Anda di halaman 1dari 20

MENGANALISA INDUSTRI DAN PESAING

Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen Pemasaran

Oleh :

Muhamad Bayu Nur Rohman

(10090317004)

Manajemen-A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ini dengan judul “ Peradaban Islam di Indonesia“ . Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pai V (Sejarah Islam)
di Universitas Islam Bandung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan
penulis. Namun demikian penulis telah berusaha sesuai dengan kemampuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun akan
penulis terima dengan senang hati untuk perbaikan selanjutnya.

Wassallamualaikum wr.wb.

Bandung, 10 Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................2
BAB II ISI
2.1 Kedatangan Islam di Indonesia ...................................................................3
2.2 Jalur-Jalur Masuk Islam ke Indonesia .........................................................7
2.3 Wali Songo dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia ......................10
2.4 Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia ......................................................16
2.5 Perlawanan Umat Islam terhadap Kaum Penjajah ....................................26
2.6 Gerakan Pembaharuan di Indonesia ..........................................................28
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................34
3.2 Saran .......................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejarah secara etimologi dapat ditelusuri dari awal kata sejarah yang sering
dikatakan berasal dari Bahasa Arab Syajarah, artinya “pohon” sesuatu yang
mempunyai akar, batang, dahan , ranting daun, bunga dan buah atau biasa disebut
dengan tarikh atau ilmu tarikh, yang mempunyai arti ketentuan masa atau waktu.
Tarikh juga bermakna perhitungan tahun seperti perhitungan hijriah, tahun
sebelum masehi atau sesudah masehi. Dalam bahasa asing lainnya, peristilahan
sejarah disebut histore (Perancis), Geschite (German) histoire atau geschiedenis
(Belanda), dan history (Inggris). Kata history sendiri lebih populer untuk
menyebut sejarah dalam ilmu pengetahuan, sebenarnya berasal dari bahasa
Yunani (Istoria) yang berarti pengetahun tentang gejala-gejala alam, khususnya
manusia yang bersifat kronologis. Sementara itu pengetahuan serupa tidak
kronologis diistilahkan dengan science. Berdasarkan pengertian ini dapat
dikemukakan di sini secara terbatas bahwa sejarah hanya berkaitan dengan
aktivitas manusia yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu (unik)
yang tersusun secara kronologis. Sejarah sebagai istilah yang berasal dari bahasa
Arab, syajaratun yang berarti pohon. Secara terminologis kata ini memberikan
gambaran pendekatam ilmu sejarah yang lebih analogis; karena memberikan
gambaran pertumbuhan peradaban manusia dengan "pohon", yang tumbuh dari
biji yang kecil menjadi pohon yang rindang, dar berkesinambungan. Oleh karena
itu, untuk dapat menangkap pelajaran atau pesan-pesan di dalamnya, memerlukan
kemam puan menangkap pesan-pesan sejarah yang tersirat sebagai ibarat atau
ibrah di dalamnya (QS.12:111). Islam adalah agama yang diturunkan Allah
SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk
menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.

1
Islam masuk ke nusantara sekitar abad ke 7 masehi dan sebelum islam masuk
di nusantara, sudah banyak agama dan kepercayaan yang berkembang seperti
animisme, dinamisma,hindu, budha. Islam masuk di nusantara melalui berbagai
macam cara yaitu melalui perdagangan, kurtural, pendidikan, kekuasaan politik.
Setelah islam masuk di nusantara, Islam langsung berkembang dengan sangat
pesat dan semakin banyak orang yang masuk islam karena cara penyebaran islam
sangat bagus dan tanpa paksaan.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan memberikan identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kedatangan Islam di Indonesia?
2. Apa saja jalur-jalur masuk Islam ke Indonesia?
3. Siapa saja wali songo dalam penyebaran agama Islam?
4. Bagaimana perlawanan umat Islam terhadap kaum penjajah?
5. Bagaimana gerakan pembaharuan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka tujuan
penulisannya adalah:
1. Untuk mengetahui kedatangan Islam di Indonesia.
2. Untuk mengetahui jalur-jalur masuk Islam ke Indonesia.
3. Untuk mengetahui wali songo dalam penyebaran agama Islam.
4. Untuk mengetahui perlawanan umat Islam terhadap kaum penjajah.
5. Untuk mengetahui gerakan pembaharuan di Indonesia.

