Anda di halaman 1dari 20

KESENJANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah: Isu Kontemporer Penelitian SD
Dosen Pengampu: Ririn Andriani Kumala Dewi, M. Pd.

Disusun oleh kelompok 4:


1. Darojatun Nurah (2086206050)
2. Dini Ayuningtiyas (2086206051)
3. Nur Rokhman (2086206076)
4. Nuraisapitri (2086206077)
5. Sendi Septiani (2086206082)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
kemajuan pada saat ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Isu
Kontemporer Penelitian SD yang diampu oleh Ibu Ririn Andriani Kumala Dewi,
M. Pd. Adapun judul makalah ini adalah “Kesenjangan Pendidikan di Indonesia”.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis harap
pembaca dapat memberikan kritik dan saran membangun, untuk perbaikan
penulisan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Indramayu, 28 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II.............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN.............................................................................................................. 3
A. Kesenjangan Pendidikan di Indonesia .................................................................... 3
B. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kesenjangan Pendidikan di Indonesia .... 10
C. Dampak dari Kesenjangan Pendidikan di Sekolah Dasar ..................................... 12
D. Solusi Mengatasi Kesenjangan Pendidikan di Indonesia ..................................... 13
BAB III .......................................................................................................................... 15
PENUTUP ..................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan satu hal yang paling penting dalam kehidupan


manusia juga menjadi factor dalam menentukan kualitas dan kuantitas manusia
yang dimiliki suatu bangsa. Namun, yang terjadi di Indonesia adalah
ketidakmerataannya pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia. Selain itu,
akhir-akhir ini yang menjadi pembicaraan adalah sistem pendidikan yang
berlaku di Indonesia yang dinilai kaku dan juga tidak efektif. Hal tersebut dapat
kita lihat dari tertinggalnya kualitas pendidikan di Indonesia dengan negara
lainnya.

Kualitas dari pendidikan di Indonesia pada akhir-akhir ini sangat


memprihatinkan. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa masalah dalam
sistem pendidikan Indonesia yang mengakibatkan rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia. Seperti contohnya, kelemahan dalam sector manajemen
pendidikan, terjadi kesenjangan sarana dan prasarana Pendidikan di daerah kota
dan desa, dukungan dari pemerintah yang masih lemah, adanya pola pikir kuno
dalam masyarakat, rendahnya kualitas sumber daya pengajar, dan lemahnya
standar evaluasi pembelajaran. Beberapa hal di atas lah yang menjadi faktor
kualitas pendidikan di Indonesia rendah. Selain dari beberapa hal di atas, ada
juga terjadinya problem dalam pembelajaran. Pada makalah ini akan di bahas
tentang kesenjangan pendidikan yang sedang terjadi di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kesenjangan pendidikan yang terjadi di Indonesia?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan pendidikan di
Indonesia?
3. Bagaimana dampak yang terjadi dari kesenjangan Pendidikan pada jenjang
Sekolah Dasar?
4. Bagaimana solusi mengatasi kesenjangan yang terjadi di Indonesia?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kesenjangan-kesenjangan yang terjadi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan
di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dampak dari kesenjangan Pendidikan pada jenjang
Sekolah Dasar.
4. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi di
Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Pendidikan di Indonesia

Kesenjangan dalam arti kata kamus besar Bahasa Indonesia berarti


ketidakseimbangan, ketidaksimetrisan dan jurang pemisah. Sedangkan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara berarti tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, Adapun maksudnya Pendidikan itu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya. Pendidikan selain berperan penting sebagai modal untuk
membangun sumber daya manusia yang berkualitas juga berperan meningkatkan
taraf hidup masyarakat.

Kontribusi Pendidikan memberikan pengaruh positif terhadap kesejahteraan


penduduk dan pertumbuhan ekonomi (Adriani, 2019). Seseorang dengan
Pendidikan tinggi akan sejalan dengan tingginya produktivitas yang dimiliki
yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Demikian
daripada itu, masalah ketimpangan atau kesenjangan di bidang Pendidikan
merupakan salah satu permasalahan pembangunan yang belum tuntas diatasi,
Indonesia disebutkan memiliki ketimpangan Pendidikan dengan kategori sedang
sepanjang periode 2016-2018 (Harahap, Maipita & Rahmadhan, 2020).

