Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Al-Qadaya al-Lughowiyah (Problematika Kebahasaan)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. D. Hidayat
Disusun oleh:
Ahmad Alfaruq
NIM: 21420061
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah
memberikan rahmat, anugerah serta nikmat-Nya yang tak terhingga, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Al-Qadaya al-Lughowiyah (Problematika
Kebahasaan) ini. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Baginda Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa salam yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang mulia yaitu
Islam.
Suatu kebanggaan bagi kami sebagai penulis, untuk menyelesaikan makalah Al-Qadaya
al-Lughowiyah (Problematika Kebahasaan) sebagai wujud kontribusi dalam pengembangan
wawasan ilmu pengetahuan di jenjang perkuliahan. Melalui makalah ini, kami berusaha
menuangkan ide-ide serta memaparkan berbagai permasalahan komplikasi berdasarkan referensi
dari berbagai buku.
Terlepas dari semua itu, sepenuhnya kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
makalah ini dapat segera diperbaiki.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat serta
menambah wawasan keilmuan khususnya bagi penulis dan para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
“Manusia berbahasa ibarat burung bersayap”, demikian kata George H. Lewis. Bahasa
tak terlepas dari hakikat keberadaan manusia karena itulah yang menjadi piranti komunikasi
antar manusia. Bahasa adalah serangkaian bunyi yang digunakan sebagai alat komunikasi atau
lambang dari serangkaian bunyi yang membentuk arti tertentu 1. Bahasa merupakan alat
komunikasi, identitas, serta alat pemersatu bangsa 2. Noam Chomsky, bapak Linguistik dunia,
menyebutkan bahwa jika kita mempelajari bahasa maka pada hakikatnya kita sedang
mempelajari esensi manusia, yang menjadikan keunikan manusia itu sendiri. Bahasa dikatakan
menjadi keunikan yang mencirikan manusia dan membedakannya dengan makhluk hidup
lainnya.
Jika membicarakan bahasa kita tidak akan lepas dari mendengar, berbicara dan menulis.
Tapi agar kita memahami suatu bahasa kita memerlukan suatu kajian yang membahas ilmu yang
mempelajari bahasa-bahasa tersebut yaitu yang dinamakan dengan ilmu lughah atau linguistik
atau bisa disebut juga ilmu bahasa dalam bahasa Indonesia.
Ilmu lughah merupakan ilmu yang membahas bahasa secara ilmiah. Contohnya dalam
ilmu lughah dibahas tentang kaidah-kaidah membaca dan menulis. Salah satu contohnya adalah
tentang i’rob dan bina dalam suatu kalimat dalam bahasa Arab.
Bagi pemerhati atau pengajar bahasa Arab, ilmu lughah atau linguistik ini sangat perlu
dipahami dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang kebahasaan. Dalam
makalah ini penulis mencoba untuk memberikan kajian tentang ilmu lughah dan objek-objek
yang ada di dalamnya sesuai dengan petunjuk dosen pengampu.
1
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka Cet. 17, 2002,) h. 156
2
Abdul Chaer dan Leoni Agustina, Sosiolinguistik; Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 17.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata ‘ilmu al-lughah (اللغة )علم, terdiri dari dua kata; ‘ilm ( )علمdan lughah (
)اللغة. Secara etimologis, ‘ilm ( )علمberarti ‘ilmu’, dan lughah ( )لغةberarti bahasa. Jadi
secara etimologis ‘ilmu al-lughah (اللغ ة )علم adalah merupakan ilmu bahasa atau
masing diderivasi dari nomina lisan ( )لس انlidah atau bahasa. Sedangkan istilah
lughawiyat ( )اللغوي ات, diderivasi dari nomina lughah ( )لغ ةyaitu bahasa. Morfem
(sufiks) yat ( )ياتyang melekat pada akhir kata-kata itu bermakna ‘mengenai/tentang’
dan menunjukkan makna ‘ilmu’ (keilmuan) sebagai akibat dari penisbatan. Ketiga
istilah tersebut (lisaniyat, alsuniyah, dan lughawiyat) merupakan istilah lain yang
makna dan pemakaiannya sepadan dengan istilah ‘ilmu al-lughah3.
Secara terminologis, ‘ilmu al-lughah oleh linguis Arab didefinisikan sebagai
berikut:
فيدرسها من ناحية وصفية وتارخيية و مقارنة، و يتخذها موضوعا له،هو العلم الذي يبحث يف اللغة
“Ilmu al-lughah adalah ilmu yang mengkaji bahasa untuk bahasa, baik secara
sinkronis, diakronis, maupun komparatif.”
