Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

PENERAPAN METODE CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR FIQIH SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 6 SUNGAI APIT

OLEH
RIZUAN
NIM. 191106046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL AZHAR
PEKANBARU
2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah


SWT, yang dengan hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Proposal tentang “Penerapan metode card sort untuk meningkatkan hasil belajar
Fiqih siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Sungai Apit” yang diajukan untuk
memenuhi sebagian dari persyaratan dan tugas-tugas untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan (S.Pd) pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) .
Tegur sapa dari para arif bijaksana, sangat kami harapkan untuk perbaikan
penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih kepada Dosen pembimbing atas tunjuk
ajar serta nasehatnya, yang insya Allah ridho Allah menyertai setiap langkah dan
perjalanannya.
Kepada Allah SWT. Kami mohon taufiq dan hidayah-Nya, semoga usaha
ini senantiasa dalam keridhoan-Nya, amin ya Robbal ‘alamin.

Pekanbaru, 20 Februari 2023

Penulis

i
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Karena kualitas sumber daya suatu bangsa sangat ditentukan oleh
faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan
kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh karena itu,
pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan nasional.
Salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan adalah pendidikan
agama islam. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana
pertumbuhan dan perkembangan siswa sangat memerlukan tuntunan,
bimbingan, binaan dan dorongan serta pengarahan agar anak nantinya
dapat menguasai berbagai nilainilai dalam pendidikan agama Islam dan
mengamalkan ajaran Islam secara baik dan benar. Pendidikan Agama
Islam artinya “bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum Islam
menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam”. Artinya
bahwa setiap manusia yang diciptakan oleh Allah SWT agar dapat
menjalankan dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya
sehari-hari sebagai ibadah kepada Allah SWT, hal ini sebagaimana
dijelaskan di dalam firman Allah yaitu :
َ ‫ت ْٱل ِج َّن َوٱِإْل‬
‫ن‬5ِ ‫نس ِإاَّل ِليَ ْعبُدُو‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan


supaya

Mereka menyembah-Ku”(QS. adz Dzariat : 56).

1
Pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan anak juga
dapat ditinjau dari fungsinya, seperti pendapat yang menyatakan bahwa
“untuk membentuk manusia pembangunan yang bertaqwa kepada Allah
SWT di samping memiliki pengetahuan dan keterampilan juga memiliki
kemampuan mengembangkan diri bermasyarakat serta kemampuan untuk
bertingkah laku berdasarkan norma-norma menurut ajaran agama Islam”.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat dipahami bahwa Pendidikan


Agama Islam mempunyai peranan yang sangat penting di dalam
pengembangan kepribadian anak, baik secara individu maupun secara
social. Di dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah pendidikan
agama Islam juga merupakan hal yang paling penting di dalam membina
peserta didik agar tumbuh dan berkembang menjadi insan kamil, cerdas
dan terampil sekaligus bertagwa kepada Allah SWT, dengan demikian
akan tercipta masyarakat adil dan makmur. Hal tersebut sesuai dengan
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertagwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”

Dengan demikian untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional


tersebut maka harus ditempuh melalui proses pendidikan dan pengajaran
yang menyelenggarakannya betul-betul memikirkan akan perkembangan
peserta didik sehingga apa yang diupayakan dan tujuan yang diinginkan
oleh guru dalam menanamkan ilmu Pendidikan Agama Islam terhadap
peserta didik akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

2
Ramayulis berpendapat bahwa dalam pengajaran komponen yang
terpenting adalah pengajar dan pelajar yang selalu berinteraksi dalam
proses belajar mengajar. Harapannya agar siswa dapat membangun
pengetahuan secara aktif, pembelajaran secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga
mencapai kompetensi yang diharapkan yakni hasil belajar meningkat dan
pelajaran yang didapat tertanam (internalisasi) dalam pola hidupnya.
Sedangkan Rusman menyatakan bahwa komponen pembelajaran meliputi
tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus
diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model
pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Maka pentingnya guru merancang model pembelajaran dengan tepat dan
melaksanakan proses pembelajaran yang tepat dan terprogram menjadi
sebuah keniscayaan. Arifin menyampaikan bahwa tujuan pendidikan harus
dipegang sebagai pengarah dalam menggunakan metode karena metode
apapun hanya berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Selain itu
pendidikan muslim perlu memahami pandangan hidup (way of life) Islam
karena ia bertugas mentransformasikan nilai-nilai agama Islam ke dalam
pribadi anak didik. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) baik
proses maupun hasil belajar selalu inheren dengan keislamam; keislaman
melandasi aktifitas belajar, menafasi perubahan yang terjadi serta
menjiwai aktivitas berikutnya. Namun, pada kenyataannya pembelajaran
(PAI) hanya sekedar teori dan belum sampai pada tahap internalisasi
ajaran dalam keseharian siswa. Mengingat begitu pentingnya PAI, maka
perlu dilakukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan keberhasilan siswa
dalam pembelajaran PAI. Sehingga potensi yang ada pada siswa dapat
digali dan dikembangkan dengan baik, salah satunya melalui aktifitas
dalam proses pembelajaran. Keuntungan dari penggunaan prinsip aktivitas
adalah tanggapan sesuatu dari yang dialami atau yang dikerjakan sendiri
lebih sempurna, mudah direproduksi, pengertian yang diperoleh lebih
jelas, dan beberapa watak terpimpin dapat dipupuk, misalnya hati-hati,

3
rajin, tekun, percaya diri, dan sebagainya. Selain itu, harapannya agar
internalisasi ajaran Islam dapat tercapai.

