Anda di halaman 1dari 89

PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

DALAM PELAKSANAAN TATA TERTIP SISWA SMP N TIGA


TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyratan dalam memperoleh gelar sarjana


Pendidikan ( S.Pd ) pada program studi pendidikan agama islam ( PAI )
Sekolah tinggi agama islam (STAI ) AL –Azhar
pekanbaru

HASANAH
NIMKO: 1205. 15. 3967

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL –AZHAR PEKANBARU
2019M / 1440 H
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

‘’Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri Tiga

Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu’’ yang ditulis oleh

Hasanah – nimko 1205 – 15- 3967 dapat diterima dan disetujui untuk

dimunaqasyahkan panitia ujian sarjana strata satu ( S-1) sekolah tinggi agama

islam ( STAI) al – azhar pekanbaru dalam rangka sebagian dari persyaratan yang

telah ditetapkan.

Pekanbaru, Juli 2019


Menyetujui,
Pembimbing

Drs. H. M. Husni Thamrin MA.M.Si.


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengawasan kepala sekolah

terhadap kinerja guru di smp negeri tiga tambusai desa talikumain kecamatan

tambusai kabupaten rokan hulu. Populasi penelitian ini adalah guru yang mengajar

di smp negri tiga tambusai. Oleh sebab itu jumlah opulasi tersebut sedikitmaka

penelitian tidak menggunakan sampel, tetapi menggunakan total populasi. Untuk

mengumpulkan data tentang pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru di

smp negri tiga tambusai penulis menggunaka tehnik pengumpulan data berupa

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tehnik analisa data yang penulis

lakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan

persentase, data yang terkumpul dapat dikualifikasikan kedalam kedua kelompok

data yang bersifat kualitatif yaitu data yang digambarkan dalam kata – kata atau

kalimat dan data yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berwujud angka – angka

yang berbentuk persentase. Berdasarkan penelitian penulis, dapat disimpilkan

bahwa keterampilan guru smp negri tiga tambusai ‘’baik’’ dengan angka 86.00%.
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ i


ABSTRAK ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Alasan Memilih Judul ............................................................. 6
C. Penegasan Istilah ...................................................................... 7
D. Permasalahan………................................................................ 8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 8
F. Sitematika Penulisan ................................................................. 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................. 10
A. Konsep Toritis .................................................................... 10
B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 53
C. Konsep Operasional ................................................................. 64
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 66
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian .................................................. 66
B. Subjek Dan Objek Penelitian ................................................... 66
C. Populasi Dan Sampel ............................................................... 68
D. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................... 68
E Tehnik Analisa Data................................................................. 68
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN ............................................ 88
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ......................................... 88
B. Penyajian Data … .................................................................... 91
C. Analisa Data ............................................................................. .. 91
Bab V PENUTUP………………… ............................................................ 109
A. Kesimpulan……. ..................................................................... 109
B. Saran-Saran ........................................................................ 110
DAFTAR KEPUSTAKAN ………………………. ................................... 111
LAMPIRAN ……………………………………. .......................................... 113
KATA PENGANTAR

Alhamdulilllahirobbilalamin, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala

yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, shalawat serta salam semoga

selalu mencurahkan kepada pemimpin mulia, manusia yang paling baik ahlaknya

yaitu Nabi Muhammad Sallahllah ‘Alaihi Wasallam, kepada keluarganya, para

sahabat serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amin

Dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta’ Ala serta karunia-Nya, peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan berjudul ‘’ Pengawasan Kepala Sekolah

Terhadap Kinerja Guru Smp Negri Tiga Tambusai Kecamatan Tambusai

Kabupaten Rokan Hulu’’ untuk melengkapi sebagian syarat memperoleh gelar

Sarjana Srata Satu ( S1 ) Pendidikan Agama Islam Disekolah Tinggi Agama Islam

Al- Azhar Yayasan Masmur Pekanbaru.

Penelitian dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak menerima

bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini peneliti mengucap terimaksaih kepada :

1. Yang terhormat ibu Dr. H. Maimanah Umar, MA selaku Ketua

Sekolah Tinggi Agama Islam Al – Azhar Yayasan Masmur

Pekanbaru.

2. Yang terhormat bapak balo siregar, M. Pd.I selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Agama Islam STAI Al – Azhar Yayasan Masmur

Pekanbaru.
3. Yang terhormat Bapak / Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Agama

Islam STAI AL – AZHAR Yayasan Masmur yang telah membekali

berbagai ilmu kepada peneliti sehingga dapat dimanfaatkan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Keluargaku tercinta : ayahanda Khoirul Basri. Ibunda karimah dan

saudara – saudaraku tersayang : arini, rostina, sari wahyu, anggun

kumala putri atas doa , pengertian dorongan dan pengorbanan yang

diberikan kepada penulis.

5. Rekan – rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam

STAI AL – AZHAR yang telah memberi motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini .

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan , oleh karena itu sangat harapkan saran dan kritik yang

membengun dari semua pihak. Semoga Allah Azza Wa Jalla selalu

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua . akhir kata penulis

mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

yang membutuhkan. Amiin ya rabbal alamiin.

Pekanbaru, Juli 2019

Penulis

Hasanah
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar personil sekolah sampai dengan sekarang ....................... 44

Tabel 2. Daftar tenaga pengajar SMP Negeri 3 tambusai ......................... 46

Tabel 3. Hasil rekapitulasi siswa / siswi SMP Negeri 3 tambusai tanun


pelajaran 2018-2019 ..................................................................... 49

Tabel 4. Data sarana dan prasarana SMP Negeri 3 tambusai ............... 51

Tabel 5. Kepala sekolah mengontrol beberapa kelas pada saat proses belajar
Mengajar berlangsung ................................................................... 53

Tabel 6. Kepala sekolah memperhatikan jalannya tugas piket sekolah khusus


diruang piket .............................................................................. 55

Tabel 7. Kepala sekolah memeriksa cacatan tentang siswa diruang piket ..56

Tabel 8. Kepala sekolah melakukan rapat / musyawarah dengan majelis guru


dalam menetapkan jenis hukuman terhadap siswa ................ 58

Tabel 9. Kepala sekolah memintak guru lebih awal memasuki ruang kelas
ketika jam pelajaran dimulai ................................................. 60

Tabel 10. Kepala sekolah melarang guru keluar kelas sebelum jam pelajaran
berakhir ..................................................................................... 62

Tabel 11. Kepala sekolah memintak guru agar memberi teguran kepada
siswa yang telah melanggar tata tertib .................................... 64

Tabel 12. Kepala sekolah memberi teguran kepada guru yang terlambat
datang ke sekolah ...................................................................... 66
Tabel 13. kepala sekolah memberi teguran atau hukuman kepada guru yang
tidak disiplin melaksanakan tugas piket sekolah .............................67

Tabel 14. Kepala sekolah memeriksa cacatan pribadi guru mengenai tingkah
laku siswa .............................................................................................70

Tabel 15. Tepala sekolah menghargai setiap masukan dan saran dari para
guru .................................................................................................. 71

Tabel 16. Kepala sekolah mengutuskan / mengikuti sertakan beberapa


orangguru untuk mengikuti pelatihan seminar khususnya yang
berkaitandengan tata tertib siswa. .............................................. 72
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pada dasarnya rencana dan pelaksanaaan merupakan atau kesatuan

tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan diperlukan untuk

melihat sejauh mana hasil tercapai. Menurut murdick pengawasan proses

dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimana rumit dan luasnya

suatu organisasi.1 Pengawasan dapat diartikan sebagai sesuatu kegiatan untuk

mengetahui realisasi perilaku personil dalam organisasi pendidikan apakah

tingkat penvapaian tujuan pendidikan sesuai dengan yang dihendaki,

kemudian dari hasil pengawasan tersebut apakah dilakukan perbaikan.

Pengawasan meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan dengan sesuai

dengan rencana yang dibuat, intruksi – intruksi yang dikeluarkan , dan prinsip

yang ditetapkan. Adapun prinsip – prinsip pengawasan adalah:

1. Strategi menentukan keberhasilan dengan mengukur perbuatan .

2. Membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan

menetapkan perbedaan – perbedaan jika ada yang terjadi umpan

balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan.

3. Responsif terhadap perubahan – perubahan kondisi dan

lingkungan.

1
Nanang fatah, landasan manajemen pendidikan, PT. Ramaja Rosdakarya, Bandung, 2008. Hlm.
101
4. Cocok dengan organisasi pendidikan dengan memperhatikan

hakikat manusia dalam mengontrol para personil pendidikan.

5. Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan.2

Kepala sekolah menentukan masa depan sekolah. Mulyasa

mengatakan, kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh

kepala sekolah. Karena mereka merupakanpengendalian dan penentu arah

yang hendak ditempuh sekolah menuju tujuan. Studi keberhasilan menunjuk

bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentu titik pusat dan irama

suatu sekolah. 3Dalam mencapai tujuan pendidikan guru jugak mempunyai

peranan yang sangat besar dalam meningkatkan mutu pendidikan serta

menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan itu sendiri. Disamping

proses belajar mengajar, guru jugak mempunyai tugas yang sangat penting

untuk mendorong, memberi fasilitas belajar bagi murid – murid serta

mengawasi siswa terhadap tata tertip yang telah ditentukan oleh lembaga

pendidikan, guna mencapai tujuan yang telah direncanakan, Pendidikan tidak

akan terlaksana dengan baik apa bila unsur – unsur pendukung , diantara

guru dan siswa, tidak menjalankan tugas dan fungsi mereka dengan baik

agar ia dapat membantu sepenuhnya usaha pendewasaan anak didik dalam

mencapai tujuan sekolah dan tujuan pendidikan.

Guru diharapkan melakanakan tugas mulia untuk mendidik generasi

muda. Artinya, guru merupakan ujung tombak pendidikan secara langsung

2
Syaipul sagala, administrasi pendidikan kontenporer, Alfabet, Bandung, 2009. Hlm. 59
3
Mujamil qomar, manajemen pendidikan islam, Erlangga, Malang, 2007. Hlm 286-287
berintekrasi dengan anak didik, karena itu sesungguhnya guru adalah penentu

masa depan. Disisi lain guru dihadapkan dengan luapan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tetapi dengan dukungan fasilitas yang minimal

serta iklim kerja yang tidak menyenangkan. Oleh kerena itu kemampuan yang

dimiliki oleh guru lebih dulu dipelajari secara tekun dierguruan tinggi,

kemudian ada pengakuan legalitas kedudukan guru, baik dari masyarakat

maupun pemerintah.4

Guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada murid –

murid didepan kelas. Akan tetapi ida merupakan tenaga profesional yang

dapat menjadikan murid – muridnya mampu merencanakan, menganalisis dan

menyimpulkan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, seorang guru

hendak bercita – cita tinggi, berpendidikan luas , berkebadian kuat dan tegar

serta perkemanusiaan yang mendalam.5

Pada lembaga pendidikan tentu kepala sekolah mempunyai peranan

yang sangat berpengaruh dilingkungan menjadi tanggung jawabnya. Tugas

kepala sekolah selaku pemimpin ialah membantu para guru mengembangkan

kesanggupan – sanggupan mereka secara maksimal dan menciptakan suasana

hidup sekolah yang sehat yang mendorong guru – guru, pegawai – pegawai

tata usaha , murid – murid dan para orang tua murid untuk mempersatukan

kehendak, pikiran tindakan dalam kegiatan – kegiatan kerja sama yang efektif

4
Syaiful segala, Op. Cit, hlm. 191
5
Syafrudi nurdi, basyirudin usman, guru profesional dan implementasi kurikulum, ciputat pers,
jakarta, 2002. Hlm. 8
6
bagi tercapainya tujaun sekolah. dalam sekolah yang sangat bagus kita

dapat menjumpai kepala sekolah yang agresif, profesional dan dinamis, tekun

menyediakan program – program pendidikan yang dianggap penting. Kepala

sekolah lah yang membuat perbedaan antara sekolah bagus dan sekolah

biasa- biasa saja.

