Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AL-IMLA’ WA AL-KHATH

MENGENAL DAN MEMAHAMI HURUF HAMZAH DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Al-Imla’ wa Al-Khath

Dosen Pengampu: Munirtadha, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Kurnia Dwi Rahmawati (22031417)

2. Lu’luul Khasanah (22031419)

3. Oong Setiawan (22031427)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN PANDANARAN

YOGYAKARTA

1
2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata Bahasa Arab pastinya identik dengan huruf arab atau nama lainnya
disebut dengan huruf hijaiyah. Dalam huruf hijaiyah pastinya banyak ditemukan
huruf-huruf yang perlu pemahaman dalam menggunakannya, salah satunya adalah
huruf hamzah. Huruf hamzah merupakan salah satu dari sekian banyaknya huruf
hijaiyah yang paling sering ditulis dan dibaca. Mengenal huruf hamzah pun sangat
penting karena akan berkaitan dengan cara baca dalam al-Qur’an(tajwid), cara
menulisnya dalam teks yang pastinya berbahasa arab sampai cara menganalisis
kalimah dengan hamzah dalam nahwu, Sharaf, balaghah dan lain-lainnya. Dalam
penggunaanya, entah dalam penulisan, bacaan tajwid atau pemaknaan sering
dijumpai kesalahan. Kesalahan dalam kajian hamzah ini tidak hanya dialami
masyarakat Indonesia saja, melainkan Orang Arab yang notabe-nya ‘pemilik
huruf’ ini pun mengalami hal serupa. Sehingga perlu upaya untuk
memperkenalkan hamzah dengan segala keterkaitannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hamzah?
2. Ada berapa macam hamzah itu?
3. Apa saja kaidah-kaidah yang digunakan dalam penulisan hamzah

C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui definisi hamzah itu sendiri.
2. Agar dapat mengetahui macam-macam hamzah
3. Agar dapat mengetahui kaidah-kaidah dalam penulisan hamzah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hamzah
Hamzah adalah salah satu dari sekian banyaknya huruh hijaiyah yang
menyimbolkan huruf vocal A,I, dan U atau hentian glottal seperti huruf K pada
kata rakyat dalam Bahasa Indonesia.
Diambil dari kamus Mu’jam al- Wasit hamzah adalah sebuah huruf yang
keluar dari glotis dan bersifat glotal .1
Huruf hamzah termasuk kedalam huruf yang shohih karena dapat menerima
harakat (َfathah, kasrah dan dhommah). Bentuk huruf hamzah sendiri diambil dari
kepala huruf ‘ain (‫ )ع‬dan orang arab menuliskan huruf hamzah dengan tanda titik
di atas, di bawah atau di tengah.2

B. Macam-macam Hamzah
Adapun huruf hamzah dibagi menjadi 7 macam sebagai berikut :
1. Hamzah Tasywiyyah (‫)همزة التسويّة‬
Hamzah Taywiyyah adalah hamzah yang memiliki arti sama atau
menyamakan dua hal, Hamzah Taswiyyah berada setelah lafadz ‫ َس َوا ٌء‬  dan
setelah Hamzah Tasywiyyah harus juga disertai lafadz ‫َأ ْم‬  (memiliki arti
“Ataupun”) dan dinamakan ‫‘( أم المعادلة‬Am Muadalah).
Contoh yang terdapat dalam Firman Allah SWT Q.S Surah Ibrahim:21
yang berbunyi:
َ ‫َس َوا ٌء َعلَ ْينَا َأ َج ِز ْعنَا َأ ْم‬
ٍ ‫صبَرْ نَا َما لَنَا ِم ْن َم ِحي‬
 ‫ْص‬
Artinya : “Sama saja bagi kita semua Apakah kita mengeluh ataupun kita
bersabar maka tidak ada bagi kita tempat untuk melarikan diri” (Q.S. Surat
Ibrahim:21).
Hamzah Taswiyyah pada ayat di atas apabila setelahnya adalah kalimat
fi’il, maka sah atau boleh di ta’wilkan dalam bentuk masdarnya. Seperti:

َ ‫َس َوا ٌء َعلَ ْينَا َأ َج ِز ْعنَا َأ ْم‬


ٍ ‫صبَرْ نَا َما لَنَا ِم ْن َم ِحي‬
‫ْص‬

َ ْ‫َس َوا ٌء َعلَ ْينَا َج ْز ُعنَا َأو‬


Taqdirnya :  ‫ص ْب ُرنَا‬

Adadapun I’rabnya Sebagai berikut :

1
h Hatta Raharja, “Huruf Hamzah”, 2015
2
Hakim, Arief Rahman. "Teori penulisan hamzah." (2020).