Sejak adanya pandemic Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2019


berdampak pada kegiatan di semua bidang salah satunya bidang akademik yaitu
instansi Pendidikan di Indonesia. Untuk menghadapi kemungkinan dampak
tersebut, berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah. Di sektor Pendidikan,
kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bergerak cepat dengan
mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah (BDR) melalui surat edaran Nomor
4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19 (Kemendikbud, 2020).

3
1. Menurut hasil dari penelitian ini, terdapat beberapa hal yang
mencirikan adanya kesenjangan layanan Pendidikan di Indonesia
pada masa covid-19.
a. Menurut Afriansyah, akses menjadi kata kunci dalam
pembelajaran daring (Afriansyah, 2020). Terdapat tiga variable
yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran daring, yaitu:
umur, akses terhadap computer dan internet, serta kesenjangan
digital.
b. Kebijakan belajar dari rumah (BDR) dilakukan, namun kondisi
infrastruktur pendukung pembelajaran daring di Indonesia belum
merata. Statistik Pendidikan di Indonesia menunjukkan hanya
46,33 persen sekolah yang memiliki jaringan internet (Solihin
dkk., 2018). Artinya masih banyak sekolah yang selama ini belum
terpapar dan terbiasa menggunakan teknologi ini. Cakupan sinyal
yang kuat hanya menjangkau 66,22 % wilayah Indonesia, serta
kemampuan menggunakan perangkat digital yang hanya 28,43 %
(BPS, 2018) juga menjadi tantangan dalam implementasi
kebijakan ini.
c. Beberapa sekolah di Kawasan wilayah terdepan, terluar dan
tertinggal (3T) yang guru/siswanya tidak terjangkau internet
memindahkan proses belajar dari sekolah ke rumah guru ataupun
rumah siswa. Agustina Arloy, guru SD Kristen Rebi dari
kepulauan Aru, Maluku mengatakan : “Disini tidak ada jaringan
listrik, ibu. Saya numpang isi (charg) HP di kampung sebelah,
setiap hari sa suruh siswa belajar ke rumah.” Dengan kondisi
yang seperti ini, pembelajaran pada akhirnya dilakukan di rumah
guru.
d. Beberapa sekolah yang juga tanpa jaringan internet, salah satunya
di kabupaten Wamena melaksanakan belajar dari rumah hanya
memanfaatkan TV/radio untuk menyebarkan penugasan dari guru.
Pembelajaran dari TV juga merupakan bagian dari upaya
kemendikbud dalam mengurangi kesenjangan kualitas belajar

4
selama belajar dari rumah. Adapun hasil dari wawancara penulis
menunjukkan hanya sedikit wilayah tertinggal yang dapat
menikmati program tersebut karena ketersediaan jaringan listrik
yang tidak memadai, rendahnya daya jangkau program serta factor
kemiskinan. Untuk menyiasati keterbatasan akses tersebut
Sebagian guru menggunakan “pesan berantai” sebagai media
penyampaian atau pengumpulan tugas kepada siswa, praktik ini
ditemukan di Kabupaten Halmahera Timur dan Sebagian wilayah
Papua.

Terdapat juga beberapa sekolah yang menjalankan kebijakan BDR


dengan meliburkan sepenuhnya tanpa pembelajaran. Kondisi semacam ini
terjadi karena tempat tinggal siswa menyebar dan kondisi geografis yang sulit
dijangkau, misalnya di Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Selain itui, peran anak
sebagai factor produksi dalam ekonomi rumah tangga

Pendidikan adalah salah satu bidang pembangunan yang sangat


mendasar karena terkait dengan penyiapan pengembangan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pada dasarnya pembangunan pendidikan diarahkan untuk
memperluas kesempatan memperoleh pendidikan yang baik dan merata bagi
seluruh lapisan masyarakat di setiap jenjang pendidikan.