Pada kenyataanya, ada sebagian besar kepala sekolah yang kurang

efektif melakukan tugas – tugas harian mereka, menyakinkan bahwa setiap

kelas ada gurunya dan setiap guru penganti mengelola kelas dengan baik.

Sepanjang hari mereka memonitor jalannya pekerjaan, menjadwal,

mengorganisi dan mengalokasikan sumber – sumber dan mengenai masalah

keselamatan dan ketertiban. Blumberg berpendapat bahwa kinerja kepala

sekolah adalah sebagai aktifitas yang ditujukan untuk :

1. Menjaga agar segala sesuatu berjalan dengan aman.

2. Menangani atau menghindari konflik.

3. Menyembuhkan luka spikologis.

4. Mengawasi kerja orang lain ( tenaga pendidik / guru dan tenaga

kependidikan dan peserta didik )

5. Menerapkan ide – ide pendidikan.7

Tugas kewajiban kepala sekolah , disamping mengatur jalannya

sekolah, juga harus dapat bekerja sama dan berhubungan erat dengan

6
Ngalim purwanti, administrasi supevisi pendidikan, PT. Remaja rosdakarya, bandung, 2009.
Hlm. 73-74
7
Salfen hasri, sekolah efektif dan guru efektif, aditya media, yogyakarta, 2009. Hlm. 17-19
masyarakat, ia kewajiban membengkitkan semangat staf guru- guru dan

pegawai sekolah untuk bekerja lebih baik, membangun kekeluargaan,

kekompakan dan persatuan antar guru – guru, pegawai dan murid –

muridnya.8Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah mempunyai wewenang

untuk menyususn tahapan tahapan dan memberdayakan guru- guru yang

memiliki dedikasi untuk menerapkan agenda sekolah. Kepala sekolah jugak

menciptakan iklim , menyusun tujuan-tujuan lingkup sekolah, menyediakan

inservice training dalam rangka menefektifkan keterampilan mengajar guru,

membantu merencanakan dan menerapkan program baru, memonitor (

mengawasi ) hasil agar tercapai tujuan – tujuan pertumbuhan yang

berkelanjutan.9

Oleh karena itu kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya

dalam praktek sehari – hari selalu berusaha memperhatikan dan

mempraktekkan fungsi kepimpinan dalam kehidupan sekolah.

1. Dalam kehidupan sehari – hari kepala sekolah akan dihadapkan sikap

guru, staf dan para siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan,

kepentingan serta tingkat sosial budaya yang berbeda sehingga tidak

mustahil terjadi konflik antar individu bahkan antar kelompok.

2. Sugesti atau sasaran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam

melaksanakan tugas, para guru dan staf siswa hendakanya selalu

mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah sehingga dengan

8
Ngalim purwanto, OP. Cit. Hlm. 75
9
Salfen hasri, Op. Cit. Hlm. 20
sasaran tersebut selalu dapat memilihara bahkan meningkatkan

semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan

tugas masing – masing ( sugesting )

3. Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan ,

dana, sarana dan sebaginya. Demikian pulak sekolah suatu organisasi

dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan memerlukan

berbagai dukungan. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk

memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para

guru, staf dan siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkan

suasana yang mendukung . tanpa adanya dukungan dari kepala sekolah

, sumberdaya manusia yang ada tidak mungkin melaksanakan tugas

dengan baik.

4. Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu

menimbulkan dan mengerakkan semangat para guru, staf dan siswa

dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

5. Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan oleh setiap orang baik

individu maupun kelompok. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah

pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman didalam lingkungan

sekolah, sehingga para guru, staf dan siswa melaksanakan tugasnya

merasa aman, bebas dari perasaan gelisah , kekwatiran, serta memperoleh

jaminan keamanan dari kepala sekolah.

6. Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik baik secara pribadi

maupun kelompok, apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi .


untuk itu kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apapun

yang dihasilkan oleh para mereka yang menjadi tanggung jawabnya.10

Dalam pelaksaaan tata tertib siswa, guru dituntut untuk mematuhi tata

tertip sekolah untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru terhadap

siswa. Apabila guru tidak melaksanakannya tugas tersebut, maka guru akan

diberi sanksi oleh kepala sekolah yang bersifat teguran. Guru diberikan

arahan oleh kepala sekolah , jika guru tidak melaksanakan tugasnya, maka

kepala sekolah bertindak untuk memberi skor untuk tidak mengajar selama

satu minggu.

SMP N 3 TAMBUSAI merupakan sekolah yang terletak ditengah -

tengah keramaian dan memiliki jumlah siswa/i yang cukup banyak . sehingga

perlu mendapatkan pengawasan serius dari kepala sekolah terhadap kinerja

guru dalam pelaksanaan tata tertip siswa . karena kepala sekolah merupakan

orang yang memiliki tanggung jawab , tugas, fungsi dan wewenang untuk

melakukan pengawasan terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertip

siswa serta mengatur jalan kegiatan yang ada pada suatu lembaga

pendidikan ( sekolah / madrasah ). Selama melasanakan program pengalaman

lapangan ( PPL ) di SMP N 3 TAMBUSAI, secara dan menemukan adanya

beberapa gejala- gejala antara lain sebagai berikut:

1. Kepala sekolah kurang memperhatikan adanya kesalahan-kesalahan

yang terjadi pada para guru dalam mendisiplinkan tingkah laku siswa.

10
Wahjosumitjo, keppimpinan kepala sekolah, PT. RajaGrafindo persada, jakarta, 2005. Hlm. 107-
109
2. Kepala sekolah jarang memberikan teguran atau sanksi kepada para

guru yang tidak disiplin dalam melaksanakan tugas , fungsi dan

perannya sebagai pendidik.

3. Kepala sekolah kurang memperhatikan cara guru menumbuhkan sikap

disiplin siswa terhadap tata tertib yang berlaku.

4. Kepala sekolah kurang memberi kan bimbingan kepada guru-guru

dalam melakukan pembinan terhadap tingkah laku siswa.

5. Masih adanya beberapa guru yang tidak perduli dengan tinggkah

laku siswa.

6. Masih adanya guru yang lalai dengan tugas, fungsi dan perannya,

khususnya dalam pelaksanaan terhadap tingkah laku siswa.

Berdasarkan gejala-gejala yang ada, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul : ‘’ pengawasan kepala sekolah terhadap

kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa sekolah menengah SMP

Negri 3 tambusai’’.

B. ALASAN MEMILIH JUDUL

Penulis tertarik untuk memilih judul penelitian diatas antara lain

adalah sebagai berikut :

1. Lokasinya terjangkau oleh peneliti.

2. Setau peneliti judul tersebut belum pernah diteliti di SMP N 3

TAMBUSAI .
3. Penulis merasa mampu untuk meneliti judul ini di SMP N 3

TAMBUSAI secara moral dan materi dan untuk berkembangnya

pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP N 3

TAMBUSAI.

C. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman pada penulis ini, maka penulis

menjelaskan istilah yang digunakan dalam judul ini antara lain :

1. Pengawasan

11
Pengawasan adalah penilikan atau penjagaan. selain itu

pengawasan adalah usaha pimpinan untuk mngetahui semua hal

yang menyangkut pelaksanaan kerja, khusus untuk mengetahui

kelancaran kerja para pegawai dalam melakukan tugas mencapai


12
tujuan. pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar

pelaksanaan pekerjaan atau hasil kerja sesuai dengan rencana ,

perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan lainya yang telah

ditetapkan. 13

11
Hoetomo, kamus lengkap bahasa indonesia, Mitra Pelajar, surabaya, 2005. Hlm. 69
12
Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, manajemen pendidikan, Adia Media, yogyakarta, 2008. Hlm.
13
13
Daryanto, administrasi pendidikan, Rineka Cipta, jakarta, 2010. Hlm. 83
2. Kepala sekolah

Kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik

pusat dan irama suatu sekolah. 14 Kepala sekolah pada hakikatnya

adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa. 15

3. Kinerja guru

Kinerja adalah sesuatu yang inginn dicapai , prestasi yang


16
diperlihatkan dan kemampuan kerja. Guru adalah setiap orang

yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan


17
pengajaran pada lembaga pendidikan formal. selain itu guru

adalah salah satu kompnen manusiawi dalam proses belajar

mengajar. berperan dalam usaha pembentukan sumber daya

manusia yang berpotensial dibidang pembangunan. Oleh karena

itu guru yang merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan

harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukan sebagai

tenaga profesional. Sesuai dengan tuntutan masyarakat yang

semakin berkembang. Dalam rangka ini kinerja seorang guru tidak

haya semata-mata sebagai ‘’ pengajar’’ yang melakukan tranfer of

knowledge, tetapi jugak sebagai ‘’pendidik’’ yang melakukan

tranfer of valuas dan sekaligus sebagai ‘’ pembimbing’’ yang

memberikan pengarahan dan penuntut siswa dalam belajar.

14
Mujamil Qomat, Manajemen Pendidikan islam , Erlangga, Malang. 2007. Hlm. 287
15
Wahjosumidjo,op, Cit. Hlm. 108
16
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT. Balai Pustaka,
jakarta. 1997. Hlm. 157
17
Daryanto. Op. Cit. Hlm. 157
4. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan,

rancangan, keputusan, dsd.18

5. Tata tertib

Tata tertib adalah peraturan – peraturan yang harus ditaati

atau dilaksana atau disiplin.

6. Siswa

Siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum undang

– undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem endidikan nasional

adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,

jenjang, dan jenis pendidikan tentunya.

Siswa atau peserta didik adalah orang yang mempunyai

pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita – cita dan

harapan masa depan. Oemar hamalik mendefinisikan bahwa siswa

( peserta didik ) sebagai sesuatu komponen masukan dalam sistem

pendidikan , yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan ,

sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional.

18
Sardiman, interaksi dan motiasi belajar mengajar, PT. RajaGrafindo Persada, jakarta,
2004. Hlm. 125
Dari pengertian pengertian diatas , bisa dikatakan bahwa

peserta didik adalah orang / individu yang mendapatkan pelayanan

pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar

tumbuh dan berkembang dengan baik serta dengan kepuasan

dalam menerima pelajaran yang diberi oleh pendidiknya.

7. Tata tertib siswa

Tata tertib siswa adalah suatu peraturan untuk mengatur

sikap anak – anak disalam suatu sekolah.

D. Permasalahan

1. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang dan gejala – gejala yang ada, bahwa

yang menjadi pokok peralan kajian ini adalah pengawasan kepala

sekolah terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan atau tata tertib

siswa, maka dapat diidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai

berikut :

a. Pengawasan kepala sekolah terhadap guru dalam pelaksanaan

atau tata tertib siswa belum terlaksana dengan baik dan

maksimal.

b. Masih ada sebagian besar guru yang menganggab bahwa

ketertiban siswa tidak begitu penting.


c. Kepala sekolah kurang mengontrol kinerja guru dalam

pelaksaan tata tertip siswa, khususnya diluar jam pelajaran.

d. Faktor – faktor yang memepngaruhi pengawasan kepala

sekolah terhadap kinerja guru dalam pelaksanan tata tertib

siswa.

2. Batasan masalah

Mengingat adanya beberapa maslah pada penelitian ini, maka

penulis membatasi permasalahan dengan meneliti tentang pengawas

kepala sekolah terhadab kinerja guru dalam elaksananaan tata tertib

siswa disekolah menengan (SMP ) NEGERI 3 TAMBUSAI.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian, maka penulis membuat

perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

a. Bagaimana pengawasan kepala sekolah terhadab kinerja guru

dalam pelaksanaan tata tertib siswa di SMP N 3 Tambusai.

b. Apa faktor – faktor yang meme[engaruhi kepala sekolah

terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa di

SMP N 3 Tambusai.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengawasan kepala sekolah terhadap

kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa di SMP N 3

TAMBUSAI.

b. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi

pengawas kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam

pelaksanaan tata tertib siswa di SMP N 3 TAMBUSAI.

