Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah suatu yang dapat dikaji secara luas dan khusus, seperti halnya bahasa di
defenisikan para linguis terdahulu, salah satu bapak linguis yang kerap dikenal banyak orang
adalah Ibn Jinni (W. 392 H) beliau disebut sebagai pelopor pertama yang mendefenisikan
bahasa, beliau mengungkapkan bahwa bahasa adalah ‫اصوات يعبر بها كل قوم عن أغراضهم‬
(artinya : bahasa adalah bunyi yang digunakan setiap komunitas untuk mengungkapkan
maksud dan tujuan),1 dari bahasa kemudian lahirlah pembicaraan tentang peribahasa, yang
digunakan para pakar linguis terdahulu untuk menata generasi. Berbicara perihal peribahasa
kita tidak akan terlepas dari kata-kata yang mengingatkan, memotivasi, dan ungkapan indah.
Tentu semua peribahasa dari setiap daerah tidak akan terlepas dari nilai-nilai budaya,
pendidikan, social, dan berbagai aspek lainnya.
Apa sebenarnya mahfuzat itu? Secara bahasa, mahfuzat berarti “kalimat-kalimat yang di
hafal” dinamakan begitu, karena memang untaian-untaian kalmiat itu mengandung pesan-
pesan bijak dan penuh hikmah yang wajib diketahui dan dihafal. Dalam Bahasa Indonesia ,
bolehlah kita menyebutnya sebagai “peribahasa”, “pepatah”, dan “kata-kata bijak”.2
Ketika kita sudah mengenal peribahasa bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, kita akan
kebingungan apakah peribahasa bahasa Arab dan bahasa Indonesia itu memiliki hubungan atau
tidak, oleh sebab itu perlulah adanya analisis kontrastif yang mengupas perbedaan dan
persamaan antara dua bahasa ini perihal peribahasa.
Analisis berasal dari bahasa Inggris ‘ analysis ’ yang berarti; 1) analisa, pemisahan, dan 2)
pemeriksaan yang teliti.3 Kata kontranstif berasal dari bahasa Inggris contrastive dalam bentuk
adjektiva, diturunkan dari verba to contrast Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah al -
taqabul .(‫ )التقابل‬Dalam Kamus Inggris – Indonesia karangan Echols dan Shadily kata
contrast memiliki arti membedakan, membandingkan. Sedangkan bentuk adjektivanya
contrastive artinya memperlihatkan perbedaan.4
Seperti yang diungkapkan para pakar bahasa, linguistik dari segi telaahnya dapat dibagi
atas dua jenis, yaitu linguistik mikro (mikrolinguistik) dan linguistik makro (makrolinguistik).
Linguistik mikro dipahami sebagai linguistik yang sifat telaahnya lebih sempit. Artinya,
bersifat internal, hanya melihat bahasa sebagai bahasa. Dalam kajian ini bahasa dilihat dalam
bidang struktur: fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Linguistik makro bersifat luas,
sifat telaahnya eksternal, Linguistik ini mengkaji kegiatan bahasa pada bidang-bidang lain,

1
Syarif hidayatullah, cakrawala linguistic arab, hal 1-2
2
Kamus pepatah arab mahfuzhat. Tim wali pustaka.2016. hal. 05
3
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia (Cet.XXIII; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
1996), h. 28.
4
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia , h. 34. Harimutri Kridalaksana, Kamus Linguistik (
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993),

1
misalnya ekonomi dan sejarah. Bahasa digunakan sebagai alat untuk melihat bahasa dari sudut
pandangan luar bahasa Jadi tidak salah pabila kita meneliti perbandingan antar satu bahasa dan
bahasa yang lainnya. Dan pada kajiannya juga menjadi satu keilmuan baru yang sering disebut
analisis kontrastif namun tidak jauh berbeda degan komperatif yang makna dasarnya sama-
sama perbandingan, dua kajian sering dikatakan termasuk kepada golongan makro, Yang
dimaksud linguistik kontrastif adalah perbandingan dua bahasa yang tidak serumpun, seperti:
perbandingan bahasa Perancis dengan bahasa Arab dan contoh lain perbandingan bahasa
Inggris dengan bahasa Abariyyah. Adapun perbandingan dua bahasa yang berasal dari rumpun
yang sama seperti bahasa Arab dan bahasa Abariyyah, keduanya berasal dari bahasa Semit, hal
ini masuk dalam kategori linguistik komparatif.5
Dalam kamus linguistik disebutkan bahwa: kontras ( contrast ) 1.Adanya oposisi antara
satuan-satuan yang distingtif dalam suatu bahasa; contoh: /p/ dan /b/ berkontras dalam bahasa
Indonesia, terbukti dari perbedaan antara pupu dan bupu; 2. Oposisi sintagmatis antara unsur-
unsur bahasa; 3. perbedaan makna.6
Analisis kontrastif merupakan suatu proses membandingkan dua sistem bahasa atau lebih
untuk menemukan persamaan dan perbedaan, analisis perbandingan terhadap kedua sistem
bahasa tersebut didasarkan pada linguistik deskriptif bukan linguistik historis.7 Analisis
kontrastif disebut pula linguistik kontrastif yang dalam bahasa Jepangnya disebut taishou
gengogaku, taishou bunseki, atau taishou kenyuu , yaitu salah satu cabang linguistik yang
mengkaji dan mendeskripsikan persamaan dan perbedaan struktur atau aspek-aspek yang
terdapat dalam dua bahasa atau lebih (Sutedi, 2009 : 116). Sejak akhir Perang Dunia II sampai
pertengahan tahun 1960-an, Analisis Kontrastif (Anakon) mendominasi dunia pengajaran
bahasa kedua (B2) dan pengajaran bahasa asing (Tarigan, 2009 : 2). Analisis Kontrastif, berupa
prosedur kerja, adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1
dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa.
Perbedaan-perbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui Anakon, dapat
digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitankesulitan atau
kendala-kendala belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa di sekolah, terlebih-lebih
dalam belajar B2 (Tarigan, 2009 : 5). 8Menurut Jos Daniel Parera analisis kontrastif adalah
suatu kegiatan yang membandingkan anatara B1 dan B2 yang telah mempunyai tata bahasa
standar dan telah disepakati kaidah-kaidahnya.9
Peribahasa atau pepatah adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan maksud,
keadaan seseorang ataupun hal yang mengungkapkan tentang, perbuatan, kelakuan atau hal

5
Ahmad Sulaiman Yaqut, Fi ilm al-lughoh al-taqabuly. Dirasah Tarbiyyah (iskandariyyah : Dar al-ma’rifah al-
jami’iyyah, 1983) h. 7
6
Harimutri Kridalaksana, Kamus Linguistik ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993),
h. 121
7
Moh. Ainin, Analisa Bahaasa Pembelajar Bahasa Arab sebagai Bahasa Asing: Kajian Analisis Kontrastif, Kesilapan
dan Koreksi Kesilapan , h. 33.
8
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa. Hal 02
9
Jos Daniel Parera, L i n g u i s t i k E d u k a s i o n a l: M e t o d o l o g i P e m b e l a j a r a n B a h a s a , Analisis
Kontrastif Antarbahasa dan Analisis Kesalahan Berbahasa (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 112.

2
tentang seseorang. Peribahasa dapat juga diartikan sebagai ungkapan yang tidak langsung,
namun tersirat menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami pembaca atau pendengar.
Pengertian lain, menurut kamus linguistik peribahasa adalah penggalan kalimat yang telah
membeku bentuk, makna dan fungsinya dalam masyarakat.10 Peribahasa Indonesia memiliki
susunan kata yang tetap mengiaskan maksud tertentu dari hasil pengamatan terhadap benda-
benda dan peristiwa kehidupan sehari-hari, juga dapat berasal dari cerita-cerita masyhur dan
kejadian luar biasa yang dijadikan perbandingan.11
Peribahasa adalah sekelompok kata atau kalimat yang bisa menyatakan maksud, keadaan,
perbuatan atau hal tentang kejadian atau seseorang. Secara makna, peribahasa merupakan
ungkapan atau kalimat yang menyatakan maksud secara tersirat. Biasanya pendengar atau
pembaca akan memahami maksud orang yang mengungkapkan peribahasa tersebut.12
Peribahasa tidak seperti kata-kata dalam puisi yang dikenal siapa penulisnya. Ungkapan
peribahasa berisi keunggulan pemikiran yang berasal dari pengalaman hidup dan ketajaman
pemikiran masyarakat terhadap alam sekitar mereka.13
Sebagai langkah awal yang bisa disajikan penulis adalah bentuk data yang akan dikaji,
berikut penulis akan mendatangkan contoh peribahasa bahasa arab yang memiliki padanan
dalam bahasa Indonesia.