2. Provinsi NTT memiliki visi “Bangkit mewujudkan masyarakat


sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia”,
dengan salah satu misinya adalah “meningkatkan kualitas sumber
daya manusia”. Misi ini dimaksudkan untuk menyiapkan sumber daya
manusia yang cerdas, terampil dan berdaya saing tinggi agar mampu
berpartisipasi dalam proses dan percepatan pembangunan di berbagai
bidang. Dalam penerapannya tersebut, Provinsi NTT mengalami
berbagai permasalahan dan isu-isu strategis dalam bidang pendidikan,
antara lain :
a. Isu kurangnya tenaga pendidik/pengajar di kawasan perbatasan
darat menghambat pelayanan dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia masyarakat perbatasan. (BNPP, 2015)

5
b. Permasalahan pokok yang perlu menjadi perhatian di Provinsi
NTT adalah tingginya persentase penduduk usia 15 tahun ke atas
yang tidak punya ijazah. sehingga dipastikan tidak dapat terserap
pada pasar tenaga kerja yang menuntut adanya capaian tingkat
pendidikan tertentu.
c. Sebagian besar anak usia sekolah memilih untuk berhenti pada
jenjang pendidikan SMA/sederajat.
d. Permasalahan pendidikan lainnya adalah masih rendahnya angka
melek huruf, masih rendahnya tingkat pendidikan tertinggi yang
ditamatkan, masih tingginya angka putus sekolah, rendahnya
kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan,
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang belum
memadai.
e. Sarana dan prasarana, yaitu kekurangan sarana penunjang
f. Kekurangan guru yang berkualitas
g. Terbatasnya kemampuan masyarakat dalam membiayai
pendidikan anak-anaknya. Tingkat kesejahteraan ekonomi
masyarakat perbatasan di pedalaman dan pulau-pulau kecil terluar
dalam membiayai pendidikan anak-anaknya sangat rendah karena
penghasilan yang didapat juga rendah.
h. Keterbatasan fasilitas dan tenaga pendidik yang kurang
menyebabkan adanya kesenjangan kemampuan dan keterampilan
i. Pengelolaan sekolah masih belum optimal; dan Kurangnya
keterampilan dan pengetahuan dalam mengelola sekolah
j. Peran serta masyarakat belum optimal dalam mengembangkan
partisipasi untuk meningkatkan kinerja sekolah.
3. Selain di Provinsi NTT, Provinsi Kalimantan Timur pun mengalami
kesenjangan pendidikan. Kesenjangan yang terjadi di Kalimantan
Timur adalah kesenjangan akses pendidikan, antara lain:
a. Selama periode 2019 hingga 2020 kurang dari satu persen
penduduk usia 7-15 tahun di Kalimantan timur belum bersekolah
atau sudah tidak bersekolah lagi.

6
b. Kesempatan menuju akses Pendidikan dasar juga sudah
menunjukan distribusi yang merata yang ditandai dengan indeks
ketimpangan kesempatan pada Pendidikan dasar yang relative
kecil. Hal ini menandakan bahwa program wajib belajar 9 tahun
yang dicanangkan pemerintah di Kalimantan Timur dapat
dikatakan berhasil. Hampir seluruh penduduk berusia 7-15 tahun
telah dapat mengenyam pemdidikan dasar.
c. Terdapat kesenjangan terhadap aspek Pendidikan menengah. Hal
ini perlu menjadi perhatian pemerintah bahwa ternyata kebijakan
untuk menengah belum memberikan hasil yang maksimal seperti
pada Pendidikan dasar.
d. Faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara
Pendidikan dasar dan Pendidikan menengah yakni faktor tempat
tinggal anak.
e. Sekolah SD/SMP sederajat lebih mudah dijangkau oleh anak
karena tersebar hamper diseluruh wilayah dibandingkan sekolah
SMA sederajat yang Sebagian besar terdapat di kota.
f. Jumlah sekolahan SD/SMP sederajat sebanyak 2.883 unit yang
tersebar diseluruh kabupaten atau kota. Sedangkan jumblah
sekolahan SMA sederajat hannya berjumlah 523 unit. Hal ini
dikarenakan kebanyakan sekolah menengah (SMA
Sederajat)berada di ibukota kecamatan atau perkotaan.
g. Secara umum faktor yang memberikan pengaruh cukup besar
terhadap aspek Pendidikan dasar di Indonesia adalah kondisi anak
tersebut, yakni Pendidikan kepala keluarga, pengeluaran
perkapita, dan wilayah tempat tinggal anak.
h. Kondisi keluarga juga cukup berpengaruh terhadap ketimpangan
kesempatan terhadap akses pendidikan menengah seorang anak.
Kapala keluarga dengan Pendidikan rendah dan kondisi ekonomi
yang buruk dapat menyebabkan seorang anak tidak dapat
menikmati akses ke pendidikan menengah.