3
 ‫ َس َوا ٌء‬  : berkedudukan sebagai Khobar Muqoddam dibaca rofa’
menggunakan dengan dhomah dzohiroh (jelas)
 ‫ َعلَي‬  : Hufuf jar, hukumnya mabni sukun karena berupa kalimat huruf.
 ‫ نَا‬: Dhomir Muttasil, hukumnya mabni sukun mahal jar (jar majrur)
 ‫ع‬ُ ‫ َج ْز‬: Berkedudukan sebagai Mubtada’ Mu’akhkhar dibaca rofa’
mengguanakan dhommah dzohiroh (jelas)
 ‫نَا‬    : Dhomir Muttasil, hukumnya mabni sukun mahal jar (Mudhof Ileh)
  ‫َأ ْم‬     : Huruf ‘athof hukumnya mabni sukun
  ‫ص ْب ُر‬ ُ ‫َج ْز‬
َ : dibaca rofa’ karena mengikuti ma’tuf Ileh-nya dari lafad ‫ع‬
 ‫نَا‬     : Dhomir Muttasil, hukumnya mabni sukun, mahal jar (Mudhof Ileh)

2. Hamzah Istifhamiyyah (‫)همزة اإلستفهام‬


Hamzah Istifhamiyyah adalah hamzah yang digunakan untuk bertanya.
Selain itu, Hamzah ini bertujuan untuk Ta’yin (menentukan atau memilih
jawaban) seperti contoh berikut :

a) ِ َ‫لِطَل‬
Bertanya  untuk menentukan salah satu dari dua hal atau lebih ( ‫ب‬
‫ص ُّو ِر‬ َّ
َ ‫)الت‬.

Contohnya :  ‫ ؟‬ ‫َأ زَ ْي ٌد ُم َسافِ ٌر َأ ْم َس ِع ْي ٌد‬  


Artinya : Apakah Zaid yang berperjalanan ataukah Said ?

Dari contoh diatas ini merupakan pertanyaan yang jawabanya dengan cara
menentukan atau memilih salah satunya yakni antara: ‫ زَ ْي ٌد‬atau ‫د‬vٌ ‫ َس ِع ْي‬.

 ِ ‫ب التَّصْ ِدي‬
Bertanya untuk mencari pembenaran atau kepastian (‫ْق‬ ِ َ‫)لِطَل‬

Hal ini ada dua bentuk sebagai berikut :

1. Menggunakan Hamzah tanpa diiringi huruf Nafi, contoh :

‫َأ نَ َج َح َز ْي ٌد ؟‬ 

Artinya : “apakah zaid itu telah sukses?”

Dari pertanyaan diatas itu bisa dijawab dengah memilih antara salah satu
dari dua jawaban beikut :

‫ ن ََج َح زَ ْي ٌد‬،‫( نَ َع ْم‬Iya, zaid telah sukses) atau bisa dijawab dengan ‫ نَ َع ْم‬saja.

‫ لَ ْم يَ ْن َجحْ زَ ْي ٌد‬،َ‫( ال‬Tidak, zaid tidak sukses) atau bisa dijawab dengan َ‫ ال‬saja‫ز‬

2. Menggunakan hamzah dan huruf nafi, contoh :

 ‫َأ لَ ْم يَ ْن َجحْ َز ْي ٌد ؟‬

4
Artinya : “apakah zaid itu tidak sukses?”

Dari pertanyaan diatas itu bisa dijawab dengah memilih antara salah satu
dari dua jawaban beikut :

‫ لَ ْم يَ ْن َجحْ زَ ْي ٌد‬،‫( نَ َع ْم‬Iya, zaid tidak sukses) atau bisa dijawab dengan ‫ نَ َع ْم‬saja. 

َ َ‫ب‬، ‫ن ََج َح زَ ْي ٌد‬  (tidak begitu, zaid telah sukses) atau bisa dijawab dengan ‫لى‬
‫لى‬ َ َ‫ب‬
saja.

3. Hamzah Nida’
Hamzah Nida’ biasanya digunakan untuk memanggil seseorang yang
dekat, seperti contoh:

ُ ‫َأ َز ْي ُد أس َْر‬
‫ع‬

Artinya : “Wahai zaid cepat kesini”.

