Oleh :
(10090317004)
Manajemen-A
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ini dengan judul “ Peradaban Islam di Indonesia“ . Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pai V (Sejarah Islam)
di Universitas Islam Bandung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan
penulis. Namun demikian penulis telah berusaha sesuai dengan kemampuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun akan
penulis terima dengan senang hati untuk perbaikan selanjutnya.
Wassallamualaikum wr.wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................2
BAB II ISI
2.1 Kedatangan Islam di Indonesia ...................................................................3
2.2 Jalur-Jalur Masuk Islam ke Indonesia .........................................................7
2.3 Wali Songo dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia ......................10
2.4 Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia ......................................................16
2.5 Perlawanan Umat Islam terhadap Kaum Penjajah ....................................26
2.6 Gerakan Pembaharuan di Indonesia ..........................................................28
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................34
3.2 Saran .......................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Islam masuk ke nusantara sekitar abad ke 7 masehi dan sebelum islam masuk
di nusantara, sudah banyak agama dan kepercayaan yang berkembang seperti
animisme, dinamisma,hindu, budha. Islam masuk di nusantara melalui berbagai
macam cara yaitu melalui perdagangan, kurtural, pendidikan, kekuasaan politik.
Setelah islam masuk di nusantara, Islam langsung berkembang dengan sangat
pesat dan semakin banyak orang yang masuk islam karena cara penyebaran islam
sangat bagus dan tanpa paksaan.
2
BAB II
ISI
3
4. Persaingan generik
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua
perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan dolar konsumen yang sama. Di sini,
Buick akan menganggap dirinya bersaing dengan perusahaan yang menjual
barang konsumsi yang tahan lama, liburan ke luar negeri, dan rumah baru.
4
pelanggan harus membeli produknya sehubungan dengan tidak adanya
substitusi dekat. Jika terdapat substitusi parsial dan terdapat beberapa
ancaman persaingan yang segera akan timbul, monopolis murni mungkin
melakukan investasi dalam lebih banyak pelayanan dan teknologi untuk
mempertahankan pangsa pasarnya. Monopoli yang teregulasi diharuskan
untuk mengenakan harga yang lebih rendah dan memberikan lebih banyak
pelayanan karena menyangkut kepentingan masyarakat.
b. Oligopoli: Suatu struktur industri di mana sejumlah kecil (biasanya)
perusahaan. besar memproduksi produk mulai dari yang sangat
terdiferensiasi hingga yang terstandarisasi. Ada dua bentuk oligopoli,
murni dan terdiferensiasi. Oligopoli mumi terdiri dan sedikit perusahaan
yang memproduksi komoditi yang pada dasarnya sama (minyak bumi,
baja, dan lain-lain) Sebuah perusahaan dalam industri oligopolistik murni
akan merasa sulit untuk mengenakan harga yang lebih tinggi daripada
harga yang berlaku kecuali ia dapat membedakan pelayanannya. Jika
pesaing menyamai pelayanan tersebut, maka satu-satunya cara untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif adalah melalui biaya yang lebih
rendah. Biaya yang lebih rendah dapat dicapai dengan mengejar strategi
volume yang lebih tinggi. Oligopoli yang terdiferensiasi terdiri dari sedikit
perusahaan yang memproduksi produk yang terdiferensiasi secara parsial
(mobil, kamera, dan lain-lain). Diferensiasi tersebut dapat terjadi dalam
kualitas, kelengkapan, mode, atau pelayanan. Masing-masing pesaing
dapat mencari keunggulan dalam salah satu dari atribut utama ini, menarik
pelanggan yang menyukai atribut tersebut, dan membebankan premi harga
untuk atribut tersebut.
c. Persaingan monopolistik: Terdiri dari banyak pesaing yang mampu
membedakan penawaran mereka secara keseluruhan atau sebagian
(restoran, toko kecantikan). Banyak dari pesaing yang memusatkan
perhatian pada segmen pasar di mana mereka dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan cara yang paling unggul dan kemudian menuntut premi
harga.
