BAHASA ARAB
AD- DHOMIR
“Ad- dhomir “Ad- dhomir
Dosen pembimbing :
Elvina asmi,M.Pd
Disusun oleh
Wike Nurjannah
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, banyak nikmat yang Allah berikan kepada manusia tetapi
sangatlah sedikit yang kita ingat, puji syukur kita panjatkan kehadirat-NYA, Tuhan semesta
alam, yang mana dengan rahmat, taufik, dan hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Ad- dhomir”. Yang mana dalam penyelesaiannya, tentunya tidak lepas
dari kontribusi banyak pihak.
Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
bersangkutan, Secara khusus, dosen dan teman-teman sekalian, yang telah memberikan arahan
dan dukungan yang begitu besar sehingga dapat tersusunnya makalah ini dengan baik, meskipun
dalam pengharapan yang besar dari penulis menginginkan bahwasanya makalah ini lepas dari
kesalahan, namun pasti selalu ada yang kurang, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun, agar makalah ini dapat lebih baik lagi nantinya,
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C.Tujuan………….....................................................................................
D. Manfaat penulisan....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembahasan umum.................................................................................
B. Pembahasan khusus……………………………………………………..
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP ………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al- Qur’an dan Sunnah,
Sebagai dua sumber utama ajaran agama Islam yang harus kita pegang teguh.
Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah kita mengetahui
kaidah- kaidah bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu sharaf. Karena keduanya
merupakan kunci dalam mempelajari Al- Qur’an dan Sunnah.
Dan pada kesempatan ini, kami akan sedikit membahas tentang beberapa kaidah yang ada di
dalam kaidah bahasa Arab. Yaitu Dhomir.
Rumusan masalah
· Pengertian Dhomir.
· Fungsi dari Dhomir.
· Jenis- jenis Dhomir.
· Penggunaan Dhomir di dalam kata kerja lampau,
kata kerja sekarang, dan kata kerja masa yang akan datang.
. Tujuan
Manfaat penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah:
· Memberikan pengertian kepada mahasiswa, untuk dapat berfikir lebih luas, serta
pengetahuan yang lebih dalam tentang kaidah- kaidah bahasa Arab, agar dapat memahami
tentang bahasa Arab itu sendiri, Al- Qur’an dan Sunnah.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pembahasan umum.
· ISIM ( ) ِاْسم = setiap lafadz yang menerangkan kepada nama orang, atau nama hewan,
atau benda mati.
· FI'IL ( ) ِفْعل = setiap lafadz yang menerangkan tentang pekerjaan di masa- masa yang
khusus.
· HARF ( ) َح ْر ف = setiap Setiap lafadz selain Isim dan Fi’il, atau bisa diartikan kata
sambung, kata penghubung, kata tanya tugas, dll.
Secara global, kita telah mengetahui pembagian tersebut dan telah kita pelajari
pembagian- pembagiannya. Salah satunya pembagian Isim.
Pada pokok bahasan kali ini, kami akan membahas masalah Dhomir, yang mana, Dhomir
adalah bagian dari pada Isim yang Mabniy.
Pembahasan Khusus
Pengertian Dhomir
Secara bahasa,[2] الضمير هو ما دّل على متكّلم كأنا أو مخاطب كأنت أو غائب كهو
Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim
(pembicara/orang pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak
ada di tempat/orang ketiga).
Contoh:
· Mutakallim : ( َأَناSaya) dan ( َنْح ُنKami).
· Mukhotob : ( َأْنَتKamu ) dan ( َأْنُتْمKalian ).
· Ghaib : ( ُهَوDia) dan ( ُهْمMereka ).
. Fungsi Dhomir
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam
golongan Isim Ma'rifah.
Contoh:
Pada contoh di atas, kata َأْح َم ُدdiganti dengan ( ُهَوdia), sedangkan ( اَألْو َالدanak-anak)
diganti dengan ( ُهْمmereka).
Kata ُهَوdan ُهْمdinamakan Dhamir atau Kata Ganti.
· DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek) Semua Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam:
Pembagian Dhomir.
Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf Taa’
pada kata kerja ( ُقْم ُتAku telah berdiri ).
Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa
diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir ( َأْنَتKamu ) dalam kata ( ُقْمBerdirilah!) yang
meskipun tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud
adalah َأْنَتkarena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.
Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh sebelumnya. Lebih jelas kita
katakan bahwa Dhomir jenis ini tidak mungkin digunakan untuk mengawali ucapan, contohnya:
Seperti: huruf Yaa’ pada kata ( ِاْبِنْيAnakku) dan huruf Kaaf pada kata ( َأكَر َم َكIa
memuliakanmu).Dhomir-dhomir seperti ini tidak mungkin ada di awal kalimat.
Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh apapun sehingga bisa
digunakan untuk mengawali ucapan dan bisa diletakkan setelah harf
Contoh: ( َأنَاSaya) yang bisa digunakan untuk mengawali ucapan seperti: ( َأَنا ُم ْؤ ِم ٌنSaya seorang
mu’min) atau bisa juga diletakkan setelah harf, seperti: ( َم ا َقاَم ِإَّال َأَناTidak ada yang berdiri kecuali
saya).
Al-Mustatir yang wajib, yaitu yang tidak mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang
bukan Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.
Mustatir yang boleh, yaitu yang bisa digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan
Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.
Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas tiga golongan besar menurut waktu terjadinya:
Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan
jenis Dhamir dari Fa'il ( ) َفاِع لatau Pelaku pekerjaan itu.
Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il
Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
3. FI’IL AMR ( ) ِفْعل ْاألْم رatau kata kerja perintah.
Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki
oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab
(lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah)
adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: َأْنَت- َأْنِت- َأْنُتَم ا- َأْنُتْم- َأْنُتَّن.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
· ISIM ( ) ِاْسم = setiap lafadz yang menerangkan kepada nama orang, atau nama hewan,
atau benda mati.
· FI'IL ( ) ِفْعل = setiap lafadz yang menerangkan tentang pekerjaan di masa- masa yang
khusus.
· HARF ( ) َح ْر ف = setiap Setiap lafadz selain Isim dan Fi’il, atau bisa diartikan kata
sambung, kata penghubung, kata tanya tugas.
Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim
(pembicara/orang pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak
ada di tempat/orang ketiga).
Contoh:
· Mutakallim : ( َأَناSaya) dan ( َنْح ُنKami).
· Mukhotob : ( َأْنَتKamu ) dan ( َأْنُتْمKalian ).
· Ghaib : ( ُهَوDia) dan ( ُهْمMereka ).
1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf
Taa’ pada kata kerja ( ُقْم ُتAku telah berdiri ).
2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa
diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir ( َأْنَتKamu ) dalam kata ( ُقْمBerdirilah!) yang
meskipun tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud
adalah َأْنَتkarena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.
Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan bentuk kata kerja
itu sendiri. Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau perintah.
Saran
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini, hendaklah kita
selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan, dari ilmu kita bisa
melakukan hidup ini dengan sebaik- baiknya. Adapun dengan selesainya penulisan makalah ini,
semoga bisa bermanfaat untuk pembelajaran bahasa Arab nantinya. Aamiin.
Penutup
Alhamdulillah, demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi menjadi lebih baiknya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga bisa berguna bagi semua.
DAFTAR PUSTAKA
Zakaria Ahmad. 2004. Ilmu Nahwu Praktis, al- kalimah, Ibnu Azka press. Tarogong, Garut.
م.م. دا رالمشرق ش2007.بيروت,األشرفية.المنجد