Anda di halaman 1dari 11

TUGAS STRUKTURAL DOSEN PENGAMPU

ILMU BALAGHAH Prof. Dr. Ahmad Fahmy Arief, M.Pd

JINAS DAN SAJA’

OLEH:

FIRDA APRILLIA MU’AMMANAH


210211060147

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

PROGRAM PASCA SARJANA

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

BANJARMASIN

2022

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah Jinas dan Saja’ ini
dapat terselesaikan dan dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Balaghah.
Shalawat serta salam tak lupa juga untuk selalu kita tunjukan kepada
baginda Nabi kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang terang penuh Iman,Islam dan Ihsan.
Terimakasih juga penulis tunjukan kepada bapak Prof. Dr. Fahmy
Arief, M.Pd yang telah memberikan arahan dan bimbingan beliau kepada
penulis, semoga beliau senantiasa sehat dan selalu dilimpahkan keberkahan
oleh Allah SWT.
Saya menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangan , saya mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan
makalah ini agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal mungkin. Akhir
kata saya ucapkan terimakasih.

Banjarmasin, 18 Mei 2022

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu balaghah adalah ilmu yang mengungkapkan metode untuk
mengungkapkan bahasa yang indah, mempunyai nilai estetis (keindahan seni)
memberikan makna sesuai dengan muktadhal hat (kondisi), serta memberi kesan
sangat mendalam bagi pendengar dan pembacanya. Balaghah merupakan cabang
ilmu Bahasa Arab dalam bentuk sastra Arab. Ilmu Balaghah mengkaji makna-
makna yang terkandung dalam Bahasa Arab tidak saja makna yang tersurat namun
juga ada makna yang tersirat dalam Bahasa tersebut. Balaghah memiliki fungsi
mempercantik suatu frasa atau kalimat sehingga dapat terdengar indah saat
diungkapkan.
Kajian Balaghah secara garis besar terbagi kepada tiga bagian, yaitu:
Bayan, Ma’ani dan Badi’. Ilmu Badi’ menurut bahasa adalah suatu ciptaan baru
yang tidak ada contoh sebelumnya. Sedangkan menurut istilah adalah “suatu ilmu
yang dengannya diketahui segi-segi (beberapa metode dan cara-cara yang
ditetapkan untuk menghiasi kalimat dan memperindahnya) dan keistimewaan-
keistimewan yang dapat membuat kalimat semakin indah, bagus dan
menghiasinya dengan kebaikan dan keindahan setelah kalimat tersebut sesuai
dengan situasi dan kondisi dan telah jelas makna yang dikehendaki. Ilmu Badi’;
membahas aspek keindahan dari suatu kata baik itu dari segi lahir (lafazh) maupun
batin (makna)-nya.1
Salah satu cabang dari ilmu badi’yaitu Muhassinat Lafzhiyyah yang
artinya keindahan-keindahan kata yang mana pokok bahasannya adalah Jinas, dan
Saja’ yang mana akan kita bahas dalam makalah ini.

1
Wahab Muhsin, Fuad Wahab, Pokok-Pokok Ilmu Balaghah, (Bandung: Angkasa,
1986), 3.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan al-Jinas?

2. Apa yang di maksud dengan as-Saja’?

C. Tujuan

1. Untuk megetahui maksud dari al-Jinas.

2. Untuk mengetahui maksud dari as-Saja’.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. AL-JINAS ( ‫) الجناس‬

Jinas diambil dari kata janasa, yujanisu, jinasan, mutajanisatan. Secara


etomologi berarti menyerupai dan menyatu bersamanya dalam satu bentuk.2 Dalam
kaidah ilmu balaghah jinas bermakna kemiripan pengungkapan dua lafadz yang
berbeda artinya. Atau suatu kata yang digunakan pada tempat yang berbeda dan
mempunyai makna yang berbeda.3 Jadi bisa di simpulkan bahwa jinas adalah dua
lafaz yang mempunyai persamaan dalam pengucapan, sedangkan artinya berbeda.
Jinas ada dua macam: Jinas tam dan Jinas gairu tam.4

