Dosen Pengampu:
Ditulis oleh:
Yogyakarta
2022
LATAR BELAKANG
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang ada di dunia ini dan juga
dipakai oleh banyak kalangan orang Islam. Bahasa Arab juga merupakan bahasa
asing yang dipelajari di Indonesia, salah satu faktornya karena mayoritas penduduk
Indonesia beragama Islam. Namun terdapat beberapa asumsi umum terkait Bahasa
Arab yang sampai saat ini dipelajari di Indonesia, salah satunya adalah kesulitan
dalam belajar atau memahami Bahasa Arab. Padahal jika diasumsikan sebagai
bahasa asing, maka pembelajaran untuk Bahasa Inggris juga memiliki tingkat
kesulian yang sama, karena merupakan bahasa asing. Namun pelajar di Indonesia
lebih merasakan kesulitan dalam belajar Bahasa Arab. Asumsi umum tersebut yang
sampai saat ini dihadapi oleh pelajar Indonesia yang belajar Bahasa Arab berupa
“Bahasa Arab itu sulit” atau “Bahasa Arab tidak semudah Bahasa Inggris”. Dengan
adanya asumsi dari pelajar yang seperti itu, maka hal tersebut tidak boleh dianggap
remeh, khususnya bagi praktisi di bidang pendidikan dan pengajar bahasa terutama
pengajar Bahasa Arab.
Kesulitan dalam belajar Bahasa Arab biasanya diakibatkan oleh faktor siswa
yang tidak bisa memahami bahasa arab terlebih jarang menjamah hal-hal yang
berkaitan dengan bahasa arab. Di zaman yang modern ini anak lebih tertarik pada
hal yang berasal dari barat, atau memepelajari/meniru gaya barat. Dan sedikit sekali
siswa yang tertarik pada yang berbau Arab terutama Bahasa Arab. Anak lebih
banyak menonton film yang berasal dari barat, mendengarkan lagu berbahasa
inggris, membaca novel berbahasa inggris, dan lainnya dibandung menonton,
mendengarkan, bahkan membaca karya-karya yang berbau Bahasa Arab. Sangat
sedikit peminat Bahasa Arab dibanding dengan Bahasa Inggris. Maka dari itu
bagaimana agar siswa memiliki minat umtuk belajar dan memperdalam bahasa arab
seerta pengajar dapat menghilangkan kesulitan siswa dalam belajar Bahasa Arab?
Selain yang telah tercantum diatas, ada juga perdebatan antara beberapa kelompok,
khususnya kelompok yang menentang asumsi mengenai analisis kontrastif pada
unsur-unsur perbedaan antara kedua bahasa, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia. Perdebatan antara beberapa kelompok ini merupakan sebuah fakta yang
terjadi pada kebahasaan.
Tidak lain lagi harus ada solusi dan penanganan untuk mengatasi adanya
asumsi bahwa siswa kesulitan dalam belajar Bahasa Arab. Maka adapun beberapa
penyelesaian yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan anlisis kontrastif untuk
menemukan perbandingan antara kedua bahasa, Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia,
agar dapat mengetahui persamaan dan perbedaan pada unsur-unsur bahasa dan lain-
lain untuk menemukan metode pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa.
Dengan adanya analisis kontrastif diharapkan siswa jadi mengetahui dan memahami
dengan lebih baik karena ada perbandingan dengan bahasa ibu dari siswa tersebut
(Bahasa Indonesia). Cakupan dari analisis kontrastif begitu banyak, namun yang
akan dibahas kali ini dalam makalah ini adalah “Analisis Kontrastif Wacana dalam
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia”.
PEMBAHASAN
Term mengenai wacana merupakan kata yang berupa ucapan atau tutur, hal
tersebut diambil dari makna yang berasal dari bahasa sangsekerta. Kata wacana
berasal dari kosa kata Sansekerta vacana yang artinya ‘bacaan’. Kata vacana
kemudian trasnsliterasi ke dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Jawa Baru menjadi
wacana yang berarti bicara, kata, atau ucapan. Kata wacana dalam bahasa Jawa Baru
itu diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi wacana yang berarti ucapan,
percakapan, kuliah. Tertulis di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
kemudian pengertian wacana tersebut ditegaskan kembali, yakni bahwa wacana
tidaklah lain dari suatu komunikasi verbal atau percakapan; atau pertukaran ide
secara verbal. Pembahasan wacana ini berkaitan erat dengan pembahasan
keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif,
yaitu berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-
sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Analisis wacana pada
umumnya menarget language use atau bahasa yang digunakan sehari- hari, baik
yang berupa teks lisan maupun tertulis, sebagai objek kajian atau penelitiannya. Jadi
objek kajian atau penelitian analisis wacana adalah unit bahasa di atas kalimat atau
ujaran yang memiliki kesatuan dan konteks, bisa berupa naskah pidato, rekaman
percakapan yang telah dinaskahkan, percakapan langsung, catatan rapat, debat,
ceramah atau dakwah agama dsb (Ismail Suardi Wekke, 2019).
Ada pendapat dari tokoh yang bernama Sumarlam, yang menyebutkan bahwa
berdasarkan bahasa yang digunakan, wacana dapat diklasifikasikan menjadi: 1)
wacana bahasa nasional (Indonesia); 2) wacana bahasa lokal atau 12 daerah
(bahasa Jawa, Bali, Sunda, Madura, dsb.); 3) wacana bahasa internasional (bahasa
Inggris); dan 4) wacana bahasa lainnya, seperti bahasa Belanda, Jerman, Perancis,
dan sebagainya (Ismail Suardi Wekke, 2019).
KESIMPULAN
Muis,Siti Fauziah. Analisis Wacana dalam Bahasa Indonesia. Shautut Tarbiyah, Ed.
Ke-31 Th. XX, Novermber 2014.
Pribadi. Moh. Kasus Analisis Kontrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab Serta
Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa (Analisis Deskriptif Metodologis).
Adabiyyat, Vol. XII, No. 1, Juni 2013.
Wekke, Ismail Suardi. Studi Naskah Bahasa Arab: Teori, Konstruksi, dan Praktik.
(Yogyakarta, Penerbit Gawe Buku: 2019)