7
i. Masyarakat telah memandang anak memiliki kesempatan yang
sama untuk mengenyam Pendidikan tanpa melihat jenis kelamin.
j. Sarana dan fasilitas Pendidikan Pendidikan yang tidak merata
dianatara wilayah perkotaan dan pedesaan menyebabkan masih
adanya ketimpangan terhadap akses Pendidikan.
k. Sulitnya akses menuju sekolah dapat menurunkan minat orang tua
untuk menyekolahkan anaknya.
l. Ketimpangan kesempatan terhadap akses Pendidikan menengah
diwilayah pedesaan diakibatkan jumlah anggota rumah tangga
dalam keluarga dan kondisi ekonomi keluarga, serta faktor lain
seperti status bekerja kepada keluarga, serta jenis kelamin anak.
m. Banyaknya jumlah anggota keluarga menjadi pertimbangan bagi
rumah tangga untuk mengambil keputusan mengenai
kelangsungan Pendidikan.
n. Bagi keluarga dengan kondisi ekonomi kurang baik, orang tua
akan mempertimbangkan diantara anggota rumah tangga siapakah
yang akan melanjutkan Pendidikan.
o. Ekonomi rumah tangga ayang buruk menyebabkan tingginya
ketimpangan Pendidikan. Kondisi ekonomi keluarga yang baik
akan menyebabkan orang tua tidak ragu untuk menyekolahkan
anaknya.
4. Selain di provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Timur ada
juga kesenjangan pendidikan yang terjadi di Nusa Tenggara Barat
yaitu sebagai berikut.
a. Biaya Pendidikan Tinggi
Nampaknya pendidikan di Indonesia masih dianggap mahal
di negeri ini. Misalnya, biaya sekolah untuk pra sekolah dan
sekolah dasar berkisar antara 2 juta hingga 4 juta, belum lagi
tingkat menengah dan universitas. Terlepas dari masalah tersebut,
siswa perlu mengeluarkan uang ekstra untuk seragam mereka,
transportasi dari rumah ke sekolah, makan, dan bahan belajar.
Situasi ini membuat orang miskin tidak bisa bersekolah.

8
Meski pemerintah Indonesia telah menggalakkan
pendidikan wajib 12 tahun gratis bagi warga negara Indonesia,
'gratis' tidak berarti benar-benar gratis karena siswa masih harus
mengeluarkan banyak uang untuk biaya sekolah lainnya sepanjang
tahun. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa orang
miskin mungkin tidak bersekolah.
b. Ukuran kelas

Kelas yang besar akan mempengaruhi efektifitas proses


belajar mengajar dimana guru tidak dapat mengontrol siswa secara
efektif karena situasi belajar yang bising dan tidak nyaman. Guru
menemukan tantangan ketika mengajar sejumlah besar siswa
karena gurumembutuhkan tenaga dan waktu ekstra untuk
memimpin kelas dan mengawasi aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung. Tantangan lain yang dihadapi oleh guru
yang mengajar siswa di kelas besar adalah dalam proses penyajian
pelajaran. Guru merasa kesulitan ketika memberikan desain
pembelajaran di kelas yang ramai sementara pada saat yang sama
guru perlu menciptakan suasana yang nyaman agar siswa tertarik
untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.

c. Penempatan guru sekolah


Indonesia sedang menghadapi masalah kurangnya guru terlatih
yang ingin mengajar di sekolah pedesaan dibandingkan dengan
mereka yang ingin mengajar di sekolah perkotaan. Akibatnya, kita
kekurangan guru sekolah yang mengajar di daerah terpencil dan
rasio guru-murid yang tidak seimbang.
5. Kesenjangan Digital di Kalangan Guru SD dengan Rentang Usia 20 -
58 Tahun di Kecamatan Rajabasa

a. Banyak guru senior merasa kesulitan dalam penggunaan atau


pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
b. Didalam kelas guru senior cenderung menggunakan pembelajaran
dengan metode ceramah dimana metode ini hanya guru yang aktif
dan membuat siswa menjadi pasif dan hanya menjadi pendengar