2. Kegunaan penelitian

Adapun hasil penelitian ini, diharapkan berguna untuk :

a. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi kepala sekolah,

bahwa perlu melakukan pengawasan secara terus – menerus

agar hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal,

khususnya dalam pelaksanaan tata tertib siswa.

b. Untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan cakrawala

berfikir bagi penulis dalam bidang pengawasan kepla sekolah,

khususnya pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru

dalam pelaksanaan tata tertib sekolah.


c. Untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program strata

satu ( S1 ) pada program studi kependidikan islam, konsentrasi

manajemen pendidikan islam / administrasi pendidikan , fakultas

al-azhar dari keguruan sekolah tinggi agama islam ( STAI )

AL- AZHAR PEKANBARU.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Teoritis

1. Pengawasan ( Supervisi ) Kepala Sekolah

a. Pengertian pengawasan supervisi

Disiplin aktivitas, besar atau kecilnya, yang tercapai

tergantung kepada beberapa, diperlu adanya kordinasi didalam

segala gerak langkah. Untuk mengkordinasikan segala gerak

langkah tersebut, pimpinan sekolah harus berusaha mengetahui

keseluruhan situasi disekolahnya dalam segala bidang. Usaha

pimpinan dan guru – guru untuk mengetahui situasi lingkungan

sekolah dan segala kegiatannya disebut supervisi atau

pengawasan sekolah.19

Pengawasan ( supervisi ) merupakan aktivitas yang harus

dilakukan oleh seorang pemimpin / supervisor berkaitan dengan

peran kepimpinan yang diemban dalam rangka menjaga

kualitas produk yang dihasilkan lembaga.20

Pengawas ialah fungsi atministrasi yang mana setiap

adminisstrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai

dengan yang dihendaki . hadari nawawi menegaskan bahwa

pengawasan dalam administrasi berarti kegiatan mengukur

19
Daryanto , op. Cit. Hlm. 169
20
Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, op, cit, hlm, 370
tingkat efesiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam

usaha mencapai tujuan . kemudian johnson mengemukakan

bahwa pengawasan ialah sebagai fungsi sistem yang

melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar

penyimpangan – penyimpangan tujuan sistem hanya batas –

batas yang dapat ditoleransi. Artinya pengawas sebagai kendali

perporman petugas, proses , dan output sesuai dengan rencana,

kalaupun ada penyimpangan hal itu diusahakan agar tidak

lebih dari batas yang dapat ditoleransi.

Karena itu, pengawas dapat diartikan sebagai slah satu

kegiatan untuk mengetahui realisasi perilaku personil dalam

organisasi pendidikan dan apakah tingkat pencapaiann

pendidikan sesuai dengan yang dihendaki , kemudian dari hasil

pengawasan tersebut apakah dilakukan perbaikan.21 Dengan

kata lain, pengawasan adalah kegiatan untuk mengumpulkan

data tentang penyelenggaraan suatu kerja sama antara guru,

kepala sekolah, konselor, supervisor, dan petugas sekolah lainya

dalam instutut satuan pendidikan.22

Menurut sodang P. Siagian bahwa pengawasan

sesunggunya merupakan proses pengamatan atau pemantauan

terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar

21
Syaiful Sagala, OP, Cit, hlm. 59
22
Ibid, hlm. 60
semua pekerjaan yang tengah dilakukan berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan sebelumnya.23

b. Kepala sekolah sebagai pengawas (Supervisor )

Kepala sekolah sebagai pengawas ( supervisor ) artinya

kepala sekolah berfungsi sebagai pengawas dan pemberi

contoh kepada para guru dan kariawanya disekolah. Salah satu

hal yang terpenting bagi kepala sekolah sebagai pengawas (

supervisor ) adalah memahami tugas dan kedudukan karyawan

atau staf disekolah yang dipimpinnya,. Dengan demikian,

kepala sekolah bukan hanya mengawasi kariawan dan guru

yang sedang melaksanakan kegiatan, tetapi ia membekali diri

dengan pengetahuan dan pemahaman dengan tugas dan

fungsinya stafnya, agar pengawasan berjalan dengan baik dan

tidak membingungkan.

Dalam menjalan fungsinya sebagai pengawas (

supervisor ), kepala sekolah harus mampu menguasai tugasnya

dan melaksanakan tugasnya dengan baik , ia bertanggung jawab

dengan seluruh kegiatan sekolah, mengatur proses belajar

mengajar . mengar=tur dengan hal – hal yang menyangkut

dengan kesiswaan , personalia, sarana dan prasarana yang

23
Nizar Ali, Ibi Syatibi , manajemen pendidikan islam, pustaka istafan, Yogyakarta, 2009. Hlm.
96
dibutuhkan dalam pelajaran, ketatausahaan, keuangan serta

mengatur hubungan dengan masyarakat.

Sebagai pengawas ( supervisor ) kepala sekolah

berkewajiban melakukan pengorganisasian seluruh kegiatan

sekolah dan administrasi sekolah dengan menghubungkan

dengan personal organisasi dengan tugas yang dilakukan

sehingga terjalin kesatuan, keselarasan, dan menghasilkan

kebijakan dan keputusan yang tepat.Kegiatan pengawas

terhadap guru – guru dan pegawai sekolah mencakub

penelitian, penentu berbagai kebijakan yang diperlukan,

pemberian jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi oleh

seluruh pegawainya. Sebagai pengawas ( supervisor ) , kepala

sekolah melakukan langkah – langkah konkret , sebagai berikut :

1. Menyusun rencana dan kebijakan bersama.

2. Melibatkan partipatif seluruh guru dan staf sekolah.

3. Membantu dan mendorong agar semua bawahan dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapi.

4. Memberi contoh yang patut ditiru oleh bawahannya.

5. Melakukan pengambilan keputusan atas dasar musyawarah

mufakat dengan seluruh bawahan.

6. Memerhatikan program kerja dan pelaksanaaan program

kerja sesuai dengan kecakapan bawahan.


7. Meningkatkan kreatifitas dan idealisme bawahannya guna

kemajuan bersama.

8. Memberi bantuan moral dan materiil demi kemajuan guru

dan seluruh karyawannya.

Kepala sekolah harus memiliki pengetahuan dan

kecakapan yang tinggi sesuai dengan bidang tanggung

jawabnya dalam sekolah tersebut. Dengan demikian, dia dapat

menjalankan perannya sebagai pimpinan organisasi yang baik.

kepala sekolah jugak harus memiliki ide – ide kratif yang

dapat meningkatkan perkembangan sekolah. Dengan bantuan

para guru , ia dapat, menerapkan ide tersebut untuk diterapkan

pada sekolah. Bila dicapai kesepakatan antara kepala sekolah

dan guru, ide tersebut dapat direalisasikan.24

c. Urgensi pengawasan

Pengawasan itu perlu dilakukan agar berjalannya

pelaksanaan kerja dapat diketahui tingkat penyampaianya ke

tujuan dan agar tidak terjadi penyimpangan, atau sudah terjadi

dan tidak berlarut – larut.25 Menurut Muljani A. Nurhadi

pengawasan yang disebut sebagai kontrol bertujuan untuk

mengukur tingkat efektifitas kegiatan kerja yang sudah

24
Drs. Herabudin, Administrasi & supervisi pendidikan, CV. Pustaka setia, bandung, 2009. Hlm.
210-213
25
Suharsimi Arikunto, OP, Cit, hlm. 14
dilaksanakan dan tingkat efesiensi pengguna komponen, yang

jika hal ini dilaksanakan dalam pendidikan, melihat efiensi

pengguna komponen pendidikan dan jugak komponen lain

yang menyertai dalam proses pendidikan. Jelasnya kegiatan ini

dimaksutkan untuk mengetahui apakah strategi, metode dan

tehnik yang telah ditetapkan dalam perencanaan sudah cocok

dengan langkah pencapaian tujuan dan dengan resiko yang

sekecil – kecinya. 26

d. Cara mengadakan pengawasan

Yang diuraikan dengan cara – cara pengawasan ini

bukan semata – mata cara saja, tetapi jugak menyangkut hal –

hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengawasan. Hal –

hal yang dimaksud adalah :

1. Bahwa pekerjaan pengawasan tidak boleh dilakukan

sebagai pekerjaan semata – mata tetapi harus terbuka ,

terang – terangan.

2. Dilakukan terhadap semua bwahan, tidak pilih – pilih.

3. Harus objektif tidak disertai rasa sentiment pribadi.

4. Dilakukan bukan hanya sekedar pengeamatan melalui mata,

tetapi dengan indra – indra lainya.

5. Dilakukan dengan segala tempat dan setiap waktu.

26
Ibid
6. Menggunakan cacatan secermat mungkun agar data yang

terkumpul dapat lengkap , hal ini penting untuk menghindari

subjektif.27

e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan ( supervisi )

Menurut Ngalim purwanto ada beberapa faktor – faktor

yang pada umumnya dominan mempengaruhi perilaku seorang

pemimpin. Adapun faktor – faktor yang dimaksud adalah :

1. Keahlian dan pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin

untuk menjalankan kepimpinannya. Termasuk latar belakang

pendidikan dengan tugas – tugas kepimpinan yang menjadi

tanggung jawabnya.

2. Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu

melaksanakan tugas jabatanya.

3. Sifat kepribadian pemimpin, secara spikologis manusia itu

berbeda – beda sifa, watak dan kebribadiannya, ada yang

selalu dapat bersikap dan bertindak keras dan tegas, tetapi

ada juga yang lemah dan kurang berani.

4. Sifat – sifat kepribadian pengikut atau kelompok yang

dipimpinnya. Seseorang yang memimpin anak kecil,

berlainan perilakunya dengan orang yang memimpin orang

– orang dewasa.

27
Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, OP. Cit, hlm. 14
5. Sangsi – sangsi yang ada ditangan pemimpin, kekuatan yang

dimiliki atau yang ada dibelakang pemimpin menentukan

sikap dan tingkah lakunya.

Selanjutnya Ngalim Purwanto menyatakan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi berhasi atau tidaknya pengawasan (

supervisi ) atau cepat lambatnya pengawasan ( supervisi ) antara

lain :

1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada, apakah

sekolah itu dikota, dikota kecil, atau pelosok. Dilingkungan

masyarakat orang kaya atau dilingkungan orang –orang yang

tidak mampu, dilingkungan masyarakat yang intelek,

pedang, atau petani lain-lainya.

2. apakah sekolah itu komplek sekolah yang besar, banyak

jumlah guru dan muritnya, memiliki tanah yang luas atau

sebaliknya.

3. Kecakapan atau keahlian kepala sekolah itu sendiri,

diantara faktor-faktor yang lain, yang terahir ini adalah

yang penting, bagaimana baiknya dan kondisi yang

tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai

kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semua itu tidak

akan ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan

keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala

kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang


mendorong untuk selalu berusaha memperbaiki dan

menyempurnakannya.

Berbagai faktor yang menjadi penyebab sehingga

guru mengalami hambatan atau gangguan melaksanakan

tugas - tugasnya, baik yang bersifat eksternal maupun

internal, yang menyebab terganggunya pengawasan kepala

sekolah terhadap kinerja guru, antara lain :

1. Motivasi.

2. Pemahaman tugas pokok.

3. Niat

4. Tuntutan rumah tangga.

5. Iklim dan kultur sekolah.

6. Gaya kepimpinan sekolah.

7. Penerapa reward dan pinishment.

8. Mitos tentang guru dan lainya.

2. Kinerja Guru

a. Pengertian guru

Dalam keseluruhan proses pendidikan, khusus nya proses

pembelajaran disekolah dan dimadrasah, guru memegang peran

yang utama dan amat penting. Perilaku guru dalam proses

pendidikan dan belajar, akan memberi pengaruh dan corak kuat

bagi pembina perilaku dan kepribadian anak didiknya.