بعيدا عن النزعة،العلم الذي يدرس اللغة اإلنسانية دراسة علمية تقوم على الوصف و معاينة الوقائع
“Ilmu yang mengkaji bahasa secara ilmiyah dan berdasar pada metode deskriptif
guna mengungkap fakta kebahasaan secara apa adanya tanpa melibatkan unsur
preskriptif.”
3
https://jualgrating.wordpress.com/2012/07/16/konsep-linguistik-dan-ruang-lingkupnya
2
Ilmu al-Lughah (linguistik) menurut Fahmi Hijzy, seorang ahli bahasa Arab,
memberikan pengertian sebagai ilmu yang membahas tentang hakikat dan fenomena
bahasa dengan pembahasan secara ilmiah4. Pendapat ini sejalan dengan batasan yang
dikemukakan oleh ]hon Lyons bahwa linguistik adalah pengkajian bahasa secara
ilmiah, yaitu penyelidikan bahasa melalui pengamatan-pengamatan yang teratur dan
secara empiris dapat dibuktikan benar atau tidaknya serta mengacu pada suatu teori
umum tentang struktur bahasa. dalam bahasa arab dikenal dengan Ilmu al-Lughah,
dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Ilmu Bahasa, dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah linguistics. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa
ilmu al-lughah merupakan salah satu ilmu yang berurusan dengan bahasa sebagai
objek pengkajian5.
Sedangkan menurut Chaedar Al-Wasilah di dalam bukunya linguistik suatu
pengantar yang dikutip dari Saussure, bahasa dibedakan dengan tiga istilah yaitu:
langage, langue dan parole. Langage adalah satu kemampuan berbahasa yang ada pada
setiap manusia yang sifatnya pembawaan, tetapi pembawaan ini mesti dikembangkan
dengan lingkungan yang menunjang. Ringkasnya langage adalah bahasa pada
umumnya. Orang bisu pun sama memiliki langage ini namun karena ada gangguan
fisiologis maka ia tidak bisa berbicara dengan normal. Langue adalah sesuatu
kemampuan berbahasa dengan pembawaan yang telah membatin pada setiap manusia
yang bersifat abstrak dan tertentu pada satu bahasa.Sedangkan parole adalah ujaran
seseorang, yaitu apa yang diucapkan dan apa yang didengar oleh pihak penanggap
ujaran yang bersifat pribadi, dinamis, lincah, social dan terjadi pada waktu, tempat dan
suasana tertentu.Objek kajian ilmu al-lughah ini sendiri adalah lughah (bahasa) yang
akan memudahkan hal-hal yang menjadi metode pengkajian dan hal hal yang terkait
dengan metode-metode tersebut
4
Ade Nandang dan Abdul Kosim, Pengantar Linguistik Arab (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), hal 2
5
Jabal Nur Karim, Metode Pengkajian Ilmu Bahasa. Shautut Tarbiyah. Vol. 22 No. XV, November 20, hal. 6
3
2. Linguistik historik disebut juga linguistik diakronik yaitu cabang linguistik yang
mempelajari perkembangan sejarah bahasa tertentu
3. Linguistik komparatif yaitu studi perbandingan antara bahasa-bahasa serumpun
dan perkembangan-perkembangan sejarah satu bahasa
4. Linguistik deskriftif yaitu memberikan deskripsi (pemerian) dan analisis bahasa.
Objek kajian dari ilmu al-lughah (linguistik) dan juga termasuk cabang dari
linguistik teoritis adalah sebagai berikut:
Fonologi menurut bahasa berasal dari kata fon (bunyi) dan logi (ilmu).
Menurut istilah fonologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari bunyi
bahasa secara umum menurut fungsi. Misalnya, kata pola yang membedakan /o/ dan
/u/ pula, kata panic yang membedakan /c/ dan /t/ panti6.
Fonologi mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misalnya dalam bahasa Inggris,
ada gugus konsonan yang secara alami sulit diucapkan oleh penutur asli bahasa
Inggris karena tidak sesuai dengan sistem fonologis bahasa Inggris, namun gugus
konsonan tersebut mungkin dapat dengan mudah diucapkan oleh penutur asli bahasa
lain yang sistem fonologisnya terdapat gugus konsonan tersebut. Contoh sederhana
adalah pengucapan gugus ‘ng’ pada awal kata, hanya berterima dalam sistem
fonologis bahasa Indonesia, namun tidak berterima dalam sistem fonologis bahasa
Inggris. Kemaknawian utama dari pengetahuan akan sistem fonologi ini adalah dalam
pemberian nama untuk suatu produk, khususnya yang akan dipasarkan di dunia
internasional. Nama produk tersebut tentunya akan lebih baik jika disesuaikan dengan
sistem fonologis bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional.
4
zat apa yang dapat bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu
yang efektif; sama halnya seorang ahli linguistik bahasa Inggris perlu memahami
imbuhan apa yang dapat direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan
kata yang benar. Misalnya akhiran -¬en dapat direkatkan dengan kata sifat dark untuk
membentuk kata kerja darken, namun akhiran -¬en tidak dapat direkatkan dengan kata
sifat green untuk membentuk kata kerja. Alasannya tentu hanya dapat dijelaskan oleh
ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa boleh saja langsung menggunakan kata
tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui
oleh ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat
flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya.
7
Yeni Ramdiani, “Sintaksis Bahasa Arab”. El-Hakim. Vol. VIII. No. 1, Januari-Juni 2014, hal. 115
5
bahwa dalam bahasa Inggris, setiap kata yang memiliki suku kata ‘pl’ memiliki arti
sesuatu yang datar sehingga tidak cocok untuk nama produk/benda yang cekung. Ahli
semantik juga dapat membuktikan suku kata apa yang cenderung memiliki makna
yang negatif, sehingga suku kata tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai nama
produk asuransi. Sama halnya dengan seorang dokter yang mengetahui antibiotik apa
saja yang sesuai untuk seorang pasien dan mana yang tidak sesuai.
1. Psikolinguistik
8
Yendra (2018). Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Sleman: Deepublish. hlm. 54. ISBN 978-602-453-782-1.
9
Alwasilah, A. Chaedar (2005). Pengantar Metodologi Penelitian Linguistik Terapan (PDF). Jakarta: Pusat
Bahasa. hlm. 7–8. ISBN 979-685-512-7.
6
Psikolinguistik merupakan ilmu multidisiplin yang menggabungkan antara
psikologi dan linguistik. Nama lainnya adalah psikologi bahasa atau psikologi
linguistik. Psikolinguistik membahas kondisi psikologi dari individu selama
penuturan suatu bahasa. Kajian psikolinguistik berkaitan dengan performansi
beberapa kompetensi bahasa yang ada pada psikologi dan linguistik. Kesamaan
kompetensi dinilai dari objek materi formal yaitu bahasa. Psikolinguistik mengkaji
perilaku berbahasa dari struktur bahasa yang digunakan. Psikolinguistik telah
berkembang dan memunculkan beberapa disiplin ilmiah lainnya, antara lain yaitu
psikolinguistik teoretis, psikolinguistik perkembangan, psikolinguistik pendidikan,
neuropsikolinguistik, psikolinguistik eksperimental dan psikolinguistik terapan10.
2. Sosiolinguistik
3. Etnolinguistik
7
satu dengan yang lainnya. Tujuannya untuk mengetahui bahasa yang paling awal dari
kumpulan bahasa tersebut. Bahasa paling awal ini merupakan bahasa yang terus
mengalami perkembangan di dalam masyarakat. Sumbangsih etnolinguistik
khususnya pada penelitian budaya manusia dalam antropologi yang berkaitan dengan
struktur sosial dan perilaku sosial manusia12.
4. Neurolinguistik
5. Linguistik komputasi
6. Linguistik forensik
8
terhadap suatu pidato, iklan, presentasi, maupun penuturan langsung. Sementara pada
bahasa tulisan, analisa dilakukan terhadap konteks tulisan pada buku dan status atau
percakapan pada media sosial15.
7. Linguistik edukasional
8. Leksikografi
9
Kajian dengan menggunakan pendekatan ini dirasakan tidak mendapatkan gambaran
yang jelas mcngenai kajian suatu bahasa atau dialek tertentu secara teliti dan ilmiah.
Kemudian dating seorang peneliti, yaitu Ferdinand de Saussure menetapkan
penelitian bahasa secara deskriptif18.
2. Historis
3. Komparatif
10
ditemukannya persamaan-persamaan antara bahasa-bahasa tersebut, baik persamaan
dalam aspek bunyi, bentuk, struktur, rnaupun dalam mufradat. Adanya persamaan
antara bahasa-bahasa tersebut ini berarti menunjukkan bahwa pada awalnya bahasa
tersebut berasal dari satu bahasa.
Para peneliti menemukan persamaan antara bahasa Hindia, Iran, dan Eropa
sehingga rnereka menganggap bahwa bahasa-bahasa tersebut berasal dari satu bahasa
yang mereka sebut dengan Eropa Kuno (Proto-Jndoeuropean). Begitu juga para
peneliti menemukan adanya persamaan antara bahasa Arab, Ibrani, Faniqi, Akkadia,
dan bahasa Habsyi. Dari persamaan yang ada, mereka menyimpulkan bahwa bahasa-
bahasa ini punya satu rumpun19.