9
c. Faktor usia ini mempengaruhi daya ingat guru yang mungkin
sudah berkurang sehingga sulit untuk mempelajari dan mengingat
langkah -langkah yang di buat dalam pengembangan
pembelajaran seperti bahan ajar, media pembelajaran, dan masih
banyak lainnya.
d. Faktor dari sekolah juga tidak menuntuk guru untuk menggunakan
TIK, karena disekolah pun fasilitas TIK seperti LCD, komputer
dan internet pun kurang memadai.
e. Ketidakmampuan individu dalam merasakan manfaat dari
teknologi informasi karena kurangnya akses dan kemampuan
dalam penggunaan TIK.
B. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kesenjangan Pendidikan di
Indonesia
Kesenjangan pendidikan yang terjadi di Indonesia bukan tanpa sebab,
adapun beberapa penyebab terjadinya kesenjangan pendidikan terutama di
daerah Sumatera Barat menurut (Rudagi & Siska, 2021), antara lain:

1. Kondisi wilayah di pedalaman


Nagari Sisawah terletah di wilayah pedalaman Kabupaten
Sijunjung. Hal ini dapat kita lihat dari gambaran umum wilayah Nagari
Sisawah. Kondisi wilayah yang masih alami dan terletak di tepi Rimbo
Lisun atau Rimba yang membatasi wilayah Sumatera Barat dengan Provinsi
Riau. Kondisi tersebut tentu akan mempengaruhi pendidikan di wilayah
tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara Rudagi & Siska (2021:6-7) dengan
salah seorang mahasiswa di Perguruan Tinggi di Kota Padang yang berasal
dari Nagari Sisawah yang harus mencari jaringan ke sebuah bukit, ditengah
hutan bersama-teman-temannya.
“Jam 06:30 wib sudah harus berangkat menuju puncak sinyal
(istilah daerah yang ada sinyal), karena jauh dijalan. Kalau
terlambat, maka ketinggalan untuk kuliah online. Jaringan internet
lambat kalau datang siang”.

10
Sulitnya akses dan keterbatasan dalam internet menjadi hambatan
bagi anak-anak untuk kuliah online. Kondisi ini jauh dari idealnya potret
pendidikan di Indonesia. Selain akses transportasi dan keterbatasan dalam
internet, kondisi listrik (penerangan) juga menjadi faktor penting untuk
kuliah online karena menggunakan teknologi berupa handphone dan laptop.
Bantuan PLN untuk Jorong Simawik, Jorong Rumbai, dan Jorong Subalin
baru dialiri listrik tahun 2019. Artinya, Nagari Sisawah merupakan daerah
yang benar-benar berada di pedalaman.
2. Daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan telepon seluler dan jaringan
internet
Permasalahan besar lain yang dihadapi oleh anak-anak sekolah di
Nagari Sisawah adalah tidak ada jaringan internet dan sinyal telepon seluler.
Seperti yang diketahui sebelumnya, permasalahan yang sering terjadi di
sekolah-sekolah wilayah terpencil atau pedalaman adalah keterbatasan-
keterbatasan fundamental seperti akses internet yang tidak ada atau tidak
stabil, keterbatasan finansial keluarga murid, dan fasilitas digital di sekolah
yang masih terbatas. Kondisi tersebut tentu akan mempengaruhi seluruh
aspek, baik dari sisi siswa yang belajar maupun guru yang memberi materi
pembelajaran. Adapun hasil wawancara Indah Pratiwi (2020:82) dengan
guru SD Kristen Rebi dari kepulauan Aru, Maluku mengatakan :
“Disini tidak ada jaringan listrik, ibu. Saya numpang isi (charg) HP
di kampung sebelah, setiap hari sa suruh siswa belajar ke rumah.”
Setiap Jorong (Dusun) di Nagari Sisawah terdapat sekolah PAUD,
TK, dan SD. Sedangkan untuk SMP hanya ada di pusat Nagari yakni di
Jorong Koto Sisawah dan Jorong Kabun. Sementara itu, keseluruhan Jorong
(Dusun) di Nagari Sisawah tidak memiliki akses internet dan sinyal telepon.
Untuk mendapatkan jaringan internet saja harus menempuh kurang lebih
setengah sampai satu jam perjalanan dan bukan terletak di wilayah
pemukiman. Hal tersebut menjadi indikator bahwa masih terdapat
kesenjangan pendidikan terutama di daerah-daerah terpencil.
3. Tidak semua anak memiliki peralatan penunjang untuk pembelajaran daring

11
Permasalahan lain pada pembelajaran daring ini adalah ketersediaan
peralatan atau saran dan prasarana yang dimiliki oleh anak yang terbatas.
Permasalah ini lebih banyak melanda anak-anak yang bersekolah di luar
karena mereka harus belajar daring atau online.
4. Sulitnya menentukan metode pembelajaran untuk anak-anak yang
bersekolah di dalam Nagari Sisawah
Guru-guru yang mengajar di Nagari Sisawah umumnya berasal dari
pusat Kabupaten Sijunjung. Dengan diberlakukannya pembelajaran online
di hampir seluruh jenjang di Nagari Sisawah, para guru masih kesulitan
dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk para siswa.

