Anda di halaman 1dari 14

macam dan jenisnya kalimat isim dan contoh i'robnya

Dosen pengampu:

Nama kelompok :

1 . Indana Thufailah Masruroh

2. Fikri Ahmad

3. Miftahul

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF (STAIM) MAGETAN

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang pengertian isim, ciri-ciri dan
pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Isim dan Macam-Macamnya” dan sengaja dipilih karena menarik
perhatian penulis untuk dicermati

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu serta
teman-teman disekitar penulis yang telah memberikan dukungan agar dapat menyelesaikan makalah
ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para Mukhatab pertamanya
menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain
Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran)
dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan Huruf. Namun pada
makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang bermakna namun tidak terikat dengan
waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah kata penghubung.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah “Isim dan
Macam-Macamnya”.

Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah
ini masalahnya dibatasi pada :

1.Apakah pengertian dari Isim?

2.Apakah ciri-ciri dari Isim?

3.Apa saja pembagian dari Isim?

1.3. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan
khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kulian
Bahasa Arab.

Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :

1.Mengetahui pengertian dari Isim.

2.Mengetahui ciri-ciri dari Isim.


3.Mengetahui pembagian dari Isim.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Isim

‫َلى َم ْعنًى َو لَ ْم يَ ْقت َِر ْن بِ َز َم ٍن‬


َ ‫تع‬ْ َّ‫ َكلِ َمةٌ َدل‬.

Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu

(tenses)”.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang
dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di
sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat
abstrak (tidak dijangkau diindera).

2.2. Ciri-Ciri Isim

Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:

Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka bisa dikatakan ia
adalah isim.

Contoh :
ْ ِ ‫ًّا َوبِا‬$%‫ْت بِاهللِ َرًب‬
‫إل ْسالَ ِم ِد ْينًا‬ ُ ‫ضي‬
ِ ‫َر‬

ْ ِ ) di atas termasuk isim, dikarenakan akhiran katanya berupa


Kata yang di garis bawah (ِ‫ هلل‬dan ‫إل ْسالَ ِم‬
harokat kasroh.

Tanwin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.

Contoh :

ً‫ب هللاُ َمثَالً َكلِ َمةً طَيِِّبَة‬


َ ‫ض َر‬
َ

Kata bergarisbawah (ً‫ ) َمثَالً َكلِ َمةً طَيِِّبَة‬di atas merupakan isim, terlihat dari adanya tanwin pada akhirannya.

Terdapat ‫ ال‬pada awal kata

Contoh :

‫ك القُ ُّدوْ سُ ال َّسالَ ُم‬


ُ ِ‫ال َمل‬

2.Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena bergandengan dengan ‫ال‬.

Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ‫ال‬, maka isim tersebut tidak boleh di tanwin,
begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda ‫ ال‬dan tanwin pada satu kata, namun
isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda di atas, baik itu ‫ ال‬saja atau tanwin saja.

Terletak setelah huruf jer

Diantara huruf-huruf jer adalah : (‫ ِم ْن – إِلَى – ع َْن – َعلَى – فِي – رُبَّ – بِـ – كَا – لِـ‬.. )

‫ِم ْن‬ : Dari ‫ع َْن‬ : Dari ‫بِـ‬ : Dengan


‫إِلَى‬ : Ke ‫لِـ‬ : Milik, Kepunyaan ‫كَا‬ : Seperti

‫َعلَى‬ : Di atas َّ‫رُب‬ : Betapa banyak, acapkali ‫فِي‬ : Di dalam

Contoh :

ِ ْ‫ت ِم ْن بُيُو‬
ِ‫ت هللا‬ ٍ ‫فِي بَ ْي‬

ٍ ‫ بَ ْي‬dan ‫ت‬
Dari contoh di atas, kata ‫ت‬ ِ ْ‫ بُيُو‬, termasuk isim karena terletak setelah huruf jer.

Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang bergandengan, dengan
kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata tersebut kemungkinan besar adalah isim.

Contoh : ‫ِكتَابُ ُم َح َّم ٍد‬ : Kitabnya Muhammad

‫ِديْنُ ا ِإل ْسالَ ِم‬ : Agama Islam

Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih (yang
menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata kedua
mempunyai akhiran kasroh.

2.3. Pembagian Isim

Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah benda, berdasarkan
terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda)
akhirnya.

3.Isim Berdasarkan Jenisnya

Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar (laki-laki) dan isim muannats
(perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang faktanya berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan
perempuan (hakiki) dan ada yang hanya lafadznya saja, sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui
jenis kelaminnya (benda). Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah dibedakan dan tidak
memerlukan ciri-ciri khusus, sedangkan yang lafdzi untuk membedakannya diperlukan ciri-ciri serta
cakupannya.

Ciri Muannats Lafdzi: diakhiri dengan ta’ marbuthoh (‫)ة‬

Contoh : ُ‫ ال َم ْد َر َسة‬، ُ‫النَّافِ َذة‬

Cakupan Muannats Lafdzi meliputi :

Alat tubuh yang berpasangan

Contoh: ‫ ِرجْ ٌل‬، ‫ أُ ُذ ٌن‬، ‫ يَ ٌّد‬، ‫َعي ٌْن‬

Benda yang tidak dapat dihitung

Contoh: ‫ النَّا ُر‬، ‫ ِر ْي ٌح‬، ‫اب‬


$ٌ ‫َس َح‬

Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i)

ٌ ْ‫ سُو‬، ‫ ال َّس َما ُء‬، ُ‫النَّ ْفس‬


ٌ ‫ طَ ِر ْي‬، ‫ق‬
Contoh: ٌ‫ اَرْ ض‬، ٌ‫ َس ْمش‬، ‫ قَ َم ٌر‬، ‫ دَا ٌر‬، ‫ق‬

Seluruh benda yang jumlahnya lebih dari dua satuan (jamak).

ٌ َّ‫( ُكلُّ َج ْم ٍع ُم َؤن‬setiap jamak adalah muannats)


Kaidahnya: ‫ث‬

Contoh: ٌ‫( اَ ْب َواب‬pintu-pintu) ‫( نَ َوافِ ُذ‬jendela-jendela)

Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats seperti di atas, maka isim
tersebut adalah Mudzakkar.

4.Isim Berdasarkan Jumlah Benda

Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod, isim mutsanna dan isim
jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu satuan (satu biji, satu helai, satu pohon dan
sebagainya), biasanya ditandai dengan dhommah, fathah, kasroh. Isim mutsanna adalah isim yang
jumlah bendanya dua satuan. Tanda khas yang mudah diketahui dari isim ini adalah akhirannya …َ‫ان‬atau ِ
…َ‫ ي ِْن‬untuk mudzakkar dan ‫ تَا ِن‬atau ‫ تَ ْي ِن‬untuk muannats. Isim jamak adalah isim yang jumlah bendanya
lebih dari dua satuan. Isim jamak ini dibagi tiga bagian, yaitu jamak mudzakkar salim ( ‫)ج ْم ُع ْال ُم َذ َّك ِر ال َّسلِ ِم‬,
َ
jamak muannats salim ( ‫ث ال َّسلِ ِم‬ َّ ْ ْ َّ
ِ ‫ ) َج ْم ُع ال ُمؤَ ن‬dan jamak taksir (‫)ج ْم ُع التك ِسي ِْر‬.
َ
Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan rangkaian hurufnya tidak ada yang
diubah hanya ditambah ( َ‫ )ُـوْ ن‬atau ( َ‫ )ِـ ْين‬di akhirnya.

Contoh : َ‫ ُم ْسلِ ُموْ ن‬atau َ‫ ُم ْسلِ ِم ْين‬berasal dari ‫ُم ْسلِ ٌم‬

Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian hurufnya tidak ada yang
dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi ciri isim muannats dipisahkan dulu dengan
ٌ atau ‫ت‬
menambah alif mati menjadi ‫َـات‬ ٍ ‫َـا‬.

Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim muannats mufrodah, akan tetapi
rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau dikurangi. Isim ini tidak memiliki aturan dan
tanda

5.khas, sehingga harus dihafal.

Contoh : ٌ‫ اَ ْب َواب‬berasal dari ‫ نَ َوافِ ُذ‬, ٌ‫ بَاب‬berasal dari ٌ‫نَافِ َذة‬

Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)

Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh (umum) dan isim ma’rifat
(khusus).

Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ‫ ـٌـ‬، ‫ ـٍـ‬، ‫) ًــ‬

Contoh : ٌ‫ ِكتَاب‬، ‫هُ ٌدى‬

Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :

Isim yang diawali dengan Al (‫)ال‬

Contoh : ُ‫ ال ِكتَاب‬، ‫الهُدَى‬

Isim dhomir (kata ganti)

Isim isyaroh (kata tunjuk)

Isim maushul (kata sambung)


Isim alam (nama)

Isim munada (yang dipanggil)

Isim idhofat (yang disandarkan)

Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.

Isim Dhomir

Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menggantikan isim tertentu.

Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim dhomir bariz (tampak
dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim
dhomir bariz, sedangkan isim dhomir mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.

Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz muttashil (tersambung dengan
kata lain) seperti : ‫ َل‬+ ‫ لَ ُك ْم = ُك ْم‬dan isim dhomir bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : ‫ هُ َو‬، َ‫اَ ْنت‬

ِ ‫) اِ ْس ُم‬
6. Isim isyaroh ( ‫االشَا َر ِة‬

Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menunjuk isim-isim
tertentu.Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan jumlahnya.
Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id) yaitu ha tanbih ( ‫ ) هَـ‬di awal
untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk isim ba’id ( َ‫ ك‬، ‫ ُك َما‬atau ‫) ُك ْم‬. Selain isim isyaroh
ada yang dikaitkan dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan
letaknya saja.

Seperti : ‫ هُنَالِك‬، ‫ك‬


َ ‫ هُنَا‬، ‫هُنَا‬

Isim Maushul ( ‫) اِ ْس ُم ْال َموْ صُوْ ِل‬

Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk mengkhususkan suatu isim
tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.

Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis dan jumlahnya, ada
pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar atau muannats-nya) yang digunakan
untuk yang berakal atau yang tidak. Yaitu ‫( َما‬apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal
(‫ ) اِ ْس ُم ال َموْ صُوْ ِل لِ َغي ِْر اِ ْل َعاقِ ِل‬dan ‫( َم ْن‬siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal ( ‫اِ ْس ُم ال َموْ صُوْ ِل‬
‫) لِ ْل َعاقِ ِل‬.

Isim Alam ( ‫) اِ ْس ُم ْال َعلَ ِم‬


Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa membutuhkan penjelasan. Isim ini
ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata
yang digunakan untuk nama manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

Isim khos (nama asli)

Contoh : ‫ ُع َم ُر‬، ُ‫عَائِ َشة‬

7.Kunyah ( ٌ‫ ) ُك ْنيَة‬: julukan

Adalah nama yang diawali dengan kata : ٌ‫ اَب‬، ‫ اُ ٌّم‬، ‫اِب ٌْن‬dan ‫ت‬
ٌ ‫بِ ْن‬

ِ ‫ اِبْنُ ْال َخطَّا‬، ‫ اُ ُّم ْالمؤمنين‬dan lain-lain.


ٍ ‫ اَبُوْ َح ْف‬، ‫ب‬
Contoh : ‫ص‬

Laqob ( ٌ‫ ) لَقَب‬: gelar

Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu perkara.

ُ ْ‫ الفَارُو‬، ‫ ال َّر ِش ْي ُد‬، ‫ق‬


Contoh : ‫ق‬ ُ ‫ص ِّد ْي‬
ِّ ‫ ال‬dan lain-lain.

Isim Munada ( ‫) اِ ْس ُم ْال ُمنَادَى‬

Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena setiap objek yang diseru.
pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk
jauh dan untuk dekat dan jauh.

Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan, sibhul mudhof, nakiroh
ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini hanya dibahas tiga jenis isim munada yang
banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata),
munada mudhofan dan isim munada khusus lafdzul jalalah.

Isim munada mufrod

Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak boleh pakai tanwin
setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu tandanya dhommah).

Contoh : ‫يَا ُم ْسلِ ُم‬

Isim munada mudhofan

Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang disandarkan adalah
nashob (salah satunya fathah).

Contoh : ِ‫يَا َرسُوْ َل هللا‬

Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a


seperti : ‫ يَا َربَّنَا‬menjadi ‫َربَّنَا‬

8.Isim munada khusus lafdzul jalalah (ُ ‫)هللَا‬

Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada pengkhususan yaitu :
bentuknya ma’rifat ُ ‫ يَا هللَا‬dan huruf nida bisa diganti dengan huruf mim yang bertasydid ditarik di
akhirnya yaitu : ‫اَللّهُ َّم‬

Catatan :

Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ‫ ” ال‬ataupun isim maushul, maka
setelah ‫ يا‬tidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz ‫اَيُّهَا‬
(untuk isim mudzakkar) dan ‫( اَيَّتُهَا‬untuk isim muannats).

