Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) TIG U BEKASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Supervisi dan Monitoring


Dosen Pengampu: Dr. Syarif Hidayat, S. Pd., M. Pd

Disusun Oleh:
Mutiara Fitri
NPM. 1810631040039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya maka saya dapat menyelesaikan laporan kegiatan ini. Laporan ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Supervisi dan Monitoring. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang monitoring dan evaluasi kegiatan Pendidikan Luar
Sekolah bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Syarif Hidayat, M. Pd. Selaku dosen mata kuliah Supervisi dan
Monitoring.

Tentunya dalam penulisan ini saya menyadari masih perlu banyak penyempurnaan
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Akhir kata saya berharap semoga laporan ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Penulis

Bekasi, 25 Mei 2021

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................2

BAB II LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI LKP TIG U BEKASI .


3

2.1 Tujuan Monitoring dan Evaluasi .........................................................................................3

2.2 Komponen Utama Monitoring dan Evaluasi .......................................................................4

2.3 Pelaksana Monitoring dan Evaluasi ...................................................................................7

2.4 Waktu Pelaksanaan ..............................................................................................................8

2.5 Sumber Data ........................................................................................................................8

2.6 Metode Pengumpulan Data .................................................................................................8

2.7 Rincian Kegiatan ................................................................................................................9

BAB III PENUTUP .................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................10

DAFTAR
PUSTAKA ..............................................................................................................11

LAMPIRAN ............................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan memainkan peran fundamental dalam


kehidupan. Melalui pendidikan, kami memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
berguna. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan bahkan diwajibkan untuk mengenyam
pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah agar akses pendidikan lebih terbuka
dan berkualitas. Begitu pula dengan para individu yang makin punya kesadaran untuk
mengusahakan pendidikan yang berkualitas. Salah satunya adalah dengan mengikuti
pendidikan nonformal.

Pendidikan nonformal sendiri merupakan pendidikan yang diadakan di luar


pendidikan formal. Pendidikan nonformal hadir sebagai pelengkap pendidikan formal, yakni
untuk memenuhi aspek tertentu yang tidak diberikan pada pendidikan formal. Pendidikan
nonformal biasanya fleksibel. Hal ini dikarenakan lembaga pendidikan nonformal dapat
merancang dan melaksanakan metode dan program pengajarannya sendiri atau tidak terikat
oleh aturan atau regulasi sebagai lembaga pendidikan formal. Secara umum, lembaga
pendidikan nonformal juga tidak menuntut secara khusus calon peserta / siswanya. Dengan
cara ini, pendidikan nonformal akan lebih eksklusif bagi siapa saja yang ingin bergabung.

Melansir data dari halaman website Manajemen PAUD DIKMAS Kemendikbud per
tahun 2020 terdapat 19.108 Lembaga Kursus dan Pelatihan yang tersebar di seluruh provinsi
di Indonesia. Dari sekian banyak LKP yang ada, LKP TIG’U Bekasi hadir untuk membantu
masyarakat agar dapat membuka usahanya sendiri. LKP TIG’U Bekasi merupakan salah satu
kegiatan yang ada pada TIG’U Family yang berorientasi dibidang Pelatihan/Kursus potong
rambut pria. LKP ini didampingi dan dibimbing oleh tenaga profesional yang memiliki
sertfikasi di bidangnya dan sekaligus diawasi langsung oleh ketua LKP yang bertindak
sebagai Quality Control, sehingga peserta pelatihan mampu menjadi tenaga yang siap pakai
dan siap mandiri.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa tujuan monitoring dan evaluasi yang dilakukan di LKP TIG’U Bekasi?
2. Bagaiman proses Pelatihan di LKP TIG’U Bekasi?
3. Siapa pelaksana monitoring dan evaluasi di LKP TIG’U Bekasi?
4. Darimana sumber data monitoring dan evaluasi berasal?
5. Bagaimana metode pengumpulan data yang dipakai untuk monitoring dan evaluasi?
6. Bagaimana pelaksanaan monitoring dan evaluasi di LKP TIG’U Bekasi?

