Anda di halaman 1dari 17

Al DEMOKRITIYAH FI TARBIYAH

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu :

Mustajab Muslih Making, M.Pd

Disusun Oleh :

Mutia Azzahra ( 19.03.2382 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM BANDUNG

1442 H/2020M
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmu kalam tentang hubugan ilmu kalam , filsafat dan
tasawuf.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmu kalam ini . Akhir kata kami berharap semoga
makalah ilmiah ini bermanfaat dan memberikan inpormasi terhadap pembaca

Bandung , Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PEMBUKAAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
Pembahasan.............................................................................................................................6
A. Al Demokratiyah fi Tarbiyah.........................................................................................6
B. Nilai Demokrasi pendidikan Islam................................................................................7
1. Nilai Keadilan............................................................................................................8
2. Nilai Kebebasan........................................................................................................9
3. Nilai persamaan......................................................................................................10
4. Nilai pluralitas.........................................................................................................11
C. Nilai Demokrasi pendidikan didalam hadits...............................................................12
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUPAN...........................................................................................................................16
A. KESIMPULAN..............................................................................................................16
B. SARAN........................................................................................................................16
BAB I

PEMBUKAAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya guna diajarkan kepada
manusia. Islam dibawa secara kontinium dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Islam
adalah rahmat, hidayah, dan petunjuk bagi manusia yang berkelana dalam kehidupan
duniawi, sebagai perwujudan dari sifat rahman dan rahim Allah. Islam juga merupakan
agama yang telah sempurna (penyempurna) terhadap agama-agama (syariat-syariat) yang
ada sebelumnya (Sodiqin, 2003: 14). Maka dari itu, islam adalah agama yang paripurna dan
sempurna yang membahas dan mengatur semua bagian dalam kehidupan dan menjunjung
tinggi nilai nilai kehidupan. Islam memiliki kitab yang senantiasa menjadi panutan dan
pedoman dalam hidup serta penyempurna kitab-kitab sebelumnya, yaitu Al-Quran. Islam
mengatur setiap sendi-sendi dalam kehidupan, salah satunya adalah pendidikan. Melalui
pendidikan setiap manusia memiliki kesempatan untuk mencapai apa yang diinginkan sesuai
yang dicita-citakan. Maka dari itu, pendidikan adalah proses kegiatan yang dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan, seirama dengan perkembangan subjek didik (Achmadi,
1992: 16). Pendidikan bersifat kontinu, serta ditandai dengan adanya perkembangan
peserta didik dan adanya peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan dari peserta didik dan
guru sesuai dengan perkembangan zaman.

Pendidikan yang mengembangkan seluruh peserta didik, pendidikan yang menghargai


kemuliaan manusia (dignity), individualitas dan kebebasan (academis), pendidikan yang
mengakui adanya perbedaan, penghargaan, dan perbedaan serta keanekaragaman serta
pendidikan yang mengakui adanya persamaan hak (equalitarianism), dan pendidikan yang
berupaya mengembangkan segenap potensi peserta didik secara optimal (Siyamto, 2015: 4).
Disinilah pentingnya implementasi nilai nilai demokrasi dalam pendidikan dan proses belajar
mengajar.

Fenomena pendidikan saat ini banyak sekali kecurangan dan ketidakjujuran dalam
proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa demi mendapatkan nilai baik dan lulus
dalam sekolahnya. Menghadapi problema tersebut, sekolah bisa memberikan kelas intensif
bagi peserta didik yang sedang dalam ujian. Pendidikan yang demokratis melibatkan guru
dan siswa,guru saat ini menjadi subjek dalam proses belajar mengajar, pada kenyataannya
masih banyak guru yang menempatkan dirinya sebagai subjek sekaligus objek dalam
pembelajaran.Padahal, kondisi siswa dan sekolah, khususnya guru serta fasilitas yang ada
dalam sekolah maupun kelas sangat mempengaruhi implementasi kehidupan demokrasi di
sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud al demokratiyah fi Tarbiyah ?
2. Bagaimanakah nilai demokrasi Dalam pendidikan menurut alquran ?
3. Bagaimanakah nilai demokrasi dalam pendidikan menurut hadits ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Al Demokratiyah fi Tarbiyah!
2. Untuk mengetahui nilai demokrasi dalam pendidikan menurut alquran!
3. Untuk mengetahui nilai demokrasi dalam pendidikan menurut al hadits!
BAB II

Pembahasan

A. Al Demokratiyah fi Tarbiyah

Al Demokratiyah fi Tarbiyah ialah demokrasi dalam pendidikan. Demokrasi


sering dimaknai dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat, kalimat tersebut lebih sering
digunakan dalam sistem pemerintahan. Namun sebenarnya kalimat tersebut juga tepat
ketika diterapkan dalam proses belajar mengajar. Dimana proses belajar mengajar
menggunakan kurikulum 2013 sekarang ini menuntun siswa untuk dapat berpikir
kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau soal dalam proses belajar
mengajar dengan dituntun oleh guru, maka dari itu bahwa proses belajar mengajar
berasal dari siswa, untuk siswa, dan oleh siswa.
Terminologi demokrasi dari bahasa Yunani (demokratia) ―role of the people‖,
yang merupakan paduan dua kata yang satu (demos) ―people‖ dan (kratos) ―power‖
yang ada pada abad pertengahan sekitar abad ke 5-4 sebelum Masehi untuk
menunjukkan suatu bentuk sistem politik yang ada di beberapa kota di Yunani,
seperti Arthena. Demokrasi secara umum memiliki arti sebagai suatu bentuk politik
pemerintahan yang ditentukan oleh rakyat 1
Maka demokrasi tidak hanya berbicara perihal sistem pemerintahan dan
sistem politik, melainkan adalah kehidupan bersama dalam lingkungan masyarakat
dalam beragama, berbangsa, dan bernegara. Nilai nilai demokrasi akan tertanam
kokoh dalam diri masyarakat ketika seluruh mayarakat menerapkan nilai nilai
tersebuat dalam kehidupan sehari hari sehingga terbentuklah masyarakat yang
demokratis. Sikap dan perilaku seseorang harus mencerminkan nilai nilai demokrasi,
untuk mengetahui bahwa nilai nilai tersebuat telah dihayati serta diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Demokrasi tidak terus menerus tentang sistem politik atau pemerintahan.
Konsep demokrasi terbuka dan dapat diimplementasikan dalam segala aspek
kehidupan. Demokrasi bertujuan untuk kebebasan seseorang dalam berkomunikasi,
mengemukakan pendapat, serta berinisiasi dengan ide ide yang dimiliki. Memiliki
hubungan sosial yang baik sesama masyarakat merupakan konsep demokrasi yang
diinginkan.

1
Zamroni,sistem pendidikan islam, Ar-Ruzz Media,jogjakarta 2011,halaman 14
Demokrasi pendidikan menurut pandangan H.A.R Tilaar adalah pendidikan
yang menempatkan rakyat sebagai poros kebijakannya. pendidikan ada pada
kekuasaan rakyat, yang mengakui bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga
negara, pendidikan terbuka, mandiri dan kreatif, hilangnya proses stupidifikasi, dan
hilangnya budaya korporasi2. Seperti tujuan pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa untuk membentuk pribadi yang kreatif dan mandiri
dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Nilai Demokrasi pendidikan Islam

Islam mengajarkan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal


tersebut juga tertera dalam Al-Quran sebagai kitab paripurna dan penyempurna kitab
sebelumnya. Demokrasi memiliki beberapa nilai yang dapat dijabarkan dalam Al-
Quran. Demokrasi identik dengan sistem musyawarah mufakat, maka dari itu konsep
demokrasi di dalam Al-Quran tidak telepas dengan sistem musyawarahnya. Al-Quran
menjelaskan makna demokrasi dalam Qs. Asy-Syura ayat 38 :

‫ب ْي َن ُه ْم َومِم َّا َر َز ْق نَاىُ ْم ي نُِْف ُقو َن‬


َ ‫ور ٰى‬ َّ ‫استَ َجابُوا لَِرهّْبِ ْم َوأَقَ ُاموا‬
َ ‫الصلَةَ َوأ َْم ُرىُ ْم ُش‬ ْ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫َوالذ‬
Artinya:
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka.”

Ayat di atas terdapat dalam surah yang dinamai dengan al-Syura


(Musyawarah), sebagai penghargaan akan kedudukannya. Ayat tersebut dapat
dimaknai suatu sifat rakyat yang baik, dan menyatakan bahwa musyawarah adalah
termasuk di antara ciri khas dan keistimewaannya 3
Allah mewajibkan di dalam Al-Quran untuk bermusyawarah dalam segala
bentuk urusan duniawi. musyawarah dapat menyelesaikan problema problema yang
menjadi kepentingan bersama. Permasalahan akan lebih ringan untuk diselesaikan
secara berrsama sama, karena Allah telah memberi petunjuk yang lebih baik di dalam

2
Muklasin. 2014. Demokrasi Pendidikan Dalam Kerangka Pendidikan Nasional (Telaah Pemikiran
H.A.R. Tilaar). Tidak Diterbitkan
3
Sohrah. 2015. Konsep Syuro Dan Gagasan Demokrasi (Telaah Ayat Ayat Al-Quran). Vol.4. No.1.
Jurnal Al Daulah
musyawarah tersebut. Permasalahan yang dimusyawarahkan, biasanya perihal
permasalahan sosial serta pemerintahan atau hal hal yang bersifat keduniawian.
Untuk menyelsaikan segala urusan umat islam musyawarah, terutama yang
menyangkut urusan publik. Dengan demikian tidak akan terjadi kewenang-wenangan
dari seorang pemimpin terhadap rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itu,
perwakilan rakyat dalam sebuah negara islam tercermin terutama dalam doktin
musyawarah (syuro). Musyawarah penting untuk dilakukan, karena dengan
musyawarah dapat mengetahui dan menghargai pendapat orang lain hingga
mendapatkan kata mufakat. Musyawarah seharusnya menjadi sebuah budaya di
lingkungan sekolah agar tercipta sekolah yang demokratis.
Komitmen musyawarah dalam demokrasi tidak diragukan lagi, karena Allah
telah berfirman di dalam Al-Quran. Di dalam Al-Quran terdapat nilai nilai inti
demokrasi selain musyawarah, diantaranya nilai keadilan, nilai kebebasan, nilai
persamaan, nilai pluralitas, dan nilai toleransi4. Berikut beberapa ayat Al-Quran yang
menyatakan nilai-nilai demokrasi dalam pendidikan tersebut :

1. Nilai Keadilan

Salah satu ciri dari suatu proses demokrasi adalah keadilan yang diciptakan oleh
seluruh pelaksana demokrasi. Dalam Pembelajaran memerlukan suatu proses
demokrasi yang adil, yaitu tidak memihak satu sama lain tetapi mendapatkan hak
sesuai dengan apa yang dilaksanakannya atau tidak diskriminatif. Melihat sesuatu hal
secara objektif merupakan salah satu cara untuk berbuat adil. Keadilan harus
ditegakkan dan diterapkan dalam diri seorang peserta didik untuk membangun
budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.

Allah berfirman dalam Al-Quran tentang perilaku adil, yaitu dalam Qs. Al-Maidah
ayat 8 :
‫ني لِلَّ ِو ُش َه َداءَ بِالْ ِق ْس ِط َو َل جَيْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآ ُن َق ْوٍم‬ ِ
َ ‫ين َآمنُوا ُكونُوا َق َّوام‬
ِ َّ
َ ‫يَا أَي َُّها الذ‬
‫ت ْع َملُو َن‬ ‫مِب‬
َ ‫ات قُوا اللََّو إِ َّن اللََّو َخبِريٌ َا‬ َّ ‫لت ْق َوى َو‬ َّ ِ‫ب ل‬ ُ ‫َق َر‬ْ ‫ت ْع ِدلُوا ْاع ِدلُوا ىُ َو أ‬ َ ‫َعلَى أ َََّل‬
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, Jadilah kamu para penegak keadilan karena
Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu
4
Siyamto, Rochmat. 2016. Internalisasi Nilai Nilai Demokrasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas VII MTs Negeri Ngablak Kab. Magelang.Skripsi.
golongan mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena keadilan
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan manusia sebagai khalifah di muka


bumi untuk menegakkan keadilan dan menjadi saksi yang adil. Berlaku objektif
dalam segala hal, bahkan tidak diperbolehkan untuk tidak berlaku adil ketika
membenci suatu golongan. Perilaku adil menjadikan manusia untuk lebih dekat
dengan takwa karena Allah selalu melihat apa yang hamba-Nya kerjakan. Oleh
karena perintah untuk berbuat adil tertera jelas di dalam Al-Quran, maka setiap
manusia wajib berbuat adil untuk dilakukan dalam segala hal dan kepada siapapun
itu. Ketika perilaku adil menjadi sebuah kebiasaan maka demokrasi yang adil pun
menjadi suatu budaya dalam setiap diri manusia.
Dalam pendidikan, proses pembelajaran membutuhkan suatu budaya
demokrasi yang baik, yaitu salah satunya menerapkan budaya adil terhadap semua
peserta didik, agar tidak terjadi subjektifitas guru terhadap peserta didik.

2. Nilai Kebebasan

Kebebasan merupakan salah satu ciri dari konsep demokrasi. Proses demokrasi tidak
pernah memaksakan kehendak, setiap orang bebas dalam berpendapat dan bebas
memilih. Temasuk dalam hal beragama, kebebasan yang benar ada dalam agama
Allah yaitu islam adalah agama yang paling benar di sisi-Nya. Allah berfirman dalam
Qs. Ali Imran ayat 64 :
ٍ ٍ ِ ِ َ‫ْل يا أَىْل الْ ِكت‬
ْ ُ‫ب ْي نَ ُك ْم أ َََّل َن ْعبُ َد إِ ََّل اللََّو َو َل ن‬
‫ش ِر َك‬ َ ‫ب ْي َن نَا َو‬ َ ‫ت َعالَ ْوا إِىَل ٰ َكل َمة َس َواء‬َ ‫اب‬ َ َ
ِ ِ ِ‫بِ ِو َشيئًا و َل خَّت‬
‫ف قُولُوا ا ْش َه ُدوا‬ َ ‫ت َولَّْوا‬ َ ‫ضا أ َْربَابًا م ْن ُدون اللَّ ِو فَِإ ْن‬
ً ‫ب ْع‬
َ ‫ضنَا‬ ُ ‫ب ْع‬ َ ‫ي َذ‬ َ َ ْ
‫ن‬Dَ ‫بِأَنَّا ُم ْسلِ ُمو‬
Artinya :
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali
Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian
kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka
berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, islam tidak memaksakan kehendak dan
memberi kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih apa yang memang benar
dan berpegang teguh padanya. Namun, ketika Allah telah mengingatkan dan mereka
tetap berpaling maka berserah dirilah kepada Allah sebagai Rabb pencipta seluruh
alam semesta.
Kebebasan bukan berarti bertindak sesuka hati tanpa memperhatikan nilai
nilai yang ada. Kebebasan bukan berarti dilihat dari kemampuan seseorang untuk
mewujudkan apa yang diinginkan dengan segala cara yang dapat ditempuh. Namun,
kini di masyarakat kebebasan dianggap sebagai salah satu nilai dalam demokrasi.
Sehingga, kebebasan menjadi salah satu perhatian dalam masyarakat, gitu juga dalam
lingkungan sekolah.
Analogi kebebasan dalam proses pembelajaran yaitu guru memberikan
kebebasan peserta didik untuk berpendapat dan memilih apa yang memang benar,
serta menghargai setiap pilihan peserta didik. Kebebasan sangat penting ditanamkan
dalam diri peserta didik untuk membentuk budaya demokrasi di kelas dalam proses
pembelajaran.

3. Nilai persamaan

Allah berfirman dalam kitab suci Al-Quran tentang nilai persamaan. Persamaan
merupakan penyetaraan antara hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Tidak
terdapat diskriminasi dalam segala hal, ras, suku, agama, jenis kelamin, dan hal
lainnya. Sama dihadapan hukum, politik, bahkan dalam hal demokrasi. Maka dari itu
di dalam Al-Quran terdapat ayat yang menjelaskan tentang nilai persamaan. Yaitu,
Qs. Al-Hujurat ayat 13 :
‫ت َع َارفُوا إِ َّن‬ ِ ِ ِ
َ ‫َّاس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم م ْن ذ َك ٍر َوأُ ْن ثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َو َق بَائ َل ل‬
ُ ‫يَا أَي َُّها الن‬
ِ ِ‫َت قَا ُكم إِ َّن اللَّو َعل‬ ِ
ٌ‫يم َخبري‬ٌ َ ْ ْ ‫أَ ْكَر َم ُك ْم عْن َد اللَّ ِو أ‬
Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Pada ayat tersebut, Allah Swt. berfirman bahwa Allah Swt. telah menciptakan
manusia dari perbedaan jenis kelaminnya, perbedaan bangsa dan suku ataupun ras
agar manusia saling mengenal atu sama lain. Yang membedakan dihadapan Allah
Swt. hanyalah keimanan dan ketaqwaan di hadapan Allah Swt.

Dalam proses pembelajaran, nilai persamaan dijunjung tinggi. Persamaan hak


peserta didik di dalam kelas harus diterapkan, untuk menciptakan kelas yang
demokratis. Peserta didik tidak iri satu sama lain, begitupun juga guru sebagai subjek
pembelajaran dapat berlaku adil. Kelas yang demokratis tidak menciptakan
diskriminasi dalam kelas, tetapi menciptakan kenyamanan bagi setiap anggota kelas.

4. Nilai pluralitas

Pluralitas adalah kenaekaragaman dalam berbagai bidang kehidupan serta struktur


masyarakat yang terdiri atas berbagai suku dan agama5. Pluralitas menghargai setiap
perbedaan yang ada dalam lingkungan masyarakat. Pluralitas merupakan
kemajemukan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Hal tersebut, termaktub
dalam Al-Quran, yaitu Qs. Al-Hujurat ayat 13 :

‫ت َع َارفُوا إِ َّن‬ ِ ِ ِ
َ ‫َّاس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم م ْن ذ َك ٍر َوأُ ْن ثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َو َق بَائ َل ل‬
ُ ‫يَا أَي َُّها الن‬
ِ ِ‫َت قَا ُكم إِ َّن اللَّو َعل‬ ِ
ٌ‫يم َخبري‬ٌ َ ْ ْ ‫أَ ْكَر َم ُك ْم عْن َد اللَّ ِو أ‬
Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Pada ayat diatas terdapat nilai pluralitas yang patut diterapkan dalam
kehidupan berdemokrasi. Peserta didik yang plural mampu mntransformasikan
dirinya dalam konsep pembelajaran demokratis, karena peserta didik tersebut
memahami kemajemukan yang ada di sekitarnya. Adanya pluralitas dalam
masyarakat dapat mengajarkan manusia untuk menjadi seorang manusia yang
bijaksana dan dapat mengkomunikasikan serta menghargai pendapat satu sama lain.

5
Muklasin. 2014. Demokrasi Pendidikan Dalam Kerangka Pendidikan Nasional (Telaah Pemikiran
H.A.R. Tilaar). Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
C. Nilai Demokrasi pendidikan didalam hadits

Konsep demokrasi telah diterapkan sejak zaman Rasulullah Saw. dalam


menyelesaikan masalah pada masa itu. Konsep demokrasi yang digunakan Rasulullah
adalah musyawarah. Beliau dan para sahabat terbuka dalam mendengarkan serta
menerima perbedaan pendapat yang ada diantara sahabat. Rasulullah adalah seorang
yang memilik kepedulian yang tinggi terhadap seluruh umat manusia termasuk
kepada orang yang memiliki keyakinan selain islam serta peduli terhadap urusan
ummat.
Contoh musyawarah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. dan para sahabat
yaitu ketika menghadapi perang uhud, pada waktu itu banyak isu yang berkembang
bahwa penyebab kekalahan dari perang uhud salah satunya karena para sahabat lebih
mementingkan musyawarah atau syura daripada pendapat Rasulullah Saw. sehingga
muncullah anggapan bahwa karena musyawarahlah penyebab kekalahan perang uhud
pada waktu itu.
Allah menurunkan suatu ayat Al-Quran yang bertolak belakang dengan isu dalam
perang uhud tersebut. Yaitu Qs. Ali Imran ayat 159, sebagai berikut :

‫ت ْغ ِف ْر هَلُ ْم‬ ِ ِ ‫ت فَظِّا َغلِي َظ الْ َق ْل‬ ِ


َ ‫اس‬
ْ ‫ف َع ْن ُه ْم َو‬
ُ ‫اع‬ َ ‫َن فَضُّوا ِم ْن َح ْول‬
ْ َ‫ك ف‬ ْ َ‫ب ل‬ َ ‫ت هَلُ ْم َولَ ْو ُكْن‬
ٍِ
َ ‫فَبِ َما َرمْح َة م َن اللَّ ِو لْن‬
‫ت َو َّك ْل َعلَى اللَّ ِو إِ َّن‬ َْ
َ ‫ف‬ َ ‫ت‬ َ ‫َ ْم ِر فَِإ َذا َعَز ْم‬Dْ‫َو َشا ِو ْرىُ ْم يِف اْْل‬
ِ ُّ ِ‫اللََّو حُي‬
َ ‫ت َو ّْكل‬
‫ني‬ َ ‫ب الْ ُم‬
Artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Ayat tersebut memiliki makna bahwa Allah memerintahkan Rasulullah untuk


melibatkan umat muslim dalam pengambilan keputusan dalam musyawarah dengan
segala hasil manis atau pahit sekalipun. Dengan musyawarah tersebut islam ingin
mengajarkan bahwa islam ingin membangun suatu umat dengan mendidiknya dan
mempersiapkan untuk memimpin seluruh umat manusia.
Kerugian yang dideita tidaklah seberapa, jika menghasilkan umat yang
terlatih, yang mengetahui dan mampu memikul bebannya. Memperpendek kesalahan,
kekeliruan, dan memperkecil kerugian dalam hidup umat tidaklah memberi
keuntungan apa apa, jika menghasilkan umat yang seperti anak kecil, yang tidak
pernah dilatih orangtuanya

untuk berjalan, dengan alasan agar tidak terjatuh, namun pada akhirnya anak kecil itu
benar-benar tidak mampu berjalan.

‫ َو ِشَر ُار‬،‫ن َعلَْي ُك ْم‬Dَ ‫صلُّو‬ ِ ِ ‫ِخيار أَئِ َّمتِ ُكم الَّ ِذ‬
َ ُ‫صلُّو َن َعلَْي ِه ْم َوي‬
َ ُ‫ َوت‬،‫ين حُت بُّو َن ُه ْم َوحُي بُّونَ ُك ْم‬
َ ُ َُ
‫ضو َن ُه ْم‬ ِ ‫اهلل أَئِ َّمتِ ُكم الَّ ِذين‬
ِ ‫ يا رسول‬:‫ ُق لْنَا‬:‫ قَالُوا‬، ‫م‬D ‫ن هم وي لْعنُونَ ُك‬Dَ ‫ وت لْعنُو‬، ‫وي بْغِضونَ ُكم‬،
ُ ‫ت بْغ‬
ُ َ ُ َُ َ ْ َ َ َ ُْ َ َ َ ْ ُ ُ َ
َّ ‫ َما أَقَ ُاموا فِي ُك ُم‬،‫ َل‬،َ‫الصلَة‬
َ‫الصلَة‬ َّ ‫ َما أَقَ ُاموا فِي ُك ُم‬،‫ َل‬:‫ك؟ قَ َال‬ ِ
َ ‫ََُابِ ُذىُ ْم ِعْن َد ذَل‬D‫أَفَ َل ن ُن‬،
ِ ‫ة‬Dِ ‫صي‬
ِ ِ ِ ‫ة‬Dِ ‫صي‬ ِ ِ َ ،‫أ ََل َم ْن َويِل َ َعلَْي ِو َو ٍال‬،
‫اهلل‬ َ ‫ف لْيَكَْر ْه َما يَأْيِت م ْن َم ْع‬ َ ،‫اهلل‬ َ ‫ف َرآهُ يَأْيِت َشْيئًا م ْن َم ْع‬
‫اع ٍة‬ ِ
َ َ‫ي نْ ِز َع َّن يَ ًدا م ْن ط‬ َ ‫َو َل‬
Artinya :
"Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian mencintai mereka
dan mereka mencintai kalian, kalian mendo‟akan mereka dan mereka mendo›akan
kalian. Sedangkan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah kalian membenci mereka
dan mereka membenci kalian, kalian mengutuk mereka dan mereka pun mengutuk
kalian." Mereka berkata, "Kemudian kami bertanya, Wahai Rasulullah, tidakkah
kami memerangi mereka ketika itu?" beliau menjawab: "Tidak, selagi mereka
mendirikan shalat bersama kalian, tidak selagi mereka masih mendirikan shalat
bersama kalian. Dan barangsiapa dipimpin oleh seorang pemimpin, kemudian dia
melihat pemimpinnya bermaksiat kepada Allah, hendaknya ia membenci dari
perbuatannya dan janganlah ia melepas dari ketaatan kepadanya." (HR. Muslim)
Membangun umat dengan seorang dipimpin seorang pemimpin yang adil.
Baik buruknya seorang pemimpin tidaklah berhak seseorang untuk mengutuk atau
membenci seorang pemimpin. Tetapi yang harus dibenci dari pemimpin yang tidak
adil adalah perbuatannya bukan individunya. Begitu mulia Rasulullah mengajarkan
atau menjelaskan perihal tersebut, karena pemimpin dan rakyat sangatlah erat
kaitannya dalam sistem pemerintahan.
Proses pembelajaran pun harus menanamkan perilaku yang adil, jujur, lagi
baik. Kelas merupakan suatu ruangan yang digunakan untuk proses pembelajaran.
Layaknya sistem pemerintahan, di dalam kelas juga terdapat seorang pemimpin yang
sering disebut dengan ketua kelas. Dari lingkungan kelas atau sekolah, guru dapat
mengajarkan peserta didik untuk berdemokrasi. Misalnya, dengan adanya pemilihan
ketua kelas yang dilaksanakan secara demokrasi. Semua anggota kelas berhak
memilih serta mengemukakan pendapat dan alasannya dalam proses demokrasi
tersebut.

ِ َّ ‫َع ْن أَيِب ْ ىَُر ْي َر َة َر ِض َي اهللُ َعْن ُو َع ِن‬


ْ ‫ب َعةٌ يُظلُّ ُه ُم اهللُ يِف‬ ْ ‫ َس‬: ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم قَ َال‬ َ ّْ ‫الن يِب‬
‫ و َر ُجل َق لُْبو ُم َعل ٌق يِف‬، ‫اهلل‬
ُ ٌ َ
ِ ‫اب نَ َشأَ بِعِباد ِة‬
ََ ّ ‫ َو َش‬،‫ِ َم ُام الْ َع ِاد ُل‬Dِْْ‫ اَْْل‬:‫ِظ ْلّ ِو ي َْو َم َل ِظ َّل إِ ََّل ِظلُّ ُو‬
ِِ ِِ
ُ ‫ َو َر ُج ٌل َد َعْت ُو ْامَرأَةٌ َذ‬، ‫ت َفَّرقَا َعلَْي ِو‬
‫ات‬ َ ‫ َو َر ُجلَ ِن حَتَابَّا يِف اهلل ا ْجتَ َم َعا َعلَْي ِو َو‬، ‫ْال َم َساجد‬
ٍ ِ‫َّق ب‬ َ ، ‫ب َومَجَ ٍال‬ ِ ‫مْن‬
‫ت ْعلَ َم‬َ ‫َخ َفاىَا َحىَّت َل‬ ْ ‫ص َدقَة فَأ‬َ َ ‫صد‬ َ َ‫ َو َر ُج ٌل ت‬، َ‫اف اهلل‬ ُ ‫َخ‬ َ ‫ إِيّْنْ أ‬: ‫ف قَ َال‬ ٍ‫ص‬ َ
‫مِش‬
‫ت َع ْي نَاه‬ ْ ‫اض‬
َ َ‫ف ف‬ َ ‫ َو َر ُج ٌل ذ َكَر اهلل َخالِيًا‬، ‫ت نِْف ُق مَيِ ْي نُ ُو‬ ُ ‫َالُو َما‬

Artinya :
“Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, „Ada tujuh
kelompok orang yang dinaungi oleh Allah pada hari tiada naungan selain naungan-
Nya, yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang mengisi hari-harinya dengan ibadah,
seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai
karena Allah di mana keduanya bertemu dan berpisah karena Allah, seorang yang
dibujuk berzina oleh lawan jenis yang berpangkat dan rupawan lalu menjawab,
„Aku takut kepada Allah,‟ seseorang yang bersedekah diam-diam sehingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan tangan kanannya, dan seseorang yang
berzikir di kesunyian dengan menitikkan air mata,‟” (HR Bukhari dan Muslim).

Pemimpin yang adil merupakan poin pertama dalam hadits tersebut. Bukan
tanpa sebab pemimpin yang adil menjadi poin pertama, hal tersebut menunjukkan
bahwa keadilan merupakan suatu nilai yang penting, utamanya bagi seorang
pemimpin. Seorang pemimpin dinilai dari peran serta kehadirannya ditengah ummat
atau masyarakatnya. Begitu juga dengan cara seorang pemimpin dalam
menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat.
Sekolah merupakan salah satu tempat pembentuk karakter peserta didik, dan
guru memiliki tugas besar dalam membangun karakter peserta didik. Maka dari itu
nilai keadilan yang diterapkan guru kepada peserta didik berdampak besar terhadap
perilaku peserta didik untuk membentuk pribadi yang demokratis. Sedangkan kelas
menjadi tempat yang tepat untuk peserta didik dalam mengimplementasikan nilai
nilai demokrasi, kelas memiliki ruang lingkup yang lebih mengkerucut sehingga
memudahkan guru untuk menerapkan nilai nilai demokrasi di dalam kelas.
Nilai nilai kebebasan dalam hadits, sebagai berikut:

َ ‫ت فَِإن‬ ِ ِ
‫ب َم ْن‬ ْ ِ‫َحب‬ْ ‫ت َوأ‬ٌ ّ‫َّك َمْي‬ َ ‫ش َما شْئ‬ ْ ‫ يَا حُمَ َّم ُد ع‬:‫إىل النيب صلى اهلل عليو وسلم فقال‬
‫ف الْ ُم ْؤِم ِن‬ُ ‫ يَا حُمَ َّم ُد َشَر‬:‫ي بِ ِو مُثَّ قَ َال‬ َ ‫ت فَِإن‬
ّ ‫َّك جَمْ ِز‬
ِ َ ‫ت فَِإن‬
َ ‫َّك َم َفا ِر ُق ُو َو ْاع َم ْل َما شْئ‬ َ ‫شْئ‬
ِ
ِ ‫استِ ْغنَ ُاؤهُ َع ِن الن‬ ِ ِ
‫َّاس‬ ْ ُ‫قيَ ُام ُو بِاللَّْي ِل َوعُّزه‬
Artinya:
“Rasulullah bersabda, "Telah datang kepadaku Malaikat Jibril dan berkata, 'Hai
Muhammad, hiduplah sesuka hatimu, maka sesungguhnya engkau akan mati. Dan
cintailah apa yang engkau cintai, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengan
kecintaanmu itu. Dan, beramallah apa yang engkau kehendaki karena sesungguhnya
engkau akan mendapatkan balasan. Lalu, ketahuilah bahwa semulia-mulianya orang
mukmin ialah orang yang melaksanakan Tahajud dan manusia yang terhormat
adalah orang yang tidak meminta-minta kepada orang lain'."”(HR Baihaqi dari
Jabir).

Nilai nilai persamaan dalam hadits,


‫ضلَ ُو بَِت ْق َوى‬ ِ ‫َّك لَي خِب‬
ُ ‫َس َو َد إِ ََّل أَ ْن َت ْف‬
ْ ‫س َرْيٍ م ْن أَمْح ََر َو َل أ‬ ِ
َ ْ َ ‫انْظُْر فَإن‬
Artinya:
“Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit
hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.” (HR. Ahmad)

Hadits hadits tersebut memberikan pengertian bahwa nilai nilai tersebut


merupakan pembentuk konsep demokrasi. Bermula dari pemimpin yang adil,
kebebasan dalam berpendapat, persamaan posisi seseorang dengan orang lainnya. Hal
tersebut mengajarkan peserta didik untuk dapat hidup bermasyarakat serta
bekerjasama satu sama lain. Dalam proses belajar mengajarpun terdapat suatu
metode, model, serta strategi pembelajaran untuk menciptakan. kelas yang
demokratis. Mengelompokkan peserta didik dalam pembelajaran adalah salah satu
cara agar peserta didik dapat berbaur serta bekerjama satu sama lain.
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

1. Terminologi demokrasi dari bahasa Yunani (demokratia) ―role of the people‖,


yang merupakan paduan dua kata yang satu (demos) ―people‖ dan (kratos)
―power‖ yang ada pada abad pertengahan sekitar abad ke 5-4 sebelum Masehi
untuk menunjukkan suatu bentuk sistem politik yang ada di beberapa kota di
Yunani, seperti Arthena. Demokrasi secara umum memiliki arti sebagai suatu
bentuk politik pemerintahan yang ditentukan oleh rakyat.
2. demokrasi tidak hanya berbicara perihal sistem pemerintahan dan sistem politik,
melainkan adalah kehidupan bersama dalam lingkungan masyarakat dalam
beragama, berbangsa, dan bernegara. Nilai nilai demokrasi akan tertanam kokoh
dalam diri masyarakat ketika seluruh mayarakat menerapkan nilai nilai tersebuat
dalam kehidupan sehari hari sehingga terbentuklah masyarakat yang demokratis.
3. Demokrasi pendidikan menurut pandangan H.A.R Tilaar adalah pendidikan yang
menempatkan rakyat sebagai poros kebijakannya. pendidikan ada pada
kekuasaan rakyat, yang mengakui bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga
negara, pendidikan terbuka, mandiri dan kreatif, hilangnya proses stupidifikasi,
dan hilangnya budaya korporasi . Seperti tujuan pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa untuk membentuk pribadi yang kreatif
dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.

B. SARAN

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna , kedepannya kami akan
lebih focus dan detail dalam menyajikan materi tentang makalah ini dengan sumber sumber
yang lebih banyak tentunya dan dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Muklasin. 2014. Demokrasi Pendidikan Dalam Kerangka Pendidikan Nasional (Telaah


Pemikiran H.A.R. Tilaar). Tidak Diterbitkan

Muklasin. 2014. Demokrasi Pendidikan Dalam Kerangka Pendidikan Nasional (Telaah


Pemikiran H.A.R. Tilaar). Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta

Sohrah. 2015. Konsep Syuro Dan Gagasan Demokrasi (Telaah Ayat Ayat Al-Quran).
Vol.4. No.1. Jurnal Al Daulah

Zamroni,sistem pendidikan islam, Ar-Ruzz Media,jogjakarta 2011,halaman 14

Anda mungkin juga menyukai