Contoh : َ‫ يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْين‬، ُ‫يَااَيَّتُهَا النَّ ْفس‬

f. َ ‫) اِ ْس ُم ْا ِإل‬
Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( ‫ضافَ ِة‬

Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga huruf) Isim yang
pertama yang disandarkan disebut mudhof ( ‫اف‬ ٌ ‫ض‬َ ‫ ) ُم‬sedangkan isim yang disandari disebut mudhof ilaihi
(‫اف إِلَ ْي ِه‬
ٌ ‫ض‬َ ‫) ُم‬, yang merupakan isim ma’rifat adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi
mudhof ilaihi dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa
mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).

Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :

Tidak boleh ada ” ‫“ ال‬

Tidak boleh tanwin

Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya dibuang.

Contoh :

‫ َرسُوْ ٌل‬+ ُ‫= هللا‬ ِ‫َرسُوْ ُل هللا‬

‫ َوالِ َد ْي ِن‬+ ‫= ـ ِه‬ ‫َوالِ َد ْي ِه‬

َ‫ بَنِ ْين‬+ ‫= اِس َْرائِي َْل‬ ‫بَنِ ْي اِ ْس َرائِي َْل‬

Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya


9.Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal
akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.

Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari isim mufrod, mutsanna, jamak
taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.

Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif mati atau ya’ mati ( ْ‫ ى‬atau
ْ‫) ي‬. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur ( ‫اال ْس ُم ال َم ْقصُوْ ُر‬ ِ ) seperti : ‫ هُدَى‬، ‫ ُموْ َسى‬, dan jika akhirnya ya’
mati disebut isim manqus ( ُ‫ ) ا ِال ْس ُم ال َم ْنقُوْ ص‬seperti : ‫ض ْي‬
ِ ‫ القَا‬، ْ‫الهَا ِدي‬

Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu : ‫ ُذ‬، ُ‫ ف‬، ‫ َح ٌم‬، ‫ اَ ٌخ‬، ٌ‫ اَب‬.

Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’ seperti : ، َ‫ َح ُموْ ك‬، َ‫ اَ ُخوْ ك‬، َ‫اَبُوْ ك‬
ٍ ‫ ُذوْ َم‬، ‫ك‬
‫ال‬ َ ْ‫فُو‬

ٍ ‫ َذا َم‬، َ‫ فَاك‬، َ‫ َح َماك‬، َ‫ اَ َخاك‬، َ‫اَبَاك‬


Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : ‫ال‬

َ ‫ اَ ِخ ْي‬، َ‫اَبِ ْيك‬


Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : ‫ ِذ ْي َما ٍل‬، َ‫ فِ ْيك‬، َ‫ َح ِم ْيك‬، ‫ك‬

Isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima tanwin).

Ada beberapa isim yang tidak ber ” ‫ ” ال‬dan bukan sebagai mudhof, akan tetapi tidak dapat menerima
tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif. Yang termasuk isim ghoiru munshorif adalah :

Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti : ‫ ُع َم ُر‬، ُ‫ ع ُْث َمان‬، ُ‫اط َمة‬
ِ َ‫ ف‬dll.

ِ َ‫ َمف‬dan ‫ َمفَا ِع ْي ُل‬, seperti :


Shighot muntahal jumuk ( ‫) صغة منتهى الجموع‬, bentuk jamak yang sama dengan ‫اع ُل‬
‫اج ُد‬
ِ ‫َم َس‬

ُ ‫ سَوْ دَا‬، ‫صحْ َرا ُء‬


Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ‫ ) الف التأنيث الممدودة‬seperti : ‫ َح ْم َرا ُء‬، ‫ئ‬ َ

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati
maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain, kasrohtain dan dhommahtain),
terdapat ‫ ال‬pada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah atau penyandaran.

Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah benda,
berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan sakal
(tanda) akhirnya.

Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim berdasarkan jumlah benda
terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim Jamak. Isim berdasarkan terdefinisi (khusus)
atau tidak terdefinisi (umum) terbagi dua, yaitu Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf
akhir dan sakal (tanda) terbagi empat, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan
isim ghoiru munshorif.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrah. “Pembagian Isim”. pada http://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i/pembagian-


isim.html, diakses pada 09 November 2011
Ryper. “Pengenalan Isim dan Tanda-Tandanya”. pada http://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-
pengenalan-isim-dan-tanda.html. diakses pada 09 November 2011.

Anda mungkin juga menyukai