2
BAB II

LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI LKP TIG U BEKASI

2.1 Tujuan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program yang


sedang berjalan, dengan mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan program akan segera
mempersiapkan kebutuhan tersebut. Kebutuhan bisa berupa biaya, waktu, personel dan
alat. Secara lebih terperinci menurut Suryana dalam Daman (2012:18) monitoring
bertujuan untuk: 1) Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan; 2) Memberikan
masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program; 3) Mendapatkan gambaran
ketercapaian tujuan setelah adanya kegitan; 4) Memberikan informasi tentang metode
yang tepat untuk melaksanakankegiatan; 5) Mendapatkan informasi tentang adanya
kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan kegiatan; 6) Memberikan umpan balik bagi
sitsem penilaian program; dan 7) Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan
berupa fakta dan nilai.
Berdasarkan tujuan di atas monitoring itu bertujuan untuk: 1) Mengkaji apakah
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana; 2) Mengidentifikasi
masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi; 3) Melakukan penilaian apakah pola
kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek; 4)
Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan;
5) Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari
tujuan. Berdasarkan tujuan monitoring yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa monitoring ini bertujuan untuk menyajikan informasi tentang pelaksanaan
program sebagai umpan balik bagi para pengelola dan pelaksana program. Informasi ini
hendaknya menjadi masukan bagi pihak yang berwenang untuk memeriksa kembali
strategi pelaksanaan program yang sudah direncanakan setelah membandingkan
kenyataan yang ada di lapangan, menemukan permasalahan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan program serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat
penyelenggaraan program.
Sedangkan tujuan evaluasi program adalah untuk memperoleh informasi yang akurat
dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan
program, dampak/hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evalluasi untuk

3
program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan kelanjutan program. Tujuan
evaluasi program menurut Sudjana (2006:36) bermacam ragam adalah: Memberi
masukan untuk perencanaan program, memberi masukan untuk kelanjutan, perluasan dan
penghentian program, memberi masukan untuk modifikasi program, memberi masukan
untuk modifikasi program; memberi informasi tentang faktor pendukung dan
penghambat program; memberi masukan untuk motivasi dan pembinaan pengelola dan
pelaksana program, memberi masukan untuk motivasi dan pembinaan pengelola dan
pelaksana program, dan memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi
evaluasi program.

2.2 Komponen Utama Monitoring dan Evaluasi

1. Prestasi Sekolah dan Lulusan Peserta Didik


a. Aspek Kesiswaan
Peserta pelatihan di LKP TIG’U Bekasi berasal dari seluruh wilayah di
Indonesia. Rata-rata umur peserta pelatihan berkisar antara 15-60 tahun. Peserta
pelatihan disini dibimbing dan diarahkan agar nantinya dapat membuka usaha
sendiri. Sejak berdiri, LKP TIG’U Bekasi sudah banyak meluluskan peserta
pelatihan yang berkompeten di bidang potong rambut pria, dengan output
peserta pelatihan memiliki kemampuan hasil karya yang sempurna sesuai
dengan kehendak konsumen.
b. Aspek Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar adalah tenaga
kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan
tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain
kekhususannya yaitu: Guru, Dosen, Konselor, Tutor, Instruktur, Ustadz dan
sebutan lainnya.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
Pelatihan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang
dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi
oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan Pelatihan di LKP Tig U Bekasi terdapat 3 instruktur yang

4
bertugas memberikan instruksi dan pengajaran kepada peserta pelatihan yang
ada dan tentunya instuktur ini sudah mendapatkan sertifikasi kompetensi yang
sesuai dengan kebutuhan LKP.
Sedangkan tenaga kependidikan ialah orang yang berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak
langsung terlibat dalam proses pendidikan. Tenaga kependidikan meliputi
kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi,
tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar,
pamong belajar, dan tenaga kebersihan. Di LKP TIG’U Bekasi, kepala LKP
dalam hal ini juga merangkap sebagai pengelola dan tenaga pendidik.
c. Aspek Prestasi Sekolah
LKP TIG’U Bekasi sudah berpengalaman meluluskan peserta pelatihan di
bidang potong rambut pria selama kurun waktu dari tahun 2014-2021. Selain itu
LKP TIG’U sudah memiliki legalitas yang dibuktikan dengan sudah
mempunyai SK Izin Operasional dengan nomor 421.10/302A/Dik.3.3/K.01A
dan juga sudah mengantongi sertifikat NPSN dengan nomor K5668297.
2. Kurikulum
Kurikulum merupakan komponen input yang vital dalam lembaga pelatihan
kursu atau pelatihan kerja, karena kurikulum merupakan sebuah perencanaan yang
menyeluruh dan sistematis tentang program Pelatihan pelatihan yang dapat
memberikan arahan terhadap pelaksanaan Pelatihan pelatihan. Kurikulum yang
diterapkan pada pelatihan berbasis kompetensi di LKP TIG’U Bekasi adalah
kurikulum berbasis kompetensi juga berbasis masyarakat yang merujuk kepada
SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) Sektor Kecantikan Sub
Sektor Tata Rias Rambut.
3. Proses Belajar Mengajar
a. Aspek Persyaratan Pelatihan
Sebelum dapat mengikuti proses Pelatihan, peserta pelatihan diharuskan
melengkapi persyaratan administrasi yang diminta. Untuk persyaratan
administrasi tersebut adalah: mengisi formulir pendaftaran, fotokopi KTP,
fotokopi KK, dan pas foto ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar. Selain persyaratan
administrasi tersebut, adapula biaya kursus yang harus dibayarkan oleh para
calon peserta pelatihan.
b. Aspek Pelaksanaan Pelatihan