5
d. Persaingan murni: Terdiri dari banyak pesaing yang menawarkan produk
dan jasa yang sama (bursa efek, bursa komoditi). Karena tidak ada dasar
bagi diferensiasi, harga pesaing akan sama, Tidak ada pesaing yang akan
memasang iklan kecuali jika iklan dapat menciptakan diferensiasi
psikologis (rokok, bir), dalam kasus ini akan lebih tepat untuk
menggambarkan industri tersebut bersaing secara monopolistik. Penjual
akan menikmati perbedaan tingkat laba hanya jika mereka dapat mencapai
biaya produksi atau distribusi yang lebih rendah.
6
tersebut tidak mampu melawan otot kekar pemasaran raja pasar biskuit Nabisco
dan Keebler.
3. Pintu Keluar dan Penghalang Penciutan
Idealnya, perusahaan harus bebas untuk meninggalkan industri yang labanya
sudah tidak menarik, namun mereka sering menghadapi penghalang keluar.
Penghalang keluar yang paling umum antara lain adalah tanggung jawab hukum
dan moral pada pelanggan, kreditor, dan pegawai; pembatasan pemerintah; nilai
sisa aktiva yang rendah akibat terlalu terspesialisasi atau usang; kekurangan
peluang alternatif; integrasi vertikal yang tinggi; dan penghalang emosional.
Banyak perusahaan bertahan dalam suatu industri selama mereka dapat menutup
biaya variabel mereka dan beberapa atau semua biaya tetap mereka. Namun,
keberadaan mereka mengurangi laba bagi semua orang. Perusahaan yang ingin
tinggal dalam industri tersebut harus mengurangi penghalang keluar bagi pihak
lain. Mereka dapat menawarkan diri untuk membeli aktiva pesaing,
menyelesaikan tanggung jawab pada pelanggan, dan seterusnya.
Bahkan jika beberapa perusahaan tidak ingin keluar dari industri tersebut,
mereka mungkin ingin memperkecil ukuran mereka. Di sinilah perusahaan harus
berusaha mengurangi penghalang penciutan untuk membantu pesaing mereka
yang tidak sehat agar dengan lancar dapat menjadi lebih kecil. Dua dari
penghalang penciutan yang paling umum adalah pengikatan kontrak dan
manajemen yang keras kepala.
4. Struktur Biaya
Setiap industri memiliki bauran biaya tertentu yang banyak mendorong
tindakan strategisnya. Contohnya, produksi baja melibatkan banyak biaya
manufaktur dan bahan baku, sementara produksi mainan melibatkan banyak biaya
distribusi dan pemasaran. Perusahaan akan memberikan perhatian terbesar pada
biaya mereka yang paling tinggi dan akan menerapkan strategi untuk mengurangi
biaya-biaya ini. Jadi, perusahaan baja dengan pabrik yang paling modern (yaitu,
paling efisien dalam biaya) akan memiliki keunggulan yang sangat besar atas
perusahaan baja lainnya.
7
5. Tingkat Integrasi Vertikal
Dalam beberapa industri, perusahaan menemukan bahwa adalah
menguntungkan untuk melakukan integrasi ke hulu dan/atau ke hilir (integrasi
vertikal). Contoh yang tepat adalah industri minyak bumi, di mana produsen besar
minyak bumi melaksanakan eksplorasi minyak bumi, pengeboran minyak bumi,
penyulingan minyak bumi, produksi bahan kimia, dan operasi pompa bahan
bakar. Integrasi vertikal sering menurunkan biaya dan memberikan pada
perusahaan lebih banyak kontrol atas arus nilai tambah. Sebagai tambahan,
perusahaan yang terintegrasi secara vertikal dapat memanipulasi harga dan biaya
mereka dalam segmen-segmen bisnis mereka yang berbeda-beda untuk
menghasilkan laba di segmen dengan pajak terendah. Namun, Integrasi vertikal
dapat menciptakan kerugian tertentu seperti terganjal oleh biaya yang tinggi
dalam bagian-bagian tertentu dari rantai nilai dan kekurangan fleksibilitas
tertentu.