2
BAB II
ISI

2.1 Mengidentifikasi Pesaing


Kelihatannya, mengindentifikasi pesaingnya adalah tugas perusahaan yang
sederhana, Coca Cola tahu Pepsi-Cola adalah pesaing utamanya, dan Sony tahu
bahwa Matsushita adalah pesaing utamanya. Namun cakupan pesaing aktual dan
potensial perusahaan sebenarnya jauh lebih luas. Perusahaan lebih mungkin untuk
dikalahkan oleh pesaingnya yang baru muncul atau oleh teknologi baru,
dibandingkan oleh pesaingnya saat ini.
Kita dapat membedakan empat tingkat persaingan, berdasarkan tingkat
substitusi produk:
1. Persaingan merek
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah
perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang serupa pada pelanggan
yang sama dengan harga yang sama. Jadi, Buick mungkin menganggap pesaing
utamanya adalah Ford, Toyota, Honda Renault, dan perusahaan manufaktur mobil
berharga sedang lainnya. Namun ia tidak akan menganggap dirinya bersaing
dengan Mercedes ataupun Hyundai.
2. Persaingan industri
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua
perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama. Di sini Buick
akan menganggap dirinya bersaing dengan semua perusahaan manufaktur mobil.
3. Persaingan bentuk
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua
perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama. Di sini,
Buick akan menganggap dirinya bersaing tidak hanya dengan perusahaan
manufaktur mobil, melainkan juga dengan perusahaan manufaktur motor, sepeda,
dan truk.

3
4. Persaingan generik
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua
perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan dolar konsumen yang sama. Di sini,
Buick akan menganggap dirinya bersaing dengan perusahaan yang menjual
barang konsumsi yang tahan lama, liburan ke luar negeri, dan rumah baru.

Konsep Industri Tentang Persaingan


Kita membicarakan industri otomotif, industri minyak bumi, industri farmasi,
dan seterusnya. Tetapi, apakah industri itu sesungguhnya?
Industri adalah sekelompok perusahaan yang menawarkan suatu produk atau
kelas produk yang merupakan substitusi dekat satu sama lain. Substitusi dekat
adalah produk dengan elastisitas-silang permintaan yang tinggi: Jika permintaan
atas suatu produk meningkat sebagai akibat kenaikan harga suatu produk lain,
kedua produk tersebut merupakan substitusi dekat. Contohnya, jika harga mobil
Jepang meningkat dan orang beralih ke mobil Amerika, maka mobil Amerika dan
Jepang adalah substitusi dekat.
Industri dikelompokkan menurut jumlah penjual, tingkat diferensiasi produk;
ada atau tidaknya pintu masuk, mobilitas, pintu keluar, dan penghalang penciutan;
struktur biaya; tingkat integrasi vertikal; dan tingkat globalisasi.
1. Jumlah Penjual dan Tingkat Diferensiasi
Titik awal untuk menjelaskan suatu industri adalah menspesifikasi apakah
terdapat satu, sedikit, atau banyak penjual dan suatu produk dan apakah produk
tersebut homogen atau sangat terdiferensiasi. Karakteristik ini menghasilkan
empat jenis struktur industri yang terkenal:
a. Monopoli murni: Terjadi apabila hanya ada satu perusahaan yang
menyediakan suatu produk atau jasa tertentu dalam negara atau wilayah
tertentu (Kantor Pos AS, perusahaan listrik daerah). Monopoli ini dapat
merupakan hasil dari peraturan, paten, lisensi, skala ekonomi, atau faktor-
faktor lain. Monopolis yang tidak teregulasi yang berusaha
memaksimalkan laba akan mengenakan harga yang tinggi, sedikit atau
tidak memasang iklan, dan menawarkan pelayanan minimum, karena