Oleh karena itu, perilaku guru hendaknya dapat

dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan


28
pengaruh baik kepada anak didiknya. Guru yang baik harus

mengembangkan pribadi anak didiknya sehingga menjadi pribadi

yang benar – benar paripurna. Dalam konteks islam, menjadi anak

didik berkepribadian saleh dan saleha yang dilandasi oleh nilai

luhur qur’ani.29 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasikan peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah ( undang – undang tentang guru dan dosen

bab 1 ketentuan umum pasal 1 )30

b. Peran guru dalam administrasi pendidikan

Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar –

mengajar dalam suatu lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah

merupakan subsistem pendidikan nasional dan disamping sekolah,

sistem pendidikan nasional itu jugak mempunyai komponen –

komponen lainya. Guru harus memahami apa yang terjadi

dilingkungan kerjanya.

28
Veithzal Rivai, Sylviana Murni, Education management, Rajawali pers, jakarta, 2009. Hlm. 821
29
Tohirin, spikologi pembelajaran pendidikan agama islam, Rajawali pers, jakarta, 2006, hlm.
164
30
Ibid. Hlm. 177
Disekolah guru berada dalam kegiatan administasi sekolah.

Sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan kelulusan

yang jumlah serta mutunya telah ditetapkan . dalam menetapkan

kebijakan dan pelaksanaan proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengkordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan

kurikulum , kesiswaan, sarana – prasarana, personalia sekolah

keuangan dan hubungan sekolah dan masyarakat, gur harus aktif

memberi sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya.

Adminiatrasi sekolah adalah pekerjaan yyang bersifat

kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasari dari kerja sama, dan

bukan sifat individual. Oleh karena itu semua personil sekolah

termasuk guru harus terlibat.

Didalam peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 1992,

pasal 20 disebut bahwa : ‘’ tenaga pendidikan yang ditugaskan

untuk bekerja sebgai pengelola satuan pendidikan dan pengawas

pada jenjang pendidikan dasar menengah dipilih dari kalangan

dari guru’’. Itu berarti selain perannya untuk mengsukses

kegiatan administrasi disekolah. Guru perlu secara sungguh –

sungguh menimba pengalaman dalam administrasi sekolah, jika

karir yang ditempuh nanti adalah jadi pengawas , kepala sekolah

atau pengelola satuan pendidikan yang lain.31

31
Soetjipto, raflis kosasi, Profesi keguruan, PT. Rineke Cipta, jakarta, 2009, hlm. 142-143
c. Peran guru dalam administrasi siswa

Keterlibatan guru dalam administrasi kesiswaan tidak

banyak keterlibatan dalam mengajar. Dalam administrasi

kesiswaan guru lebih banyak berperan secara tidak langsung.

Beberapa peran guru dalam administrasi kesiswaan di antaranya

adalah :

1. Dalam penerima siswa, guru dapat dilibatkan untuk ambil

bagian. Melaksanakan tugas – tugas teknis mulai dari

pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan

pelaksanaan tugas.

2. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar

para siswa cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah

barunya.

3. Untuk pengaturan kehadiran siswa dikelas, guru

mempunyai andil yang penting.

4. Guru diharapkan mampu mencatat / merekam kehadiran ini

meskipun sederhana akan tetapi harus baik.

5. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasa berpretasi tinggi,

guru jugak harus mampu menciptakan suasana yang

mendukung hal tersebut. Hal ini dapat mereka lakukan

misalnya dengan membuat grafik prestasi belajar siswa –

siswanya.
6. Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik,

peranan guru sangat penting karena guru dapat menjadi

model. Untuk membuat siswa mempunyai disiplin tinggi.

Maka guru harus mampu menjadi contoh atas panutan bagi

siswa – siswanya. Guru jugak mampu menegakkan disiplin

dan tidak merusaknya sendiri, disamping itu guru jugak

mampu mengambil keputusan secara bijaksana dan

konsisten untuk memberi ganjaran dan hukuman kepada

para siswa yang pantas mendapatkannya.32

d. Tanggung jawab guru

Adapun tanggung jawab guru antara lain adalah :

1) Guru harus menuntut murid – murud belajar Tanggung

jawab guru yang penting adalah ialah merencanakan

menuntut murid – murid melakukan kegiatan – kegiatan

belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan

yang diinginkan.

2) Turut serta membina kurikulum sekolah Sesungguhnya guru

merupakan key person yang paling mengetahui kebutuhan

kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan

murid. Karena itu sewajarnya apabila dia turut aktif dalam

pembinaan kurikulum disekolahnya.

32
Ibid . hlm. 168
3) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa ( kepribadian,

watak dan jasmani Memopakan pengetahuan kepada murid

kiranya bukan pekerjaan yang sulit. Tetapi membina siswa

agar menjadi manusia berwatak sudah pasti bukan

pekerjaan yang mudah. Mengembangkan watak dan

kepribadiannya, sehinga mereka memiliki kebiasaan, sikap,

cita – cita berpikir dan berbuat, berani dan bertanggung

jawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas dasar

nilai – nilai moral yang tinggi. Semua menjadi tanggung

jawab guru.

4) Memberi bimbingan kepada murid Bimbingan kepada

murid agar mereka mampu mengenal dirinya sendiri,

memecahkan masalah sendiri, mampu menghadapi

kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik,

sangat diperlukan. Mereka perlu bimbingan kearah

terciptanya hubungan pribadi yang baik dengan temannya

dimana perbuatan dan perkataan guru dapat menjadi

contoh yang hidup.33

5) Tanggung jawab meningkatnya peranan profesional gurum

Bertitik bolak dari tanggung jawab guru seperti telah

dikemukakan diatas maka demikian guru sangat perlu

meningkatkan peranan dan kemampuan profesionalnya.

33
Oemar Hamalik, profesi belajar mengajar, PT. Bumi Aksara, jakarta, 2008. Hlm.
127-129
Tanpa ada kecakapan yang maksimal yang dimiliki oleh

guru maka kiranya sulid bagi guru tersebut mengembang

dan melaksanakan tanggung jawab dengan cara sebaik -

baiknya. Peningkatan kemampuan itu meliputi kemampuan

untuk melaksanakan tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas – tugas didalam sekolah dan kemampuan yang

diperlukan untuk merealisasikann tanggung jawab diluar

sekolah.34

3. Tata tertib siswa

a. Pengertian dan fungsi

Tata tertib peraturan itu sama dengan kebutuhan akan

makanan dan perlindungan yang sangat diperlukan oleh manusia.

Bahkan binatang, misalnya kawanan ikan, segombrolan burung,

dan sekumpulan gajah dihutan rimba, mempertahankan hidup

secara bergelombolan atau kooperatif, dan mengikuti pola tata

tertib yang pasti, walau semua berlangsun atas dasar instingnya.

Tanpa pola tata tertib dan kooperatif mereka tidak mampu

bertahan hidup, dan tidak mampu mempertahankan keadaannya.35

Tata tertib siswa adalah sesuatu peraturan untuk

mengatru sikap anak –anak didalam satu sekolah. Ada aturan

tata tertib umum yang dikeluarkan oleh departemen pendidikan

34
Ibid. Hlm. 131-133
35
Kartini Kartono, pemimpin dan kepimpinan ,PT. RajaGrafindo persada, Jakarta, 2008. Hlm. 1
dan kebudayaan dan ada tertib khusus untuk suatu sekolah. Tata

tertib ini disusun dengan rapat guru. Dengan adanya tata tertib

diharapkan setiap siswa terbiasa mengikuti peraturan – peraturan.

Fungsi tata tertib bersifat ganda yaitu :

1) Untuk anak – anak itu sendiri agar secara individual

sikapnya baik.

2) Mengatur agar pergaulan sekolah itu teratur, tidk ada yang

berkelakuan dan bersifat semaunya sendiri sehingga tidak

ada kekacauan disekolah.36

b. Disiplin dan tata tertib

Poerbakawatja mengemukakan bahwa disiplin adalah

proses pengarahan, mengabdikan kehendak – kehendak langsung ,

dorongan – dorongan, keinginan dan kepentingan – kepentingan,

kepada suatu cita – cita tau tujuan tertentu utuk mencapai efek

yang lebih besar.37

Penelitian moedjiarto ( 1990) mengungkapkan bahwa

karakterristik tat tertib dan disiplin sekolah mempunyai

hubungan yang signitif dengan prestasi belajar. Pada dasarnya

tata tertib dan disiplin merupakan harapan yang dinyatakan

secara eksplisit yang mengandung peraturan tertulis menenai

perilaku peserta didik yang dapat diterima, prosedur disiplin,

36
Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, Op, Cit. Hlm. 61
37
Syaiful Sagala, Op, Cit, hlm. 173
dan sanksi – sanksinya. Witte dam walsh mengemukakan dua

dimensi penring dari disi[lin sekolah yaitu :

( 1) Persetujuan kepala sekolah dan guru terhadap kebijkan

disiplin sekolah.

( 2 ) Dukungan yang diberikan kepada guru dalam menegakkan

disiplin sekolah.

c. Pembinaan siswa

Seorang kepala sekolah, para guru dan tenaga fungsional

yang lain menyadari bahwa titik pusat tujuan sekolah adalah

menyediakan program pendidikan yang direncanakan untuk

memenuhi kebutuhan hal – hal yang berkaitan dengan

pendidikan, pribadi dan kebutuhhan masyarakat serta

kepentingan individu para siswa.

Para siswa merupaka klien utama yang harus dilayani,

oleh sebab itu para siswa harus dilibatkan secara aktif dan

tepat, tidak hanya didalam proses belajar mengajar, melainkan

jugak didalam kegiatan sekolah. Langkah tepat yang harus

diambil kepala sekolah dan para guru harus mengembangkan

pengertian yang lebih besar dari dan memahami isi hati para

siswa tersebut adalah kegitan – kegiatan diluar kurikuler atau

kegiatan ekstrakurikuler. Tanggung jawab legal kepala sekolah

dalam hal ini mengadakan pengendalian kehadiran para siswa


menerapkan disiplin, kebebasan mengemukakan pendapat dan

menghormati proses hak – hak seluruh siswa secara tepat.

Demikian pula sikap positif guru yang digambarkan oleh

Brookover cs. 1979 pada hakikatnya merupakan :

1. Suatu kepercayaan seluruh siswa mampu belajar .

2. Mendorong keberanian siswa untuk mengatasi tugas

akademik .

3. Memberi intensif dan penghargaan yang tepat.

4. Sikap positif para guru berati membuat para siswa untuk

bertanggung jawab.Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan

dalam rangka pembinaan siswa ini adalah :

1. Orientasi siswa baru.

2. Pengaturan kehadiran siswa beberpa alat yang dapat

digunakan untuk melakukan pencacatan kehadiran

siswa ini antaranya adalah :

a. Papan absen harian siswa.

b. Buku absen harian siswa.

c. Rekapitulasi absen siswa.

3. Pencatat siswa dikelas, dalam rangka pembinaan siswa

perlu jugak dilakukan pencatat dikelas . pencatat itu

dapat berupa :

a. Daftar siswa dikelas.

b. Grafik prestasi belajar.


c. Daftar kegiatan siswa.

4. Pembinaan disiplin siswa, disiplin merupakan suatu

keadaan dimana sikap, penampilan, dan tingkah laku

siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan

ketentuan – ketentuan yang berlaku disekolah / kelas

dimanapun mereka berada.

5. Mutasi dan promosi. Promosi atau kenaikan kelas

adalah perpindahan siswa dari suatu kelas kekelas

lainya yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan

tertentu. Sedangkan mutasi merupakan perpindahan

siswadari suatu sekolah kesekolah lainnya karena

alasan –alasan tertentu.38

B. Penelitian yang relevan

Setelah menemukan banyak penelitian, ada beberapa penelitian yang

berkaitan dengan penelitian penulis seperti :

1. Dedi Hendri Fitria 2009, meneliti tentang ‘’ pengawasan kepala

sekolah terhadap pelaksanaan program pengembangan diri di MTS

Nurul Islam bukit kemuning kecamatan tapung hulu kabupaten

kampar’’. Dari hasil penelitian, dikategorikan kurang oftimal, dengan

porsentase 53,3%.

38
Mulyasa, Op, cit. Hlm. 69-70
2. Rita Samela tahun 2005, meneliti tentang ‘’ pengawasa kepala

sekolah terhadap pelaksanaan tugas – tugas guru di SMU 7

Pekanbaru’’. Dari hasil penelitian dikategori baik, dengan porsentase

80%.Dari dua penelitian yang relevan diatas, dapat dilihat bahwa

penelitian tersebut ada kesamaannya dengan penelitian yang akan

penulis teliti yakni sma – sama mengenai pengawas kepala sekolah,

namun dalam hal ini peneliti lebih fokus penelitian tentang

pengawasan kepala sekolah ini yang berjudul ‘’ pengawasan kepala

sekolah terhadap kinerja guru dalam pelaksanaaan tata tertib siswa di

SMP N 3 TAMBUSAI’’.

C. Konsep Operasional

Konsep operasional adalah konsep yang digunakan untuk memberi

batasan terhadap kerangka teoritis, dan hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi

kesalahan pahaman dalam penelitian. Pengawas kepala sekolah terhadap

kinerja guru, dapat dilihat dari indikator sebgai berikut :

1. Kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap kinerja guru dalam

pelaksanaan tata tertib siswa. Seperti mengontrol beberapa kelas pada

saat proses belajar mengajar berlangsung, memperhatikan jalan tugas

piket sekolah, dan memeriksa cacatan tentang siswa diruang piket.

2. Kepala sekolah melakukan rapat dengan majlis guru dalam

pelaksanaan tata tertib siswa.


3. Kepala sekolah memberi bimbingan kepada para guru dalam

pelaksanaan tata tertib siswa.

4. Kepala sekolah memberi jalan keluar bagi permasalahan yang

dihadapi oleh para guru denga cara menasehati dan memberi masukan

kepada para guru dalam menghadapi / mendisiplin tingkah laku siswa.

5. Kepala sekolah memberu teguran atau hukuman kepada guru yang

tidak disiplin dalam melaksnakan tugasnya mendisiplin tingkah laku

siswa.

6. Kepala sekolah memeriksa cacatan harian guru tentang perilaku siswa.

Seperti absen kehadiran siswa disalam kelas dan cacatan pribadi

mengenai tingkah laku siswa.

7. Kepala sekolah memberi contoh yang baik kepada bawahannya ,

seperti menghargai masukan dan saran dari guru dan datang

kesekolah lebih awal.

8. Kepala sekolah mengutus / mengikuti serta guru dalam pelatihan /

penataran dan seminar dengan yang berhubung an dengan tata tertib

siswa.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan kepala

sekolah terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa di SMP N

3 TAMBUSAI , penulis fokuskan kepada faktor – faktor sebagai berikut :

1. Sikap guru terhadap kepala sekolah.

2. Kedisplinan kinerja guru.

3. Kebutuhan kepala sekolah untuk medelegasikan wewenang.


4. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.

5. Tingkatan dan jenis sekolah.

6. Pengetahuan dan pengalaman sekolah.

7. Latar belakang pendidikan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah seminar proposal, yaitu dari

bulan februari sampai dengan selesai. Adapun tempat penelitian ini

dilakukan adalah di SMP N 3 TAMBUSAI.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Berdasarkan judul yang ada, maka yang menjadi subjek pada

penelitian ini adalah kepala sekolah. Sedangkan yang menjadi objek

penelitian ini adalah pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru

dalam pelaksanaan tata tertib siswa di SMP N 3 TAMBUSAI.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh subjek penelitian39 . jadi populasi dalam

penelitian ini adalah 1 orang kepala sekolah dan 83 orang guru di SMP N

3 TAMBUSAI. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

ditelit40i. Mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu besar, maka

peneliti menggunakan metode sampel total ( total sampling ) yaitu

seluruh populasi menjasi anggota atau responden yang akan dijadikan

sampel. Hal ini sesuai denga pendapat Suharsimi Arikunto, apabila

39
Suharsimi Harikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan dan praktik, Rineka Cipta,
jakarta. 2006. Hlm. 130
40
Ibid. Hlm. 131
subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua , sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi.41

D. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis mengunakan tehnik pengumpulan

data antara lain sebagai berikut :

a. Observasi adalah sesuatu kegiatan yang penulis lakukan untuk

mengetahui gejala – gejala awal pada penelitian.

b. Angket adalah sejumlah pernyataan / pertanyaan yang penulis

tujukan kepada seluruh guru SMP N 3 TAMBUSAI yang berjumlah

20 orang guru, untuk mengetahui bagaimana pengawasan kepala

sekolah terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa

di SMP N 3 TAMBUSAI.

c. Wawancara adalah sejumlah pertanyaan yang penulis tujukan

kepada kepala sekolah untuk mengetahu faktor – faktor yang

mempengaruhi pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru

dalam pelaksanaan tata tertib siswa di SMP N 3 TAMBUSAI.

d. Dokumentasi adalah kegiatan yang penulis lakukan untu mendapat

data tertulis mengenai keadaan SMP N 3 TAMBUSAI.

E. Tehnik Analisa Data

Dalam tehnik analisa data, penulis menggunakan analisa deskriptif

kuanlitatif, yang dipertegas dengan presentase. Data yang diperoleh

melalui wawancara dapat dipaparkan dengan tehnik deskriptif, yaitu

41
Ibid
tehnik mengambarkan penomena yang diperoleh apa adanya, kemudian

diklarifikasikan dan digambar dengan kalimat. Sendangkan data yang

diperoleh melalui angket , akan dianalisis denga cara kuantitatif yang

dipertegas dengan presentase dengan menggunakan rumus:

keterangan :

p : presentase

F : frekuensi

N : jumlah

Data kuantitatif digambarkan dalam bentuk persentase, kemudia

presentase tersebut dirujuk kepada patokan yang ditetapkan yaitu :

a. 81% - 100% berarti pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja

guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa sangat baik.

b. 61% - 80% berati pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru

dalam pelaksanaan tata tertib siswa baik.

c. 41% - 60% berarti pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja

guru dalam tata tertib siswa cukup baik.

d. 21% - 40% berarti pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja

guru dalam tata tertib siswa kurang baik.42

e. 0%- 20% berati pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru

terhadap tata tertib siswa tidak baik.

Dengan demikian, jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif kuantitatif, yang dipertegas dengan presentase.

42
Riduwan, skala pengukuran variabel – varibel peneitian, Alfabeta, Bandung, 2010
Data yang digunakan adalah data kuantitatif yang merupakan data

primer ( data utama ) pada peneltian yaitu hasil kuensioner ( angket )

yang bisa dinyatakan dalam bentuk angka.


BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMP N 3 TAMBUSAI

SMP Negri 3 tambusai didirikan pada tanggal 14 April 2007.

Sedangkan pada tanggal 24 April 2008 barulah dapat izin operasional .

adapun pemilikan sekolah tersebut berstatus lembaga pendidikan SMP

Negri 3 tambusai desa talikumain, kecamatan tambusai kabupaten

rokan hulu . yang berada dinaungan status kepemilikan pemerintah

pusat. Di SMP tersebut menerima siswa yang berkebutuhan khusus

dilayani CI- Yaitu tuna grita.

Sejak berdirinya SMP tersebut sampai sekarang telah

mengalami banyak perubahan dan kemajuan yang sangat pesat. Baik

dari segi kualitas maupun kuantitas, tapi sangat disayangkan kalau

pendidikan agama di SMP tersebut masih banyak kurangnya, karena

disekolah tersebut masih kekurangan guru agama, sehingga sarana

dan prasarana keagamaan tidak memadai apalagi tempat praktek

sholat jenazah dan lain – lainya.

Jumlah siswa yang mendaftar setiap tahunya sudah semakin

berkurang karena telah didirinya sekolah baru, yang sudah siap

menerima siswa baru dan sekolah tersebut tidak jauh dari SMP

Negri 3 tambusai . sehingga tidak heran minat masyarakat untuk


menyekolahkan anaknya disekolah lain cukup tinggi. Tapi di SMP

Negri 3 tambusai masih banyak jugak yang mendaftar.

TABEL . 1

Personil kepala sekolah sampai sekarang

Sekarang

NAMA PERIODE

Drs. H.M Basri 2009 - 2009

Drs. Muslim 2009 - 2013

Salman Al-Faridi, A.Ag 2013 - Sekarang

2. Visi dan Misi SMP Negri 3 tambusai

Perkembangan dan tantangan masa depan seperti : globalisasi

yang sangat cepat , erainformasi , dan berubahnya kesadaran

masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah

untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SMP Negri 3

tambusai memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah

yang diinginkan dimasa datang yang diwujudkan dalam visi sekolah

tersebut .

VISI SMP NEGRI 3 tambusai‘’ berkualitas dalam mutu,

berpijak pada iman dan taqwa kepada Allah SWT’’Visi tersebut

diatas mencerminkan cita – cita sekolah yang berorientasi kedepan

dengan memperhatikan potensi kekinian , sesuai dengan norma dan

harapan masyarakat. Ntuk mewujudkannya, sekolah menentukan


langkah – langkah strategi dengan indikator pencapaian sebagai

berikut:

a. Unggul dalam pengamalan ajaran agama islam.

b. Unggul dalam nilai ujian nasional.

c. Unggul dalam SNMPTN.

d. Mampu menciptakan / materi lapangn pekerjaan jika tidak

kuliah.

e. Unggul dalam pelaksanaan disiplin.

f. Warga sekolah sejahtera.

Indikator pencampaian langkah –langkah diatas, direfleksikan

dalam kegiatan – kegiatan kinerja sekolah sengan mendorong

mengarahkan perilaku warga sekolah dengan rasa sadar menjadi

indikator pencapaian tersebut sebagai semangat yang menjadi ciri

khas komonitas sekolah sehingg visi sekolah dengan jangka waktu

tertentu dapat dicapai. Untuk memantapkan pencapaian visi tersebut

diatas, maka disusun langkah – langkah strategi yang dijabarkan

dalam misi sekolah yaitu :

MISI SMP NEGERI 3 TAMBUSAI

a. Disiplin dalam bekerja.

b. Mengoptimalkan proses belajar mengajar.

c. Dapat bekerja sama.

d. Pelayanan prima dan ingklusif.


e. Mewujudkan manajemen kekeluargaan.

Upaya yang dilakukan untuk mencapai misi tersebut

ditetapkan beberapa garis kebijakan yang lebih operasional antara

lain:

a. Meningkatkan kemampuan profesional guru – guru.

b. Melaksanakan KBM yang efektif sehingga potensi siswa

dapat berkembang secara optimal.

c. Pengamalan nilai – nilai ke-agamaan dalam kehidupan warga

sekolah.

d. Menata administrasi, meningkatkan disiplin guru, karyawan

dan siswa.

e. Memberi bimbingan khusus terhadap mata pelajaran agama

dan mata pelajaran yang menjadi ujian nasional.

f. Mengoptimalkan peran wali kelas dan guru BP dalam

pembimbingan terhadap siswa sehingga siswa menemukan

bakat dan kemampuan dirinya untuk berkembang.

g. Melengkapi dan memaksimalkan penggunan sarana / media

pembelajaran.

3. Keadaan Lingkungan Sekolah

SMP Negri 3 tambusai terletak didaerah kecamatan tambusai

jalan desa talikumain.Letak sekolah sangat strategis besebelahan,

hampir sepanjang jalan terdapat areal persekolahan dan pemukiman

penduduk.
4. Keadaan tenaga pengajar SMP Negri 3 tambusai

Tenaga pengajar dalam suatu sekolah yang lebih akrab

dikenal dengan guru. Seorang guru dalam keseluruhan proses

pendidikan, khususnya prosen pembelajaran disekolah dan madrasah

memiliki peran yang amat penting. Perilaku guru dalam proses

pendidikan dan belajar, akan memberi pengaruh dan corak yang kuat

bagi pembina perilaku dan kepribadian anak didiknya. Oleh karena

itu, perilaku guru hendaknya dapat dikembangkan sedemikian rupa

sehingga dapat memberi pengaruh baik kepada para anak didiknya.