6. Tingkat Globalisasi
Beberapa industri bersifat sangat lokal (seperti perawatan lapangan); yang
lain bersifat global (seperti minyak bumi, mesin pesawat udara, kamera).
Perusahaan dalam industri global harus bersaing dengan basis global, jika mereka
ingin mencapai skala ekonomis dan mengikuti kemajuan terakhir dalam teknologi.
8
potensial yang lebih luas dan mendorong lebih banyak perencanaan pasar strategis
jangka panjang.
•Lini sempit
Tinggi •Biaya pabrikan rendah
Kelompok A •Servis amat baik
•Harga Tinggi
•Lini sedang
•Biaya pabrikan sedang
Kelompok C •Servis sedang
•Haga sedang
Mutu
•Lini penuh
Kelompok •Biaya Pabrikan Rendah
B •Servis baik
•Harga sedang
•Lini luas
•Biaya pabrikan sedang
Rendah Kelompok D •Servis kurang
•Harga rendah
Tinggi
Rendah
Integrasi Vertikal
9
Gambar 2.1
Kelompok-Kelompok Strategis dalam Industri Pelengakapan Utama
10
kebijakan penetapan harga; cakupan distribusi; strategi tenaga penjual; serta iklan
dan program promosi penjualan dari tiap-tiap pesaingnya.
Perusahaan harus memantau strategi pesaingnya secara terus menerus.
Pesaing yang cerdik akan merevisi strategi mereka dari waktu ke waktu.
Contohnya, Ford sebelumnya adalah pemenang awal karena ia berhasil
memproduksi mobil dengan biaya rendah. Kemudian GM mengungguli Ford
karena ia menanggapi harapan pasar ikan keragaman. Kemudian, perusahaan
Jepang mengambil alih kepemimpinan karena mereka memasok mobil rang hemat
bahan bakar. Jepang selanjutnya memproduksi mobil dengan kehandalan yang
tinggi. Saat produsen mobil AS baru saja akan menyamai kualitasny, produsen
mobil Jepang berpindah ke kualitas sensoris, yaitu penampilan dan rasa dari mobil
tersebut dan komponen-komponennya yang beraneka ragam Mantan insinyur
Ford menjelaskan, “Itu adalah tuas lampu sein yang tidak goyang. kecepatan naik
turun power window . .dan rasa ombol pengendali cuaca. Inilah nuansa
selanjutnya dari persaingan untuk mendapatkan pelanggan.
Jelaslah, perusahaan harus mewaspadai perubahan yang diinginkan pelanggan
dan bagaimana para pesaing merevisi strategi mereka untuk memenuhi hasrat
yang sedang timbul ini.
11
Asumsi alternatif adalah bahwa setiap pesaing mengejar gabungan tujuan:
profitabilitas saat ini, pertumbuhan pangsa pasar, arus kas, keunggulan teknologi,
keunggulan pelayanan, dan lain-lain. Dengan mengetahui bagaimana seorang
pesaing memberikan bobot pada masing-masing tujuan akan membantu kita
menjawab apakah pesaing puas dengan hasil keuangannya saat ini, bagaimana ia
mungkin bereaksi terhadap jenis serangan kompetitif yang berbeda, dan lain-lain.
Contohnya, seorang pesaing yang mengejar keunggulan dalam biaya rendah akan
bereaksi lebih kuat terhadap pesaing yang telah menekan biayanya secara
signifikan daripada terhadap peningkatan anggaran iklan oleh pesaing yang sama.
Fakta bahwa sasaran pesaing dapat sangat berbeda secara tepat diilustrasikan
dengan membandingkan perusahaan AS dan Jepang. Sebagian besar perusahaan
AS beroperasi dengan model maksimisasi profit jangka pendek, terutama karena
kinerja mereka saat ini dinilai oleh pemegang saham, yang mungkin kehilangan
kepercayaan, menjual saham mereka, dan menyebabkan biaya modal perusahaan
meningkat. Sebaliknya, perusahaan Jepang terutama beroperasi dengan model
maksimisasi pangsa pasar. Mereka memperoleh banyak di dana mereka dari bank
dengan tingkat bunga yang lebih rendah dan puas menghasilkan laba yang lebih
rendah.
Tujuan pesaing dibentuk oleh banyak hal, termasuk ukuran, sejarah,
manajemen saat ini, situasi keuangan, dan posisinya dalam organisasi yang lebih
besar. Jika pesaing adalah bagian dari perusahaan yang lebih besar, adalah penting
untuk mengetahui apakah perusahaan induk menjalankannya untuk pertumbuhan
atau memerahnya. Jika pesaing tidak penting bagi perusahaan induknya, ia
mungkin dapat diserang dengan lebih -mudah. Rothschild menyatakan bahwa
pesaing terburuk untuk diserang adalah pesaing dengan bisnis satu-satunya dan
yang memiliki operasi global.
12
2.4 Menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Apakah para pesaing perusahaan dapat menjalankan strategi mereka dan
meraih sasaran mereka bergantung pada sumber daya dan kemampuan dari
masing-masing pesaing. Sebagai langkah awal dalam mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan para pesaingnya, perusahaan harus mengumpulkan informasi
terbaru mengenai bisnis setiap pesaing, termasuk data penjualan, pangsa pasar,
margin laba, pengembalian investasi, arus kas, investasi baru, dan penggunaan
kapasitas. Beberapa informasi ini akan sulit dikumpulkan. Contohnya, perusahaan
barang-barang industri akan merasa sulit untuk memperkirakan pangsa pasar
pesaingnya karena tidak ada jasa data sindikasi yang melayani industri itu.
Perusahaan umumnya mempelajari kekuatan dan kelemahan pesaing mereka
melalui data sekunder, pengalaman pribadi, dan kabar angin. Mereka dapat
memperluas pengetahuan mereka dengan melakukan riset pemasaran primer atas
pelanggan, pemasok, dan penyalur. Semua sumber ini membantu perusahaan
untuk memutuskan siapa yang akan diserang dalam pasar dengan pengendalian
yang dapat diprogram (programmable-control market):
Sebuah perusahaan memutuskan untuk memasuki pasar dengan pengendalian
yang dapat diprogram. Ia menghadapi tiga pesaing mapan: Allen Bradley, Texas
Instruments, dan Gould. Risetnya menunjukkan bahwa Allen Bradley memiliki
reputasi yang sangat baik dalam keunggulan teknologi; Texas Instruments
memiliki biaya yang rendah dan sedang melaksanakan pertempuran berdarah
untuk merebut pangsa pasar; dan Gould beroperasi dengan baik namun tidak
menonjol. Perusahaan tersebut menyimpulkan bahwa sasaran terbaiknya adalah
Gould.
Secara umum, setiap perusahaan harus memantau tiga variabel saat
menganalisa pesaingnya:
Andil atas pasar (market share): Andil pesaing atas pasar sasaran.
Andil atas ingatan (mind share): Persentase pelanggan yang menyebut
nama pesaing dalam menanggapi pertanyaan, “Sebutkanlah perusahaan
pertama dalam industri ini yang ada dalam pikiran Anda.”
13
Andil dalam hati (heart share): Persentase pelanggan yang menyebut nama
pesaing dalam menanggapi pertanyaan, “Sebutkanlah perusahaan yang
produknya lebih anda sukai untuk dibeli. ”
14
Alasan kurangnya tanggapan terhadap persaingan adalah berbeda-beda.
Pesaing yang santai mungkin merasa pelanggan mereka setia; mereka mungkin
ingin memerah bisnis tersebut; mereka mungkin lambat dalam mengenali
perkembangan; mereka mungkin kekurangan dana untuk bereaksi. Para lawan
harus berusaha menduga alasan perilaku pesaing yang santai.