4
pelanggan harus membeli produknya sehubungan dengan tidak adanya
substitusi dekat. Jika terdapat substitusi parsial dan terdapat beberapa
ancaman persaingan yang segera akan timbul, monopolis murni mungkin
melakukan investasi dalam lebih banyak pelayanan dan teknologi untuk
mempertahankan pangsa pasarnya. Monopoli yang teregulasi diharuskan
untuk mengenakan harga yang lebih rendah dan memberikan lebih banyak
pelayanan karena menyangkut kepentingan masyarakat.
b. Oligopoli: Suatu struktur industri di mana sejumlah kecil (biasanya)
perusahaan. besar memproduksi produk mulai dari yang sangat
terdiferensiasi hingga yang terstandarisasi. Ada dua bentuk oligopoli,
murni dan terdiferensiasi. Oligopoli mumi terdiri dan sedikit perusahaan
yang memproduksi komoditi yang pada dasarnya sama (minyak bumi,
baja, dan lain-lain) Sebuah perusahaan dalam industri oligopolistik murni
akan merasa sulit untuk mengenakan harga yang lebih tinggi daripada
harga yang berlaku kecuali ia dapat membedakan pelayanannya. Jika
pesaing menyamai pelayanan tersebut, maka satu-satunya cara untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif adalah melalui biaya yang lebih
rendah. Biaya yang lebih rendah dapat dicapai dengan mengejar strategi
volume yang lebih tinggi. Oligopoli yang terdiferensiasi terdiri dari sedikit
perusahaan yang memproduksi produk yang terdiferensiasi secara parsial
(mobil, kamera, dan lain-lain). Diferensiasi tersebut dapat terjadi dalam
kualitas, kelengkapan, mode, atau pelayanan. Masing-masing pesaing
dapat mencari keunggulan dalam salah satu dari atribut utama ini, menarik
pelanggan yang menyukai atribut tersebut, dan membebankan premi harga
untuk atribut tersebut.
c. Persaingan monopolistik: Terdiri dari banyak pesaing yang mampu
membedakan penawaran mereka secara keseluruhan atau sebagian
(restoran, toko kecantikan). Banyak dari pesaing yang memusatkan
perhatian pada segmen pasar di mana mereka dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan cara yang paling unggul dan kemudian menuntut premi
harga.

5
d. Persaingan murni: Terdiri dari banyak pesaing yang menawarkan produk
dan jasa yang sama (bursa efek, bursa komoditi). Karena tidak ada dasar
bagi diferensiasi, harga pesaing akan sama, Tidak ada pesaing yang akan
memasang iklan kecuali jika iklan dapat menciptakan diferensiasi
psikologis (rokok, bir), dalam kasus ini akan lebih tepat untuk
menggambarkan industri tersebut bersaing secara monopolistik. Penjual
akan menikmati perbedaan tingkat laba hanya jika mereka dapat mencapai
biaya produksi atau distribusi yang lebih rendah.

Struktur kompetitif suatu industri dapat berubah dari waktu ke waktu


Perhatikanlah kasus ketika Sony menemukan walkman. Sony mulai sebagai
monopolis, namun dengan segera beberapa perusahaan lain memasuki pasar
tersebut, yang mengubah industri tersebut menjadi oligopoli. Saat lebih banyak
pesaing mulai menawarkan versi Walkman mereka, industri tersebut mengambil
struktur persaingan monopolistik. Saat pertumbuhan permintaan menurun, secara
perlahan, beberapa pesaing keluar dari industri tersebut, yang mengembalikannya
pada oligopoli.
2. Pintu Masuk dan Penghalang Mobilitas
Industri-industri sangat berbeda dalam kemudahan untuk masuk yaitu,
seberapa mudah bagai sebuah perusahaan baru untuk memasuki suatu pasar yang
menunjukkan laba yang menarik. Adalah mudah untuk membuka sebuah restoran
baru, tapi sulit untuk memasuki industri pesawat udara. Penghalang masuk utama
terdiri dari persyaratan modal; skala ekonomis; persyaratan paten dan lisensi;
kelangkaan lokasi, bahan baku, atau penyalur, persyaratan reputasi. Beberapa
penghalang bersifat intrinsik dalam industri-industri tertentu, dan yang lain
ditimbulkan oleh tindakan tunggal atau gabungan dari perusahaan-perusahaan
yang sedang berkuasa. Bahkan setelah perusahaan memasuki suatu industri, ia
mungkin menghadapi penghalang mobilitas saat ia berusaha memasuki segmen
pasar yang lebih menarik. Hal inilah yang terjadi pada awal 1980-an ketika
PepsiCo berusaha untuk memindahkan biskuit merek Grandma-nya dari celah
mereka dalam pasar mesin penjual otomatis ke rak-rak supermarket. Merek kecil