Tenaga pengajar yang ada di SMP Negri 3 tambusai adalah berjumlah

20 orang diantaranya adalah

TABEL . 2

Keadaan tenaga pengajar SMP N 3 tambusai

Desa talikumain tahun ajaan 2018

NO NAMA JABATAN NIP

1 Salman Al-Faridi, S.Ag Kepala Sekolah 1976 1211 2007 0110 04

2 Rosmawati, S.Sos Waka Kepsek 1978 06192008012010

3 Ulil Amri, S.Pd.I Tata Usaha -

4 Hari Yanti, SE Bendahara 198102042007102000

5 Putri Stutik Tata Usaha -

6 Rosliana, A.md Pustaka -

7 Baidul Arifin, Amd Jaga Sekolah -

8 Purwanti, S.Pd Guru Mapel 198408192009032006


9 Setiawan S. Sitepu, S.Pd Guru Mapel 198307102009032004

10 Hermanto Lubis, S.Pd.I Kesiswaan/Guru 198306052008011013

11 Arinawaty, S.Hum Guru Mapel 197204232007012002

12 Salbiah, S.Pd Guru -

13 Herda, SE Guru -

14 Trealesi, S.Pd Guru -

15 Anis Sahni, S.Pd Guru -

16 Ema Rozalia, S.Pd Guru -

17 Rohikum, S.Pd Guru -

18 Anni Sukria, S.Pd Guru -

19 Asbir Rois, S.Pd Guru -

20 Nike Oktoviani, S.Pd Guru -

21 Darman, S.Pd Guru Bantu -

22 Lindawati, S.Pd Guru Bantu -

23 Yusnida, S.Sos Guru Tidak Tetap -

24 Desmafia, SE Guru Tidak Tetap -

25 Esra Marini, S.Pd Guru Tidak Tetap -

26 Diana Fitri, S.Sos Guru Tidak Tetap -

27 Zulfa, S.Ag Guru Tidak Tetap -

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahw guru yang mengajar

di SMP Negri 3 tambusai desa talikumain kecamatan tambusai

kabupaten rokan hulu tersebut adalah guru – guru yang tingkat


pendidikannya lebih baik dan mereka memiliki pengalaman serta

keahlian masing – masing status gur di SMP Negri 3 tambusai ada dua

status yaitu ada yang berstatus guru komite dan guru tetap SMP

Negri 3 tambusai berjumlah 20 orang.

5. Keadaan siswa SMP Negri 3 tambusai

Siswa merupakan suatu komponen bagi berlangsungnya

kegiatan pendidikan disekolah. Antara guru dan siswa, keduanya

merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lainya. Guru sebagai pendidik / pengajar sedangkan siswa sebagai anak

didik.

TABEL . 3

Keadaan siswa SMP Negri 3 tambusai

Desa talikumain ajaran 2018/2019

KELAS JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

LOKAL

VII 1 35 20 106

VIII 2 37 42 77

IX 3 34 17 10

JUMLAH 3 106 67 193

6. Kurikulum
Pendidikan nasioanl bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia ( masyarakat ) indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap allah

swt dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan rohani dan jasmani, kepribadian yang mantab

dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan ( UUD No. 2 pasal 4 tahun 1989 ) oleh karena itu SMP

Negri 3 tambusai menerapkan kurikulum yang mampu menunjang

tercapai ujuan penddikan nasional tersebut.

Secara rinci kurikulum yang diterapkan di SMP Negri 3

tambusai ada 2 yaitu, kurikulum 2013 dan KTSP. Yang pelajaran

kurikulum 2013 kelas 1 dan 2 sedangkan yang kelas 3 masih memakai

KTSP.

7. Sarana dan Prasarana

Keberadaan sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalm proses

pendidikan, sehingga masuk dalam komponen – komponen yang harus

dipenuhi dalam melaksanakan proses pendidikan. Tanpa sarana

pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat

serius , bahkan bisa menggagalkan pendidikan. Suatu kejadian yang

mesti dihindari oleh semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang

secara langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar , seperti

gedung , ruang kelas, meja, kursi dan sertamedia pengajaran. Adapun


prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, kebun, taman

sekolah dan jalan menuju sekolah. Selama melaksanakan program

pengalaman lapangan ( PPL ) hingga pada pelaksanaan penelitian di

SMP Negri 3 tambusai, penulis mendapat informasi bahwa sarana dan

prasarana yang ada di SMP Negri 3 tambusai adalah sebagai berikut :

TABEL . 4

data sarana dan prasarana SMP Negri tiga tambusai

tahun ajaran 2018 / 2019

SARANA DAN JUMLAH KETERANGAN

PRASARANA

Ruang Kepala Sekolah 1 Kondisi Baik

Tata Usaha 1 Kondisi Baik

Ruang Mejelis Guru 2 Kondisi Baik

Ruang Kelas 8 Kondisi Baik

Ruang Komputer 1 Kondisi Baik

Ruang Perpustakaan 1 Kondisi Baik

Ruang BK 1 Kondisi Baik

Masjid 1 Kondisi Baik

Ruang Osis 1 Kondisi Baik

Lapangan olahraga 2 Kondisi Baik

Lapangan Upacara 1 Kondisi Baik

Ruang UKS 1 Kondisi Baik

Ruang Pramuka 1 Kondisi Baik


WC ( TU ) dan Guru 1 Kondisi Baik

WC Siswa 1 Kondisi Baik

Kantin 1 Kondisi Baik

8. Tata Tertib Siswa SMP Negri 3 tambusai

Tata tertib siswa yang ada disekolah menengah ( SMP ) Negri

tiga tambusai adalah sebagi berikut :

a. Semua siswa harus mengikuti upacara kenaikan bendera disekolah

sebelum pukul 07.15.

b. Siswa yang datang terlambat tidak dibenarkan masuk kelas

sebelum melapor ke TIM disiplin dan guru piket.

c. Semua siswa harus masuk 5 menit sebelum pelajaran dimulai.

d. Apa bila siswa behalangan hadir, harus memberitahu kesekolah atau

surat dengan diketahui orang tua

e. Siswa dilarang memakai perhiasan, merokok, rambut panjang dan

pakaian ketet, harus rapi.

f. Siswa harus patuh dan menjaga nama baik sekolah dimanapun

berada.

g. Siswa tidak boleh meninggalkan sekolah selam pelajaran

berlangsung.

h. Siswa wajib menjaga kebersihan dan seluruh perangkat sekolah.

B. Penyajian Data
Penyajian data ini berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di

SMP Negri 3 tambusai. Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru

dalam pelaksanaan tata tertib siswa dan faktor – faktor yang

mempengaruhiya, dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yaitu :

observasi ,angket,wawancara dan dokumentasi.

1. Penyajian Data tentang pengawasan Kepala sekolah Terhadap

kinerja Guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa ( SMP ) Negri

tiga tambusai.

Untuk mengetahui bagaimana pengawasan kepala sekolah

terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa disekolah

menengah ( SMP ) Negri 3 tambusai, penulis menggunakan angket

sebanyak 18 item. Pada setiap item memiliki alternatif jawaban : a.

Ya/sering dengan nilai bobot 3, b. Kadang –kadang dengan nilai bobot

2, dan d. Tidak pernah dengan bobot 1.

Jumlah skor ideal untuk setiap item pernyataan tentang

pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan

tata tertib siswa disekolah menengah ( SMP ) Negeri 3 tambusai

dengan nilai tertinggi 3 x 83 = 249 dan skor yang terendah adalah 1 x

83 = 83. Berdasarkan skor nilai tersebut, menurut riduwan, maka nilai

tersebut disosialisasikan dengan kriteria interpretasi skor sebagai

berikut :
a. 81% - 100% berarti pengawasan kepala sekolah terhadap

kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa sangat baik.

b. 61% - 80% berarti pengawasan kepala sekolah terhdap kinerja

guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa sangat baik.

c. 41% - 60% berarti pengawasan kepala sekolah terhadap

kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa baik.

d. 21% - 40% berati pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja

guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa kurang baik.

e. 0% - 20% berarti pebgawasn kepala sekolah terhadap kinerja

guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa tidak baik.

Berdasarkan pemikiran diatas, untuk mempermudah penilaian

pada setiap butir angket, maka penulis memberi standar dari setip

optio jawaban yaitu :

a. Apabila jawaban terbanyak adalah optimal A, maka

pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam

pelaksanaakam tata tertib siswa di SMP Negeri 3 tambusai

tergolong baik.

b. Apabila jawaban yang terbanyak adalah optimal B, maka

pengawasan kepala

c. sekolah terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib

siswa di SMP Negeri 3 tambusai cukup baik.

d. Apabila jawaban yang terbanyak adalah option C, maka

oengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam


pelaksanaan tata tertib siswa di SMP Negeri 3 tambusai

tergolng tidak baik.

Adapun hasil angket yang penulis tujuan kepada 20 orang

guru yang ada disekolah menengah ( SMP ) Negeri 2 tambusai,

tentang pengawasan kepada sekolah terhadap kinrja guru dalam

pelaksanaan tata tertib siswa adalah sebagai berikut :

TABEL . 5

Kepala sekolah mengontrol beberapa kelas, pada saat proses Belajar

mengajar berlangsung

No Item Option Alternatif Bobot Frekuensi Persentase

Jawaban

A Ya/ Sering 3 26 31,33 %

1` B Kadang- 2 57 68,67 %

kadang

C Tidak 1 3 0,00 %

Pernah

Jumlah ( N ) 83 100 %

Berdaarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa 26 orang guru

yang menjawab A (Ya/sering) dengan bobot 3, 57 orang guru yang

menjawab B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2, dan 3 orang guru

yang mencawab C ( tidak pernah ) dengan bobot 1. Jawaban pada tabel


diatas, yang frekuensi yang terbanyak adalah option B, alternatif

jawaban kadang – kadang, bobot 2dengan presentase 68, 67%. Dengan

demikian, pada aspek ini pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja

guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa disekolah menengah ( SMP )

Negeri 3 tambusai tergolong cukup baik.

TABEL . 6

Kepala sekolah memperhatikan jalannya tugas piket Sekolah, khususnya

diruang piket

No Item Option Alternatif Bobot Frekuensi Persentase

Jawaban

A Ya/ Sering 3 72 86,75 %

1` B Kadang- 2 11 13,25 %

kadang

C Tidak 1 - 0,00 %

Pernah

Jumlah ( N ) 83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa 72 orang guru

yang menjawab A ((Ya/sering) dengan bobot 3, 11 orang guru yang

menjawab B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2, sedangkan guru

yang menjawab C ( tidak pernah ) dengan bobot 1 tidak ada . jawaban

pada tabel diatas yang mendapat prekuensi terbanyak adalah option A,

alternatif jawaban ya/ sering , bobot 3, dengan presentase 86,75%.

Dengan demikian, pada aspek ini pengawasan kepala sekolah kinerja


guru dalam pelaksanaan tata tertib guru dalam pelaksanaan tata tertib

siswa disekolah menengah ( SMP ) Negeri 3 tambusai tergolong baik.

TABEL . 7

Kepala sekolah memeriksa cacatan tentang siswa Diruang piket

FREKUENSI PERSENTASE

3 3,61 %

36 43,37 %

44 53,01 %

83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa 3 orang guru

yang menjawab A (ya/sering)dengan bobot 3, 36 orang guru

menjawab B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2, dan 44 orang guru

yang menjawab C ( tidak pernah ) dengan bobot 1. Jawaban pada

tabel diatas yang mendapat frekuensi yang terbanyak adalah option C,

alternatif jawaban tidak pernah bobot 1 dengan presentase 53,05% .

dengan demikian pada aspek ini, pengawasan kepala sekolah terhadap

kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa disekolah menengah

( smp ) Negeri 3 tambusai tergolong tidak baik.