5
Persentase pelaksanaan Pelatihan yang diterapkan di LKP TIG’U Bekasi
adalah 80% praktik dan 20% teori yang didukung oleh peralatan dan
perlengkapan yang memadai guna menunjang hasil yang baik. Pelaksanaan
pelatihan dimulai setiap hari kecuali hari jumat, dari pukul 10.00 WIB s.d. pukul
17.00 WIB. Pada saat praktik pelatihan terdapat pula SOP yang harus dipatuhi.
c. Aspek Pelaksanaan Penilaian Pelatihan
Rata-rata praktik yang ditempuh oleh peserta pelatihan yaitu 30 kali praktik,
dengan interval tiap 10 kali praktik, peserta pelatihan akan dievaluasi. Bagi
peserta pelatihan yang memiliki kemampuan menangkap Pelatihan dengan
cepat, maka peserta pelatihan tersebut dipersilahkan untuk . . Pada
pelaksanaannya praktik ini tidak dilaksanakan serentak oleh seluruh peserta
pelatihan dikarenakan pemahaman dalam menangkap Pelatihan oleh peserta
pelatihan dapat berbeda satu dengan yang lainnya.
4. Tenaga Pendidikan dan Kependidikan
a. Ketua LKP: LKP TIG’U Bekasi didirikan oleh Bapak Wukir Muryo Edi yang juga
menjabat sebagai ketua sekaligus pengelola LKP.
b. Instuktur: LKP TIG’U Bekasi memiliki 3 instruktur (Bambang Eko Tanyono.
Aditya Prabowo, Ade Imam Fauzi) yang masing-masing sudah mengantongi standar
kompetensi sebagai instuktur potong rambut pria.
5. Fasilitas
Fasilitas dalam pelatihan merupakan faktor yang penting serta menentukan
terhadap kelancaran pelaksanaan pelatihan di LKP. Ketersediaan fasilitas dapat
mempengaruhi kualitas lulusan program pelatihan berbasis kompetensi di LKP.
Perkembangan teknologi di dunia usaha dan industri harus diikuti dengan
perkembangan ketersediaan sarana dan prasarana di LKP yang dapat menunjang
kegiatan Pelatihan sehingga dapat dihasilkan lulusan yang sesuai dengan kompetensi
yang dibutuhkan di dunia usaha dan dunia industri.
Fasilitas di LKP TIG’U Bekasi terdiri dari ruang praktik ber AC yang digunakan
oleh peserta pelatihan dalam mengaplikasikan secara langsung Pelatihan yang
didapat, model disediakan gratis, bagi yang berasal dari luar daerah tersedia/dibantu
untuk mendapatkan tempat kost, dapat melaksanakan magang, dan jika sudah
dinyatakan lulus akan mendapatkan sertifikat.
6. Manajemen

6
Pendiri sekaligus pengelola LKP TIG’U Bekasi sendiri merupakan lulusan
magister manajemen. Dalam pelaksanaan manajemen di LKP, Pak Edi
menggunakan fungsi-fungsi manajemen dimulai dari Planning (Perencanaan),
Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pengarahan), dan Controlling
(Pengawasan) . Fungsi perencanaan terdiri dari: merencanakan materi program,
merencanakan kurikulum, merencanakan metode yang digunakan, merencanakan
waktu pelaksanaaan program, dan merencanakan pelaksanaan evaluasi. Pada fungsi
pengorganisasian, ketua LKP menyusun struktur organisasi dan menyusun jobdesk.
Fungsi pengarahan terdiri dari tindakan turun tangan dari ketua LKP dalam
menjalankan tugas, memberikan pengarahan, bimbingan untuk peserta pelatihan dan
sekaligus melakukan sharing session dengan instuktur dan peserta pelatihan. Fungsi
pengawasan terdiri dari pengawasan keuangan, pengawasan administrasi,
pengawasan efektifitas penggunaan sarana prasarana, pengawasan pelaksanaan
kegiatan pelatihan dan pengawasan kerja instuktur. Fungsi manajemen bertujuan
untuk menilai hasil belajar mengajar yang mencakup evaluasi dan ujian akhir.
7. Pembiayaan
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan LKP TIG’U Bekasi berasal dari biaya
pelatihan yang dibayarkan oleh peserta pelatihan diawal sebelum mengikuti proses
pembelajaran. Adapun berikut adalah rincian biaya pelatihan yang dibayarkan oleh
peserta pelatihan:
Untuk paket terampil senilai Rp2.500.000,- + administrasi Rp100.000,-
Mendapat pelatihan :
1. Memotong rambut dengan teknik barber,
2. Teknik memotong dengan gunting
3. Teknik pijatan
4. Menejemen usaha