6
tersebut tidak mampu melawan otot kekar pemasaran raja pasar biskuit Nabisco
dan Keebler.
3. Pintu Keluar dan Penghalang Penciutan
Idealnya, perusahaan harus bebas untuk meninggalkan industri yang labanya
sudah tidak menarik, namun mereka sering menghadapi penghalang keluar.
Penghalang keluar yang paling umum antara lain adalah tanggung jawab hukum
dan moral pada pelanggan, kreditor, dan pegawai; pembatasan pemerintah; nilai
sisa aktiva yang rendah akibat terlalu terspesialisasi atau usang; kekurangan
peluang alternatif; integrasi vertikal yang tinggi; dan penghalang emosional.
Banyak perusahaan bertahan dalam suatu industri selama mereka dapat menutup
biaya variabel mereka dan beberapa atau semua biaya tetap mereka. Namun,
keberadaan mereka mengurangi laba bagi semua orang. Perusahaan yang ingin
tinggal dalam industri tersebut harus mengurangi penghalang keluar bagi pihak
lain. Mereka dapat menawarkan diri untuk membeli aktiva pesaing,
menyelesaikan tanggung jawab pada pelanggan, dan seterusnya.
Bahkan jika beberapa perusahaan tidak ingin keluar dari industri tersebut,
mereka mungkin ingin memperkecil ukuran mereka. Di sinilah perusahaan harus
berusaha mengurangi penghalang penciutan untuk membantu pesaing mereka
yang tidak sehat agar dengan lancar dapat menjadi lebih kecil. Dua dari
penghalang penciutan yang paling umum adalah pengikatan kontrak dan
manajemen yang keras kepala.
4. Struktur Biaya
Setiap industri memiliki bauran biaya tertentu yang banyak mendorong
tindakan strategisnya. Contohnya, produksi baja melibatkan banyak biaya
manufaktur dan bahan baku, sementara produksi mainan melibatkan banyak biaya
distribusi dan pemasaran. Perusahaan akan memberikan perhatian terbesar pada
biaya mereka yang paling tinggi dan akan menerapkan strategi untuk mengurangi
biaya-biaya ini. Jadi, perusahaan baja dengan pabrik yang paling modern (yaitu,
paling efisien dalam biaya) akan memiliki keunggulan yang sangat besar atas
perusahaan baja lainnya.

7
5. Tingkat Integrasi Vertikal
Dalam beberapa industri, perusahaan menemukan bahwa adalah
menguntungkan untuk melakukan integrasi ke hulu dan/atau ke hilir (integrasi
vertikal). Contoh yang tepat adalah industri minyak bumi, di mana produsen besar
minyak bumi melaksanakan eksplorasi minyak bumi, pengeboran minyak bumi,
penyulingan minyak bumi, produksi bahan kimia, dan operasi pompa bahan
bakar. Integrasi vertikal sering menurunkan biaya dan memberikan pada
perusahaan lebih banyak kontrol atas arus nilai tambah. Sebagai tambahan,
perusahaan yang terintegrasi secara vertikal dapat memanipulasi harga dan biaya
mereka dalam segmen-segmen bisnis mereka yang berbeda-beda untuk
menghasilkan laba di segmen dengan pajak terendah. Namun, Integrasi vertikal
dapat menciptakan kerugian tertentu seperti terganjal oleh biaya yang tinggi
dalam bagian-bagian tertentu dari rantai nilai dan kekurangan fleksibilitas
tertentu.
6. Tingkat Globalisasi
Beberapa industri bersifat sangat lokal (seperti perawatan lapangan); yang
lain bersifat global (seperti minyak bumi, mesin pesawat udara, kamera).
Perusahaan dalam industri global harus bersaing dengan basis global, jika mereka
ingin mencapai skala ekonomis dan mengikuti kemajuan terakhir dalam teknologi.

Konsep Pasar Tentang Persaingan


Sebagai tambahan atas pengamatan atas perusahaan yang menghasilkan
produk yang sama (pendekatan industri), kita dapat mengamati perusahaan yang
memuaskan kebutuhan pelanggan yang sama (pendekatan pasar). Contohnya,
sebuah pembuat perangkat lunak pengolah kata biasanya melihat persaingannya
sebagai pembuat perangkat lunak pengolah kata lain. Namun, dari sudut pandang
kebutuhan pelanggan, seorang pelanggan yang membeli paket pengolah kata
sesungguhnya menginginkan “kemampuan menulis.” Kebutuhan ini dapat
dipuaskan oleh pensil, pena, mesin tik, dan lain-lain. Secara umum, konsep pasar
tentang persaingan membuka mata perusahaan pada kumpulan pesaing aktual dan

8
potensial yang lebih luas dan mendorong lebih banyak perencanaan pasar strategis
jangka panjang.