E. Tujuan dan Manfaat Ilmu Lughah
Tujuan ilmu al-lughah ini untuk memberikan pedoman dalam percakapan,
pidato, surat-menyurat dll. Sehingga seseorang dapat berkata-kata dengan baik dan
menulis dengan baik. Sedangkan tujuan kita mempelajari Ilmu Lughah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk memahami hakikat, fenomena bahasa, dan unsur-unsur yang menyusun
bahasa tersebut.
2. Untuk memahami fungsi bahasa yang digunakan dalam kehidupan umat manusia.
3. Untuk memahami kaitan ilmu bahasa dengan fenomena maupun aspek kehidupan,
seperti aspek sosial, kejiwaan, sejarah, geografi, ilmu alam, psikologi, biologi,
antropologi dll.
4. Untuk memahami model-model perkembangan bahasa di berbagai kalangan
masyarakat dan bangsa serta dalam berbagai masa atau zaman.
5. Untuk menyingkap kaidah-kaidah yang menyusun bahasa untuk mudah dipahami.
Tujuan ke-5 ini merupakan tujuan mendasar dalam mempelajari ilmu lughah
.Adapun manfaat dari ilmu lughah itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Dapat berkomunikasi dengan bahasa yang lancar dan logis
2. Dapat memahami perkataan orang lain
3. Menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi yang tidak dapat memutuskan suatu
tali persaudaraan20.
19
https://www.academia.edu/49336535/Ilmu_Lughah_1
20
Ibid.
11
BAB III
KESIMPULAN
1. Kata ‘ilmu al-lughah (اللغ ة )علم, terdiri dari dua kata; ‘ilm ( )علمdan lughah ()اللغ ة.
Secara etimologis, ‘ilm ( )علمberarti ‘ilmu’, dan lughah ( )لغ ةberarti bahasa. Jadi
secara etimologis ‘ilmu al-lughah (اللغ ة )علم adalah merupakan ilmu bahasa atau
DAFTAR PUSTAKA
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka Cet.
17, 2002,)
Abdul Chaer dan Leoni Agustina, Sosiolinguistik; Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004)
https://jualgrating.wordpress.com/2012/07/16/konsep-linguistik-dan-ruang-lingkupnya
Ade Nandang dan Abdul Kosim, Pengantar Linguistik Arab (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018)
Jabal Nur Karim, Metode Pengkajian Ilmu Bahasa. Shautut Tarbiyah. Vol. 22 No. XV
Prosiding “Internasional, Islam, Literasi dan Budaya Lokal”. Kumpulan Karya Ilmiah
yang telah diseminarkan dalam konferensi, UIN Alauddin Makassar
12
Yeni Ramdiani, “Sintaksis Bahasa Arab”. El-Hakim. Vol. VIII. No. 1
Yendra (2018). Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Sleman: Deepublish. hlm. 54.
Alwasilah, A. Chaedar (2005). Pengantar Metodologi Penelitian Linguistik Terapan.
Jakarta: Pusat Bahasa. hlm. 7–8.
Harras , K. A., dan Bachari, A. D. (2009). Dasar-Dasar Psikolinguistik. UPI Press.
hlm. 5.
Fradana, A. N., dan Suwarta, N. (2020). Rezania, Vanda, ed. Buku Ajar Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Sidoarjo: Umsida Press. hlm. 7.
Nurmansyah, G., Rodliyah, N., dan Hapsari, R. A. (2019). Pengantar Antropologi:
Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi. Bandar Lampung: AURA. hlm. 9
Indah, Rohmani Nur (2017). Gangguan Berbahasa: Kajian Pengantar. Malang: UIN-
MALIKI Press. hlm. 81.
Rokhman, F., dan Surahmat (2019). Azzahrah, Faatimah, ed. Linguistik Disruptif:
Pendekatan Kekinian Memahami Perkembangan Bahasa. Jakarta: Bumi Aksara.
hlm. 49.
Kuntarto, Niknik M. (2021). Selisik Linguistik Forensik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. hlm. 14.
Luthfi, Khabibi Muhammad (2020). Sya'roni, I., dan Musyrifa, F. A., ed. Epistemologi
Naḥwu (Pedagogis) Modern. Sleman: Zahir Publishing. hlm. 30.
Setiawan, Teguh (2015). Leksikografi. Yogyakarta: Penerbit Ombak. hlm. 2
Lihat F. dA- Saussure, Coo/S de Lingulstlque Getlerofe Paris. 1916
https://www.academia.edu/49336535/Ilmu_Lughah_1
13