C. Dampak dari Kesenjangan Pendidikan di Sekolah Dasar


Salah satu kesenjangan Pendidikan yang terjadi di Indonesia yaitu
adanya Covid-19. Berikut adalah dampak dari wabah Covid-19 terhadap
kegiatan belajar mengajar pada siswa Sekolah Dasar (SD).

1. Membiasakan siswa sekolah dasar untuk melakukan pembelajaran


jarak jauh. Namun hal ini dirasa sulit bagi mereka karena telah terbiasa
untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah (tatap muka)
secara langsung. Pembelajaran jarak jauh juga membutuhkan peran
orang tua, seperti memenuhi kebutuhan penggunaan internet (kouta
internet), laptop atau handphone.
2. Pembelajaram jarak jauh juga berdampak pada siswa yang tidak semua
dapat menggunakan teknologi internet dan media social sebagai sarana
pembelajaran karena terbatasnya teknologi yang tersedia di rumah.
Apalagi perhatian orang tua yang kurang mendukung pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh ini sehingga siswa kesulitan beradaptasi
dengan perubahan pembelajaran.
3. Siswa menjadi merasa jenuh terhadap kegiatan pembelajaran yang
melalui jarak jauh dan juga memiliki tugas yang menumpuk selama
kegiatan belajar mengajar dari rumah.

12
D. Solusi Mengatasi Kesenjangan Pendidikan di Indonesia

Upaya pemerintah untuk mengatasi dan meminimalisir adanya


kesenjangan Pendidikan di Indonesia yaitu:

1. Pemerintah harus segera memberi fasilitas berupa sarana prasarana


yang mendukung agar bisa jalan menuju sekolah, bisa berupa jalan
raya, transportasi ataupun membangun gedung sekolah di daerah
pedesaan agar bisa dijangkau oleh semua kalangan.
2. Pemerintah segera melakukan pemerataan sinyal telepon atau
jaringan internet di pedesaan agar bisa digunakan untuk keperluan
sekolah atau e-learning, terutama di wilayah Jorong (Dusun) di
Nagari Sisawah dan wilayah terpencil indonesia yang masih minim
jaringan internet maupun listrik.
3. Pemerintah harus segera memberikan fasilitas penunjang
pembelajaran di sekolah maupun di rumah, misalnya melalui kerja
sama dengan radio komunitas, radio swasta, taman bacaan
masyarakat, perpustakaan desa, dan penggerak literasi.
4. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dengan mengadakan
pelatihan melalui program seperti berikut.
a. Program Kualifikasi Guru (PKG) dalam jabatan memiliki
tujuan yang sama dengan program Dual Mode System (DMS)
yakni untuk menghasilkan lulusan yang berkualifikasi
akademik sarjana (S-1), hanya saja dalam implementasinya
peserta program kualifikasi diwajibkan mengikuti perkuliahan
secara regular di kampus.
b. Program sertifikasi guru ialah program peningkatan
profesionalitas guru dalam jabatan, dengan persyaratan guru
yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau
diploma empat (D-IV) dan memiliki pengalaman mengajar
minimal 4 tahun.
c. Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah Pendidikan tinggi
setelah program Pendidikan sarjana yang mempersiapkan calon
guru untuk memiliki keahlian khusus dalam jabatan guru.