2.2 Mengidentifikasi Strategi Pesaing


Pesaing terdekat perusahaan adalah mereka yang mengejar pasar sasaran yang
sama dengan strategi yang sama. Sekelompok perusahaan yang menerapkan
strategi yang sama atas pasar sasaran tertentu dinamakan kelompok strategis.
Sebuah perusahaan harus mengidentifikasi kelompok strategis tempat ia bersaing.
Misalkan sebuah perusahaan ingin memasuki industri alat-alat berat, dan dua
dimensi strategis penting dalam industri ini adalah citra kualitas dan integrasi
vertikal. Perusahaan mengembangkan bagan yang ditunjukkan dalam Gambar 8-4
dan menemukan bahwa terdapat empat kelompok strategis. Kelompok strategis A
terdiri dari satu pesaing (Maytag). Kelompok strategis B terdiri dari tiga pesaing
utama (General Electric, Whirpool, dan Sears). Kelompok strategis C terdiri dari
empat pesaing, dan kelompok strategis D terdiri dari dua pesaing.

•Lini sempit
Tinggi •Biaya pabrikan rendah
Kelompok A •Servis amat baik
•Harga Tinggi

•Lini sedang
•Biaya pabrikan sedang
Kelompok C •Servis sedang
•Haga sedang
Mutu

•Lini penuh
Kelompok •Biaya Pabrikan Rendah
B •Servis baik
•Harga sedang

•Lini luas
•Biaya pabrikan sedang
Rendah Kelompok D •Servis kurang
•Harga rendah

Tinggi
Rendah
Integrasi Vertikal

9
Gambar 2.1
Kelompok-Kelompok Strategis dalam Industri Pelengakapan Utama

Pemahaman yang penting muncul dari identifikasi kelompok strategis ini.


Pertama, kekuatan penghalang masuk adalah berbeda-beda bagi tiap-tiap
kelompok strategis. Sebuah perusahaan baru akan merasa paling mudah untuk
memasuki kelompok D karena hal tersebut membutuhkan investasi yang
minimum dalam integrasi vertikal dan dalam komponen kualitas dan reputasi.
Perusahaan akan merasa paling sulit untuk memasuki kelompok A dan kelompok
B karena keduanya membutuhkan investasi dalam kualitas dan integrasi vertikal
yang tinggi. Kedua, jika perusahaan berhasil memasuki salah satu dari kelompok
tersebut, anggota dari kelompok itu menjadi pesaing utamanya. Jadi, jika
perusahaan memasuki kelompok B, ia terutama akan membutuhkan kekuatan
untuk melawan General Electric, Whirpool, dan Sears. Ia harus memiliki beberapa
keuntungan kompetitif jika ia ingin berhasil.
Meskipun persaingan paling kuat terjadi di dalam sebuah kelompok strategis,
juga sering terdapat persaingan antarkelompok, karena beberapa alasan. Pertama,
beberapa kelompok strategis mungkin menarik minat kelompok pelanggan yang
tumpang tindih. Contohnya, perusahaan manufaktur alat-alat berat dengan strategi
yang berbeda; bagaimanapun juga mungkin mendekati pembangun apartemen
bertingkat. Kedua, pelanggan mungkin tidak melihat banyak perbedaan dalam
penawaran kelompok strategis yang berbeda. Ketiga, tiap-tiap kelompok mungkin
ingin memperluas pangsa pasarnya, terutama jika perusahaan tersebut cukup
setara dalam ukuran dan kekuatan dan penghalang mobilitas di antara kelompok-
kelompok tersebut rendah.
Gambar 2.1 hanya menggunakan dua dimensi untuk mengidentifikasi
kelompok strategis dalam sebuah industri. Dimensi-dimensi lainnya terdiri dari
tingkat kecanggihan teknologi, cakupan geografis, metode manufaktur, dan lain-
lain. Sesungguhnya, setiap pesaing harus digambarkan lebih menyeluruh daripada
yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1. Perusahaan membutuhkan informasi rinci
mengenai bisnis, pemasaran, produksi, litbang, keuangan, dan strategi sumber
daya manusia; kualitas, kelengkapan, dan bauran produk; pelayanan pelanggan;

10
kebijakan penetapan harga; cakupan distribusi; strategi tenaga penjual; serta iklan
dan program promosi penjualan dari tiap-tiap pesaingnya.
Perusahaan harus memantau strategi pesaingnya secara terus menerus.
Pesaing yang cerdik akan merevisi strategi mereka dari waktu ke waktu.
Contohnya, Ford sebelumnya adalah pemenang awal karena ia berhasil
memproduksi mobil dengan biaya rendah. Kemudian GM mengungguli Ford
karena ia menanggapi harapan pasar ikan keragaman. Kemudian, perusahaan
Jepang mengambil alih kepemimpinan karena mereka memasok mobil rang hemat
bahan bakar. Jepang selanjutnya memproduksi mobil dengan kehandalan yang
tinggi. Saat produsen mobil AS baru saja akan menyamai kualitasny, produsen
mobil Jepang berpindah ke kualitas sensoris, yaitu penampilan dan rasa dari mobil
tersebut dan komponen-komponennya yang beraneka ragam Mantan insinyur
Ford menjelaskan, “Itu adalah tuas lampu sein yang tidak goyang. kecepatan naik
turun power window . .dan rasa ombol pengendali cuaca. Inilah nuansa
selanjutnya dari persaingan untuk mendapatkan pelanggan.
Jelaslah, perusahaan harus mewaspadai perubahan yang diinginkan pelanggan
dan bagaimana para pesaing merevisi strategi mereka untuk memenuhi hasrat
yang sedang timbul ini.

2.3 Menentukan Tujuan Pesaing


Setelah suatu perusahaan mengidentifikasi pesaing utamanya dan strategi-
strategi mereka, ia harus menanyakan: Apa yang dicari masing-masing pesaing
dalam pasar? Apa yang mendorong tiap-tiap perilaku pesaing?
Asumsi awal yang berguna adalah bahwa pesaing berusaha untuk
memaksimalkan laba mereka. Namun, perusahaan-perusahaan berbeda dalam
bobot yang mereka berikan atas laba jangka pendek dan jangka panjang. Lebih
jauh, beberapa perusahaan mengorientasikan pemikiran mereka di sekitar
“memuaskan” daripada memaksimumkan-mereka menetapkan laba sasaran dan
puas jika mereka dapat mencapainya, bahkan jika mereka dapat menghasilkan
lebih banyak laba dengan strategi lain atau dengan lebih banyak usaha.

11
Asumsi alternatif adalah bahwa setiap pesaing mengejar gabungan tujuan:
profitabilitas saat ini, pertumbuhan pangsa pasar, arus kas, keunggulan teknologi,
keunggulan pelayanan, dan lain-lain. Dengan mengetahui bagaimana seorang
pesaing memberikan bobot pada masing-masing tujuan akan membantu kita
menjawab apakah pesaing puas dengan hasil keuangannya saat ini, bagaimana ia
mungkin bereaksi terhadap jenis serangan kompetitif yang berbeda, dan lain-lain.
Contohnya, seorang pesaing yang mengejar keunggulan dalam biaya rendah akan
bereaksi lebih kuat terhadap pesaing yang telah menekan biayanya secara
signifikan daripada terhadap peningkatan anggaran iklan oleh pesaing yang sama.
Fakta bahwa sasaran pesaing dapat sangat berbeda secara tepat diilustrasikan
dengan membandingkan perusahaan AS dan Jepang. Sebagian besar perusahaan
AS beroperasi dengan model maksimisasi profit jangka pendek, terutama karena
kinerja mereka saat ini dinilai oleh pemegang saham, yang mungkin kehilangan
kepercayaan, menjual saham mereka, dan menyebabkan biaya modal perusahaan
meningkat. Sebaliknya, perusahaan Jepang terutama beroperasi dengan model
maksimisasi pangsa pasar. Mereka memperoleh banyak di dana mereka dari bank
dengan tingkat bunga yang lebih rendah dan puas menghasilkan laba yang lebih
rendah.
Tujuan pesaing dibentuk oleh banyak hal, termasuk ukuran, sejarah,
manajemen saat ini, situasi keuangan, dan posisinya dalam organisasi yang lebih
besar. Jika pesaing adalah bagian dari perusahaan yang lebih besar, adalah penting
untuk mengetahui apakah perusahaan induk menjalankannya untuk pertumbuhan
atau memerahnya. Jika pesaing tidak penting bagi perusahaan induknya, ia
mungkin dapat diserang dengan lebih -mudah. Rothschild menyatakan bahwa
pesaing terburuk untuk diserang adalah pesaing dengan bisnis satu-satunya dan
yang memiliki operasi global.

12
2.4 Menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Apakah para pesaing perusahaan dapat menjalankan strategi mereka dan
meraih sasaran mereka bergantung pada sumber daya dan kemampuan dari
masing-masing pesaing. Sebagai langkah awal dalam mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan para pesaingnya, perusahaan harus mengumpulkan informasi
terbaru mengenai bisnis setiap pesaing, termasuk data penjualan, pangsa pasar,
margin laba, pengembalian investasi, arus kas, investasi baru, dan penggunaan
kapasitas. Beberapa informasi ini akan sulit dikumpulkan. Contohnya, perusahaan
barang-barang industri akan merasa sulit untuk memperkirakan pangsa pasar
pesaingnya karena tidak ada jasa data sindikasi yang melayani industri itu.
Perusahaan umumnya mempelajari kekuatan dan kelemahan pesaing mereka
melalui data sekunder, pengalaman pribadi, dan kabar angin. Mereka dapat
memperluas pengetahuan mereka dengan melakukan riset pemasaran primer atas
pelanggan, pemasok, dan penyalur. Semua sumber ini membantu perusahaan
untuk memutuskan siapa yang akan diserang dalam pasar dengan pengendalian
yang dapat diprogram (programmable-control market):
Sebuah perusahaan memutuskan untuk memasuki pasar dengan pengendalian
yang dapat diprogram. Ia menghadapi tiga pesaing mapan: Allen Bradley, Texas
Instruments, dan Gould. Risetnya menunjukkan bahwa Allen Bradley memiliki
reputasi yang sangat baik dalam keunggulan teknologi; Texas Instruments
memiliki biaya yang rendah dan sedang melaksanakan pertempuran berdarah
untuk merebut pangsa pasar; dan Gould beroperasi dengan baik namun tidak
menonjol. Perusahaan tersebut menyimpulkan bahwa sasaran terbaiknya adalah
Gould.
Secara umum, setiap perusahaan harus memantau tiga variabel saat
menganalisa pesaingnya:
 Andil atas pasar (market share): Andil pesaing atas pasar sasaran.
 Andil atas ingatan (mind share): Persentase pelanggan yang menyebut
nama pesaing dalam menanggapi pertanyaan, “Sebutkanlah perusahaan
pertama dalam industri ini yang ada dalam pikiran Anda.”

13
 Andil dalam hati (heart share): Persentase pelanggan yang menyebut nama
pesaing dalam menanggapi pertanyaan, “Sebutkanlah perusahaan yang
produknya lebih anda sukai untuk dibeli. ”

Dalam usaha meningkatkan pangsa pasar mereka, banyak perusahaan telah


mulai melakukan benchmarking/pematokan pesaing mereka yang paling berhasil.
Dalam mencari kelemahan pesaing, kita harus mengidentifikasi setiap asumsi
yang tidak berlaku lagi yang kita buat tentang bisnis mereka dan pasar. Beberapa
perusahaan yakin mereka dapat menghasilkan kualitas terbaik dalam industri
padahal tidak demikian. Banyak perusahaan secara salah mendukung pemikiran-
pemikiran konvensional seperti, “Perusahaan lebih menyukai perusahaan berlini
penuh, ” dan “Angkatan kerja adalah satu-satunya peralatan pemasaran yang
penting,” dan “Pelanggan lebih menghargai pelayanan daripada harga.” Jika kita
tahu bahwa pesaing menerapkan asumsi utama yang salah, kita dapat mengambil
keuntungan dari padanya.

2.5 Mengestimasi Pola Reaksi Pesaing


Mengidentifikasi tujuan dan kekuatan/kelemahan pesaing sangat membantu
manajer dalam mengantisipasi reaksi yang mungkin dilakukan atas strategi
perusahaan lain (contohnya, potongan harga, peningkatan promosi, atau
pengenalan produk baru). Sebagai tambahan, setiap pesaing memiliki falsafah
tertentu dalam berbisnis, budaya internal tertentu, dan keyakinan tertentu.
Seseorang membutuhkan pemahaman yang mendalam atas pola pikir pesaing
untuk berharap dapat mengantisipasi bagaimana ia akan beraksi atau bereaksi.
1. Pesaing yang santai
Beberapa pesaing tidak bereaksi dengan cepat atau kuat terhadap gerakan
lawannya. Contohnya, ketika Miller memperkenalkan bir Lite-nya pada akhir
1970-an, Anheuser-Burch puas dengan kepemimpinannya dalam industri bir.
Kemudian, saat Miller menjadi lebih agresif dalam pemasarannya dan bir Lite-nya
menuntut bagian 60% pangsa pasar, Anheusser-Bursch bangkit untuk
mengembangkan bir ringannya.