TABEL . 8

Kepala sekolah melakukan rapat / musyawarah dengan Majlis guru

dalam menetapkan jenis hukuman terhadap Siswa yang melanggar tata

tertib

FREKUENSI PERSENTASE

13 15,66 %

63 75,90 %

7 8,44 %

83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa 13 orang guru

yang menjawab A (ya/sering) dengan bobot 3, 63 orang guru yang

menjawab B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2 dan 7 orang guru

yang menjawab C ( tidak pernah ) dengan bobot 1. Jawaban pada tabel

diatas, yang mendapat frekuensi terbanyak adalah optimal B,

alternatif jawaban kadang – kadang, bobot 2 dengan frekuensi 75,90%.

Dengan demikian pada aspek ini pengawasan kepala sekolah terhadap

kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa disekolah menengah

( smp ) Negeri 3 tambusai tergolong cukup baik.


TABEL. 9

Kepala sekolah memintak guru lebih awal memasuki Ruang kelas ketika

jam pelajaran dimulai

FREKUENSI PERSENTASE

45 54,22 %

38 45,78 %

- 0,00 %

83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa 45 orang guru

yang menjawab A ( ya / sering ) dengan bobot 3, 38 orang guru

menjawab B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2, sedangkan guru

yang menjawab C ( tidak pernah ) dengan bobot 1 tidK ada. Jawaban

pada tabel diatas, yang mendapat frekuensi terbanyak adalah option A

. alternatif jawaban ya/sering bobot 3, dengan presentase 54,22%.

Dengan demikian pada aspek ini pengawasan kepala sekolah terhadap

kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa disekolah menengah

( SMP ) Negeri 3 tambusai.


TABEL . 10

Kepala sekolah melarang guru keluar kelas sebelum Jam pelajarannya

berakhir

FREKUENSI PERSENTASE

43 51,81 %

40 48,18 %

- 0,00 %

83 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 83 orang guru

menjawab A ( ya/sering ) dengan bobot 3 , 40 orang guru menjawab

B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2, sedangkan yang menjawab C (

tidak pernah ) dengan bobot 1 tidak ada. Jawaban pada tabel diatas,

yang mendapat frekuensi terbanyak adalah option A alternatif

jawaban ya/sering bobot 3, dengan presentase 51,81%. Dengan

demikian pada aspek ini pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja

guru dalam pelaksanaan tat tertib siswa sekolah menengah ( SMP )

Negeri 3 tambusai .
TABEL . 11

Kepala sekolah memintak guru agar memberikan teguran Kepada siswa

yang telah melanggar tata tertib

FREKUENSI PERSENTASE

44 53,01 %

39 46,99 %

- 0,00 %

83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkkan bahwa 44 orang guru

yang menjawab A ( ya / sering ) dengan bobot 3 , 39 guru yang

menjawab B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2 , sedangkan yang

menjawab C ( tidak pernah ) dengan bobot 1, tidak ada. Jawaban pada

tabel diatas , yang mendapatkan frekuensi terbanyak adalah option

A, alternatif jawaban ya/sering bobot 3, dengan presentase 53,01%.

Dengan demikia, pada aspek ini pengawasan kepala sekolah terhadap

kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa di sekolah menenah (

SMP ) Negeri 3 tambusai.


TABEL . 12

Kepala sekolah memberi teguran atau hukuman Kepada guru yang

tidak disiplin melaksanakan Tugas piket sekolah

FREKUENSI PERSENTASE

25 30,12 %

51 61,45 %

7 8, 43 %

83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa 57 orang guru

yang menjawab A ( ya/sering ) dengan bobot 3, 26 orang guru yang

menjawab B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2 , sedangkan yang

menjawab C ( tidak pernah ) dengan bobot 1, tidak ada, jawaban pada

tabel diatas yang mendapat frekuensi terbanyak adalah option A,

alternatif jawaban ya / sering, bobot 3 dengan presentase 68,67%.

Dengan demikian pada aspek ini pengawasan kepala sekolah terhadap

kinerja guru dalam pelaksanaaan tata tertib sekolah menengah ( SMP )

Negeri 3 tambusai.
TABEL . 13

Kepala sekolah memeriksa cacatan pribadi guru Mengenai tingkah laku

siswa

FREKUENSI PERSENTASE

57 68,67 %

26 31,33 %

- 0,00 %

83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa 15 orang guru

yang mejawab A ( ya / sering ) dengan bobot 3, 50 orang guru yang

menjawab B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2, dan 18 orang guru

yang menjawab C ( tidak pernah ) dengan bobot 1. Jawaban pada tabel

diatas, yang mendapat tabel frekuensi terbanyak adalah option B,

alternatif jawana kadang – kadang bobot 2, dengan presentase

60,24%. Dengan demikian, pada aspek ini pengawasan kepala sekolah

terhadab kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa skolah

menengah ( SMP ) Negeri 2 tambusai.


TABEL . 14

Kepala Sekolah Menghargai Setiap Masukan Dan Saran Dari Para Guru

FREKUENSI PERSENTASE

15 18,07 %

50 60, 24 %

18 21, 69 %

83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa 80 orang guru

yang menjawab A (ya/sering) dengan bobot 3, 3 orang guru yang

menjawab B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2, sedangkan yang

menjawab C ( tidak pernah ) dengan bobot 1 tidak ada. Jawaban pada

tabel diatas yang mendapat frekuensi terbanyak adalah optio A

alternatif jawaban ya / sering bobot 3 dengan presentase 96,39%.

Dengan demikian dengan aspek ini pengawasan kepala sekolah

terhadap kinerja guru dalam pelaksanaaan tata tertib siswa sekolah

menengah ( SMP ) Negeri 3 tambusai.


TABEL . 15

Kepala Sekolah Mengutuskan / Mengikuti Sertakan Beberapa Orang

Guru Untuk Mengikuti Pelatihan / Penataran Dan Seminar Khusus Yang

Berkaitan Dengan Tata Tertib Siswa

FREKUENSI PERSENTASE

51 61,45 %

32 38,55 %

- 0,00 %

83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahawa 51 orang guru

yang menjawab A ( ya / sering ) sengan bobot 3, 32 orang guru

menjawab B ( kadang – kadang ) dengan bobot 2, sedangkan menjawab

C ( tidak pernah ) dengan bobot 1. Jawaban pada tabel diatas, yang

mendapat frekuensi terbanyak adalah option A, alternatif jawaban ya /

sering bobot 3. Dengan presentase 61, 45%. Dengan demikian, pada

aspek ini pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam

melaksanakan tata tertib siswa disekolah menengah ( SMP ) Negeri 3

tambusai.
2. Penyajian data tentang faktor – faktor yang mempengaruhi

pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam

pelaksanaan tata tertib siswa disekolah menengah ( SMP ) Negeri

3 tambusai.

Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kepala

sekolah terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa

disekolah menengah ( SMP ) Negeri 3 tambusai , peneulis megajukan

beberapa pertanyaan kepada kepala sekolah yang berupa wawancara

(interviwe) adapun hasil wawancara (interviwe) yang penulis tujukan

kepada kepala sekolah adalah sebagai beikut :

a. Bagaimana sikap guru terhadap bapak, ketika bapak

melakukan pengawasan atau mengontrol kelas pada saat

proses belajar - mengajar berlangsing ?

jawaban :

sikap mereka baik, ya seperti layaknya sikap bawahan terhadap

atasannya. Namun sepertinya mereka agak sedikit terkejut saja,

karena tidak diberi tahu terlebih dahulu.

b. Bagaimana sikap guru, ketika bapak memintak untuk

memberikan contoh yang baik kepada para siswa ?

Jawaban :
Mereka biasanya selalu menerima masukan yang saya berikan

dengan baik, walaupun terkadang – kadang ada sebagian mereka

memberi beberapa alasan. Namun saya tetap memeberi masukan /

hal yang terbaik bagi mereka.

c. Bagaimana sikap guru, ketika bapak memeriksa cacatan

hariannya mengenai perilaku siswa ?

Jawaban :

Ya biasa saja, mereka memperlihatkan cacatan harian mereka apa

adanya sesuai apa yang mereka catat mengenai sikap / tingkah

laku siswa.

d. Menurut bapak bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan

tata tertib siswa ini ?

Jawaban :

Menurut saya, secara keseluruhan sudah bagus ( baik ). Hanya saja

ada beberapa kendala yang mengakibatkan para guru lalai dengan

tanggung jawabnya dalam pelaksanaan tata tertib siswa. Salah

satunya seperti adanya guru berhalangan untuk datang kesekolah.

e. Menurut bapak, apakah teman – teman sesama guru di SMPN

3 tambusai ini termasuk orang –orang yang disiplin dalam

melaksanakan peran dan tugasnya, khususnya mengenai

tingkah laku siswa ?

Jawaban :
Secara keseluruhan ya mereka orang – orang disiplin dalam

melaksanakan peran dan tugasnya, khususnya mengenai tingkah

laku siswa.

f. Apakah bapak membentuk tim dalam pelaksanaan tata

tertib sisea ?

Jawaban :

Ya, saya membentuk tim dalam pelaksanaan tata tertib siswa,

namun bukan berarti guru yang lain ( yang tidak masuk dala tim)

bisa bebas dari tanggung jawab. Mereka tetap saya berikan

tanggung jawab, meskipun tidak sama beratnya seperti para guru

yang termasuk kedalam tim, guna mempelancar jalannya

pelaksanaan tata tertib siswa disekolah ini.

g. Kenapa bapak perlu mendelikasikan tugas ( tanggung jawab )

kepada beberapa guru untuk mengawasi tingkah laku siswa?

Jawaban :

Karena jalannya suatu kegiatan dalam sebuah organisasi, apabila

adanya kerja sama yang baik antara ataan dan bawahannya, (

kepala sekolah dengan peran guru ) dengan jumlah siswa yang

cukup banyak tidak mungkin saya yang mengawasinya secara

langsung, walaupun saya rasa itu tidak maksimal. Dengan

demikian, untuk mengetahui jalannya pelaksanaan tata tertib siswa

, saya lebih melihat dari kinerja guru dalam pelaksanaannya.


h. Apakah bapak sering mengikuti pelatihan seminar terutama

tentang pengawasan?

Jawaban :

Ya, kalau memang ada pelatihan saya ikut, namun pelatihan

tentang pengawasan ini jarang sekali. Untuk menambah

pengetahuan saya mengenai pengawasan saya lebih sering

membaca buku yang berkaitan dengan pengawasan seperti buku

manajemen atau kepimpinan.

i. Sudah berpa lama bapak menjadi kepala sekolah ?

Jawaban :

Saya menjabat sebagai kepala sekolah sajak tahun 2013 sampai

sekarang diperkir sudah mau masuk 7 tahun saya menjadi kepala

sekolah .

C. Analisis Data

Pada analisis data penulis menganalisis data – data yang telah

terkumpul dari responden melalui tehnik pengumpulan data, yang penulis

gunakan adalah observasi, angket, wawancara dan dokumentasi

sebagimana penulis jelaskan pada bab metode penelitian, bahwa

pengelolah data disini penulis akan menggunakan cara mengelola data

dengan deskriptif persentase, kecuali observasi yang hanya untuk


mengetahui gejala – gejala awal saja dan dokumentasi untuk memperoleh

data tertulis mengenai sekolah tersebut.

1. Pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam

pelaksanaaan tata tertib siswa disekolah menengah ( SMP )

Negeri 3 tambusai.