13
d. Program sarjana kedua (S-2) adalah program peningkatan
profesionalitas guru yang diikuti oleh guru yang telah lulus
sertifikasi dalam bidang tertentu.
5. Meningkatkan budaya baca masyarakat
6. Meningkatkan keterampilan penduduk usia kerja.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesenjangan Pendidikan di Indonesia yakni ketidak seimbangan dalam hal


pendidikan karena beberapa faktor yang terjadi seperti daerah yang sulit
terjangkau, fasilitas yang kurang memadai, kurangnya tenaga pendidik. Akses
menuju sekolah serta sulitnya menerapkan metode pembelajaran dan masih
banyak lagi. Hal tersebut sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan modal untuk membangun sumber daya manusia yang
berkualitas juga berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Solusi untuk
mengatasi kesenjangan Pendidikan yang terjadi di Indonesia ialah peran
pemerintah dalam menyediakan fasilitas, pemerataan jaringan internet, pelatihan
terhadap tenaga pendidik, meningkatkan budaya baca masyarakat serta
meningkatkan keterampilan penduduk usia kerja.

Kesenjangan Pendidikan SD yang pertama ada kesenjangan digital


dikarenakan kondisi wilayah, jaringan yang tidak terjangkau, sarana penunjang
pembelajaran yang tidak memadai serta sulitnya menentukan model
pembelajaran. Kedua ada dampak dari wabah covid-19 yang menyebabkan
banyak siswa yang harus belajar jarak jauh dengan menggunakan internet, hal
tersebut tidaklah mudah karena tidak semua dapat menggunakan serta
mengaksesnya dan siswa kesulitan beradaptasi dalam pembelajaran yang
mengakibatkan kejenuhan.

B. Saran
Pada pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa banyak sekali
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber, penulis akan memperbaiki
makalah tersebut. Oleh sebab itu, penulis harapkan kritik serta sarannya
mengenai pembahasan makalah di atas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, S. R. C., Khoirot, S., Sawitri, S. S., & Nurjanah, N. (2021). Dampak
Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Covid-19 di SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo. JURNAL PENDIDIKAN, 30(1), 53–58

Afriansyah, A. (2020). Covid-19, Transformasi Pendidikan dan Berbagai


Problemnya.
https://kependudukan.lipi.go.id/id/berita/53-mencatatcovid19/838-covid-19-
transformasipendidikan-dan-berbagai-problemnya

Ayuningtyas, I. (2021). Ketimpangan akses Pendidikan di Kalimantan Timur


Inequality of Acces to education in east Kalimantan. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 6(2), 118-125.

BNPP, 2015, Peraturan BNPP Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk
Pengelolaan Perbatasan Negara Tahun 2015-2019, Jakarta.

Dewi, W. A. F (2020). Dampak Covid-19 terhadap Implementasi Pembelajaran


Daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 22-61.

Hazizah, Z., & Rigianti, H. A. (2021). Kesenjangan Digital di Kalangan Guru SD


dengan Rentang Usia 20-58 Tahun di Kecamatan Rajabasa. Jurnal
Pendidikan Modern, 7(1), 1-7.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Kemendikbud]. (2020, Maret).


Mendikbud Terbitkan SE tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa
Darurat COVID-19.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/mendikbud-terbitkan-se-
tentang-pelaksanaanpendidikan-dalam-masa-darurat-covid19

Kennedy, P., dkk. (2019). Isu Strategis Kesenjangan Pendidikan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Jurnal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2(1), 619-629.

Mutaqqin, T. (20. Determinants of Unequal Access to and Quality of Education in


Indonesia. The Indonesian Journal of Development Planning, 2-19.

Pratiwi, I & Utama, B (2020). Kesenjangan Layanan Pendidikan di Indonesia

16
Pada Masa Darurat Covid-19: Telaah Demografi atas Implementasi
Kebijakan Belajar Dari Rumah. Jurnal Kependudukan Indonesia, 81-84.

Purwanto, A., dkk. (2020). Studi Eksploratif Dampak PAndemi Covid-19


Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns:
Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1-12.

Rudagi, R & Siska, F. (2021). Analisis Ketimpangan pada Masa Covid-19 di


Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung. Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya,
3(1), 2-11.

Solihin, L., Utama, B., & Pratiwi, I. (2018). Indeks Aktivitas Literasi Membaca
2018 Laporan Penelitian Pemeringkatan Literasi Melalui Instrumen Indeks
Literasi Nasional. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan
Kebudayaan, Balitbang, Kemendikbud

United Nations of Educational (UNESCO). (2020). Covid-19 And Higher


Education: Today and Tomorrow. Artikel UNESCO edisi April 2020. Di akses
https://www.iesalc.unesco.org/en/wp-content/uploads/2020/02/COVID-19-EN-
090420-2.pdf.

17

Anda mungkin juga menyukai