14
Alasan kurangnya tanggapan terhadap persaingan adalah berbeda-beda.
Pesaing yang santai mungkin merasa pelanggan mereka setia; mereka mungkin
ingin memerah bisnis tersebut; mereka mungkin lambat dalam mengenali
perkembangan; mereka mungkin kekurangan dana untuk bereaksi. Para lawan
harus berusaha menduga alasan perilaku pesaing yang santai.
2. Pesaing yang selektif
Pesaing dapat bereaksi hanya terhadap jenis serangan tertentu dan tidak
terhadap serangan lain. Ia mungkin bereaksi terhadap potongan harga tidak
terhadap peningkatan pengeluaran iklan. Perusahaan minyak seperti Shell dan
Exxon adalah pesaing yang selektif, yang bereaksi hanya terhadap penurunan
harga pesaing, namun tidak terhadap, misalnya, promosi. Dengan mengetahui
terhadap apa pesaing utamanya bereaksi, perusahaan akan mendapatkan petunjuk-
petunjuk seperti lini yang paling mungkin dapat diserang.
3. Pesaing harimau/tiger competitor
Pesaing yang bereaksi dengan gesit dan kuat terhadap setiap serangan dalam
wilayahnya. Karena itu, P&G tidak membiarkan deterjen baru masuk dengan
mudah ke dalam pasar. Pesaing harimau menandakan bahwa perusahaan lain lebih
baik tidak menyerang karena pihak yang bertahan akan bertarung sampai akhiri
Selalu lebih baik untuk menyerang domba daripada harimau. Lever Brothers
menemukan hal ini selama serangan pertamanya dalam pasar deterjen “ultra”
yang dipelopori oleh Procter & Gamble. Ultra adalah deterjen yag lebih
terkonsentrasi yang dikemas dalam botol yang lebih kecil. Pengecer menyukainya
karena mereka. memakan lebih sedikit tempat dalam rak, namun ketika Lever
memperkenalkan versi Ultranya, Wisk and Surf, ia tidak mendapatkan tempat
pajangan untuk waktu yang lama. P & G menghamburkan sangat banyak uang
untuk menyokong merek deterjennya.
4. Pesaing stochastic/tak terduga
Beberapa pesaing mungkin tidak menunjukkan pola reaksi 'yang dapat
diduga. Pesaing pesaing tersebut mungkin atau mungkin tidak membalas kejadian
tertentu; dan tidak ada cara untuk meramalkan hal ini berdasarkan keadaan
ekonomi, sejarah, atau hal-hal lainnya. Banyak bisnis kecil adalah pesaing yang

15
stochastic, bersaing dalam front tertentu saat mereka mampu membiayai
peperangan dan menahan diri saat persaingan terlalu mahal.

BAB III
KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan
Sejak zaman nenek moyang, bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang
ramah dan suka bergaul dengan bangsa lain. Dikenal sebagai pelayar-pelayar yang
sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di
Asia Tenggara. Berkaitan dengan waktu masuknya Islam ke Indonesia, terdapat
tiga teori yaitu teori gujurat, teori persia dan teori makkah. Jalur-jalur yang
digunakan oleh para penyebar Islam di Indonesia yang pertama kali melalui,
antara lain jalur perdagangan, perkawinan dan tasawuf. Para Wali Songo yang
berjuang dalam penyebaran agama Islam di berbagai daerah di Pulau Jawa adalah
Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Drajad ,Sunan Bonang ,Sunan Giri,
Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati. Pada abad ke-
13, kerajaan-kerajaan Islam dikenal secara pasti, misalnya Kerajaan Samudera
Pasai di Aceh Utara. Kerajaan ini dikunjungi oleh Ibnu Batutah pada tahun 1325
M. Dan ternyata la menemukan Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326 M),
putra Sultan Malikush Shaleh, sebagai seorang yang alim dan saleh. Di Istana dan
masjid yang dibangunnya sering diadakan pertemuan dan diskusi mengenai
masalah-masalah keagamaan dengan para ulama terkemuka yang berdatangan dari

16
pusat-pusat peradaban Islam. Semenjak abad ke-16 sampai abad ke-20, umat
Islam menghadapi berbagai tantangan dari kekuasaan Barat, sehingga
mengadakan perlawanan bagi setiap fase penjajahan.

1.2 Saran
Bila mana dalam makalah ini terdapat kekeliruan maka saran dari pembaca
sangat diharapkan agar karya ini dapat dijadikan suatu bahan informasi sesuai
dengan tujuannya.

DAFTAR PUSTAKA

Seri Penerbitan Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK).


2017. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: LSIPK

Masbidin. 2018. “ 3 Teori dan Jalur Masuknya Islam ke Indonesia” pada


https://masbidin.net/jalur-masuknya-islam-ke-indonesia/

2016. “Wali Songo yang Menyiarkan Agama Islam di Pulau Jawa dan sekitarnya”
pada http://www.ilmusaudara.com/2016/05/walisongo-9-wali-yang-menyiarkan-
agama.html

17

Anda mungkin juga menyukai