TABEL . 16

Rekapitulasi jawaban responden mengenai pengawasan Kepala sekolah

terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan Tata tertib siswa smp negeri

tiga tambusai

ALTERNATIF JAWABAN

No A B C JUMLAH

Item F P(%) F P(%) F P(%) F P(%)

1 26 31.33 57 60,67 - 0,00 83 100

2 72 87,75 11 13,25 - 0,00 83 100

3 3 3,61 36 43,37 44 53.01 83 100

4 13 15,66 63 75,90 7 8,44 83 100

5 27 32,53 56 67,47 - 0,00 83 100

6 45 54,22 30 67,47 - 0,00 83 100

7 43 51,81 40 45,79 - 0,00 83 100

8 44 53,01 39 48,19 - 0,00 83 100

9 25 30,12 58 69,88 - 0,00 83 100

10 29 34,94 51 61,45 3 3,61 83 100

11 25 30,12 51 31,33 7 0,43 83 100


12 57 68,67 26 69,88 - 0,00 83 100

13 25 30,12 58 60,24 - 0,00 83 100

14 15 18,07 50 3,61 18 21,69 83 100

15 80 96,39 3 93,98 - 0,00 83 100

16 5 6,02 78 4,02 - 0,00 83 100

17 79 95,18 4 38,55 - 0,00 83 100

18 51 61,45 32 38,55 - 0,00 83 100

JMLH 664 44,44 751 50,27 79 5,29 1494 100

Dari tabel diatas dapat kita ketahui jumlah responden yang

menjawab option A, B. C dan sebagai berikut :

Option jawaban ‘’A’’ seluruhnya 664

Option jawaban ‘’ B’’ seluruhnya 751

Option jawaban ‘’C’’ seluruhnya 79

Jumlah keseluruhan 1494 kali

Untuk selanjutnya masing – masing jumlah pilihan dikalikan

dengan bobot masing – masing hasilnya :

Option jawaban ‘’A’’ 664 X 3 = 1992

Option jawaban ‘’B ‘’ 751 x 2 = 1502

Option jawaban ‘’C’’ 79 X 1 =79

Total jumlah 1494 = 3573 ( F )


Untuk memperoleh nilai tertinggi ( N ) adalah jumlah responden yang

menjawab ketiga option A, B , C dikalikan dengan bobot tertingi yaitu :

1494 x 3 4482 ( N ). Karena nilai F dan N sudah diketahui, maka

selanjutnya disubsitusikan kedalam rumus berikut :

P = F N X 100%

P = 3573 , 4482 X 100%

P = 79,72%

Kemudian skor 79,72 tersebut dirujuk pada patokan yang telah

penulis tetapkan sebelumnya yaitu :

a. 80% - 100% berarti pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja

guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa sangat baik.

b. 61% - 80% berati pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru

dalam pelaksanaan tata tertib siswa baik.

c. 41% - 60% berarti pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja

gur dalam pelaksanaan tata tertib siswa cukup baik.

d. 21% - 40% berati pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru

dalam pelaksanaan tata tertib siswa kurang bik.

e. 0% - 20% berarti pengawasan kepala sekolah terhadab kinerja

guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa tidak baik.

Ternyata angka 79,72 tersebut berada pada rentang 61% - 80%

dengan demikian dapat diketahui bahwa pengawasan kepala sekolah


terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa disekolah

menengah ( SMP ) Negeri 3 tambusai.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan kepala sekolah

terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa

disekolah menengah ( SMP ) Negeri 3 tambusai.

Baik atau tidak pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja

guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa disekolah menengah ( SMP

) Negeri 3 tambusai, tidak terlepas dari faktor – faktor yang

mempengaruhi nya. Berdasarkan penyajian diatas, yang penulis

peroleh dari hasil wawancara kepala sekolah menengah ( smp )

Negeri 3 tambusai adalah :

a. Guru bersikap baik kepada kepala sekolah, ketika kepala sekolah

melakukan pengawasan atau mengontrol beberapa kelas pada

saat proses belajar - mengajar berlangsung, walaupun tidak

diberitahu sebelumnya .

b. Guru menerima masukan kepala sekolah dengan baik, ketika

kepala sekolah memintak untuk memberi contoh yang baik

kepada para siswa.

c. Guru bersikap baik kepda kepala sekolah, ketika kepala sekolah

memeriksa cacatan harian mereka mngenai tingkah laku siswa,

dengan melihat cacatan mereka apa adanya, sesui apa yang telah

mereka catat mengenai sikap / tingkah laku siswa.


d. Sejara keseluruhan kedisplinann kinerja guru di SMP Negeri 3

tambusai sudah bagus, khususnya dalam pelaksanaan tata tertib

siswa. Meskipun terkadang ada beberapa kendala yang

mengakibatkan para guru lalai dengan tanggung jawab dalam

pelaksanaan tata tertib siswa.

e. Secara keseluruhan para guru SMP Negeri 3 tambusai adalah

orang – orang disiplin dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya, khususnya dalam pembinaan dam mendisilin tingkah

laku siswa.

f. Kepala sekolah membentuk tim dalam pelaksanaan tata tertib

siswa, guna mempelancar dan mempermudahkan jalannya

pelaksanaan tata tertib siswa di SMP Negeri 3 tambusai.

g. Kepala sekolah memrlukan bantuan para guru dalam pelaksanaan

tata tertib siswa dengan mendelegasikan tugas tanggung jawab

para guru. Untuk mengetahui jalannya pelaksanaan tata tertib

siswa , kepala sekolah lebih melihat kinerja para guru.

h. Apa bila ada para gur yang tidak perduli dengan tingkah laku

siswa, maka kepals sekolah memberi teguran kepada guru

tersebut dan menayakan sebab kenapa mereka tidak perduli

dengan tingkah laku siswa. Kalau alasan guru tersebut bisa

diterima kepal sekolah memakluminya dan begitu jugak

sebaliknya .
i. Apabila kepala sekolah melihat adanya guru yang tidak memberi

contoh yang baik kepada peserta didik ( siswanya ) maka kepala

sekolah memberi teguran , peringatan dan masukan atau solusi

kepada guru tersebut, agar para guru menjadi lebih baik lagi

yang bisa menjadi teladan bagi peserta didik ( siswanya )


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pada penelitian tentang pengawasan kepala

sekolah terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa di

sekolah menengah ( SMP ) Negeri 3 tambusai maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam

pelaksanaan tata tertib siswa disekolah menengah ( smp ) Negeri 3

tambusai tergolong baik dengan presentase 79,72% yang berada

pada rentang 61% - 80%.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan kepala sekolah

terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa di

sekolah menengah ( smp ) Negeri 3 tambusai adalah sebagai

berikut :

a. Sikap guru terhadap kepala sekolah, guru bersikap baik

kepada kepala sekolah ketika kepala sekolah melakukan

penawasn kinerjanya.
b. Kedisplinanan kinerja guru, secara keseluruhan kinerja guru

sudah baik, sehingga dapat mempermudah pengawasan kepala

sekolah terhadap kinerjanya, khususnya dalam pelaksanaan tata

tertib siswa.

c. Kebutuhan kepala sekolah untuk mendelegasikan wewenang,

terlihat bahwa kepala sekolah tidak bisa melakukan

pengawasan secara maksimal, tanpa adanya bantuan dari pihak

lain diantaranya adalah seperti guru yang selalu dihadapkan

dengan berbagai tingkah laku siswa.

d. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri, terlihat

bahwa pengawasan membutuhkan adanya kecakapan dan

keahlian dalam menghadapi permasalahan yang menjadi

kendala dalam melakukan pengawasan.

e. Latar belakang pendidikan, latar belakang pendidikan kepala

sekolah relevan dengan profesinya yakni dibidang pendidikn

dan manajemen.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis paparkan, maka penulis

menyarankan agar :

1. Kepala sekolah hendaknya dapat mempertahankan dan

meningkatkan pengawasan secara terus – menerus terhadap kinerja

guru dalam pelaksanaan tata tertib siswa, agar tata tertib siswa
yang ada disekolah menegah ( smp ) N egeri 3 tambusai berjalan

dengan naik dan sesuai dengan rencana.

2. Para guru hendaknya mempetahan kan dan meningkatkan sikap

disiplin dalam nekerja khususnya dalam pelaksanaan tata tertib

siswa dan selalu bersikap baik terhadap kepala sekolah apa bila

adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah dlam

rngka meninkatkan kualitas pelaksanaan tata tertib siswa , seperti

mengontrol keadilan kelas atau lingkungan sekolah pada saat

proses belajar – mengajar .

3. Kepala sekolah dan para guru hendaknya melakukan kerja sama

yang baik, menjalin komunikasi yang baik unntuk mempersatukan

visi dan misi, agar pelaksanaan tata tertib siswa berjalan dengan

baik, sesuai rencana.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Daryanto, administrasi pendidikan , jakarta : Rineka Cipta, 2010

Departemen pendidikan dan kebudayaaan , kamus besar bahasa indonesia ,


jakarta : PT. Balai pustaka , 1997

Herabudin, administrasi & supervisi pendidikan, bandung : CV. Pustaka setia,


2009

Hoetomo, kamus lengkap bahasa indonesia, surabaya : mitra pelajar, 2005

Kartini kartono , pemimpin & kepimpinan, jakarta : PT. RajaGrafindo persada,


2008

Mujamil qomar, manajemen pendidikan islam, malang : erlangga, 2007

Mulyasa, manajemen & kepimpinan kepala sekolah , jakarta ; PT. Bumi aksara
, 2011

Nanang fatah ,landasan majemen pendidikan, Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya. 2008

Ngalim purwanto, administrasi dan supervisi pendidikan, bandung : PT. Remaja


Rosdakarya, 2009

Nizar Ali, Ibi Syatibi, majemen pendidikan islam, yogyakarta : pustaka isfahan,
2009

Oemar Hamalik, proses belajar mengajar, jakarta : PT. Bumi aksara, 2008

Pater Salim, Yenny salim, kamus bahasa indonesia kontenporer, jakarta :


Modern Englis press, 2002

Ridwan, skala pengkuran variabel – vrianel penelitian , bandung : alfabeta,


2010
Salfen Hari, sekolah evektif dan guru efektif, yogyakarta: adity media . 2009

Sardiman, interaksi & motivasi belajar mengajar, jakarta : PT. RajaGrafindo


persada, 2004

Soetjipto, Raflis Kosasi, profesi keguruan , jakarta : Rineka Cipta, 2009

Sugiono, metode penelitian administrasi, Bandung : Alfabeta, 2010

Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan dan praktik ,


Rineka Media, 2008

Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, manajemen pendidikan , Yokyakarta :


Adotya Media, 2008

Syafrudin Nurdin, Basyirudin Usman, guru profesional & implementasi


kurikulum, Jakarta : Ciputra Pers, 2002

Syaiful Sagala , administrasi pendidikan kontemorer, Bandung : Alfabet , 2009

Tim Dosen Administrasi pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,


manajemen pendidikan , bandung : Alfabeta , 2009

Tohirin, psikologi pembelajaran pendidikan agama islam , Jakarta : Rajawali


pers, 2006

Veithzal Rivai, Sylviana Murni , Education Managenent , Jakarta : Rajawali


Pers, 2009

Wahjosumidjo, kepimpinan kepala sekolah, jakarta : PT. RajaGrafindo


Persada, 2005

H.E. Mulyasa , manajemen dan kepimpinan kepala sekolah, ( jakarta : Bumi


Aksara, 2012 )

H.E. Mulyasa, Guru dalam imlementasi kurikulum 2013, ( Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya, 2014)

Sutisna, Oteng , administrasi pendidikan dasar teoritis untuk praktek


profesional, ( Bandung : Angkasa , 1986 )

Mufidah, Luk – luk Nur, supervisi pendidikan, ( Yokyakarta : Teras 2009 )

Nurhayati B, Abdul Hadis, manajemen mutu penddikan , ( Bandung : Alabeta,


2012 )
Pidarta Made, pemikiran tentang supervisi pendidikan, ( jakarta : Bumi
Aksara, 1992 )

Syaiful Sagala, supervisi pembelajaran dalam profesi pendidikan, ( Bandung :


Alfabeta, 2010 )

A.A Ketut Jelantik, Menjadi kepala sekolah yang profesional : panduan


menuju pkks, (Yogyakarta : Depublish 2015 )

Anda mungkin juga menyukai