I’rabnya sebagai berikut :

 ‫َأ‬    : Huruf nida’ Lil Qarib, mabni fathah.


 ‫زَ ْي ُد‬  : Munada’, mabni dhommah Fi Mahalli nashb (maf’ul bih)

4. Hamzah Ashl  (‫)همزة األصل‬


Hamzah Ashl adalah hamzah yang berada pada asl kalimat itu sendiri.
Seperti : ٌ‫ َأب‬،‫َأ ٌخ‬
5.  Hamzah Qatha’ (‫)همزة القطع‬
Hamzah qatha’ adalah hamzah yang selalu dibaca dan ditulis ketika berada
dipermulaan maupun ditengah kalimat. Adapun hamzah ini berada pada :

 Fi’il madhi ruba’I, fi’il amar dan masder-Nya. Seperti :  ‫ ِإ ْك َرا ًما‬،‫ َأ ْك ِر ْم‬،‫َأ ْك َر َم‬
 Setiap fi’il mudhore’. Seperti ُ‫َأ ْدرُس‬،
 Kalimat huruf yang diawali ‫ َأ ْستَ ْغفِ ُر‬Hamzah. Seperti ‫ َأ َّما‬،َّ‫ أال‬،‫ َأ َّن‬،‫ِإ َّن‬
 َ ‫َأ ْف‬
Sighot Tafdil. Seperti : ‫ض ُل‬

6.  Hamzah Washal (‫)همزة الوصل‬


Hamzah Washal dibaca ketika di permulaan kalimat, dan digugurkan
ketika berada ditengah kalimat/diapit oleh kalimat lain.
Adapun tempat-tempat hamzah washal sebagai beikut :

 Al-Ta’rif. Seperti : ُ‫َريْف‬ ِ ‫ اَ ْلخ‬،ُ‫اَ ْل َولَد‬


 Fi’il amar tsulasi : ْ‫ُأكتب‬ ُ ْ
 Setiap kalimat isim yang diawali hamzah. Seperti : ،‫ ِإ ْس ٌم‬،ٌ‫ ِإ ْم َرَأة‬، ‫ ِإ ْم َرٌؤ‬،ٌ‫ ِإ ْبنَة‬،‫ِإب ٌْن‬
ٌ ‫ ِإس‬v،‫ ِإ ْثنَتَ ْي ِن‬،‫ ِإ ْثنَ ْي ِن‬،‫ ِإ ْثنَتَا ِن‬،‫ِإ ْثنَا ِن‬.
‫ اَ ْبنَ ٌم‬،‫ اَ ْي ٌم‬،‫ اَ ْي ُم ٌن‬،‫ْت‬

5
 Fi’il madhi,fi’il amar dan masder dari fi’il Khumasi atau Sudasi. Seperti

        - Khumas (lima Huruf) : ‫ ِإ ْن ِك َسارًا‬، ْ‫ ِإ ْن َك ِسر‬،‫ِإ ْن َك َس َر‬


        - Sudasi (Enam Huruf) : ‫ ِإ ْستِ ْغفَارًا‬، ْ‫ ِإ ْستَ ْغفِر‬،‫ِإ ْستَ ْغفَ َر‬

7.  Hamzah Ta’diyyah atau Naql (‫)همزة التعديّة أو النقل‬


Hamzah Ta’diyyah atau Naql adalah hamzah yang masuk pada fi’il lazim
(tidak memiliki maf’ul bih). Fi’il kemasukan hamzah ini maka menjadi
muta’addi (memiliki maf’ul bih), seperti :

 Lazim : ‫( َك ُر َم اُأل ْستَا ُذ‬ustadz itu mulia)


 Muta’addi : ‫ت اَُأْل ْستَا َذ‬ ٌ ‫( َأ ْك َر ْم‬saya memuliakan ustadz itu).

C Kaidah Penulisan Hamzah


Berbeda dengan huruf hijaiyah yang lain, ada kaidah tersendiri dalam penulisan
hamzah. Hamzah bisa ditulis dalam bentuk alif, ya’, wau, atau mandiri. Berikut
kaidah penulisan hamzah dalam rasm utsmani :
1. Hamzah di awal kata
Ketika hamzah berada di awal kata maka ditulis dalam bentuk alif, baik
berupa hamzah qatha maupun hamzah washal. Perbedaan penulisan
hamzah qatha dengan hamzah washal adalah harus ada kepala hamzahnya
(‫ )ء‬di atas alif ketika berharokat fathah dan dhammah serta berada di
bawah alif ketika berharakat kasrah, sedangkan menulis hamzah washal
berbentuk alif saja tanpa ada kepala hamzah.

