OLEH:
BANJARMASIN
2022
0
KATA PENGANTAR
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu balaghah adalah ilmu yang mengungkapkan metode untuk
mengungkapkan bahasa yang indah, mempunyai nilai estetis (keindahan seni)
memberikan makna sesuai dengan muktadhal hat (kondisi), serta memberi kesan
sangat mendalam bagi pendengar dan pembacanya. Balaghah merupakan cabang
ilmu Bahasa Arab dalam bentuk sastra Arab. Ilmu Balaghah mengkaji makna-
makna yang terkandung dalam Bahasa Arab tidak saja makna yang tersurat namun
juga ada makna yang tersirat dalam Bahasa tersebut. Balaghah memiliki fungsi
mempercantik suatu frasa atau kalimat sehingga dapat terdengar indah saat
diungkapkan.
Kajian Balaghah secara garis besar terbagi kepada tiga bagian, yaitu:
Bayan, Ma’ani dan Badi’. Ilmu Badi’ menurut bahasa adalah suatu ciptaan baru
yang tidak ada contoh sebelumnya. Sedangkan menurut istilah adalah “suatu ilmu
yang dengannya diketahui segi-segi (beberapa metode dan cara-cara yang
ditetapkan untuk menghiasi kalimat dan memperindahnya) dan keistimewaan-
keistimewan yang dapat membuat kalimat semakin indah, bagus dan
menghiasinya dengan kebaikan dan keindahan setelah kalimat tersebut sesuai
dengan situasi dan kondisi dan telah jelas makna yang dikehendaki. Ilmu Badi’;
membahas aspek keindahan dari suatu kata baik itu dari segi lahir (lafazh) maupun
batin (makna)-nya.1
Salah satu cabang dari ilmu badi’yaitu Muhassinat Lafzhiyyah yang
artinya keindahan-keindahan kata yang mana pokok bahasannya adalah Jinas, dan
Saja’ yang mana akan kita bahas dalam makalah ini.
1
Wahab Muhsin, Fuad Wahab, Pokok-Pokok Ilmu Balaghah, (Bandung: Angkasa,
1986), 3.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. AL-JINAS ( ) الجناس
ِإىَل َر ِّد َْأم ِرال ٰلّ ِه فِْي ِه َسبِْي ُل٠َومَسَّْيتُهُ حَيْ َي لِيَ ْحيَا َفلَ ْم يَ ُك ْن
“Dan aku memberinya nama Yahya agar ia senantiasa hidup terus (sampai
tuanya), namun tidak ada jalan bagiku untuk menolak ketentuan Allah tentang
dirinya (kematiannya)”.
Pada contoh diatas terdapat kata “yahya” yang diulang dua kali,
sedangkan maknanya yang pertama adalah sebuah nama seorang anak kecil yaitu
Yahya, sedangkan kata “yahya” yang kedua bermakna “hidup”. Kedua lafadz
tersebut mempunyai kesamaan dalam empat hal tersebut diatas. Oleh karenanya
dinamakan jinas tam.
Contoh lainnya adalah Seperti dalam Hadits Nabi SAW:
2
Ahmad Handawi Hilal, Al-jinas fi asas al balaghah li zamakhsyari:Dirasah Balaghah Tahliliyah , (Al-
Qohirah: Maktabab Wahbah,2002) h.12
3
Mamat Zaenuddin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, (Bandung : Refika
Adimata, 2007), h. 150
4
Ali al Jarim dan Musthafa Usman. Terjemahan Balaghah Waadhihah. (Bandung: Sinar Baru Algensindo:
2004). h 379
5
Marjoko Idris, Ilmu Balaghah Kajian Khusus Uslub Jinās dan Iqtibas, (Yogyakarta:
Teras, 2007) h 10
)اب اهللُ َعلَْي ِه (رواه مسلم ِ ِ من تَاب َقبل اَ ْن تَطْلُع الشَّم
َ َ م ْن َم ْغرِهِبَا ت،ش ْ َ َْ َ َْ
‘’Orang yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, pasti allah menerima
taubatnya”
Kedua lafadz yang sama dalam pelafalan adalah kata تَا َب. Yang pertama berarti
bertaubat, dan yang kedua menerima taubat.