Untuk paket mahir senilai Rp3.500.000,- + administrasi Rp100.000,-


Mendapatkan pelatihan :
1. Semua yg di ajarkan di paket terampil
2. Hair washing
3. Cream bath
4. Hair coloring
5. High light

7
6. Facial
7. Ear candle
8. Penilaian

Pelaksanaan penilaian di LKP TIG’U Bekasi dilakukan setiap 10 kali praktik


dengan total kurang lebih 30 praktik. Puncak dari penilaian ini yaitu diadakannya
ujian akhir dan ujian akhir ini berupa tes tertulis, praktik dan magang. Untuk standar
penilaian secara hard skill sebagai gambaran (secara teknis), pada 10 praktik pertama
setidaknya siswa mampu menggunakan clipper dengan baik, walau masih
menggunakan guard standar, sedangkan secara soft skill mampu menyiapkan tempat
kerja sesuai dengan standar K3, Jika dalam tahapan itu siswa sudah mampu
melakukan nya maka akan dilakukan pembelajaran ke tingkat berikutnya. Sebagai
barometer penilaian menggunakan abjad:

A : Sangat memuaskan

B : Memuaskan

C : Baik

D : Cukup

9. Lingkungan Sekolah
LKP TIG’U Bekasi berlokasi di Komplek Villa Mas Garden Blok A No. 7-8 ,
RT. 1 , RW. 9 , Perwira , Kec. Bekasi Utara , Kota Bekasi , Prov. Jawa Barat.
Lokasinya pun dapat dengan mudah ditemui karena berjarak tidak jauh dari jalan
raya. Selain itu tempatnya pun asri dan nyaman, sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.

2.3 Pelaksana Monitoring dan Evaluasi

Proses monitoring dan Evaluasi di LKP TIG’U Bekasi dilakukan oleh pihak internal
dan pihak eksternal. Untuk internal sendiri dilakukan oleh pemilik sekaligus pengelola LKP
TIG’U Bekasi yaitu Bapak Wukir Muryo Edi. Sedangkan untuk eskternal dilakukan oleh
Penilik PLS dari Dinas Pendidikan Kota Bekasi.

8
2.4 Waktu Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak internal LKP
TIG’U Bekasi tidak ada waktu pasti. Dikarenakan pada pelaksanaanya bergantung kepada
kemampuan individu peserta pelatihan. Sedangkan pelaksanaan oleh pihak eksternal yaitu
setiap 6 bulan sekali.

2.5 Sumber Data

Sumber data mengenai informasi LKP diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik
dan instuktur LKP. Serta melalui observasi yang sudah dilakukan oleh penulis pada hari
selasa tanggal 25 Mei 2021 pukul 11.00 WIB s.d. 14.00 WIB.

2.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, saya menggunakan metode


pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Observasi adalah teknik monitoring dan
evaluasi program pendidikan luar sekolah yang digunakan dengan mengkaji suatu gejala
dan/atau peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data secara sistematis. Observasi
merupakan metode pengumpulan data yang tidak menggunakan perkataan atau tidak disertai
dengan komunikasilisan. Menurut Moerdiyanto (2004), Kelebihan dari metode ini adalah
peneliti dapat mengamati secara langsung realitas yang terjadi, sehingga dapat memperoleh
informasi yang mendalam. Namun metode ini kurang dapat mengamati suatu fenomena yang
lingkupnya lebih luas, terkait dengan keterbatasan pengamat. Kemampuan pengamat juga
sangat menentukan kualitas data yang diperoleh. Kekurangan ini dapat diatasi dengan
membuat lembar observasi dan kriteria yang rinci. Jika pengamat lebih dari seorang, perlu
ada penyamaan pandangan tentang objek yang diamati sehingga ada kesamaan kriteria
pengamatan.