1. Al-Jinas at-Tam (‫)اجلناس التام‬


Jinas tam yaitu kemiripan dua kata dalam empat hal, jenis hurufnya,
harakat huruf, jumlah huruf, dan urutan huruf nya. Sebagai contoh jinas tam ini
adalah ratapan yang disampaikan oleh seorang penyair ketika meratapi putranya
yang bernama Yahya.5

‫ِإىَل َر ِّد َْأم ِرال ٰلّ ِه فِْي ِه َسبِْي ُل‬٠‫َومَسَّْيتُهُ حَيْ َي لِيَ ْحيَا َفلَ ْم يَ ُك ْن‬
“Dan aku memberinya nama Yahya agar ia senantiasa hidup terus (sampai
tuanya), namun tidak ada jalan bagiku untuk menolak ketentuan Allah tentang
dirinya (kematiannya)”.
Pada contoh diatas terdapat kata “yahya” yang diulang dua kali,
sedangkan maknanya yang pertama adalah sebuah nama seorang anak kecil yaitu
Yahya, sedangkan kata “yahya” yang kedua bermakna “hidup”. Kedua lafadz
tersebut mempunyai kesamaan dalam empat hal tersebut diatas. Oleh karenanya
dinamakan jinas tam.
Contoh lainnya adalah Seperti dalam Hadits Nabi SAW:

2
Ahmad Handawi Hilal, Al-jinas fi asas al balaghah li zamakhsyari:Dirasah Balaghah Tahliliyah , (Al-
Qohirah: Maktabab Wahbah,2002) h.12
3
Mamat Zaenuddin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, (Bandung : Refika
Adimata, 2007), h. 150
4
Ali al Jarim dan Musthafa Usman. Terjemahan Balaghah Waadhihah. (Bandung: Sinar Baru Algensindo:
2004). h 379
5
Marjoko Idris, Ilmu Balaghah Kajian Khusus Uslub Jinās dan Iqtibas, (Yogyakarta:
Teras, 2007) h 10
)‫اب اهللُ َعلَْي ِه (رواه مسلم‬ ِ ِ ‫من تَاب َقبل اَ ْن تَطْلُع الشَّم‬
َ َ‫ م ْن َم ْغرِهِبَا ت‬،‫ش‬ ْ َ َْ َ َْ
‘’Orang yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, pasti allah menerima
taubatnya”
Kedua lafadz yang sama dalam pelafalan adalah kata ‫تَا َب‬. Yang pertama berarti
bertaubat, dan yang kedua menerima taubat.

2. Al-Jinas Gairu at-Tam (‫التام‬ ‫)اجلناس غري‬


Yaitu dua lafaz yang mirip pengucapannya tetapi tidak sama pada salah
satu dari empat segi,6 yaitu : jenis huruf, harakat huruf, jumlah huruf dan urutan
huruf nya. Contohnya sebagaimana di sebutkan dalam al-Qur’an:

َّ ‫فَاََّما الْيَتِْي َم فَاَل َت ْق َه ۗرْ َواََّما‬


ؕ‫السٓا ِٕٮ َل فَاَل تَ ۡن َه ۡر‬
“Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-
wenang, dan terhadap orang yang meminta-minta maka janganlah kamu
menghardiknya”7
Dua lafadz yang serupa dalam pelafalan adalah kata ‫ تقهر‬/taqhar dan ‫تنهر‬
/tanhar, kata kerja yang pertama menggunakan huruf ‫ ق‬/qaf dan yang kedua
menggunakan huruf ‫ ن‬/nun. Kata kerja taqhar berarti berlaku sewenang-wenang,
sedang kata kerja tanhar berarti menghardik.
Contoh lainnya:

ُ‫َو ُه ْم َيْن َه ْو َن َعْنهُ َو َيْنَئ ْو َن َعْنه‬


Mereka melarang (orang lain) mendengarkan al-Qur’an dan mereka sendiri
menjauhkan diri dari padanya”.(QS. Al-An’am: 26)

Dua lafaz yang serupa dalam pelafalan adalah kata ‫ َيْن َه ْو َن‬dan ‫َيْنَئ ْو َن‬
dalam segi pelafalan memiliki kesamaan dari segi harakat huruf, jumlah huruf
dan urutan huruf nya dan memiliki perbedaan hanya segi jenis hurufnya.

Para Ahli Ilmu Badi’ mengemukakan bahwa gaya bahasa jinas ini dapat
meningkatkan keindahan uslub, serta mempercantik ritmenya. Namun yang perlu

6
D. Hidayat, Al-Balaghah Lil Jami’ Wasy-Syawaahid Min Kalaamil Badi’, (Jakarta: PT. Toha Putra,
2002), h. 145
7
Q.S. Adh-Dhuha ayat 9-10
diketahui bahwa kelebihan tersebut akan terwujud apabila gaya bahasa jinas terjadi
secara alami dan tidak dibuat-buat.

B. SAJA’ (Sajak)

Kata saja’ merupakan masdar dari ( َ‫) َس[ َجع‬. Saja’ bermakna bunyi atau indah.
Sedangkan pengertian saja’ menurut balaghah waadhihah adalah cocoknya huruf akhir
dua fashilah atau lebih. Sajak yang paling baik adalah yang bagian-bagian kalimatnya
seimbang.8 Disebutkan juga bahwa Saja’ adalah persesuaian dua akhir kata pada huruf
Fashilah adalah kata terakhir dari suatu kalimat yang dibandingkan dengan kalimat
yang lainnya. 9
dapat di simpulkan As-saja’ adalah kesamaan huruf akhir pada dua
susunan kalimat atau lebih sehingga membentuk bunyi dan nada huruf yang indah dan
berirama. Susunan lafaz atau kata akhir pada suatu kalimat dinamakan fashilah.
Diantara contoh saja’ adalah seperti sabda Rasulullah SAW;

‫ََأع ِط مُمْ ِس ًكا َتلَ ًفا‬ ِ ٰ


ْ ‫َأع ِط ُمْنف ًقا َخ ْل ًفا و‬
ْ ‫اَللّ ُه َّم‬
Ya allah, berikan pengganti kepada orang yang berinfak, dan berilah kerusakan
kepada orang yang tidak mau berinfak.
Ciri-ciri as-saja’ adalah susunan kalimat yang pertama, kedua dan ketiganya sama
jumlah hurufnya, susunan kalimatnya bagus, tidak dibuat-buat (berlebihan) dan tidak
ada pengulangan kata yang tidak bermanfaat.
Saja di bagi menjadi beberapa bagian;
1. Saja’ Mutharraf
yaitu yang antara kedua fasilah itu berbeda wazannya tapi sama
huruf akhirnya.contohnya seperti firmah Allah Swt:

َ َ‫ َّوا ۡل ِجب‬،‫ض ِم ٰه ًدا‬


. ‫ال اَ ۡوتَ ًادا‬ ۡ
َ ‫اَمَل مۡ جَن ۡج َع ِل الاَ ۡر‬
Bukankah kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan, dan gunung-
gunung sebagai pasak?” (An Naba’: 6-7).
Kata ‫ مهدا‬beda wazan dengan ‫ اوتاد‬tapi sama-sama diakhiri huruf “da”.
2. Saja’ Mutawazi
8
Ali al-tarim dan Musthafa amin, terjemah Al-balaaghatul waadhihah, (Bandung;sinar
baru Algesino,2011) h.391
9
Mardjoko Idris, Ilmu Balaghah antara Al-bayan dan Al-Badi’ , (Yogyakarta: Teras,
2007), hal. 17.
adalah saja’ yang persesuaian padanya terletak pada dua kata yang akhir
saja..10 Contohnya seperti firman Allah Swt:
ۡ ِ
ٌ‫ضو ۡو َعة‬ ٌ ‫ َّواَك َو‬٠ٌ‫ف ۡي َها ُس ُرٌر َّم ۡرفُ ۡو َعة‬
ُۡ ‫اب َّم‬
Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan. dan gelas-gelas yang terletak
(di dekatnya). (Q.S Al-Ghaasyiyah:13-14 )

َ ‫َّم ۡرفُ ۡو‬


Kata ٌ‫عة‬ dan ٌ‫ضو ۡو َعة‬
ُۡ ‫ َّم‬terdapat keseimbangan .
3. Saja’ Murashsha
al-Murashsha’ adalah saja’ yang padanya lafadz-lafadz dari salah satu
rangkaianya, seluruhnya, atau sebagian besarnya semisal bandinganya dari
rangkaian yang lain.
Contohnya seperti syair dari Al-Hariri:
ِ ‫ وي ْقر ْع اَألمساع بِزو‬# ‫هو يطبع اَألسجاع جِب و ِاه ِر لَ ْف ِظ ِه‬
‫اح ِر َو ْع ِظ ِه‬ ََ َ َ ََ ََ َ َ ْ ُ َ َ
Dia mencetak sajak-sajak dengan permata ucapannya dan mengetuk
pendengaran dengan teguran-teguran nasehatnya.

Kata ‫ يَطبَ ُع‬dan ‫ َي ْقَر ْع‬memiliki keseimbangan wazan begitu juga dengan
huruf akhirnya adalah sama yaitu ‫ع‬. Dan ‫اع‬
َ ‫َألس َج‬
ْ sewazan dengan ‫اع‬ َ َ‫اَألمس‬
dengan huruf akhirnya yang sama yaitu ِ ‫ لَ ْف‬sewazan
‫ع‬. Kemudian kata ‫ظ‬

dengan ‫ َو ْع ِظ‬dengan huruf akhir yang sama yaitu ‫ظ‬.

10
Mardjoko Idris, Ilmu Balaghah antara Al-bayan dan Al-Badi’ , (Yogyakarta: Teras,
2007), , h. 16.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jinas adalah dua lafaz yang mempunyai persamaan dalam pengucapan, sedangkan
artinya berbeda. Jinas terbagi dua yaitu; Al-jinas at-Tam dan Al- jinas ghair at-Tam
As-saja’ adalah kesamaan huruf akhir pada dua susunan kalimat atau lebih sehingga
membentyk bunyi dan nada huruf yang indah dan berirama. Susunan lafaz atau kata akhir
pada suatu kalimat dinamakan fashilah. Ciri-ciri as-saja’ adalah susunan kalimat yang
pertama, kedua dan ketiganya sama jumlah hurufnya, susunan kalimatnya bagus, tidak
dibuat-buat (berlebihan) dan tidak ada pengulangan kata yang tidak bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

al-Jarim, Ali. dan Musthafa Amin 1951. Al-Balaghah al-Wadhihah. Mesir: Dar al-Ma’arif,

al-tarim, Ali dan Musthafa amin. 2018 terjemah Al-balaaghatul waadhihah, Bandung;sinar
baru Algesino.

Handawi Hilal, Ahmad. 2002. Al-jinas fi asas al balaghah li zamakhsyari:Dirasah


Balaghah Tahliliyah .Al-Qohirah: Maktabab Wahbah

Hidayat, D. 2002.Al-Balaghah Lil Jami’ Wasy-Syawaahid Min Kalaamil Badi’. Jakarta:


PT. Toha Putra.

Idris, Marjoko.2007. Ilmu Balaghah Kajian Khusus Uslub Jinas dan Iqtibas, Yogyakarta:
Teras.

Mardjoko Idris. 2007. Ilmu Balaghah antara Al-bayan dan Al-Badi’ .Yogyakarta: Teras.

Muhsin, Wahab.Fuad Wahab. 1986. Pokok-Pokok Ilmu Balaghah. Bandung: Angkasa,

Zaenuddin, Mamat dan Yayan Nurbayan.2007. Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung :


Refika Adimata.

Anda mungkin juga menyukai