14
‫من سار على الدرب وصل‬
Artinya : barang siapa yang berjalan pasti akan sampai
Padanan peribahasa yang cocok untuk mahfudzat ini adalah
“acap melempar, akan jatuh juga”15
Sedikit mengulas tentang data diatas ada dua peribahasa yang disajikan penulis, satu
berbahasa arab dan satunya lagi berbahasa Indonesia, kita tahu bahwa antar dua bahasa nya
saja sudah berbeda namun apakah esensi maknanya juga berbeda atau terdapat kesamaan?
Inilah sebenarnya fungsi dari analisis kontrastif menggiring kita berfikir bagaimana antara
kedua bahasa ini ada persamaan dan perbedaan nya, karena pada dasarnya peribahasa dari
setiap Negara itu datang dari aspek yang sama, baik itu budaya, social, dan aspek lainnya.
Dalam data diatas, pada peribahasa Arab dikatakan bahawa “barang siapa yang berjalan
pasti akan sampai” makna nya bahwa jika ada orang yang istiqamah pasti akan mendapatkan
apa yang dia inginkan, tidak jauh berbeda dengan peribahasa Indonesia yang juga disajikan
penulis “acap melempar, akan jatuh juga” maknanya sama namun diksi yang digunakan
berbeda, pada peribahasa Indonesia digunakan kata melempar, namun dalam bahasa Arab

10
https://www.pelajaran.co.id/2017/21/pengertian-peribahasa-jenis-jenis-dan-contoh-peribahasa.html
11
Puji Utami. Peribahasa Indonesia lengkap. 2017. Hal.03
12
https://www.renesia.com/pengertian-peribahasa/
13
Puji Utami.Peribahasa Indonesia lengkap.hal.3
14
Tim wali pustaka, kamus pepatah arab mahfuzhat. Hal 217
15
Puji Utami. Peribahasa Indonesia Lengkap. 2017. Hal. 06

3
digunakan kata berjalan, namun tetap saja dua peribahasa ini berbicara perihal istiqamah,
barang siapa yang istiqamah, ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan, kedua peribahasa ini
berpadanan, baik dari segi makna maupun penggunaannya. Peribahasa ini digunakan untuk
memotivasi seseorang yang mudah menyerah agar ia tetap istiqamah dan terus berusaha.
Begitulah semua bentuk data akan diulas lebih lanjut oleh penulis dalam bentuk skripsi ini,
dan tidak akan sia-sia rasanya analisis kontrastif ini, karena akan memiliki output yang jelas,
bisa saja penelitian ini akan melahirkan dan menerbitkan buku baru yang membahas perihal
padanan antara peribahasa Arab dan Indonesia, karena kita tahu pengguna atau pemakai kedua
peribahasa ini cukup popular.
Melihat fenomena bahasa yang seperti ini penulis tertarik untuk melihat kondisi dua bahasa
yaitu Arab dan Indonesia khusus dari segi peribahasanya saja, karena kita pasti sudah lumrah
dengan mahfudzat yang sering dipakai oleh masyarakat yang menggunakan bahasa Arab dan
bagaimana itu diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, mungkin cara dan bahasanya jauh
berbeda, tentu ada padanannya dengan peribahasa Indonesia dan kita sudah paparkan beberapa
contoh untuk melihat pebedaan antara kedua bahasa ini, dan penelitian ini juga akan berujung
pada pembuatan kamus padanan mahfudzat dan peribahasa, agar menjadi sebuah pembelajaran
karena penulis berfikir tanpa adanya penelitian ini maka akan adanya banyak kesalahpahaman
dalam pemakaian mahfudzat bagi orang Indonesia, demi menepis kesalahan itu kita
mengadakan penelitian ini.
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut,
1. Bagaimana bentuk peribahasa Indonesia dan Arab ?
2. Apa fungsi peribahasa Arab dan Indonesia ?
3. Apa makna peribahasa Arab dan Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti ketika hasil penelitian mahfudzat dan peribahasa ini
terlaksana sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan jenis penggunaan mahfudzat dan peribahasa.
2. Mendeskripsikan padanan mahfudzat dalam bahasa arab dan peribahasa dalam bahasa
Indonesia.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pendidikan bahasa,
terutama dalam menambah khazanah keilmuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
2. Manfaat Praktis

4
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian pengetahuan yang berkaitan dengan idiom
dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris oleh :
a) Peneliti
Menambah wawasan peneliti tentang kajian kontrastif yang mengacu pada mahfudzat
bahasa Arab dan peribahasa bahasa Indonesia. Peneliti dapat mendatangkan padanan yang
tepat antara kedua bahasa tersebut.
b) Pengajar Bahasa
Hasil penelitian dapat diajukan acuan analisis kontrastif tentang mahfudzat bahasa Arab
dan peribahasa bahasa Indonesia. Kemudian pengajar bahasa bisa lebih waspada adanya
kerancuan padanan mahfudzat dan peribahasa dalam suatu materi, sehingga pengajar dapat
memberi penjelasan maksimal terhadap peserta didiknya.
c) Mahasiswa
Dapat membuka wawasan peneliti dan mahasiswa lain pada pengetahuan bahasa asing
khususnya tentang mahfudzat dalam bahasa Arab dan peribahasa bahasa Indonesia.

E. Batasan Masalah
Penulis jujur saja dengan sumber data yang begitu banyak, penulis tidak akan sanggup
menelitinya secara keseluruhan, oleh sebab itu penulis akan membatasi penelitian ini agar
penelitian ini terarah sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang diinginkan dan terhindar
dari penyimpangan.
a) Penelitian ini akan meneliti peribahasa dengan konteks motivasi untuk tetap istiqamah.
b) Sumber data yang digunakan penulis adalah Kamus Pepatah Arab karya Tim Wali Pustaka
untuk peribahasa Arab sedangkan Peribahasa Indonesia Lengkap karya Puji Utami untuk
peribahasa Indonesia.
c) Penulis akan menggunakan teknik sampling pada seratus halaman pertama, guna melihat
peribahasa tentang apa saja yang akan muncul, untuk mengetahui seberapa efesien konteks
yang dibahasa peneliti.

F. Design Penelitian
1. Metode penelitian
Sudaryanto mengemukakan (dalam Muhammad, 2011, hlm. 203) metode dan teknik
merupakan cara dalam upaya. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik
adalah cara melaksanakan metode. Fungsi metode adalah untuk memperlancar pencapaian
tujuan secara lebih efektif dan efisien (Sutedi, 2011, hlm. 53).
Menurut Sutedi (2011, hlm. 58) Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan
5
prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Metode di dalam penelitian linguistik
harus dipertimbangkan dari dua segi, segi penelitian itu sendiri yang mencakup pengumpulan
data beserta cara, dan teknik serta prosedur yang ditempuh; segi lain adalah metode kajian
(analisis) yang melibatkan pendekatan (teori) sebagai alat analisis data penelitian
(Djajasudarma, 2006, hlm. 1)

2. Jenis Penelitian
Penelitian ini bisa kita lihat dari awal berbicara mengenai buku dan beberapa kajian relevan
lainnya seperti artikel, jurnal dan lain sebagainya. Sudah bisa ditebak saja bahwa penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif, karena lebih komprehensif dan efisien untuk peneliti.
Sudaryanto (2015:15) mengatakan metode kualitatif adalah metode penelitian yang semata-
mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup
pada penutur-penuturnya sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa data yang apa adanya.
Desain penelitian mengunakan studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada fenomena
yang dipilih dan dipahami dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya (Sukmadinata,
2011:99). Desain penelitian ini dapat digambarkan pada bagan berikut.
Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur dan variasi teks resensi
pada surat kabar. Penelitian kualitatif adalah kegiatan yang berlangsung secara simulant
dengan kegiatan analisis data (Mahsun, 2005:257). Menurut Moleong (2014:2), penelitian
kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan perhitungan atau angka-angka. Adapun
menurut Bogan dan Bikle (dalam Kaelan, 2012:5) metode penelitian kualitatif adalah sebagai
prosedur penelitian yang mengkaji data deskriptif berupa kata-kata (bisa lisan untuk penelitian
agama, sosial, budaya, filsafat), catatan-catatan yang berhubungan dengan makna, nilai serta
pengertian.

3. Data dan Sumber Data


a) Data
Sebagaimana yang sudah dipaparkan dalam batasan masalah oleh penulis tadi, bahwa yang
menjadi data dari penelitian ini adalah peribahasa Arab dan Indonesia yang membahas tentang
motivasi untuk tetap istiqamah. Namun sebelum itu penulis akan menguji kembali apakah
konteks ini efisien atau tidak dengan cara sampling, penulis akan membaca dan merumuskan
100 halaman pertama dari sumber data dan melihat apaka sebagian besarnya membahas
mengenai motivasi untuk tetap istiqamah.
b) Sumber data
Begitu banyak buku yang membahas mengenai peribahas Arab ataupun Indonesia, baik itu
dalam bentuk kamus maupun bacaan semata, namun dari sekian banyak buku yang ditemui
penulis hanya ada dua buku yang akan menjadi sumber data pada penelitian ini, satu buku
peribahasa Arab dan satu buku peribahasa Indonesia, untuk bahasa Arab peneliti menggunakan

6
buku Kamus Pepatah Arab karya Tim Wali Pustaka, sedangkan untuk bahasa Indonesia
peneliti menggunakan Peribahasa Indonesia Lengkap karya Puji Utami.
Alasan peneliti memilih kedua buku ini padahal masih banyak buku yang lain adalah,
pertama karena buku ini diterbitkan pada tahun yang paling akhir bahasa arab pada tahun 2016
dan Indonesia tahun 2017, rasanya akan lebih representatif jika sumber data yang kita teliti
lebih baru, karena jika menyajikan sumber data yang terlalu lama akan menyebabkan
penelitian ini kurang keabsahan datanya.
4. Teknik Pengumpulan data
Penelitian ini adalah Penelitian Kepustakaan (Library Research). Penelitian Kepustakaan (
Library Research ) yakni penelitian yang dilakukan di kamar kerja peneliti atau di ruang
Perpustakaan, dimana peneliti memperoleh data dan informasi tentang objek telitiannya lewat
buku-buku atau alat-alat audiovisual lainnya. ( Atar, 2012:10) Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu metode yang
menggambarkan, mengemukakan, atau menguraikan berbagai data atau teori yang telah ada
(Mukhtar, 2009 :202)
Adapun Tahap-tahap yang akan dilakukan peneliti ini sebagai berikut :
a) Membaca referensi yang berhubungan dengan penelitian.
b) Menggumpulkan Data-data yang berkaitan dengan penelitian
c) Menganalisis data-data dengan cara mengolah data yang berkontras antara dua bahasa yang
diteliti
d) Mendeskripsikan hasil penelitian secara sistematis yang disajikan dalam bentuk skripsi

5. Teknik Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan referensial dengan teknik dasar
daya pilah sebagai pembeda referen. Menurut Sudaryanto (2015:15) metode padan, alat
penentunya diluar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan.
Metode tersebut dipakai karena hal yang dikaji dalam penelitian ini ialah struktur teks resensi.
Teknik-teknik metode padan adalah teknik dasar dan teknik lanjutan (Sudaryanto, 2015:25).
Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.
Menurut Darmadi (2013:153), Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
pada ciriciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Berdasarkan pemaparan di atas
dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memperoleh data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode kualitatif, karena yang paling
dikhawatirkan dalam penelitian ini adalah terjadinya kesalah pahaman, demi menepis itu
semua tidak mungkin rasanya digunakan metode kuantitatif karena penjelasannya tidak detil,

