PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Ilmu Balâghah, sebagaimana ilmu lain berangkat dari sebuah proses penalaran untuk
menemukan premis-premis pengetahuan yang dianggap benar untuk kemudian disatukan
menjadi kumpulan teori. Setelah teori itu terkumpul secara generik dengan pembagian-
pembagian yang sepesifik, maka ada kecenderungan untuk mempelajari bagian-bagian tersebut
secara parsial—banyak yang menyebut al-Sakkâki sebagai tokoh yang mengubah balâghah dari
shinâ’ah menjadi ma’rifah—dari induktif menjadi deduktif. Dari paparan tersebut tersirat bahwa
setiap ilmu mempunyai obyek kajian yang membatasi ruang gerak keilmuan tertentu, agar jelas
dan tidak mengaburkan pembahasan.
Sastra yang merupakan ekspresi merdeka, bukan sesuatu yang tanpa aturan dan rumusan.
Hal ini bisa dibuktikan dengan munculnya beragam ilmu sastra yang menentukan kualitas karya
saatra yang dianalisa. Dalam tradisi ilmu sastra Arab, balâghah setelah menjadi ilmu mempunyai
rumusan-rumusan tertentu yang digunakan sebagi basis konkretisasi sastra dan tolak ukur
keindahan dan ke-balâghah-an karya sastra. Balâghah merupakan ilmu sastra di atas kajian
morfologi dan sintaksis, kajian balâghah berpijak pada kedua ilmu tersebut, yang secara teori
prasyarat mempelajari balagah harus menguasai morfologi (sharf) dan sintaksis (nahw
A. Rumusan Masalah.
1. Apa makna Al-insya’, perbedaan antara insya’ thalaby dan ghairu thalaby?
B. Tujuan penulis.
1. Untuk mengetahui makna Al-Insya’, perbedaan antara insya’ thalaby dan gahiru
thalaby.
1 kalam insya’i
BAB II
PEMBAHASAN
ucapan mutakallim itu benar atau dusta. Jika seorang berkata ' ' إسمع, kita tidak bisa mengatakan
bahwa ucapannya itu benar atau dusta. Setelah kalâm tersebut diucapkan yang mesti kita lakukan
adalah menyimak ucapannya.
B. Pembagian Kalam Insya’i
Secara garis besar kalâm insyâi ada dua jenis, yaitu insyâi thalabi dan insyâi ghair
thalabi. Kalâm yang termasuk kategori insyâi thalabi adalah Amr, nahyu, istifhâm, tamannî, dan
nidâ. Sedangkan kalâm yang termasuk kategori ghair thalabi adalah ta'ajjub, al-dzamm, qasam,
kata-kata yang diawali dengan af'âl alrajâ.
1. Insya’i thalabi.
Insyâi thalabi menurut para pakar balâghah adalah,
2 kalam insya’i
Secara bahasa amr bermakna perintah. Sedangkan dalam terminologi ilmu balâghah amr
adalah,
سعيا فى الخير
(Berusahalah pada hal-hal yang baik) Dari keempat shîgah tersebut makna amr pada
dasarnya adalah perintah dari yang lebih atas kepada yang lebih rendah. Namun demikian ada
3 kalam insya’i
beberapa makna Amr selain dari makna perintah. Makna-makna tersebut adalah do'a, iltimâs
(menyuruh yang sebaya), tamannî (berangan-angan), tahdîd (ancaman), ta'jiz (melemahkan),
taswiyah (menyamakan), takhyîr (memilih), dan ibâhah (membolehkan).
3) Al istifham (pertanyaan).
Kata ' ' استفهامmerupakan bentuk mashdar dari kata ' ' استفهم. Secara leksikal kata tersebut
bermakna meminta pemahaman/pengertian. Secara istilah istifhâm bermakna
Perlu diketahui bahwa همزةdanهل adalah kalimat huruf, sedangkan lainnya termasuk
kalimat isim.
4 kalam insya’i
biasanya selalu disertakan mu'adil (pembanding). Masul 'anhu dapat berupa: musnad ilaih,
musnad, maf'ul, hal, dan dzorf au jar majrur.
Contoh:
menggunakan نعم untuk mengiyakan dan الuntuk bermaksud tidak. Hamzah yang berfungsi
untuk tashdiq ini sering terjadi pada jumlah fi'liyyah dan jarang pada jumlah ismiyyah. Contoh:
3. Yang menuntut tashawwur saja, yaitu كم، أتى، كبف، ما، من، أيان، متى،أي
Contoh:
5 kalam insya’i
4) Al tamanniy (Angan-angan)
Kalimat tamannî (berangan-angan) adalah kalimat yang berfungsi untuk menyatakan
keinginan terhadap sesuatu yang disukai, tetapi tidak mungkin untuk dapat meraihnya.
Dalam terminologi ilmu balâghah tamannî adalah,
طلب أمر محبوب ال يرجى حصوله إما لكونه مستحيال وإما لكونه ممكنا غير مطموع في نيله
“Mengangan- angankan sesuatu yang di inginkan tetapi tidak ada harapan terjadi, baik karena
mustahil terjadi maupun mungkin terjadi tapi tak ada harapan diperoleh”.
6 kalam insya’i
Huruf nidâ ada delapan, yaitu, hamzah ( )ء, ay ( ) أي, yâ ( ) يا, â ( ) آ, âi ) )آي, ayâ ( ) أيا,
dan yang jaraknya dekat. Untuk memanggil yang jaraknya dekat, menggunakan الهمزة dan أي.
Adapun huruf-huruf yang lain dipergunakan untuk memanggil yang berjarak jauh. Akan tetapi
terkadang untuk memanggil yang jaraknya jauh juga digunakan lafaz الهمزة dan أي, karena
melekatnya munada (orang yang dipanggil) di dalam hatinya si mutakallim seakan-akan berada
di dekatnya padahal jaraknya jauh.
Sebaliknya, untuk memanggil yang jaraknya dekat terkadang menggunakan huruf nida’
yang jauh. Mungkin karena kedudukannya si munada yang tinggi, contohnya َ َ( أَيَا َموْ الwahai
ي
tuanku), atau kedudukannya si munada yang rendah, contoh : أيا هذا (padahal dia di samping
kamu) atau si munadanya sedang tidak berkonsentrasi mungkin lagi tidur atau lagi lupa, seakan-
7 kalam insya’i
2. Insya’i Ghairu Thalaby
Insya’ Ghairu Thalaby adalah kalimat yang didalamnya tidak menghendaki suatu
permintaan. Insya’ ghairu thalaby bisa berbentuk, al-Madh wa al-Dzam,Shiyâgh
al-‘Uqûd, al-Qasam dan al-Ta’ajjub wa al-Raja’. Contoh:
e) al-Raja’, biasanya menggunakan, ‘asâ, hariyyu (la’alla) dan ikhlaulaqa, contoh:
8 kalam insya’i
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalâm insyâi adalah suatu kalimat yang tidak bisa disebut benar atau dusta Jika
seorang mutakallim mengucapkan suatu kalâm insyâi, mukhâthab tidak bisa menilai
bahwa ucapan mutakallim itu benar atau dusta. Jika seorang berkata ' ' إسمع, kita tidak
bisa mengatakan bahwa ucapannya itu benar atau dusta. Setelah kalâm tersebut
diucapkan yang mesti kita lakukan adalah menyimak ucapannya.
kalâm insyâi ada dua jenis, yaitu insyâi thalabi dan insyâi ghair thalabi. Insya’i
thalabi adalah suatu kalâm yang menghendaki adanya suatu tuntutan yang tidak terwujud
ketika kalâm itu diucapkan. Kalâm yang termasuk kategori insyâi thalabi adalah Amr,
nahyu, istifhâm, tamannî, dan nidâ. Sedangkan yang dimaksud dengan insya’i ghairu
thalai adalah kalimat yang didalamnya tidak menghendaki suatu permintaan. Sedangkan
kalâm yang termasuk kategori ghair thalabi adalah ta'ajjub, al-dzamm, qasam, kata-kata
yang diawali dengan af'âl alrajâ.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan teman-teman semua mengenai
kalam insya’i , saya berharap kritik dan saran yang membangun dari teman- teman
semua untuk perbaikan makalah selanjutnya.
9 kalam insya’i
Daftar Pustaka.
10 kalam insya’i