Sedangkan wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui komunikasi langsung


(tatap muka) antara pihak penanya dengan pihak yang ditanya atau penjawab. Wawancara
dilakukan oleh penanya dengan menggunakan pedoman wawancara atau interview guide.
Menurut Moerdiyanto (2004) metode pengumpulan data dengan wawancara memiliki
kelebihan dan kekurangan. Pewawancara dapat melakukan improvisasi untuk memperoleh

9
jawaban lebih detail dan menggali jawaban lebih mendalam. Pengumpulan dengan cara ini
dapat digunakan untuk memperoleh data dari semua lapisan masyarakat, mulai dari yang buta
huruf sampai yang berpendidikan tinggi. Namun, dapat juga karena terlalu mendalam data
yang diperoleh, akan menjadi agak jauh dari tujuan penelitian yang utama.

2.7 Rincian Kegiatan

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh pihak internal dilakukan oleh pemilik LKP
TIG’U Bekasi. Sedangkan dari eksternalnya adalah Penilik PLS dari Dinas Pendidikan Kota
Bekasi. Teknik yang digunakan oleh keduanya sama yaitu observasi dan wawancara. Untuk
instrumen monitoring dan evaluasi internal terdiri dari tulis, bicara, dan praktik. Kegiatan
monitoring dan evaluasi oleh internal dilaksanakan selama pelaksanaan pelatihan dengan
waktu yang tidak ditentukan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan pembahasan mengenai monitoring dan evaluasi


program Lembaga Kursus dan Pelatihan TIG’U Bekasi dapat disimpulkan bahwa:

1) Proses Monitoring dan Evaluasi

Proses monitoring dan Evaluasi di LKP TIG’U Bekasi dilakukan oleh pihak
internal dan pihak eksternal. Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang
dilakukan oleh pihak internal LKP TIG’U Bekasi tidak ada waktu pasti. Dikarenakan
pada pelaksanaanya bergantung kepada kemampuan individu peserta pelatihan.
Sedangkan pelaksanaan oleh pihak eksternal yaitu setiap 6 bulan sekali. Dalam
pelaksanaan monitoring dan evaluasi, saya menggunakan metode pengumpulan data
berupa observasi dan wawancara.

2) Hasil Pelatihan

LKP TIG’U Bekasi selalu mendorong peserta pelatihan untuk dapat membuka
usaha sendiri. Sehingga dapat menghasilkan uang secara mandiri tanpa bergantung
dengan orang lain.

3) Dampak Pelatihan

Semua peserta pelatihan merasakan pelatihan ini membawa dampak besar bagi
hidup mereka. Pelatihan di LKP TIG’U Bekasi tidak hanya mengajarkan mereka
untuk sekedar membuka usaha nantinya, tetapi disini mereka diajarkan pula attitude
menjadi seorang barberman yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan para
barberman yang sudah dulu ada.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anifah., Subkti, Bagoes. (2019). Impelementasi Manajemen Sarana dan Parsarana di


Lembaga Kurus dan Pelatihan (LKP) Keluarga Sembiring Kecamatan Kabanjahe
Kabupaten Karo. Jurnal Guru Kita. 3(2): 161, 163.

BSNP. “Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan”, https://bsnp-indonesia.org/standar-


pendidikan-dan-tenaga-kependidikan/, diakses pada 25 Mei 2021 pukul 22.20 WIB.

Eka W. 2015. Monitoring dan Evaluasi Program Pelatihan Batik Brebesan (Studi di Mitra
Batik Desa Bentar, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes). Skripsi.

Ivan, Muhammad. 2021. “Pendidikan Nonformal yang Terlupakan”,


https://www.solopos.com/pendidikan-nonformal-yang-terlupakan-1112787, diakses
pada 26 Mei 2021 pukul 12.27 WIB.

Kusmawati, Teti. (2019). Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen Pada Lembaga Kursus dan
Pelatihan (LKP) Cendana Wangi. Jurnal Social Akademika. 5(2): 17

Manajemen PAUD DIKMAS Kemendikbud. (2019/2020). “Jumlah Satuan Pendidikan LKP


dan Progress Entry Data”, https://manajemen.paud-
dikmas.kemdikbud.go.id/Rekap/LKP-Satuan, diakses pada 26 Mei 2017 pukul 13.14
WIB.

Siregar, Jenny Sista. (2018). Evaluasi Program Kursus Keterampilan di Lembaga Kursus
Pelatihan (LKP) Karya Jelita Kota Bandung Jawa Barat. Jurnal Eksistensi Pendidikan
Luar Sekolah. 3(2): 131-132.

12
LAMPIRAN

13
14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai