Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DHAMIR MUTTASHIL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Study Islam yang
diampu oleh :
Naih Nurjannah. M, Pd

Disusun oleh :
Khuzaimah (NIM: 19.03.2375)
Mutia (NIM: 19.03.2382 )
Sinta Rosalia (NIM: )

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI PERSIS BANDUNG
2019 M/ 1441 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat AllahSWT, karena telah


melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandung, 18 November 2019

Pemakalah,
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Belakangan ini, minat mahasiswa khususnya, semua pelajar umumnya yang ada
di Indonesia terhadap pembelajaran bahasa Arab sangat mengkhawatirkan. Beberapa
alasan mereka lontarkan untuk menghindari mempelajarinya. Padahal, bila ditinjau
lebih jauh, bahwa bahasa Arab pun merupakan bagian dari ilmu. Dan ilmu, menurut
sabda Rasul adalah wajib mempelajarinya. Dalam hal ini mempelajari ilmu bahsa
Arab adalah fardhu kifayat. Jadi bila dalam suatu komunitas tidak ada yang
mempelajari atau bisa memahami ilmu bahasa Arab, maka dosa hukumnya bagi
semua individu yang ada dalam suatu kumunitas tersebut.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, maka kami mencoba menggali sedikit
tentang ilmu bahasa Arab tentang Dhamir Muttasil. Diharapkan setelah membaca
makalah yang kami susun ini, mahasiswa dapat mengerti mengenai :

a. Apa pengertian domir muttashil?


b. bagaimakah struktur kalimat dasar Dhomir Muttashil ?
c. Apa macam-macam dhomir muttashil?
d. Apa ciri-ciri dhamir muttashil?
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian dhamir muttashil.
b. Untuk mengetahui macam-macam dhamir muttashil.
c. Untuk mengetahui ciri-ciri dhamir muttashil.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dhamir Muttashil

ِ َّ‫)ض ِم ْي ٌر ُمت‬
Dhomir Muttashil (‫ص ٌل‬ َ yaitu dhomir yang selalu bersambung dengan kata
(‫ )الكلمة‬setelahnya. Dhomir Muttashil dapat berkedudukan:

a. Rofa’ (‫صل‬
ّ ‫ )ضمائر رفع مت‬sebagai
َ َ‫]ن‬
1) Faa’il (‫ )فاعل‬yaitu ketika bersambung dengan Fi’il (‫)فعل‬. [cth: َ‫ص ْرت‬
2) Isim Kaana dan saudara saudaranya (‫ان و أخواتها‬YYY‫م ك‬YYY‫ ;)اس‬yaitu ketika
bersambung dengan Kaana dan saudara-saudaranya. [cth:  ُ‫] ُك ْنت‬
b. Nashob (‫صل‬
ّ ‫)ضمائر نصب مت‬sebagai
1) Maf’uulun bihi (‫ )مفعول به‬yaitu ketika bersambung dengan fi’il (‫)فعل‬. [cth:‫ِإ‬
َ‫]يَّاك‬
ّ  ‫م‬YYYY‫ )اس‬yaitu ketika
2) Isim Inna dan saudara saudaranya (‫إن و أخواتها‬
bersambung dengan Inna dan saudara saudaranya (‫)إنَّه‬
c. Jarr/Khofd (‫صل‬
ّ ‫ ج ّر مت‬ ‫)ضمائر‬
1) Susunan Jar-Majrur (‫ )جر و مجرور‬ketika bersambung dengan huruf Jar (
‫)حرف الج ّر‬. [cth: ‫]فِ ْي ِه‬
2) Mudhof ilayh (‫ )مضاف إليه‬ketika bersambung dengan Isim (‫)االسم‬. [cth: ‫بَلَ ُده‬

B. Struktur Kalimat Dasar Dhamir Muttashil Mufrad

struktur kalimat dasar ‫ضمير متصل مفرد‬, (Dhamir Muttashil Mufrad) yaitu :
َ‫ك‬ Adalah kata ganti (milik) orang kedua tunggal, yang berarti “kamu” (laki-laki).

َ‫ك‬digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab, khusus
untuk menunjuk kepemilikan laki-laki. Seperti Ahmad berkata kepada Umar :"buku
kamu". Buku dalam bahasa Arabnya “ ‫ ”كتاب‬maka Ahmad berkata kepada Umar : "
‫ك‬
َ ‫"كتاب‬. Atau Siti berkata kepada Ahmad : "tas kamu". Tas dalam bahasa Arabnya “
‫ ” َمحْ فَظَة‬maka Siti berkata kepada Ahmad : “ ‫ك‬
َ ‫” َمحْ فَظَت‬.

‫ك‬
ِ Adalah kata ganti (milik) orang kedua tunggal, yang berarti “kamu” (perempuan).

‫ك‬
ِ digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab, khusus
untuk menunjuk kepemilikan perempuan. Seperti Ahmad berkata kepada
Umar :"buku kamu". Buku dalam bahasa Arabnya “ ‫اب‬YY‫ ”كت‬maka Ahmad berkata
kepada Umar : " ‫ك‬
ِ ‫"كتاب‬. Atau Siti berkata kepada Ahmad : "tas kamu". Tas dalam
bahasa Arabnya “‫ ” َمحْ فَظَة‬maka Siti berkata kepada Ahmad : “ ‫ك‬
ِ ‫” َمحْ فَظَت‬.

‫ ِه‬/ُ‫ه‬ Adalah kata ganti (milik) orang ketiga tunggal, yang berarti “dia” (laki-laki).

‫ ِه‬/ُ‫ه‬digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab, khusus
untuk menunjuk kepemilikan laki-laki. Seperti Ahmad berkata :"buku dia" (dan buku
yang ditunjuk itu adalah kepunyaan Umar). Buku dalam bahasa Arabnya “ ‫ ”كتاب‬maka
Ahmad berkata : " ُ‫"كتابه‬. Atau Siti berkata : "tas dia"(dan buku yang ditunjuk itu
adalah kepunyaan Ahmad). Tas dalam bahasa Arabnya “ ‫ ” َمحْ فَظَة‬maka Siti berkata : “
ُ‫” َمحْ فَظَته‬.

‫هَا‬ Adalah kata ganti (milik) orang ketiga tunggal, yang berarti “dia” (perempuan).

‫هَا‬digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab, khusus
untuk menunjuk kepemilikan perempuan. Seperti Ahmad berkata :"buku dia" (dan
buku yang ditunjuk itu adalah kepunyaan Siti). Buku dalam bahasa Arabnya “ ‫”كتاب‬
maka Ahmad berkata : " ‫"كتابهَا‬. Atau Siti berkata : "tas dia"(dan buku yang ditunjuk
itu adalah kepunyaan Aisyah). Tas dalam bahasa Arabnya “ ‫ ” َمحْ فَظَة‬maka Siti berkata :
“‫” َمحْ فَظَتهَا‬.

‫ى‬ Adalah kata ganti (milik) orang pertama tunggal, yang berarti “ku/saya”
(perempuan).
‫ى‬digunakan untuk menyatakan kata ganti kepemilikan dalam bahasa Arab, untuk
menunjuk kepemilikan baik laki-laki atau perempuan. Seperti Ahmad
berkata :"bukuku/buku saya”. Buku dalam bahasa Arabnya “ ‫اب‬YY‫ ”كت‬maka Ahmad
berkata : "‫"كتابى‬. Atau Siti berkata : "tasku/tas saya". Tas dalam bahasa Arabnya “
‫ ” َمحْ فَظَة‬maka Siti berkata : “‫” َمحْ فَظَتى‬.

C. Pembagian Dhamir Muttashil


Dhamir muttasil terdiri dari tiga bagian:

1. Dhamir rafa’ muttasil


yaitu dhamir yang selalu bersambung dengan fi’il, isim khana dan saudara khana,
seperti:
a) Ta’ Fa’il (‫فعل‬ ‫( تاء‬
Contoh :

‫ﺩﺭﺳﺖ‬ darastu saya telah belajar


‫ﺩﺭﺳﺖ‬ darasta kamu telah belajar (lk.)
‫ﺩﺭﺳﺘﻤﺎ‬ darastumā kamu berdua telah belajar (lk./pr. Dual)
‫ﺩﺭﺳﺘﻢ‬ darastum kamu semua telah belajar ( lk. Jamak)
‫ﺩﺭﺳﺘﻦ‬ darastunna kamu semua telah belajar (pr. Jamak)

b) Nā (‫نَا‬ (
Contoh :

‫د ََر ْسنَا‬ darasna Kami telah belajar

c) Alif Mutsanna ( ‫ﺍﻷﺛﻨﻴﻦ‬ ‫( ﺃﻟﻒ‬


Contoh :

‫ﺩﺭﺳﺎ‬ darasā mereka berdua telah belajar (lk. Dual)


‫ﺩﺭﺳﺘﺎ‬ darastā Mereka berdua telah belajar (pr. Dual)
‫ﻳﺪﺭﺳﺎﻥ‬ yadrisāni mereka berdua sedang belajar (lk. Dual)
‫ﺗﺪﺭﺳﺎﻥ‬ tadrisāni Mereka berdua sedang belajar (pr. Dual)
‫ﺍﺩﺭﺳﺎ‬ idrisā belajarlah kamu (lk./pr. Dual)
d) Huruf Waw Jamak ( ‫ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ‬ ‫( ﻭﺍﻭ‬
Contoh :

‫درسو‬ darasū mereka telah belajar


‫يدرسون‬ yadrusūna mereka sedang belajar
‫ادرسوا‬ udrusū Belajarlah kamu semua

e) Huruf ya’ untuk orang yang diajak bicara ( ‫ﻳﺎء ﻣﺨﺎﻁﺐ‬ (

Contoh :

‫ﺗﺪﺭﺳﻴﻦ‬ tadrisīna kamu berdua sedang belajar (pr. Dual)


‫ﺍﺩﺭﺳﻰ‬ idrisī belajarlah kamu (pr.)

1.1. Syarat- syarat dhamir rafa’ muttasil :


a. Dhamir mabni yang bersambung dengan fi’il, tanda rafa’nya menempati fa’il.
Contoh :
 ‫ﻗﺮﺃﺕ ﺍﻟﺼﺤﻒ‬ (saya telah membaca selembar kertas)

Kata ‫ ﻗﺮﺃﺕ‬qara’tu (saya telah membaca) adalah fi’ilmadhi mabni, dan huruf
ta’ dhamir muttasil mabni yang menempati fa’il.

 ‫( ﺍﻟﻘﻄﺎﺭﺍﻥ ﻳﺴﻴﺮﺍﻥ‬Dua gerbong kereta api sedang berjalan)


Kata ‫ﻳﺴﻴﺮﺍﻥ‬yusirani ( sedang berjalan ) adalah fi’il mudhari’marfu’ dan huruf
alif dan nun dhamir muttasil menempati fa’il.

 ‫(ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﺎﺕ ﻧﺠﺤﻦ‬Para siswi telah lulus)


Kata ‫ﻧﺠﺤﻦ‬najahna (telah lulus) adalah fi’il madhi mabni dan huruf nun
dhamir muttasil mabni berbaris fatha yang menempati fa’il
b. Dhamir mabni yang bersambung dengan isim khana dan saudara khana
menempati isim khana
Contoh:
 ‫ﻛﻨﺘﻢ ﺧﻴﺮ ﺃﻣﺔ ﺃﺧﺮﺟﺖ ﻟﻠﻨﺎﺱ‬
kamu sebaik-baik ummat menyampaikan amal ma’ruf kepada manusia dan
mencegah kemungkaran
Kata ‫(ﻛﻨﺘﻢ‬kuntum) adalah fi’il madhi naqis dan huruf ( ‫)ﺖ‬ta’dhamirmuttasil
mabni sebagai isim khana, khaira khabar khana manshub

2. Dhamir nashab muttasil


yaitu dhamir mabni yang bersambung dengan fi’il, isiminna dan saudara isim inna
a. Huruf (‫) ي‬ya untuk orang yang berbicara
contoh:
Y‫( ﺷﻜﺮﻧﻲ‬dia telah berterimakasih kepadasaya)

b. Huruf (‫ )نا‬nun
contoh:
‫( ﺷﻜﺮﻧﺎ‬dia telah berterimakasih kepada kami)

c. Huruf (‫)ك‬kaf untuk orang yang di ajak bicara,


contoh:

‫ﺷﻜﺮﻙ‬ syakaraka dia telah berterimakasih kepadamu (lk.)


‫ﺷﻜﺮﻙ‬ syakaraki dia telah berterimakasih kepadamu (pr.),
‫ﺷﻜﺮﻛﻤﺎ‬ syakarakumā dia telah berterimakasih kepadamu berdua (lk. Pr.)
‫ﺷﻜﺮﻛﻢ‬ syakarakum dia telah berterimakasih kepada kamu semua (lk.)
‫ﺷﻜﺮﻛﻦ‬ syakarakunna dia telah berterimakasih kepada kamu semua (pr.)

d. Huruf ha’ untuk orang yang dibicarakan,


contoh:

‫ﺷﻜﺮﻩ‬ syakarahu dia telah berterimakasih kepadanya (lk.),


‫ ﺷﻜﺮﻫﺎ‬syakarahā dia telah berterimaksih kepadanya (pr.),
‫ ﺷﻜﺮهما‬syakarahumā dia telah berterimakasih kepada mereka berdua (lk.Pr.)
‫ ﺷﻜﺮﻫﻢ‬syakarahum dia telah berterimaksih kepada mereka (lk.),
‫ ﺷﻜﺮهن‬syakarahunn dia telah berterimakasih kepada mereka (lk.)
a

2.1. Yang disebut dhamir nashab muttasil apabila:


a) Dhamir nashab muttasil adalah dhamir nashab mabni yang
bersambungdengan fi’il , tanda nashabnya menempati maf’ul bih.
Contoh:
‫ﺗﻘﺪﻡ ﺍﺠﻟﻨﻮﺩ ﺤﻧﻮ ﺍﻟﻌﺪﻭ ﻭ ﺣﺎﺻﺮﻭﻩ‬
"para tentara mengepung musuhnya”
Kata ( ‫ )ﺣﺎﺻﺮ‬Hasaruadalah fi’il madhi mabni,
huruf (‫ )ﻭ‬wawadalah dhamir muttasil rafa’ menempati fa’il dan
huruf (‫ )ه‬ha’adalah dhamir muttasil nashabmenempati maf’ul bih.

Contoh :
‫ﺍﻷﻧﺎﺷﻴﺪ ﺍﻟﻮﻁﻨﻴﺔ ﻬﺗﺰﻧﺎ‬
“lagu kebangsaan dinyanyikan oleh kami”
Kata (‫ )ﺗﻬﺰﻧﺎ‬tuhazzana adalah fi’il mudhari’ marfu’ditandai dengan baris
dhammah dan fa’ilnya dhamir mustatir hiya, huruf nun dhamir muttasil
mabni sebagai maf’ul bih

b) Dhamir nashab muttasil bersambung dengan isim inna dan saudara inna
tanda nasabnya menempati isim inna
Contoh:
‫ﺇﻧﻪ ﻣﻮﺟﻮﺩ‬
“sesungguhnya dia ada”
inna adalah huruf taukid yang menjadikan isiminna menjadi nasab dan
huruf ha’ dhamir muttasil mabni bersambung denganisim inna, mawjud
khabar inna marfu’
3. Dhamir jar muttasil
adalah dhamir yang bersambung dengan isim dan huruf jar,

seperti:

Huruf (‫ )ي‬ya’ untuk orang yang berbicara, contoh : ‫ﻛﺘﺎﺑﻲ‬ kitabi (buku saya)

Huruf (‫ )ن‬nun, seperti: ‫ﻛﺘﺎﺑنا‬ kitabuna (buku kami)

huruf (‫ )ك‬kaf untuk orang yang di ajak berbicara,

seperti:

‫ﻛﺘﺎﺑﻚ‬ kitābuka bukumu (lk.),

‫ﻛﺘﺎﺑﻚ‬ kitābuki bukumu (pr.),

‫ﻛﺘﺎﺑﻜﻤﺎ‬ kitābukumā bukumu (lk./pr.dual ),

‫ﻛﺘﺎﺑﻜﻢ‬ kitābukum bukumu ( lk. Jamak),

‫ﻛﺘﺎﺑكن‬ kitābukunna bukumu ( pr. Jamak)

3.1. Yang disebut dhamir jar muttasil apabila:


a) Adapun dhamir jar muttasil bersambung dengan isim mabni
mendudukimudhapun ilaih
Contoh:
‫ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻪ ﻓﻮﺍﺋﺪﻩ‬
“ilmunya bermanfaat baginya”
huruf (‫ )ﻩ‬ha’ dhamir muttasil mabni sebagaimudhapun ilaih

b) Dhamir jar muttasil bersambung dengan huruf jar


Contoh:
‫ﺃﺧﺬﺕ ﺍﻟﻘﻠﻢ ﻣﻨﻚ‬
“saya telah mengambil sebuah pena darinya”
min huruf jar dan kaf dhamirmabni fatha bersambung dengan huruf jar

A. Posisi Mungkin Diisi Dhomir Muttashil


Pada pembahasan berikut akan dijelaskan pengecualian dari posisi-posisi yg tidak
mugkin diisi oleh Dhomir Muttashil (kata ganti yang bersambung), yaitu:

1. Jika ‘Amil Dhomir (kata yang mempengaruhi Dhomir) tersebut sebenarnya


mempengaruhi Dhomir lain yang lebih tinggi derajat Ma’rifat-nya yang Dhomir tersebut
posisinya terletak lebih dahulu dan tidak dalam keadaan Marfu’.
2. Jika ternyata ‘Amil Dhomir adalah Fi’il biasa, maka penggunaan Dhomir Muttashil adalah
lebih tepat dan lebih kuat dibanding penggunaan Dhomir Munfashil meskipun kedua-
duanya diperbolehkan.
3. Jika ternyata ‘Amil Dhomir adalah Fi’il Nasikh, maka menurut Jumhur atau kebanyakan
ahli Nahwu, penggunaan Dhomir Munfashil adalah lebih tepat dan lebih kuat dibanding
penggunaan Dhomir Muttashil meskipun kedua-duanya diperbolehkan.
4. Jika ternyata ‘Amil Dhomir adalah Isim, maka yang paling Rojih atau yang paling kuat
dan tepat adalah menggunakan Dhomir Munfashil, meskipun pada dasarnya, baik
Munfashil ataupun Muttashil adalah diperbolehkan.
5. Jika Dhomir pertama yang terkait dengan masalah ini ternyata dalam posisi Marfu’ maka
Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk Muttashil.
6. Jika Dhomir kedua yang terkait dengan masalah ini ternyata lebih Ma’rifat dari Dhomir
sebelumnya, maka Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk Munfashil.
7. Jika 2 Dhomir yang terkait dengan masalah ini ternyata tingkat Ma’rifat-nya sama, maka
Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk Munfashil. Hal ini berlaku selama kedua
Dhomir ini bukanlah Dhomir Ghaib (Kata ganti untuk orang ke-3) yang berbeda
bentuknya, seperti apabila salah satunya tunggal dan yang lain jamak.
8. Jika Dhomir yang dimaksud berada pada posisi Manshub disebabkan oleh َ‫ َكان‬atau salah
satu dari jenisnya

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membaca uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian isim dhomir
muttashil adalah dhomir yang selalu bersambung dengan kata ( ‫ )الكلمة‬setelahnya.

Dhomir muttashil terbagi menjadi 3, yaitu;

1. Dhamir rafa’ muttasil ; yaitu dhamir yang selalu bersambung dengan fi’il, isim
khana dan saudara khana
2. Dhamir nashab muttasil yaitu dhamir mabni yang bersambung dengan fi’il,
isim inna dan saudara isim inna
3. Dhamir jar muttasil adalah dhamir yang bersambung dengan isim dan huruf
jar.
Namun pada akhirnya, kami selaku penyusun makalah ini tentunya masih jauh dari
sempurna baik dalam penjelasan maupun susunan bahasa yang dipakai.

Nafa’alallah bi’ulumina, amiin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahu a’lamu bishawab.

Daftar Pustaka
http://kitabfahimna.blogspot.co.id/2015/03/percakapan-pelajaran-3_11.html
http://nahwuwashorf.blogspot.co.id/search/label/al-muttashil
http://el-qadr.blogspot.co.id/2008/07/blog-post_4648.htm
https://www.academia.edu/17106879/Dhamir_muttasil

https://www.vianeso.com/2017/07/pengertian-dan-pembagian-dhomir.html

Anda mungkin juga menyukai