρ = Angka indek korelasi tata jenjang

6&1 = Bilangan konstan tidak boleh diubah-ubah

D = Difference

N = Number of Cases

Setelah mengetahui koefesien korelasi, selanjutnya memberikan interpretasi terhadap

hasil analisa data dari Sudijono (2011:193-194), yaitu :

1) Interpretasi kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokan hasil perhitungan

dengan indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini :

Besarnya
“r”
Product Interpretasi
Moment
(rxy)
Antara variabel X dan variabel Y memang
0,00 – 0,20 terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah .
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
0,20 – 0,40
korelasi yang lemah atau rendah.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
0,40 – 0,70
korelasi yang sedang atau cukup.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
0,70 – 0,90
korelasi yang kuat atau tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
0,90 – 1,00
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

2) Interpretasi menggunakan nilai “r” yaitu df = N - nr hasilnya dikonsultasikan

pada tabel nilai “r” product moment dari hasil person untuk taraf df signifikan 5%.

g. Uji signifikansi korelasi dari Riduwan dan Akdon (2010: 125) dengan rumus

sebagai berikut :

r √ n−2
t=
√1−r 2
1) Menentukan nilai kritis dan daerah kritis dengan derajat kebebasan : n – 2

2) Membandingkan nlai thit dengan nilai ttab pada taraf signifikan 5% dan 1%,

dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

(a) Jika nilai thit > dari nilai ttab, maka hipotesis diterima dan signifikan.
16

(b) Jika nilai thit < dari nilai ttab, maka hipotesis ditolak dan tidak signifikan

(Arikunto, 2010:371).

G. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003:43) lokasi penelitian menunjukan pada pengertian

tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku,

tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi.

Lokasi yang penulis teliti adalah di SMK Pertiwi Sukamandi Kecamatan

Ciasem Kabupaten Subang. Alasannya karena peneliti merasa bahwa lokasi tersebut

adalah lokasi yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti oleh penulis.

2. Populasi
Populasi merupakan Keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda,
kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. (Arifin, 215)

Adapun populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh siswa di SMK


Pertiwi Sukamandi yang mengikuti ekstrakurikuler rohis dengan jumlah 40 siswa.

3. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu. (Margono,2010:121)

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) Menyatakan bahwa apabila subyeknya


kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya lebih besar dapat diambil 10-15%
atau 20-25% atau lebih.

Dalam penelitian ini penggunaan sampel yang digunakan adalah Sampling


Purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Karena
penelitian ini tentang kegitan ekstrakulikuler rohis maka sampel sumber datanya
adalah siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler rohis. Adapun siswa-
siswi yang mengikuti ekstrakulikuler rohis berjumlah 40 orang.
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran


dan Kepribadian Muslim, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Anitah W, Sri dkk, (2014). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan:


Universita.

Arifin, Zainal, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik , Jakarta:
Rineka Cipta, Cet.15, 2013.

Badrudin, Manajemen Peserta Didik, Jakarta: PT Indeks, 2014.

Dalyono, M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

2007.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jilid IV,


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Engkoswara, dan Komariah, Aan, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta,


Cet.3, 2012.

Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan program
SPSS/Lisrel dalam penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Khodijah, Nyayu, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Koesmarwanti, Widiyantoro, Nugroho, Dakwah Sekolah di Era Baru, Solo: Era


Intermedia, 2002

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan
Contoh, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Margono, S., Metode Penelitian Pendidikan : Komponen MKDK, Jakarta : Rineka
Cipta, Cet. 8, 2010.
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Noer, Ali, dkk, Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) dalam
Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru,
Jurnal Al-Thariqah, Vol. 2, 2012
Sudirman. AM.( 2007).Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta :PT Rajawali
Sudjiono, Anas. (2015).Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Sugiyono (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
18

Anda mungkin juga menyukai