Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penulis tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang pengertian isim, ciri-
ciri dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Isim dan Macam-Macamnya” dan sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu serta teman-teman disekitar penulis yang telah memberikan dukungan
agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para
Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al
Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan:
“Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing
sedang (rasul adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il,
dan Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang
bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah
kata penghubung.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Isim dan Macam-Macamnya”.
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas mata kulian Bahasa Arab.
Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari Isim.
2. Mengetahui ciri-ciri dari Isim.
3. Mengetahui pembagian dari Isim.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim
لى َم ْعنًى َو لَ ْم يَ ْقت َِر ْن بِزَ َمن ْ َّ َك ِل َمةٌ دَل.
َ ت َع
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu
(tenses)”.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda
atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup,
tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang
bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak
dijangkau diindera).
B. Ciri-Ciri Isim
Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh,
maka bisa dikatakan ia adalah isim.
Contoh :
اإل ْْ ْسالَ ِم ِد ْينًا
ِ ضيْتُ ِباهللِ َربًّا َو ِب
ِ َر
Kata yang di garis bawah (ِ هللdan )إل ْْ ْسالَ ِم
ِ di atas termasuk isim, dikarenakan
akhiran katanya berupa harokat kasroh.
5. Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua
kata tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh : ِكتَابُ ُم َح َّمد : Kitabnya Muhammad
اإل ْسالَ ِم
ِ ُِد ْين : Agama Islam
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai
mudhof ilaih (yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena
idhofah, dan terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.
C. Pembagian Isim
Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan
jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan
berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
b. Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats
seperti di atas, maka isim tersebut adalah Mudzakkar.
c. Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim
muannats mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik
ditambah atau dikurangi. Isim ini tidak memiliki aturan dan tanda khas,
sehingga harus dihafal.
Contoh : ٌ اَب َْوابberasal dari ُ ن ََوافِذ, ٌ بَابberasal dari ٌ نَافِذَة
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir
bariz muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : َل+ لَ ُك ْم = ُك ْمdan isim
dhomir bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : ه َُو، َا َ ْنت
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta
jenis dan jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan
jauh (ba’id) yaitu ha tanbih ( ) هَـdi awal untuk qorib dan adanya dhomir
mukhotob di akhir untuk isim ba’id ( َ ك، ُك َماatau ) ُك ْم. Selain isim isyaroh ada
yang dikaitkan dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang
dikaitkan dengan letaknya saja.
Seperti : َ ُهنَالِك، َ ُهنَاك، ُهنَا
ُ ) اِ ْس ُم ْال َم ْو
c. Isim Maushul ( ص ْو ِل
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya
untuk mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.
Catatan :
Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ال
” ataupun isim maushul, maka setelah ياtidak dapat langsung tersambung
dengan isim tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz ( اَيُّ َهاuntuk isim
mudzakkar) dan ( اَ َّيت ُ َهاuntuk isim muannats).
Contoh : َ يَا ا َ ُّي َها الَّ ِذيْن، س
ُ يَااَيَّت ُ َها النَّ ْف
َ ) اِ ْس ُم اْ ِإل
f. Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( ضافَ ِة
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan
tidak juga huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( اف
ٌ ضَ ) ُم
sedangkan isim yang disandari disebut mudhof ilaihi (اف إِ َل ْي ِه
ٌ ضَ ) ُم, yang
merupakan isim ma’rifat adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang
menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya.
Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan
bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).
a. Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari isim
mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats
salim.
b. Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif
mati atau ya’ mati ( ى ْ atau ي ْ ). Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur (
ُ ) ا ِال ْس ُم ال َم ْقseperti : ُهدَى، سى
ص ْو ُر َ ُم ْو, dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim
manqus ( ص ُ ) ا ِال ْس ُم ال َم ْنقُ ْوseperti : ي
ْ اض ِ َ الق، ي
ْ ال َها ِد
c. Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah,
yaitu : ُ ذ، ف
ُ ، َح ٌم، اَ ٌخ، ٌ اَب.
Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : ذَا َمال، َ فَاك، َ َح َماك، َ اَخَاك، َا َ َباك
Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : ِذ ْي َمال، َ ِفيْك، َ َح ِميْك، َ اَ ِخيْك، َاَ ِبيْك
1) Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti :
ُ ، ُعثْ َمان
ع َم ُر ُ ، ُاط َمة
ِ َ فdll.
2) Shighot muntahal jumuk ( ) صغة منتهى الجموع, bentuk jamak yang sama
dengan َمفَا ِع ُلdan َمفَا ِع ْي ُل, seperti : ُاجد
ِ سَ َم
3) Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ) الف التأنيث الممدودةseperti : ، صحْ َرا ُء
َ
ُ س ْودَا
َح ْم َرا ُء، ئ َ
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan
benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim
berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim
Jamak. Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) terbagi dua,
yaitu Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda)
terbagi empat, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim
ghoiru munshorif.
DAFTAR PUSTAKA