Dua lafaz yang serupa dalam pelafalan adalah kata َيْن َه ْو َنdan َيْنَئ ْو َن
dalam segi pelafalan memiliki kesamaan dari segi harakat huruf, jumlah huruf
dan urutan huruf nya dan memiliki perbedaan hanya segi jenis hurufnya.
Para Ahli Ilmu Badi’ mengemukakan bahwa gaya bahasa jinas ini dapat
meningkatkan keindahan uslub, serta mempercantik ritmenya. Namun yang perlu
6
D. Hidayat, Al-Balaghah Lil Jami’ Wasy-Syawaahid Min Kalaamil Badi’, (Jakarta: PT. Toha Putra,
2002), h. 145
7
Q.S. Adh-Dhuha ayat 9-10
diketahui bahwa kelebihan tersebut akan terwujud apabila gaya bahasa jinas terjadi
secara alami dan tidak dibuat-buat.
B. SAJA’ (Sajak)
Kata saja’ merupakan masdar dari ( َ) َس[ َجع. Saja’ bermakna bunyi atau indah.
Sedangkan pengertian saja’ menurut balaghah waadhihah adalah cocoknya huruf akhir
dua fashilah atau lebih. Sajak yang paling baik adalah yang bagian-bagian kalimatnya
seimbang.8 Disebutkan juga bahwa Saja’ adalah persesuaian dua akhir kata pada huruf
Fashilah adalah kata terakhir dari suatu kalimat yang dibandingkan dengan kalimat
yang lainnya. 9
dapat di simpulkan As-saja’ adalah kesamaan huruf akhir pada dua
susunan kalimat atau lebih sehingga membentuk bunyi dan nada huruf yang indah dan
berirama. Susunan lafaz atau kata akhir pada suatu kalimat dinamakan fashilah.
Diantara contoh saja’ adalah seperti sabda Rasulullah SAW;
Kata يَطبَ ُعdan َي ْقَر ْعmemiliki keseimbangan wazan begitu juga dengan
huruf akhirnya adalah sama yaitu ع. Dan اع
َ َألس َج
ْ sewazan dengan اع َ َاَألمس
dengan huruf akhirnya yang sama yaitu ِ لَ ْفsewazan
ع. Kemudian kata ظ
10
Mardjoko Idris, Ilmu Balaghah antara Al-bayan dan Al-Badi’ , (Yogyakarta: Teras,
2007), , h. 16.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jinas adalah dua lafaz yang mempunyai persamaan dalam pengucapan, sedangkan
artinya berbeda. Jinas terbagi dua yaitu; Al-jinas at-Tam dan Al- jinas ghair at-Tam
As-saja’ adalah kesamaan huruf akhir pada dua susunan kalimat atau lebih sehingga
membentyk bunyi dan nada huruf yang indah dan berirama. Susunan lafaz atau kata akhir
pada suatu kalimat dinamakan fashilah. Ciri-ciri as-saja’ adalah susunan kalimat yang
pertama, kedua dan ketiganya sama jumlah hurufnya, susunan kalimatnya bagus, tidak
dibuat-buat (berlebihan) dan tidak ada pengulangan kata yang tidak bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
al-Jarim, Ali. dan Musthafa Amin 1951. Al-Balaghah al-Wadhihah. Mesir: Dar al-Ma’arif,
al-tarim, Ali dan Musthafa amin. 2018 terjemah Al-balaaghatul waadhihah, Bandung;sinar
baru Algesino.
Idris, Marjoko.2007. Ilmu Balaghah Kajian Khusus Uslub Jinas dan Iqtibas, Yogyakarta:
Teras.
Mardjoko Idris. 2007. Ilmu Balaghah antara Al-bayan dan Al-Badi’ .Yogyakarta: Teras.