7
maka dari itu penulis menggunakan metode kualitatif agar semua penjelasan lengkap dan tidak
akan terjadi kesalah pahaman lagi.
G. Landasan Teori dan Kajian Relevan
a) Analisis kontrastif
Analisis kontrastif berbeda dengan linguistik komparatif, namun keduanya saling
mendukung. Analisis kontrastif cakupan perbandingannya antara dua, tiga atau lebih dari
rumpun bahasa yang berbeda. Dari analisis ini berkembang kepada analisis kesalahan (
contrastif analisys and error analisys ) yang sangat penting dalam pengajaran bahasa asing di
Indonesia. Sedangkan linguistik komparatif mengacu pada kemiripan dan sumber atau asal
bahasa tertentu. Studi komparatif bisa juga dalam skala sinkronik umpamanya antara dua
dialek dan ini disebut dialektologi ( Alwasilah, 1993). Studi linguistik komparatif ini dapat
menganalisis pada satu rumpun dengan dialek-dialek bahasa yang berbeda seperti dialek
melayu delhi, melayu serdang, melayu langkat dan lainnya. Penulis menggunakan teori analisis
kontrastif sebagaimana dikemukakan oleh (Hartman, 1972:53) bahwa: Analisis kontrastif
merupakan suatu metode analisis bahasa yang menunjukkan persamaan dan perbedaan antara
dua bahasa atau menemukan prinsip yang bisa dipergunakan bagi masalah-masalah yang
praktis didalam pengajaran bahasa.16
Penelitian yang dilakukan oleh Kusdiyana (2002) dengan judul Kontrastif antara Bahasa
Jepang dengan Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi Preposisi. Dalam penelitian ini
dideskripsikan persamaan dan perbedaan preposisi yang digunakan dalam bahasa Jepang
dengan BI berdasarkan strukturnya dalam kalimat. Perbedaan itu tampak pada preposisi /di/
dalam BI dengan preposisi ini dan de dalam bahasa Jepang. Preposisi ni digunakan untuk
menunjukkan tempat di mana ada sesuatu, sedangkan de digunakan untuk menyatakan di mana
terjadinya perbuatan. Dalam BI baik yang menunjukkan tempat di mana ada sesuatu maupun
yang menunjukkan di mana terjadinya perbuatan tidak mengalami perubahan preposisi, yaitu
hanya menggunakan preposisi /di/. Perbedaan itu tampak pada contoh frasa, ‘Di Bandung’,
‘Bandung ni’, ‘Bandung de’. Selain itu, dalam penelitian tersebut juga ditemukan perbedaan
dan persamaan preposisi dalam BI dan bahasa Jepang, misalnya preposisi /ke/ dalam BI dan e
dalam bahasa Jepang, preposisi /dari/ dan /sejak/ dalam BI dan kara dalam bahasa Jepang,
preposisi /dengan/ dalam BI dan to dalam bahasa Jepang, preposisi /oleh/, /untuk/, /buat/,
/bagi/, /guna/, dan /pada/ dalam BI dan ni dalam bahasa Jepang, preposisi /karena/ dan /sebab/
dalam BI dan kara dan de dalam bahasa Jepang, dan preposisi /tentang/ dalam BI dan o dalam
bahasa Jepang. Perbedaan itu secara berturut-turut dapat dilihat pada contoh frasa, ‘Ke ladang’
dan ‘Hatake e’, ‘Dari sekolah’ dan ‘Gakko kara’, ‘Dengan Gina’ dan ‘Ginasan to’, ‘Oleh guru’,
‘Chiisai kara’ dan ‘Sejak kecil’, dan ‘Sensei ni’, dan ‘Tentang kebudayaan’ dan ‘Bunka o’.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Kusdiyana dengan penelitian ini adalah pada
metode yang digunakan untuk melakukan penelitian. Metode dalam penelitian tersebut
menggunakan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan dua bahasa antara bahasa Jepang

16
(http://www.kompasiana.com/khasanashari/mengenal-enambahasa-resmi-pbb_5519a15ba333114819b659b0;
di aksses tanggal 21 November 2016).

8
dan BI. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kusdiyana dengan penelitian ini terletak
pada objek kajiannya. Jika Kusdiyana membandingkan bahasa Jepang dan BI ditinjau dari segi
preposisi, sedangkan penelitian ini membandingkan idiom dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris.
Titik relevan dari penelitian yang dilakukan oleh kusdiyana adalah ketika pembahasan
mengenai kontrastif, karena pada dasarnya perbedaan antara kontrastif dan komperatif hanya
terletak pada objek nya saja, dan pada penelitiannya kusdiayana sudah memperlihatkan bahwa
kontrastif membandingkan dua bahasa yang berbeda rumpun, dan itu sama halnya dengan
penelitian ini.
b) Peribahasa
Peribahasa adalah (1) kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya
mengisahkan maksud tertentu, dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan,
perumpamaan, (2) ungkapan atau kalimat ringkas padat, yang berisi perbandingan,
perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku 17
Menurut Wikipedia, Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu
maksud, keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakukan, perbuatan atau hal
mengenai diri seseorang. Cakupan peribahas adalah ungkapan, pepatah, perumpamaan,
ibarat/tamsil, semboyan, bidal/pameo.
Pengertian lain dari peribahasa dapat diartikan sebagai ungkapan yang secara tidak
langsung, namun tersirat menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami pembaca atau
pendengarnya. Sedangkan menurut Kamus Linguistik peribahasa adalah penggalan kalimat
yang telah membeku bentuk, makna, dan fungsinya dalam masyarakat.18
Peribahasa merupakan kalimat atau kelompok kata yang menyatakan suatu maksud atau
kehendak, keadaan dari seseorang, ataupun suatu hal yang mengungkapkan kelakuan,
perbuatan dan hal-hal mengenai diri seseorang. Peribahasa juga dapat diartikan sebagai suatu
ungkapan yang meskipun tidak langsung, tapi secara tersirat itu menyampaikan suatu hal yang
bisa dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.19
1) Peribahasa Arab
Mahfudzot (Mahfuzhat) merupakan istilah dalam tradisi literatur di pesantren untuk
menyebut kalimat-kalimat indah yang berisi kata-kata mutiara, pepatah bijak, hikmah dan
falsafah hidup. Mahfuzhat terseleksi dari berbagai nasihat Rasulullah saw., para sahabat, ulama
salaf, sufi dan penyair, serta kata-kata yang bersifat anonim.20

17
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
Revisi.. Hal 1055
18
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/06/pengertian-peribahasa-jenis-jenis-ciri-ciri-dan-contoh-
peribahasa-terlengkap.html
19
https://pasberita.com/pengertian-ciri-macam-contoh-peribahasa/
20
https://nimbailmuhalal.wordpress.com/2016/05/03/first-blog-post/

9
2) Peribahasa Indonesia
Meurut KBBI makna peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap
susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal,
ungkapan, perumpamaan);. Menurut abbas dalam bukunya kamus peribahas , Peribahasa
merupakan bentuk sastra lisan yang perlu dipertahankan kehadirannya dalam khasanah dunia
sastra.21
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan
seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri
seseorang. Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil. (Kamus
Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994)). Pada umumnya, kelompok kata atau
kalimat dalam peribahasa memiliki struktur susunan yang tetap, dan merupakan kiasan
terhadap suatu maksud. Kalimat yang dipakai biasanya mengesankan dan memiliki arti yang
luas. Didalam suatu peribahasa terdapat unsur sistem budaya masyarakat yang berhubungan
dengan nilai-nilai, pandangan hidup, norma dan suatu aturan dalam masyarakat. Di
kebudayaan melayu peribahasa sering dipakai atau diucapkan dalam kehidupan sehari-hari,
dengan kata lain sastra lisan ini merupakan salah satu sarana enkulturasi dalam proses
penanaman nilai-nilai adat dari waktu ke waktu.22

21
Abbas, S.R.S. 1987. Kamus Peribahasa. Bandung. Hal iii
22
https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Peribahasa

10
DAFTAR PUSTAKA
Utami, Puji. Peribahasa Indonesia Lengkap dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Rexa Pustaka.
Jakarta selatan. 2017

Hidayatullah, Syarif. Cakrawala Linguistik Arab (Edisi Revisi). Pt Grasindo. Jakarta. 2017

Wali Pustaka, Tim. Kamus Pepatah Arab Mahfuzhat. Wali Pustaka. 2016

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Balai Pustaka. 2008

Abbas, S.R.S. . Kamus Peribahasa. Bandung: Angkasa.1987

Shadily, John M. Echols dan Hassan. Kamus Inggris – Indonesia. 1996

Kridalaksana, Harimutri. Kamus Linguistik . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.1993

Yaqut, Ahmad Sulaiman. Fi ilm al-lughoh al-taqabuly. Dirasah Tarbiyyah. Iskandariyyah : Daral-
ma’rifah al-jami’iyyah. 1983

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa. 2009

Parera, Jos Daniel. Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa , Analisis Kontrastif
Antar bahasa dan Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Erlangga. 1997

https://www.pelajaran.co.id/2017/21/pengertian-peribahasa-jenis-jenis-dan-contoh-
peribahasa.html
https://www.renesia.com/pengertian-peribahasa/
(http://www.kompasiana.com/khasanashari/mengenal-enambahasa-resmi-
pbb_5519a15ba333114819b659b0;
diaksses tanggal 21 November 2016).
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/06/pengertian-peribahasa-jenis-jenis-ciri-ciri-
dan-contoh-peribahasa-terlengkap.html
https://pasberita.com/pengertian-ciri-macam-contoh-peribahasa/
https://nimbailmuhalal.wordpress.com/2016/05/03/first-blog-post/
https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Peribahasa

11
12

Anda mungkin juga menyukai