Contoh hamzah qatha:


‫ ِإ ْك َرا ٌم‬- ٌ‫َأ ْن َع ْمتَ – ُأنَاس‬
Contoh hamzah washal:
ْ‫ اُ ْنصُر‬- ‫ اِب ٌْن‬- ‫اََأْل ْنهَا ُر‬
2. Hamzah di tengah
Ketika berada di tengah kata, hamzah ditulis menyesuaikan dengan
harakat pada hamzah dan huruf sebelumnya. Urutan harakat antara
hamzah dan huruf sebelumnya adalah kasrah, dhammah, fathah dan sukun.
Apabila mengacu pada harakat kasrah maka ditulis dalam bentuk ya’ ‫ئ‬ ,
apabila mengacu pada harakat dhammah dapat ditulis dalam bentu wau ‫ؤ‬,
dan apabila mengacu pada harakat fathah dapat ditulis dalam bentuk alif ‫أ‬ .
Adapula ditulis hamzah mandiri dalam keadaan tertentu, artinya
kemungkinan penulisan hamzah di tengah berbentuk :
‫ئ–ؤ–أ–ء‬
a) Hamzah di atas ya’ (‫)ئ‬

Hamzah ditulis berbentuk ya’ apabila:


• Berharakat kasrah

6
Hamzah ditulis di atas kursi huruf ya’ apabila berharakat kasrah
dan huruf sebelumnya bisa berharakat apapun. Contoh:
ْ ‫ُسِئ َل –– تُ ْنشِِئ ْينَ – ت‬
‫ ِإس َْراِئ ْي ُل‬- ‫َط َمِئ ُّن‬
• Huruf sebelumnya berharakat kasrah
Huruf sebelum hamzah berharakat kasrah dan hamzahnya
berharakat apapun. Contoh:
ٌ ‫ فِْئ َر‬- ‫َسيَِّئةٌ –يُنَبُِّئ ُك ْم‬
‫ان‬
• Hamzah setelah ya’ mad atau ya’ layin
Contoh:
ٌ‫بِيَْئةٌ – هَيَْئة‬

b)  Hamzah di atas wau (‫)ؤ‬


Hamzah di tengah ditulis di atas kepala wau apabila:
• Hamzah berharakat dhammah sebelumnya dhammah
ٌ‫ ُكُؤ وْ س‬- ٌ‫ُرُؤ وْ س‬
• Hamzah berharakat dhammah sebelumnya fathah
ٌ‫ َمُؤ وْ نَة‬- ‫يَ ْب َدُؤ هَا‬
• Hamzah berharakat dhammah sebelumnya sukun
‫ تَفَاُؤ ٌل‬- ‫نِ َساُؤ ُك ْم‬
• Hamzah berharakat fathah sebelumnya dhammah
‫ سَُؤ ا ٌل‬- ‫ث‬ ٌ َّ‫ُمَؤ ن‬
• Hamzah sukun sebelumnya dhammah
ٌ‫ُمْؤ ِم ٌن – رُ ْؤ يَة‬
c)  Hamzah di atas alif (‫)أ‬
• Hamzah berharakat fathah sebelumnya fathah
ٌ‫ ُم َكفََأة‬- ‫َسَأ َل‬
• Hamzah berharakat fathah sebelumnya sukun
ٌ‫ َمرْ َأة‬- ٌ‫فَجْ َأة‬
• Hamzah sukun sebelumnya fathah
ٌ‫ بَْأس‬- ‫يَْأ ُخ ُذ‬
• Hamzah yang dibaca mad
Meskipun sebelumnya dhammah atau kasrah, hamzah yang dibaca
panjang (ada madnya) ditulis dalam bentuk alif.
‫ْالقُرْ آنُ – َم ْبدَآ ِن‬

d) Hamzah mandiri (‫)ء‬


Hamzah ditulis mufradah atau mandiri ketika berharakat fathah dan
sebelum ada alif atau wau mad. Contoh:
ٌ‫تَ َسا َء ُل – َم ْملُوْ َءة‬