2. Pesaing yang selektif
Pesaing dapat bereaksi hanya terhadap jenis serangan tertentu dan tidak
terhadap serangan lain. Ia mungkin bereaksi terhadap potongan harga tidak
terhadap peningkatan pengeluaran iklan. Perusahaan minyak seperti Shell dan
Exxon adalah pesaing yang selektif, yang bereaksi hanya terhadap penurunan
harga pesaing, namun tidak terhadap, misalnya, promosi. Dengan mengetahui
terhadap apa pesaing utamanya bereaksi, perusahaan akan mendapatkan petunjuk-
petunjuk seperti lini yang paling mungkin dapat diserang.
3. Pesaing harimau/tiger competitor
Pesaing yang bereaksi dengan gesit dan kuat terhadap setiap serangan dalam
wilayahnya. Karena itu, P&G tidak membiarkan deterjen baru masuk dengan
mudah ke dalam pasar. Pesaing harimau menandakan bahwa perusahaan lain lebih
baik tidak menyerang karena pihak yang bertahan akan bertarung sampai akhiri
Selalu lebih baik untuk menyerang domba daripada harimau. Lever Brothers
menemukan hal ini selama serangan pertamanya dalam pasar deterjen “ultra”
yang dipelopori oleh Procter & Gamble. Ultra adalah deterjen yag lebih
terkonsentrasi yang dikemas dalam botol yang lebih kecil. Pengecer menyukainya
karena mereka. memakan lebih sedikit tempat dalam rak, namun ketika Lever
memperkenalkan versi Ultranya, Wisk and Surf, ia tidak mendapatkan tempat
pajangan untuk waktu yang lama. P & G menghamburkan sangat banyak uang
untuk menyokong merek deterjennya.
4. Pesaing stochastic/tak terduga
Beberapa pesaing mungkin tidak menunjukkan pola reaksi 'yang dapat
diduga. Pesaing pesaing tersebut mungkin atau mungkin tidak membalas kejadian
tertentu; dan tidak ada cara untuk meramalkan hal ini berdasarkan keadaan
ekonomi, sejarah, atau hal-hal lainnya. Banyak bisnis kecil adalah pesaing yang
15
stochastic, bersaing dalam front tertentu saat mereka mampu membiayai
peperangan dan menahan diri saat persaingan terlalu mahal.
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Sejak zaman nenek moyang, bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang
ramah dan suka bergaul dengan bangsa lain. Dikenal sebagai pelayar-pelayar yang
sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di
Asia Tenggara. Berkaitan dengan waktu masuknya Islam ke Indonesia, terdapat
tiga teori yaitu teori gujurat, teori persia dan teori makkah. Jalur-jalur yang
digunakan oleh para penyebar Islam di Indonesia yang pertama kali melalui,
antara lain jalur perdagangan, perkawinan dan tasawuf. Para Wali Songo yang
berjuang dalam penyebaran agama Islam di berbagai daerah di Pulau Jawa adalah
Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Drajad ,Sunan Bonang ,Sunan Giri,
Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati. Pada abad ke-
13, kerajaan-kerajaan Islam dikenal secara pasti, misalnya Kerajaan Samudera
Pasai di Aceh Utara. Kerajaan ini dikunjungi oleh Ibnu Batutah pada tahun 1325
M. Dan ternyata la menemukan Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326 M),
putra Sultan Malikush Shaleh, sebagai seorang yang alim dan saleh. Di Istana dan
masjid yang dibangunnya sering diadakan pertemuan dan diskusi mengenai
masalah-masalah keagamaan dengan para ulama terkemuka yang berdatangan dari
16
pusat-pusat peradaban Islam. Semenjak abad ke-16 sampai abad ke-20, umat
Islam menghadapi berbagai tantangan dari kekuasaan Barat, sehingga
mengadakan perlawanan bagi setiap fase penjajahan.
1.2 Saran
Bila mana dalam makalah ini terdapat kekeliruan maka saran dari pembaca
sangat diharapkan agar karya ini dapat dijadikan suatu bahan informasi sesuai
dengan tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA
2016. “Wali Songo yang Menyiarkan Agama Islam di Pulau Jawa dan sekitarnya”
pada http://www.ilmusaudara.com/2016/05/walisongo-9-wali-yang-menyiarkan-
agama.html
17