Pada kenyataannya, proses pembelajaran yang terjadi belum


memenuhi harapan, yakni belum memunculkan interaksi yang positif. Hal
ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa. Dari siswa yang
beragama Islam berjumlah 13 siswa, nilai Pendidikan Agama Islam yang
didapat tidak seperti yang diharapkan. Hasil ulangan harian siswa SMPN 6
Sungai Apit kelas VIII tahun ajaran 2022/2023 hanya mendapat daya
serap kurang dari 60% atau nilai rata-rata kelas kurang dari 75, sedangkan
KKM (Kriteria Ketuntasan Mengajar) mata pelajaran PAI sudah
ditentukan, yaitu 75. Salah satu faktor penyebabnya yaitu pembelajaran
Pendidikan Agama Islam yang biasa dilakukan selama ini masih kurang
efektif, karena guru masih sebagai posisi sentral, sehingga siswa
cenderung pasif. Aktivitas dan kreatifitas siswa dalam proses
pembelajaran belum dapat memacu siswa untuk senantiasa fokus pada
pembelajaran, menjauhkan kemalasan dan ketidaktertarikan terhadap
proses pembelajaran. Menyikapi masalah tersebut diperlukan penyelesaian
dengan menerapkan model pembelajaran PAI yang tepat dan terprogram
sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Maka penulis melakukan
penelitian untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pendidikan
agama Islam pada kelas VIII dengan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu menerapkan metode card sort.
Dengan metode tersebut diharapkan prestasi mata pelajaran Fiqih
meningkat menjadi lebih dari 70% nilai siswa di atas nilai KKM, dengan
nilai KKM 75.

Metode Card Sort merupakan aktifitas kolaboratif yang bisa


digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta
tentang objek atau mereview informasi. Strategi ini meminta kepada
masing-masing kelompok siswa untuk mempresentasikan isi kartu yang
ada di kelompoknya. Tujuan dari strategi ini adalah membantu peserta

4
didik untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara aktif.
Sedangkan ciri-ciri strategi Card Sort yaitu menerangkan konsep dari
materi yang akan diajarkan. Selain itu metode ini digunakan untuk
mengklasifikasikan point-point materi. Ciri yang lain yaitu dijalankan
secara berkelompok serta memiliki alur berpikir induktif. (Silberman,
2007: 157)

Strategi Card Sort adalah suatu strategi pembelajaran yang


mengajak siswa untuk belajar aktif, yang bertujuan agar siswa mampu
bersikap aktif dan mau bekerjasama dengan kelompoknya untuk
memecahkan suatu masalah, mempunyai ketrampilan dalam
mengungkapkan ide atau gagasan dan membantu siswa agar tidak mudah
lupa terhadap materi pelajaran yang telah diterima.

Adapun yang mendorong penulis memilih judul tersebut adalah


terkait dengan tujuan pembelajaran bidang studi Fiqih, yaitu untuk
membekali siswa tentang pengertian syari’at Islam, serta kaitannya dengan
kehidupan di dunia dan di akherat. Fiqih dan ibadah merupakan dua sisi
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainya. Mempelajari Fiqih
adalah sesuatu yang sangat penting dalam beribadah, karena dengan
mempelajari Fiqih manusia bisa melaksanakan ibadahnya dengan baik dan
benar. Bidang studi Fiqih adalah salah satu sub pokok bahasan mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk untuk mengenal,
memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian
menjadi dasar pandangan hidup melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran,
latihan dan pembiasaan (Abdurahman, 2006: 46).

Fiqih adalah suatu pelajaran yang di dalamnya berisi tentang tata


cara beribadah, yang dirumuskan oleh para ulama yang mengambil
rujukan dari AlQur’an dan As-Sunnah, sebagai pedoman dalam beribadah
kepada Allah SWT. Di dalam mata pelajaran Fiqih terdapat banyak hal
tentang tata cara beribadah. Di antaranya tata cara bersuci, shalat, zakat,
puasa, haji dan lain-lain. Dalam pelajaran Fiqih sangat banyak materinya,

5
maka dari itu seorang pendidik harus berupaya semaksimal mungkin agar
mata pelajaran Fiqih dapat diterima dengan baik.

Penerapan Strategi Card Sort merupakan respon yang baik


terhadap perkembangan strategi pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran fiqih, yang merupakan bidang studi penting yang
harus diketahui dan diamalkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Pemilihan obyek penelitian yaitu kelas VIII SMP. Karena pada umumnya
siswa kelas VIII, masih berada pada puncak masa transisi dari kondisi
pubertas.

Dari uraian latar belakang di atas, mendorong penulis untuk


mengangkat permasalahan tersebut menjadi skripsi dengan judul:
Penerapan Metode card sort untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa
kelas VIII SMP Negeri 6 Sungai Apit.

2. Masalah Penelitian
a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan yang ada dalam pembelajaran
Fiqih siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Sungai Apit sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode Card Sort di SMP Negeri 6 Sungai
Apit
2. Bagaimana prestasi belajar Fiqih Siswa SMP Negeri 6 Sungai Apit
3. Bagaimana penerapan metode Card Sort
4. Apakah ada pengaruh metode belajar terhadap proses belajar
5. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi prestasi siswa belajar Fiqih

b. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas,
maka peneliti membatasi permasalahan pada meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pelajaran Fiqih dengan menggunakan metode card

6
sort pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Sungai Apit Tahun Pelajaran
2022/2023.

c. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana penerapan metode Card Sort di SMP Negeri 6 Sungai
Apit?
2. Bagaimana prestasi belajar Fiqih Siswa SMP Negeri 6 Sungai Apit?
3. Bagaimana penerapan metode Card Sort?

3. Tujuan dan Manfaat


Searah dengan rumusan masalah yang diajukan, penelitian ini
memiliki tujuan dan manfaat diantaranya :
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian di atas
adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode card sort pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII SMP Negeri 6
Sungai Apit Tahun Pelajaran 2022/2023.

b. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Siswa Melalui penerapan metode card sort diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa berupa pemahaman terhadap materi
yang diajarkan.
2. Guru Membantu guru dalam pengelolaan kelas dan memberikan
wawasan pengetahuan serta pengalaman tentang inovasi pembelajaran
yang menyenangkan.
3. Kepala Sekolah Dengan menerapkan metode pembelajaran yang aktif
dapat menjadi pendorong pengelola sekolah SMP Negeri 6 Sungai
Apit untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

7
4. Bagi peneliti Menambah pengetahuan, pengalaman serta wawasan
tentang penerapan metode card sort dalam penelitian tindakan kelas.

4. Penegasan Istilah
Untuk menghindari berbagai macam penafsiran judul diatas, maka
terlebih dahulu penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat
dalam judul penelitian di atas:
a. Hasil Pembelajaran Hasil Pembelajaran adalah perubahan yang terjadi
pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran, perubahan tersebut
bersifat non fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan maupun
kecakapan. (Widoyoko, 2010: 25). Jadi yang dimaksud penulis dalam
judul penelitian ini adalah bagaimana hasil pembelajaran Fiqih jika
menggunakan metode Card Sort.
b. Card Sort merupakan sebuah strategi pembelajaran yang membantu siswa
untuk mendapatkan pengetahuan, melatih ketrampilan, sikap aktif
terhadap pembelajaran dan menjadikan pembelajaran tidak mudah
dilupakan (Silberman, 2007: 157). Jadi yang dimaksud penulis dalam
judul penelitian ini adalah bagaimana hasil pembelajaran Fiqih jika
menggunakan metode Card Sort.
c. Fiqih adalah salah satu sub pokok bahasan mata pelajaran pendidikan
agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum islam, yang
kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan
(Abdurahman, 2006: 46). Jadi yang dimaksud penulis dalam judul
penelitian ini adalah bagaimana hasil pembelajaran Fiqih jika
menggunakan metode Card Sort
d. SMP Negeri 6 Sungai Apit Adalah salah satu sekolah yang berlokasi di
Kampung Penyengat Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak yang sudah
menerapkan model pembelajaran Active Learning.

8
5. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, sistematika penelitian ini dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
a. Bagian Awal
Bagian awal penelitian ini terdiri dari halaman judul, dan kata
pegantar.
b. Bagian Isi
1) Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, masalah penelitian,
identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan
2) Tinjauan Teoritis Berisi tentang konsep teori, penelitian terdahulu, dan
konsep operasional.
3) Metode Penelitian Berisi tentang waktu dan tempat, subjek dan objek,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
c. Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar kepustakaan.

B. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Teoritis
a. Metode Card Sort
1) Pengertian Metode Card Sort
Metode belajar yaitu cara yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan tujuan
yang dikehendaki. strategi belajar aktif yang digunakan untuk
mengotimalkan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehinga
dapat mencapai hasil belajar secara maksimal dengan berbagai
karakter yang dimiliki oleh setiap siswa.

Yang dapat membuahkan hasil belajar secara berkelanjutan


hanyalah kegiatan belajar secara aktif. Agar belajar menjadi aktif
siswa sebaiknya banyak kegiatan-kegiatan dan tugas. Siswa akan
berfikir untuk mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan

9
menerapkan apa yang mereka pelajari, salah satu cara yaitu dengan
menggunakan metode card sort.

Metode card sort adalah metode belajar dengan cara


memilih kartu dengan tujuan dari metode ini adalah untuk
mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah di
pelajari siswa. Kemudian Hartono menyatakan card sort adalah
“suatu kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengerjakan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu
obyek atau mengulangi informasi.”

Pembelajaran menggunakan metode card short merupakan


pembelajaran yang menekankan agar siswa aktif mengikuti
pelajaran di setiap waktu. Dimana pada kegiatan pembelajaran ini
setiap siswa diberikan index yang berisi informasi tentang materi
yang akan dibahas, kemudian siswa dikelompokan sesuai dengan
kartu index tentang materi yang dimilikinya. Selanjutnya siswa
mendiskusiskan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang
materidari kategori kelompoknya. Dalam pembelajaran ini
pendidik lebih banyak berlaku sebagai fasilitator serta menjelaskan
materi yang telah dibahas atau belum dimengerti oleh siswa.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa metode card sort merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan media kartu. Dengan menggunakan metode ini
diharapkan dapat meningkatan hasil belajar siswa.

2) Tujuan metode Card Sort


Tujuan penerapan metode ini adalah untuk mengaktifkan
setiap individu sekaligus kelompok (Cooperative learning) dalam
belajar. Jadi dalam metode active learning tipe card sort ini
merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik, fakta tentang suatu obyek, atau

10
mengulangi informasi. Gerakan fisik diutamakan dapat membantu
untuk memberi energi kepada kelas yang letih dan bosan.

3) Langkah-langkah Metode Card Sort


a. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai
SK/KD mapel.
b. Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur.
c. Kartu dibagikan kepada murid dan pastikan masing-masing
memperoleh satu (boleh dua).
d. Setiap murid mencari pasangan kartu dan menjadi kelompok.
e. Guru mempertemukan kembali masing-masing kelompok dan
memberi kesempatan salah satu kelompok tertentu untuk
memulai berdebat dengan menyampaikan argumen yang
disepakati dalam kelompok.
f. Selanjutnya, mengundang anggota kelompok lain untuk
menyampaikan pandangan yang berbeda.
g. Guru mengapresiasikan pendapat siswa dan mengklasifikasi
atau menyimpulkan dengan membandingkan isu-isu yang
diamati.
Agar pembelajaran lebih hidup, maka dalam menggunakan
suatu metode membutuhkan langkah-langkah yang jelas. Hal itu
sebagaimana telah dijelaskan. Selain selain langkah-langkah ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan menggunakan metode ini,
yaitu:
1) Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut.
2) Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama.
3) Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu
tersebut.
4) Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat
dalam jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa.

11
5) Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan
dan telah dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan
siswa yang kelelahan. Metode dapat digunakan untuk
mengaktifkan siswa dalam mempelajari materi yang bersifat
konsep, karakteristik klasifikasi, fakta, dan mereview materi.
Berdasarkan deskripsi langkah-langkah pembelajaran
dengan metode card sort di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
menerapkan model pembelajaran guru sebaiknya memperhatikan
langkah-langkah pembelajarannya. Mesikipun metode ini memiliki
keunggulan dalam pembelajaran akan tetapi jika salah dalam
melakukan langkah-langkah pembelajarannya maka tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai.

4) Kelebihan Strategi Card Sort


Adapun yang menjadi kelebihan dari model pembelajaran
ini adalah:
1) Penerapan startegi card sort dengan menggunakan metode
berkelompok, diskusi, mencari pasangan kartu dan tim kuis
serta media yang menarik sangat mampu membuat pemahaman
materi siswa juga minat belajar menjadi meningkat.
2) Minat belajar siswa kian meningkat dari setiap pertemuan
mulai dari adu cepat menempelkan kartu, mencari pasangan
kartu, cerita bergambar dan terutama ketika memakai metode
kuis/tebaktebakan antar kelompok dengan menggunakan kartu,
hal itu membuat siswa semakin paham dengan materi dan
semakin bersemangat belajar.
3) Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat memberikan
tanggapannya secara bebas.
4) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek
pekerjaannya lewat kartunya.
5) Membantu siswa yang lemah dan kurang semangat.

12
6) Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan
soal-soal yang diberikan oleh guru.
b. Hakikat Meningkatkan Hasil Belajar
1) Pengertian Meningkatkan Hasil Belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia meningkatkan yaitu
menaikkan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua
kata yang membentuknya yaitu hasil dan belajar. Dalam KBBI
dijelaskan pengertian “hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat,
dijadikan, dsb) oleh usaha.” Dalam menentukan hasil yang dicapai
perlu adanya usaha berupa proses maupun aktifitas.
Menurut Winkel yang dikutip oleh Jamil Suprihatiningrum
menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-
pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap.
Menurut Travers yang dikutip oleh Agus Suprijono belajar
adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Hasil
belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang
diperoleh seseorang setelah mengalami aktivitas belajar. Adapun
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar pengertiannya luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
menurut Gagne & Briggs yang dikutip oleh Jamil
Suprihatiningrum adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui
penampilan siswa (learner’s performance). Hasil belajar menurut
Jamil Suprihatiningrum dibedakan dalam tiga aspek, yaitu hasil
belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Dua aspek pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif

13
tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan perilaku atau
respon yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban
atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Sedangkan
ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi nyata
dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Kesimpulan dari
pendapat di atas, bahwa hasil belajar merupakan realisasi atau
pemekaran dari percakapan-percakapan potensial perilaku dalam
bentuk penguasaan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan
motorik. Perkembangan hasil belajar tidak dilihat secara terpisah
melainkan secara komprehensif dari aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

2) Ciri-ciri Belajar
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
(change behavior).
b. Perubahan tingkah laku relative permanent.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan ini dapat memberi penguatan.

3) Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip belajar menurut Slameto yang dikutip oleh Yatim
Riyanto. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar:

14
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
b. Belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan
motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan
instruksional.
c. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar
dengan efektif.
d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari:


a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus mempunyai
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya.
b. Belajar harus dapat mengmbangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
c. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa belajar
dengan tenang.
d. Repetisi, dalam proses belajar perlu latihan berkali-kali agar
pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.

4) Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
meliputi faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan
faktor yang berasal dari luar siswa (eksternal).
a. Faktor berasal dari diri siswa (internal)
(1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh. Dalam hal ini misalnya
penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
(2) Faktor psikologi, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, terdiri atas:

15
(a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu
kecerdasaan dan bakat.
(b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian
tertantu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan,
motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
(3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor berasal dari luar diri (eksternal)
(1) Faktor lingkungan sosial yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sosial, lingkungan masyarakat, dan lingkungan
kelompok.
(2) Faktor budaya, seperti adat istiadat atau pengetahuan
teknologi dan kesenian. Faktor lingkungan fisik seperti
fasilitas rumah dan fasilitas belajar di sekolah dan di
lingkungan masyarakat dan iklim.

c. Pengertian Fikih
1) Pengertian Fikih
Secara etimologis, fiqh Berarti “paham yang mendalam”.
Adapun fiqh secara definitif memiliki arti: ilmu tentang
hukumhukumsyar’i yang bersifat amaliah yang digali dan
ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili. Dengan definisi lain dalam
buku Zakiah Daradjat, “fiqih artinya faham atau tahu.” Dan dalam
firman Allah SWT surat at-Taubah ayat 122 dijelaskan:
“tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supayamereka
itu dapat menjaga dirinya.”
Menurut Al-Ghazali Fiqih itu berarti mengetahui dan
memahami, akan tetapi dalam tradisi para ulama, fiqih diartikan

16
dengan suatu ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang tertentu bagi
perbuatan para mukalaf, seperti wajib, haram, mubah (kebolehan),
sunah, makruh, sah, fasid, batal, qodla, ada’an dan yang
sejenisnya.
Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih
(fuqaha), fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum
syariat Islam yang diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci.
Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam
kalangan ulama Islam, fiqih itu ialah ilmu pengetahuan yang
membicarakan, membahas, memuat hukum-hukum Islam yang
bersumber pada al-Qur’an, sunah dan dalil-dalil syar’i yang lain,
setelah diformulasikan oleh para ulama dengan mempergunakan
kaidah-kaidah ushul fiqih.
Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
yang dimaksud fiqih yaitu ilmu yang menerangkan segala hukum-
hukum yang mengaturhubungan manusian dengan Allah,
hubungan manusia dengan makhluk yanag lain, hubungan
manusian dengan diri sendiri yang berhubungan dengan perbuatan
ibadah yang diperoleh dari dalildalil yang rinci.

2) Tujuan Fiqih
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk membekali peserta didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum
Islam baik menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk
dijadikan pedoman hidum dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan
dalam menjalankan ajaran agama Islam baik hubungan
manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, mahkluk lainnya ataupun lingkungan.

17
3) Fungsi mata pelajaran Fiqih
Fungsi mata pelajaran fiqih adalah:
(1) Mendorong tumbuhnya kesadaran beribadah siswa kepada
Allah SWT.
(2) Menanamkan kebiasaan melaksanakan syarit Islam di kalangan
siswa dengan ikhlas.
(3) Mendorong tumbuhnya kesadaran siswa untuk mensyukuri
nikmat Allah SWT dengan mengolah dan memanfaatkan alam
untuk kesejahteraan hidup.
(4) Membentuk kebiasaan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab
sosial dimadrasah dan di masyarakat.
(5) Membentuk kebiasaan berbuat/berperilaku yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat.

4) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Sanawiah


Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Sanawiah
meliputi:
a. Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengamalan dan pelaksanaan
rukun Islam yang benar dan baik, seperti tata cara taharah,
salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
b. Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan
pemahaman mengenai ketentuan makanan dan minuman yang
halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara jual beli dan
pinjam meminjam.

Para penulis kitab-kitab fiqih Syafi’iyah membagi


pembahasan fiqih kepada empat bagian, yaitu:
a. Aspek ibadah meliputi masalah-masalah yang dapat
dikelompokkan ke dalamkelompok thaharah, sholat, puasa,
zakat, haji, qurban, jenazah serta aqiqah.

18
b. Aspek mua’amalat meliputi masalah-masalah yang
dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan harta kekayaan,
harta milik, harta kebutuhan, cara mendapatkannya dan
menggunakannya seperti jual beli, khiyar, gadai, jaminan dan
lainnya.
c. Aspek munakahat yang meliputi masalah-masalah yang
dikelompokkandalam kelompok persoalan pernikahan.
d. Aspek jinayat yang meliputi masalah-masalah yang
dikelompokkan dalam kelompok persoalan pelanggaran,
kejahatan, pembalasan, hukuman dan sebagainnya.

2. Penelitian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti telah menelusuri
beberapa bentuk dan hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan
dengan penelitian yang peneliti lakukan saat ini. Penelitian yang relevan itu di
antaranya adalah sebagai berikut:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Azlinawati Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Univertitas Islam negeri Sultan
Syarif Kasim Riau 2012 dengan judul “Penerapan Strategi Card Sort
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas II SDN 28 Petani Duri Kecamatan
Mandau Kabupaten Bengkalis”. Adapun hasil penelitian saudari
Azlinawati adanya peningkatan Motivasi Belajar, yaitu dari tes awal hasil
observasi menunjukkan nilai rata-rata 30,56% dengan kategori cukup.
Kemudian pada siklus petama pertemuan pertama nilai rata-ratanya 32,9%
dengan kategori rendah, dan dilanjutkan pada pertemuan kedua dengan
nilai rata-rata 43,3% dengan kategori rendah. Selanjutnya pada siklus
kedua pertemuan pertama nilai rata-rata 62,5% dengan kategori sedang,
dan dilanjutkan pada pertemuan kedua mendapatkan nilai ratarata 87,5%
dengan kategori tinggi. Penelitian terdahulu di atas dapat disimpulkan
bahwa adanya persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu

19
menggunakan strategi Card Sort. Dan terdapat perbedaannya yaitu,
penelitian terdahulu di atas meneliti tentang peningkatan motivasi belajar
siswa, sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian
tentang hasil belajar siswa.
b. Penelitian oleh Isnaryanti Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Univertitas Islam negeri Sultan Syarif Kasim Riau
2011 dengan judul “Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Strategi Pembelajaran Card
Sort Di SDN 021 Sawah Airtiris Kecamatan Kampar Utara”. Adapun hasil
penelitian saudari Isnaryanti adanya peningkatan Aktivitas Belajar, yaitu
dari hasil sebelum tindakan dengan nilai rata-rata 48,5% dengan kategori
kurang baik, sedangkan pada siklus pertama naik menjadi 63,6% dengan
kategori cukup baik, kemudian pada siklus yang kedua juga naik menjadi
71,0% dengan kategori cukup baik, dan selanjutnya pada siklus yang
ketiga menjadi 78,7% dengan kategori baik. Penelitian terdahulu di atas
dapat disimpulkan bahwa adanya persamaan dengan penelitian yang
penulis lakukan, yaitu menggunakan strategi Card Sort. Dan terdapat
perbedaannya yaitu, penelitian terdahulu di atas meneliti tentang
peningkatan aktivitas belajar siswa, sedangkan penelitian yang penulis
lakukan adalah penelitian hasil belajar siswa.

3. Konsep Operasional
Konsep operasional dari penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok,
yang terdapat dalam rumusan di atas, yaitu sebagai berikut:
a. Implementasi metode Card Sort, terdapat indikator sebagai berikut:
1) Guru memberikan potongan kertas yang berisi informasi kepada
masing-masing siswa.
2) Guru mengumumkan beberapa kategori kepada siswa yang
berhubungan dengan informasi-informasi tersebut.
3) Guru mengarahkan siswa agar mencari temannya yang mempunyai
kategori sama.

20
4) Guru mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan kategori
masing-masing di depan kelas.
5) Guru memberikan penjelasan untuk mengklarifikasi terkait dengan
materi pembelajaran
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Card Sort, yaitu sebagai
berikut:
1) Faktor guru
a) Guru masih kurang dalam mengkombinasikan dengan metode-
metode yang ada.
b) Guru masih kurang efektif dalam melaksanakan langkahlangkah
yang ada pada metode Card Sort.
c) Guru masih perlu pelatihan dalam menerapkan metode Card Sort
tersebut.
2) Faktor siswa
a) Siswa masih banyak yang sibuk dengan sendirinya dalam proses
belajar sedang berlangsung
b) Siswa masih ada yang bermain disebabkan kurangnya pemahaman
c) Sebagian siswa masih ada yang malu dan gugup untuk maju ke
depan kelas.

C. METODE PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat
a. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 6 Sungai Apit
semester genap tahun ajaran 2022/2023.
b. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Sungai Apit yang
beralamat di Jalan Batin Teng Kampung Penyengat Kecamatan Sungai
Apit.

2. Subjek dan Objek

21
Adapun subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII dengan
jumlah siswa 13 orang, terdiri dari 4 orang perempuan dan 9 orang laki-
laki yang memiliki karakter yang berbeda. Sedangkan objek dalam
penelitian ini adalah penerapan metode card sort dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih.

3. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya siswa, tetapi juga objek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 6 Sungai Apit tahun ajaran
2022/2023 yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah siswa 13 orang,
perempuan 4 orang dan laki-laki 9 orang.

Tabel 3.1 Keadaan Populasi

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Perempuan Laki-Laki
1 VIII 4 9 13
Total 4 9 13

b. Sampel
Dalam penelitian diperlukan adanya yang dinamakan sampel
penelitian atau miniatur dari populasi yang dijadikan sebagai contoh.
Dalam hal ini Sudjana Nana mengemukakan “sampel adalah sebagai

22
dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan
populasi”. Pendapat lain tentang sampel dapat dilihat dari apa yang
dikemukakan Sukardi bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah
populasi yang dipilih untuk sumber data diatas disebut sampel atau
cuplikan. Dengan melihat beberapa pendapat diatas maka penulis
menyimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang
mewakili keseluruhan. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh kelas VIII yang berjumlah 13 siswa yang terdiri atas 4
perempuan dan 9 laki-laki. Sampel tersebut dipilih oleh peneliti
dengan menggunakan teknik Sampling Purposive. Hal ini ditandai
dengan kurangnya kemampuan membaca permulaan siswa. Sampling
Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2016: 85).

Tabel 3.2 Keadaan Sampel

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Perempuan Laki-Laki
1 VIII 4 9 13
Total 4 9 13

4. Teknik Pengumpulan Data


Langkah awal pada penelitian ini adalah mengadakan survey ke
sekolah. Data-data yang diperoleh pada saat pra survey itulah yang akan
dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini. Dalam proses pengumpulan
datayang penulis gunakan yaitu:
a. Observasi
Observasi dapat didefinisikan sebagai pemilihan, pengubahan,
pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang
berkenaan dengan organisme sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.
Observasi merupakan teknik pengumpul data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat

23
observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Dalam
penerapannya observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran siswa dengan
menggunakan metode Card Sort.
b. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah suatu tes yang mengukur prestasi
seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil postes belajar yang khas,
yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan tes tertulis. Instrument ini digunakan peneliti
untuk mengukur hasil belajar siswa sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 75.

5. Teknik Analisa Data


Data yang diperoleh melalui teknik observasi dan teknik tes hasil
belajar kemudian dianalisis. Teknik analisa data yang digunkan adalah
teknik analisis statistik deskriptif. Menurut Sugioyono (2012) statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum dan generalisasi. Analisis statistik deskriptif bertujuan
menggambarkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama proses
pembelajaran dan data tentang ketercapaian kompetensi siswa pada materi
puasa.
a. Analisis data hasil pengamatan aktivitas guru
Data hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa dianalisis
secara kualitatif. Proses data kualitatif dilakukan peneliti berpedoman
pada Miles dan Huberman (Mouslich, 2009) yang menngemukakan
bahwa analisis data kualitatif ada tiga tahapan, yaitu:
1) Reduksi data

24
Menurut Sugiyono (2009), reduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal - hal yang penting,
dicari tema dan polanya. Dalam penelitian ini, mereduksi data
merupakan kegiatan merangkum hasil pengamatan pada lembar
pengamatan dengan memilah hal-hal pokok yang berhubungan
dengan aspek-aspek yang diamati.
2) Paparan data
Paparan data adalah penjabaran data hasil pengamatan aktivitas
guru dan siswa setelah melalui proses pembelajaran menggunakan
metode card sort dalam bentuk narasi sehingga dapat dipahami
dengan jelas.
3) Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan upaya memberikan penilaian
atau interprestasi berdasarkan paparan data yang telah dilakukan.
Penarikan kesimpulan tentang aktivitas guru dan siswa dilakukan
secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada
akhir siklus I, sampai pada kesimpulan final pada akhir siklus II.
b. Analisis data hasil belajar siswa
1) Analisis nilai perkembangan individu siswa dan penghargaan
kelompok
Analisis data tentang nilai perkembangan individu
dilaksanakan untuk dapat menentukan penghargaan kelompok.
Nilai perkembangan individu pada siklus I diperoleh siswa dari
selisih nilai pada skor awal dan nilai ulangan harian I. Nilai
perkembangan individu pada siklus II diperoleh siswa dari selisih
nilai ulangan harian I dan nilai ulangan harian II.
Analisis dari rata-rata skor perkembangan kelompok
ditentukan dengan cara menghitung jumlah skor perkembangan
individu kepada kelompok dan dihitung rata-ratanya. Data inilah
yang disebut rata-rata skor perkembangan kelompok. Nilai

25
perkembangan kelompok digunakan sebagai pedoman pemberian
penghargaan kepada kelompok.

2) Analisis ketercapaian KKM


Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis
untuk dapat ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh.
Analisis data tentang ketercapaian KKM dilakukan dengan
membandingkan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
pada skor dasar dengan jumlah siswa yang mencapai KKM pada
tes hasil belajar matematika setelah menerapkan model
pembelajaran berdasarkan masalah yaitu ulangan harian I dan
ulangan harian II. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Js
Ps= ×100 %
Jk
Dimana , Ps = persentase siswa yang mencapai KKM
Js = jumlah siswa yang mencapai KKM
Jk = jumlah siswa keseluruhan
3) Analisis Ketercapaian Indikator
Analisis data tentang ketercapaian untuk setiap indikator
dilakukan untuk mengetahui ketercapaian setiap indikator oleh
masing-masing siswa dan untuk meninjau kesalahan-kesalahan
siswa pada setiap indikator. Analisis data ketercapaian indikator
dilakukan dengan menghitung persentase siswa yang mencapai
KKM pada setiap indikator. Ketercapaian KKM untuk setiap
indikator dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SP
Skor= x 100 %
SM
Dimana: SP = skor yang diperoleh siswa
SM = skor maksimal

26
c. Analisis Keberhasilan Tindakan
Menurut suyanto (1997) menyatakan bahwa tindakan dikatakan
berhasil apabila keadaan setelah tindakan lebih baik. Akan tetapi, jika
tidak ada bedanya dan bahkan lebih buruk maka tindakan belum
berhasil atau gagal. Pada penelitian ini keadaan dikatakan lebih baik
jika terjadi perbaikan proses dan peningkatan hasil belajar siswa
setelah penerapan metode card sort pada siswa kelas VIII SMP Negeri
6 Sungai Apit.
Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Terjadi Perbaikan Proses Pembelajaran
Perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan berdasarkan
hasil refleksi terhadap proses pembelajaran yang diperoleh melalui
lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa. Perbaikan proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila kegiatan pembelajaran
yang dilakukan semakin baik dan sesuai dengan metode card sort
maka terjadi perbaikan proses pembelajaran .
2) Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari analisis
perkembangan individu dan analisis ketercapaian KKM.
Perkembangan individu dikatakan meningkat apabila rata-rata skor
perkembangan individu meningkat dari skor dasar ke UH I dan UH
II.

27
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Aqib, Zaenal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya.


Arief, Armai. 2002. Pengatar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta :
Ciputat Press.
Arifin, HM. 2006. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam di Sekolah
dan Keluarga, Jakarta : Bulan Bintang.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azlinawati. 2012. “Penerapan Strategi Card Sort Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas II
SDN 28 Petani Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis” diakses
pada https://repository.uin-suska.ac.id/8563/1/2012_2012881.pdf pada 3
April 2023 pukul 19.43 WIB
Baharuddin and Nur Wahyuni, 2008. Teori Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 1995.
Departemen Agama RI. 2010. Alquran dan Terjemahnya. Solo : PT Tiga
Serangkai Pustaka.
Djazuli, 2010. Ilmu Fiqih. Jakarta: Kencana.
Hartono, 2008.“PAIKEM Pembelajaran Aktif Inovatif kreatif Efektif dan
Menyenangkan”, Pekanbaru: Zanaf
Hisyam, Zaini, 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguran Tinggi.
Yogyakarta: PT.CTSD.
Irnaryanti. 2011. “Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Melalui Strategi Pembelajaran Card Sort Di
SDN 021 Sawah Airtiris Kecamatan Kampar Utara” diakses pada
https://repository.uin-suska.ac.id/100/1/2011_2011212.pdf pada 3 April
2023 pukul 19.52 WIB

1
Ismail SM,. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.
Semarang: RaSAIL Media Group.
Keputusan Menteri Agama No 165 Tahun 2014, Pedoman Kurikulum madrasah
2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab,
Jakarta : Depag.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu
Mudah. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT.Remaja


Rosdakarya. Bandung.
Paizaluddin and Ermalinda. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008.
Ramayulis. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Kalam Mulia.
Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. ALFABETA. Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Dikti
Depdikbud. Yogyakarta.

2
3

Anda mungkin juga menyukai