7
3. Hamzah di akhir
Penulisan hamzah di ujung kata bisa disambungkan, maka hamzah ditulis
mandiri. Contoh:
‫ضوْ َءا ِن‬ َ - ‫ضوْ ًءا‬ َ - ‫ضوْ ٌء‬ َ
‫ ج ُْز َءا ِن‬- ‫ ج ُْز ًءا‬- ‫ج ُْز ٌء‬
Hamzah yang berharakat fathatain dan sebelumnya adalah alif, maka tidak
memakai alif. Contoh:

.‫َما ًء – بِنَا ًء‬


4. . Hamzah dalam rasm utsmani
Penulisan hamzah di Al-Qur’an ada beberapa yang keluar dari ketentuan
di atas diantaranya:
Maryam: 74
ِ ‫َأحْ َسنُ َأثثًا َو ِر ْءيًا‬
)‫(رْئيًا‬
Al-Ma’arij: 13
)‫صيلَتِ ِه الَّتِي تُْئ ِو ْي ِه (تُْؤ ِو ْي ِه‬
ِ َ‫َوف‬

D. Hamzah Washal dan Hamzah Qatha

1. Hamzah Washal

Hamzah Washal adalah “hamzah yang terletak di awal kata (hamzah washal


berbentuk alif) tidak dibaca jika didahului kata atau huruf lain dan dibaca jika
diawali dengan kata tersebut”.

Contoh:

Keterangan:

Yang diberi warna merah adalah hamzah washal, sedangkan yang diberi warna
hijau adalah tanda sukun.

Apabila hamzal washal tidak didahului huruf atau kata lain, hamzah washal
dibaca. Sehingga kata sebelah kanan dibaca; Alquran

8
Sedangkah hamzah washal pada kata sebelahnya tidak dibaca, karena didahului
huruf wau. Adapun letak hamzah washal sebagai berikut :

Fi’il (kata kerja), yaitu kata kerja bentuk lampau [fi’il madzi]. Contoh:

{‫ ُمو َسى لِقَوْ ِم ِه‬ ‫ٱ ْستَ ْسقَى‬ ‫} َوِإ ِذ‬

dan kata kerja perintah [fi’il amr] . Contoh:

{‫بِ ِكتَابِي هَ َذا فََأ ْلقِ ْه ِإلَ ْي ِه ْم‬  ْ‫} ْٱذهَب‬

isim (kata benda). Contoh:

{‫ِإب َْرا ِهي َم َألبِي ِه‬ ‫ٱ ْستِ ْغفَا ُر‬  َ‫} َو َما َكان‬

Harf (huruf). Hamzah washal yang terdapat pada huruf hanya ada pada “lam
ta’rif”. Contoh:

{‫ْن‬vِ ‫دَاِئبَي‬ ‫ َو ْٱلقَ َم َر‬ ‫س‬


َ ‫ٱل َّش ْم‬ ‫} َو َس َّخ َر لَ ُك ُم‬

Catatan:

Hamzah washal selalu terletak di awal kata [bukan di tengah atau di akhir].

2. Hamzah Qatha

 Yaitu hamzah yang selalu dibaca, baik didahului dengan kata atau huruf
lain, maupun dimulai dari kata tersebut. Contoh:
 {‫لِي فِي ُذ ِّريَّتِي‬  ْ‫} َوَأصْ لِح‬
 ْ ‫هَّللا َ َوٱ ْشهَد‬ ‫}ِإنِّي ُأ ْش ِه ُد‬
{‫) ِمن دُونِ ِه‬54( َ‫ ِّم َّما تُ ْش ِر ُكون‬ ‫َأنِّي بَ ِري ٌء‬ ‫ُوا‬
 Catatan:
 Hamzah qatha tidak selalu terletak di awal kata, terkadang di tengah dan
terkadang pula di akhir.

Berbeda dengan hamzah washal yang selalu berada di awal, hamzah qatha
bisa terletak di awal, tengah atau akhir dari suatu kata.

Terletak di awal kata. Contoh:

َ ‫}ُأوتُوا{ }َأ ْعطَ ْينَا‬


{‫ك‬

9
Terletak di tengah kata. Contoh:

ْ
ْ َ‫}ٱل َموْ ُءو َدةُ{ } ُسِئل‬
{‫ت‬

Terletak di akhir kata. Contoh:

{‫}قُرُو ٍء{ } َجا َء‬  {‫ }يَ ْستَه ِْزُئ‬ {‫}ِإ ْن نَ َشْأ‬

10

Anda mungkin juga menyukai