Anda di halaman 1dari 4

SENI QOSIDAH REBANA

MA Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja


Sebagai Program Inovasi Ektrakurikuler Kesenian
A. Prosedur Pelaksanaan Program
1. Tahap Identifikasi
Merupakan langkah pertama yang ditempuh oleh pihak sekolah dalam pelaksanaan program.
Beberapa hal yang diidentifikasi tersebut, antara lain :
a. Identifikasi karakteristik daerah dan lingkungan
Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu bahwa MA Pesantren Pembangunan
Muhammadiyah Tana Toraja berada di lingkungan masyarakat yang memiliki karakteristik
kultural agamis yang tinggi. Dengan demikian semua kegiatan yang dilaksanakan di sekolah
harus betul-betul relevan dengan keadaan sosial masyarakat sekitar. Adalah program-program
yang bercitra agamis yang dapat berterima di masyarakat dan di luar itu pasti ada semacam
penolakan. Melakukan analisis situasi sekolah dan luar sekolah yang hasilnya berupa
tantangan nyata yang harus dihadapi oleh sekolah dalam rangka persiapan penyusunan
program sekolah agar hasilnya dapat diterima oleh masayarakat sekitar.
b. Identifikasi kecenderungan minat siswa
Program ekstrakurikuler kesenian Qosidah Rebana ini akan berhasil apabila pembelajaran
tersebut sesuai dengan minat siswa. Oleh karena itu beberapa langkah yang ditempuh adalah :
sosialisasi program kepada seluruh siswa, penyebaran angket kepada siswa untuk mengetahui
berapa jumlah seluruh siswa yang tertarik atau berminat terhadap kesenian qosidah,
selanjutnya dilakukan audisi untuk menentukan siswa yang betul-betul punya bakat / talenta
dalam kesenian qosidah.
c. Identifikasi guru pembimbing / tenaga pembina
Selain sarana dan prasarana fisik, kebutuhan sumberdaya manusia khususnya guru sangat
berpengaruh

pada

hasil

pendidikan.

ekstrakurikuler kesenian qosidah ini.

Demikian

halnya

untuk

pelaksanaan

program

d. Identifikasi sarana dan prasarana


Untuk menunjang keberhasilan pendidikan diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.
Saat ini sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar dinilai masih sangat
terbatas. Dengan beberapa pemikiran kreatif (misalnya memodifikasi alat kesenian drumband)
dan pemanfaatan alat kesenian lainnya dapat dikatakan bahwa peralatan untuk kesenian
qosidah ini sangat memadai.
B. Strategi Pelaksanaan Program
Agar pelaksanaan program ekstrakurikuler seni qosidah ini berjalan dengan baik maka harus
ada peningkatan peran unsur-unsur dalam organisasi sekolah. Hal ini sangat penting mengingat
dalam setiap program harus selalu diperhitungkan setiap tantangan baik eksternal maupun
internal. Tantangan Eksternal menunjuk pada beberapa hal yang sudah dijelaskan di atas, yaitu
lebih kepada karakteristik lingkungan sosial budaya sekitar sekolah. Sedangkan tantangan
internal menunjuk pada adanya perubahan sumber daya manusia baik guru maupun siswa
yang semata-mata tidak hanya berdasarkan pada persyaratan penguasaan ilmu dan
ketrampilan, tetapi juga pada persyaratan sikap dan semangat belajar, pengenalan bidang
lapangan pekerjaan dan kepercayaan masyarakat serta semangat untuk memajukan sekolah
(pendidikan). Dalam hal ini maka diperlukan tugas dan fungsi Kepala Sekolah, guru-guru dan
staf, serta pihak komite sekolah.
1) Tugas dan fungsi Kepala Madrasah dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler seni qosidah,
antara lain :
a) mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang mempunyai nilai pendidikan yang efektif dan
b)

efisien serta berkelanjutan


menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan program (misalnya
pembuatan surat keputusan penunjukan guru pembimbing/pembina, pembuatan tata tertib,

dukungan moral, dsb)


c) membuat jaringan kemitraan / kerja sama dengan lembaga lain
d) menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana, mengalokasikan biaya, dan
e) pemantauan kegiatan
2) Tugas dan fungsi guru dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler seni qosidah, antara lain :
a) meningkatkan kemampuan personal skill siswa, berupa penanaman rasa tanggung jawab,
kejujuran, motivasi siswa, dsb.
b) meningkatkan sosial skill siswa dalam berhubungan dengan teman-temannya, dengan warga
sekolah dan dengan warga masyarakat dan untuk lebih berapresiasi terhadap seni qosidah

c) menumbuhkan kesan bahwa penguasaan siswa dalam program ini merupakan bagian dari
kehidupan dan akan bermanfaat dalam kehidupan siswa, dsb.
3) Komite Sekolah
Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta
didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Menurut Keputusan
Mendiknas nomor: 044/U/2002 Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran
serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan
pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah
maupun jalur pendidikan di luar sekolah. Peran Komite Sekolah adalah :
1) Sebagai lembaga pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan di satuan pendiikan.
2) Sebagai lembaga pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran,
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan
3) Sebagai lembaga pengontrol (controlling agency) dalam rangka ransparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan
4) Sebagai lembaga mediator (mediator agency) antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat
di satuan pendidikan
Sesuai dengan hal tersebut di atas maka tugas dan fungsi Komite Sekolah dalam pelaksanaan
program ekstrakurikuler seni qosidah, antara lain :
a) memberikan informasi mengenai jenis-jenis potensi yang ada di lingkungan (siswa)
b) memberikan informasi mengenai tenaga dan fasilitas yang profesional untuk peningkatan
program sekolah
c) serta membantu dan mempasilitasi kerja sama antara sekolah dengan pihak lain.

C. Tindak lanjut
Sekolah dan Komite Sekolah secara bersama-sama mendukung siswa-siswa yang mempunyai
minat untuk mengembangkan kesenian qosidah tersebut. Selain menjalin kerjasama kemitraan
khusus dengan komite sekolah

juga harus mampu menjalin kerjasama kemitraan dengan

masyarakat dan orang tua secara menyeluruh, para pengusaha, tokoh masyarakat, dan serta
stake holders serta berbagai pihak yang memiliki kepentingan dengan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai